Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan
bertanggung jawab.
Pasal 17
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
PASAL 23 UU N0 25 TAHUN 2009
Penyelenggara (Pelayanan Publik) berkewajiban mengelola
sistem informasi yang terdiri atas sistem informasi
elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya meliputi:
a. profil penyelenggara;
b. profil pelaksana;
c. standar pelayanan;
d. maklumat pelayanan;
e. pengelolaan pengaduan; dan
f. penilaian kinerja
PERMENKES 75 TAHUN 2014
TENTANG PUSKESMAS
Pasal 30
(1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan surat
permohonan registrasi Puskesmas kepada Menteri sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28 dengan melampirkan:
a. fotokopi izin Puskesmas;
b. profil Puskesmas;
terakhir;
d. surat keputusan dari Bupati/Walikota terkait kategori
Puskesmas; dan
e. rekomendasi dinas kesehatan provinsi.
LANJUTAN PMK NO 75 TAHUN 2014
Pasal 43
(1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi
Puskesmas.
(2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diselenggarakan secara eletronik atau non elektronik.
(3) Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:
a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b. survei lapangan;
c. laporan lintas sektor terkait; dan
d. laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
LANJUTAN PMK NO 75 TAHUN 2014
Pasal 44
(1) Sistem Informasi Puskesmas merupakan bagian dari sistem informasi
kesehatan kabupaten/kota.
(2) Dalam menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas, Puskesmas
wajib menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara berkala
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
(3) Laporan kegiatan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan sumber data dari pelaporan data kesehatan prioritas yang
diselenggarakan melalui komunikasi data.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Puskesmas
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
REVISI SP2TP/SP3/SIMPUS
SP3
1994
Pusdatin Berbagai
(Jabar upaya
dan review
Banten) kurang
Pra kompre-
SP2TP hensif
SP2TP Revisi
Kepmenkes SP2TP
63/1981 SP2TP/
SIMPUS menuju SIP
Kep Dirjen (sesuai
Binkesmas PMK
590/1996 75/2014)
PEMBENAHAN SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
Orang
Penyakit Menular, Tidak Menular, Penyakit Tropis Standar Dataset dan Metadata/HDD
Tanda dan Gejala Penyusunan Standar yang disusun tidak hanya untuk
JKN dan Integrasi Sistem Informasi Puskesmas Puskesmas tetapi juga untuk
Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang METADATA (Health Data Dictionary)
Fasyankes lainnya (RS, dll)
Penatalaksanaan Medis KaTa-hatI: idn-hdd.kemkes.go.id
Gizi
Dilakukan selama 2
tahun (2010-2011)
telah selesai revisi
telah mengembangkan
SIMPUS (SP2TP/SP3)
aplikasi SI Puskesmas
dalam kerangka Inventarisasi Data elektronik (SIKDAGen modul
PMK 75/2014 bersumber dari Puskesmas) yang
• Kartu
• Register Puskesmas implementasi di sejumlah
kab/kota
• Laporan
Pusdatin sdh
bekerja selama 2
tahun (2009-2010)
MENGAPA DIREVISI?
Perkembangan
Kebutuhan Data
dan Fragmentasi
Data Pergeseran
Perkembangan peran dan fungsi
kesehatan dan Puskesmas
sistem kesehatan (PMK 75 tahun
2014)
Perubahan
Tidak
tatanan
pemerintahan
up to Perkembangan
IPTEK
date
REVISI
SP2TP/SP3
/SIMPUS
Peta Jalan Implementasi SIP, 2015 -2019
Implementasi di Puskesmas
2016
Batang Lampiran I
Tubuh Pencatatan
Lampiran III
Lampiran II
Pemanfaatan
Pelaporan
Data
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIP)
Pengaturan Sistem Informasi Puskesmas bertujuan untuk:
mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas yang
terintegrasi;
menjamin ketersediaan data dan informasi yang berkualitas,
Lingkup pengaturan
Pencatatan di Puskesmas dan pelaporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
PENYELENGGARAAN SIP
Sistem Informasi Puskesmas wajib diselenggarakan oleh Puskesmas
mencakup:
pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
survei lapangan;
pelaporan lintas sektor terkait; dan
pelaporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Data yang dihasilkan wajib dilakukan pembersihan, validasi, dan
pengelompokan data sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung
manajemen Puskesmas.
PENCATATAN
Setiap pelaksana kegiatan Puskesmas dan jaringannya wajib
melakukan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan yang dilaksanakan,
yang meliputi:
data dasar
identitas Puskesmas;
wilayah kerja Puskesmas;
sumber daya Puskesmas; dan
sasaran program.
data program.
upaya kesehatan masyarakat esensial;
upaya kesehatan masyarakat pengembangan; dan
upaya kesehatan perseorangan.
PENCATATAN (2)
Pencatatan menggunakan instrumen yang meliputi:
kartu;
formulir; dan/atau
register.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan
penambahan muatan data dalam instrumen
pencatatan sesuai dengan kebutuhan program pada
masing-masing daerah.
PELAPORAN
Setiap Puskesmas wajib melaporkan kegiatan dan hasil
kegiatan yang dilaksanakan kepada Kepala Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang disusun berdasarkan pencatatan
kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas dan jaringannya.
Laporan Puskesmas dan jaringannya terdiri atas
laporan data dasar dilakukan secara rutin setiap tahun
PERMENKES NO 43 TAHUN
2016
SPM PERMENKES NO 43 TH 2016
NO JENIS MUTU LAYANAN PENERIMA PERNYATAAN STANDAR/SPM TAR GET
LAYANAN DASAR LAYANAN DASAR (%)
DASAR
1 Pelayanan Sesuai standar Ibu hamil. Setiap ibu hamil mendapatkan 100
kesehatan ibu pelayanan pelayanan antenatal sesuai
hamil antenatal. standar.
2 Pelayanan Sesuai standar Ibu bersalin. Setiap ibu bersalin 100
kesehatan ibu pelayanan mendapatkan pelayanan
bersalin persalinan. persalinan sesuai standar.
3 Pelayanan Sesuai standar Bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir 100
kesehatan bayi pelayanan mendapatkan pelayanan
baru lahir kesehatan bayi kesehatan sesuai standar.
baru lahir.
4 Pelayanan Sesuai standar Balita. Setiap balita mendapatkan 100
kesehatan pelayanan pelayanan kesehatan sesuai
balita kesehatan balita. standar.
SPM PERMENKES NO 43 TH 2016
NO JENIS MUTU LAYANAN PENERIMA PERNYATAAN STANDAR/SPM TAR GET
LAYANAN DASAR LAYANAN DASAR (%)
DASAR
5 Pelayanan Sesuai standar Anak pada usia Setiap anak pada usia 100
kesehatan pada skrining pendidikan dasar. pendidikan dasar
usia pendidikan kesehatan usia mendapatkan skrining
dasar pendidikan kesehatan sesuai standar.
dasar.
6 Pelayanan Sesuai standar Warga Negara Setiap warga negara Indonesia 100
kesehatan pada skrining Indonesia usia 15 usia 15 s.d. 59 tahun
usia produktif kesehatan usia s.d. 59 tahun. mendapatkan skrining
produktif. kesehatan sesuai standar.
7 Pelayanan Sesuai standar Warga Negara Setiap warga negara Indonesia 100
kesehatan pada skrining Indonesia usia 60 usia 60 tahun ke atas
usia lanjut kesehatan usia tahun ke atas. mendapatkan skrining
lanjut. kesehatan sesuai standar.
8 Pelayanan Sesuai standar Penderita Setiap penderita hipertensi 100
kesehatan pelayanan hipertensi. mendapatkan pelayanan
penderita kesehatan kesehatan sesuai standar.
hipertensi penderita
hipertensi.
SPM PERMENKES NO 43 TH 2016
NO JENIS MUTU LAYANAN PENERIMA PERNYATAAN STANDAR/SPM TAR GET
LAYANAN DASAR LAYANAN DASAR (%)
DASAR
9 Pelayanan Sesuai standar Penderita Setiap penderita Diabetes 100
kesehatan pelayanan Diabetes Melitus. Melitus mendapatkan
penderita kesehatan pelayanan kesehatan sesuai
Diabetes penderita standar.
Melitus Diabetes Melitus.
10 Pelayanan Sesuai standar Orang dengan Setiap orang dengan gangguan 100
Kesehatan pelayanan gangguan jiwa jiwa (ODGJ) berat
orang dengan kesehatan jiwa. (ODGJ) berat. mendapatkan pelayanan
gangguan jiwa kesehatan sesuai standar.
berat
11 Pelayanan Sesuai standar Orang dengan TB. Setiap orang dengan TB 100
kesehatan pelayanan mendapatkan pelayanan TB
orang dengan kesehatan TB. sesuai standar.
TB
12 Pelayanan Sesuai standar Orang berisiko Setiap orang berisiko terinfeksi 100
kesehatan mendapatkan terinfeksi HIV (ibu HIV (ibu hamil, pasien TB,
orang dengan pemeriksaan hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender,
risiko terinfeksi HIV. pasien IMS, pengguna napza, dan warga
HIV waria/transgende binaan lembaga
r, pengguna pemasyarakatan) mendapatkan
napza, dan warga pemeriksaan HIV sesuai
binaan lembaga standar.
pemasyarakatan).
LANGKAH KEGIATAN
1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendataan ibu hamil
2. Pemeriksaan kehamilan
3. Pemberian Buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan ANC jika diperlukan
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
f) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan;
g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan ibu bersalin
2) Pelayanan persalinan
3) Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
4) Pencatatan dan pelaporan
5) Rujukan pertolongan persalinan jika diperlukan
STANDAR PELAYANAN PERSALINAN
Persalinan normal tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
Persalinan dengan komplikasi mengikuti acuan dari
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Rujukan.
3.PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan bayi baru lahir
Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan Balita 0-59 bulan
Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan kelas 7
2) Pra penjaringan:
a) informed consent
b) KIE
Langkah-langkah Kegiatan
1) Skrining faktor risiko PTM dan gangguan mental emosional dan perilaku
2) Konseling tentang faktor risiko PTM dan gangguan mental emosional dan
perilaku
3) Pelatihan teknis petugas skrining kesehatan bagi tenaga kesehatan dan
petugas pelaksana (kader) Posbindu PTM
4) Penyediaan sarana dan prasarana skrining (Kit Posbindu PTM)
5) Pelatihan surveilans faktor risiko PTM berbasis web
6) Pelayanan rujukan kasus ke Faskes Tingkat Pertama
7) Pencatatan dan pelaporan faktor risiko PTM
8) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN PADA
USIA PRODUKTIF
(7) Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun.
7. PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA LANJUT
Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan lansia
Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan penderita hipertensi menurut wilayah kerja FKTP
2) Melakukan skrining faktor risiko hipertensi untuk seluruh pasien di FKTP
3) Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa edukasi tentang diet
makanan dan aktivitas fisik, serta terapi farmakologi
4) Melakukan rujukan ke FKRTL untuk pencegahan komplikasi
5) Pelatihan teknis pelayanan kesehatan tentang hipertensi bagi tenaga
kesehatan, termasuk pelatihan surveilans faktor risiko hipertensi berbasis web
6) Penyediaan peralatan kesehatan hipertensi
7) Penyediaan obat hipertensi
8) Pencatatan dan pelaporan
9) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI
Langkah-langkah Kegiatan
1) Melakukan pendataan penderita DM menurut wilayah kerja FKTP
2) Melakukan skrining faktor risiko DM untuk seluruh pasien di FKTP
3) Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa edukasi tentang diet
makanan dan aktivitas fisik, serta terapi farmakologi
4) Melakukan rujukan ke FKRTL untuk pencegahan komplikasi
5) Pelatihan teknis pelayanan kesehatan tentang DM bagi tenaga kesehatan,
termasuk pelatihan surveilans DM berbasis web
6) Penyediaan peralatan kesehatan DM, termasuk HbA1C
7) Penyediaan obat DM
8) Pencatatan dan pelaporan
9) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES
MELITUS (DM)
b) Aktifitas fisik
d) Intervensi farmakologis
Langkah-langkah Kegiatan
1) Penyediaan materi KIE Keswa, Pedoman dan Buku
Kerja Kesehatan Jiwa
2) Peningkatan pengetahuan SDM
3) Penyediaan form pencatatan dan pelaporan
4) Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat di Puskesmas
5) Pelaksanaan kunjungan rumah (KIE keswa dan
dukungan psikososial)
6) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN
GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT
Langkah-langkah Kegiatan
1) Peningkatan Kapasitas SDM TB
2) Promosi/Penyuluhan dan Penyediaan Media KIE TB
3) Pelayanan dan pemeriksaan TB dalam gedung dan luar gedung
4) Rujukan kasus TB dengan penyulit termasuk TB resistan Obat kepada
fasilitas kesehatan tingkat lanjut
5) Jejaring dan kemitraan pelayanan TB
6) Pemantapan mutu layanan labotatorium TB untuk penegakan diagnosis
TB
7) Pencatatan dan pelaporan TB melalui penyediaan Formulir pencatatan
dan pelaporan
8) Monitoring dan Evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN
TUBERKULOSIS (TB)
Langkah-langkah Kegiatan
1) Pemetaan kelompok sasaran
2) Penyiapan SDM
3) Promosi/penyuluhan
4) Jejaring kerja dan kemitraan
5) Sosialisasi
6) Pemeriksaan HIV
7) Rujukan kasus HIV untuk mendapatkan pengobatan ARV
8) Pencatatan dan pelaporan
9) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN RISIKO
TERINFEKSI HIV
83A POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 0 - < 1 Tahun BIDANG YANKES,
SP3
83B POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 1 - 4 TAHUN BIDANG YANKES,
SP3
83C POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 5 - 14 TAHUN BIDANG YANKES,
SP3
83D POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 15 - 44 BIDANG YANKES,
TAHUN SP3
83E POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 45 - > 75 BIDANG YANKES,
TAHUN SP3
83F POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS SEMUA GOLONGAN BIDANG YANKES,
UMUR SP3
84A POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 0 < 1 SARKES SWASTA
TAHUN
84B POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 1 - 4 SARKES SWASTA
TAHUN
84C POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 5 - 14 SARKES SWASTA
TAHUN
84D POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 15 - 44 SARKES SWASTA
TAHUN
84E POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 45 - > 75 SARKES SWASTA
TAHUN
84F POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA SEMUA SARKES SWASTA
GOLONGAN UMUR
85A POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT INAP DI SARKES SWASTA UMUR 0 - < 1 SARKES SWASTA
TAHUN
CATATAN
Tabel profil tersebut sesuai dengan Juknis Profil
Kesehatan Tahun 2013 edisi revisi
Belum semua data program kesehatan terdapat dalam
tabel profil kesehatan
Kebutuhan lokal kabupaten dapat diakomodir dengan
tabel yang sejenis misal tabel 5A penyebab kematian bayi
dan balita, tabel 6A penyebab kematian ibu
Usulan Pengelola program kab berkaitan tabel tambahan
ditunggu sore ini atau besok pagi sebelum rapat dengan
puskesmas