Anda di halaman 1dari 65

PENYUSUNAN PROFIL PUSKESMAS DALAM

RANGKA IMPLEMENTASI PERMENKES NO.


75/2014
PROFIL KESEHATAN
 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang SARKES SWASTA
 Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
 Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
 Permenkes RI No 92 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data
dalam Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi
 Permenkes RI No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri Dokter
Gigi
 Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Di Kabupaten/Kota pengganti Permenkes Nomor 741 /Menkes/Per/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota
 Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
 Permenkes Nomor 46 Tahun 2016 tentang Sistem Informasi Puskesmas
 Kepmenkes dan Kesos RI Nomor 582 tahun 2001 tentang Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota.
 Kepmenkes RI Nomor 1797 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota
 Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2013 edisi revisi
 Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan Pemerintah Kabupaten Purwakarta
 SK Kepala Dinas Kesehatan Nomor 050.1 / 052.A / DINKES/ 2012 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Di Dinas Kesehatan Kabupaten
Purwakarta Tahun 2011-2015
UU NO 36 TAHUN 2009

Pasal 7
 Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan
bertanggung jawab.
Pasal 17
 Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
PASAL 23 UU N0 25 TAHUN 2009
 Penyelenggara (Pelayanan Publik) berkewajiban mengelola
sistem informasi yang terdiri atas sistem informasi
elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya meliputi:
a. profil penyelenggara;
b. profil pelaksana;
c. standar pelayanan;
d. maklumat pelayanan;
e. pengelolaan pengaduan; dan
f. penilaian kinerja
PERMENKES 75 TAHUN 2014
TENTANG PUSKESMAS

Pasal 30
(1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan surat
permohonan registrasi Puskesmas kepada Menteri sebagaimana
dimaksud dalam pasal 28 dengan melampirkan:
 a. fotokopi izin Puskesmas;

 b. profil Puskesmas;

 c. laporan kegiatan Puskesmas sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan

terakhir;
 d. surat keputusan dari Bupati/Walikota terkait kategori

Puskesmas; dan
 e. rekomendasi dinas kesehatan provinsi.
LANJUTAN PMK NO 75 TAHUN 2014
 Pasal 43
(1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi
Puskesmas.
(2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diselenggarakan secara eletronik atau non elektronik.
(3) Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:
a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b. survei lapangan;
c. laporan lintas sektor terkait; dan
d. laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
LANJUTAN PMK NO 75 TAHUN 2014
 Pasal 44
(1) Sistem Informasi Puskesmas merupakan bagian dari sistem informasi
kesehatan kabupaten/kota.
(2) Dalam menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas, Puskesmas
wajib menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara berkala
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
(3) Laporan kegiatan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan sumber data dari pelaporan data kesehatan prioritas yang
diselenggarakan melalui komunikasi data.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Puskesmas
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
REVISI SP2TP/SP3/SIMPUS
SP3
1994
Pusdatin Berbagai
(Jabar upaya
dan review
Banten) kurang
Pra kompre-
SP2TP hensif

SP2TP Revisi
Kepmenkes SP2TP
63/1981 SP2TP/
SIMPUS menuju SIP
Kep Dirjen (sesuai
Binkesmas PMK
590/1996 75/2014)
PEMBENAHAN SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
Orang
Penyakit Menular, Tidak Menular, Penyakit Tropis Standar Dataset dan Metadata/HDD
Tanda dan Gejala Penyusunan Standar yang disusun tidak hanya untuk
JKN dan Integrasi Sistem Informasi Puskesmas Puskesmas tetapi juga untuk
Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang METADATA (Health Data Dictionary)
Fasyankes lainnya (RS, dll)
Penatalaksanaan Medis KaTa-hatI: idn-hdd.kemkes.go.id
Gizi

Pembenahan Penyusunan Standar Pengembangan


Sistem Informasi DATASET Sistem Informasi
Puskesmas Sistem Pencatatan dan Puskesmas
nonElektronik Pelaporan Puskesmas Elektronik

Dilakukan selama 2
tahun (2010-2011)
telah selesai revisi
telah mengembangkan
SIMPUS (SP2TP/SP3)
aplikasi SI Puskesmas
dalam kerangka Inventarisasi Data elektronik (SIKDAGen modul
PMK 75/2014 bersumber dari Puskesmas) yang
• Kartu
• Register Puskesmas implementasi di sejumlah
kab/kota
• Laporan
Pusdatin sdh
bekerja selama 2
tahun (2009-2010)
MENGAPA DIREVISI?
Perkembangan
Kebutuhan Data
dan Fragmentasi
Data Pergeseran
Perkembangan peran dan fungsi
kesehatan dan Puskesmas
sistem kesehatan (PMK 75 tahun
2014)

Perubahan
Tidak
tatanan
pemerintahan
up to Perkembangan
IPTEK
date

REVISI
SP2TP/SP3
/SIMPUS
Peta Jalan Implementasi SIP, 2015 -2019

1. Review SP2TP lama


2. Perumusan SP2TP
revisi
3. Lokakarya 2019
4. Pelatihan di daerah
uji-coba Implementasi di
5. Uji-coba 2018 Puskesmas
6. Perumusan NSPK
7. Finalisasi pedoman/ Implementasi di Puskesmas
lampiran RPMK SIP 2017

Implementasi di Puskesmas
2016

2015 - Penetapan Permenkes SIP


- Sosialisasi dan Pelatihan
2015
PMK NO 46 TAHUN 2016 TENTANG
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIP)
PMK NO 46 TAHUN 2016 TENTANG SIP

Batang Lampiran I
Tubuh Pencatatan

Lampiran III
Lampiran II
Pemanfaatan
Pelaporan
Data
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIP)
Pengaturan Sistem Informasi Puskesmas bertujuan untuk:
 mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas yang

terintegrasi;
 menjamin ketersediaan data dan informasi yang berkualitas,

berkesinambungan, dan mudah diakses;


 meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya melalui penguatan manajemen Puskesmas.

Lingkup pengaturan
 Pencatatan di Puskesmas dan pelaporan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota
PENYELENGGARAAN SIP
Sistem Informasi Puskesmas wajib diselenggarakan oleh Puskesmas
mencakup:
 pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
 survei lapangan;
 pelaporan lintas sektor terkait; dan
 pelaporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Data yang dihasilkan wajib dilakukan pembersihan, validasi, dan
pengelompokan data sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung
manajemen Puskesmas.
PENCATATAN
Setiap pelaksana kegiatan Puskesmas dan jaringannya wajib
melakukan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan yang dilaksanakan,
yang meliputi:
 data dasar
 identitas Puskesmas;
 wilayah kerja Puskesmas;
 sumber daya Puskesmas; dan
 sasaran program.
 data program.
 upaya kesehatan masyarakat esensial;
 upaya kesehatan masyarakat pengembangan; dan
 upaya kesehatan perseorangan.
PENCATATAN (2)
 Pencatatan menggunakan instrumen yang meliputi:
 kartu;
 formulir; dan/atau
 register.
 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan
penambahan muatan data dalam instrumen
pencatatan sesuai dengan kebutuhan program pada
masing-masing daerah.
PELAPORAN
Setiap Puskesmas wajib melaporkan kegiatan dan hasil
kegiatan yang dilaksanakan kepada Kepala Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang disusun berdasarkan pencatatan
kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas dan jaringannya.
Laporan Puskesmas dan jaringannya terdiri atas
 laporan data dasar dilakukan secara rutin setiap tahun

 laporan data program dilakukan secara rutin (mingguan,


bulanan, tahunan) dan non rutin (laporan kejadian luar
biasa dan laporan khusus)
PENCATATAN 129
FORMULIR

1. DATA DASAR 2. DATA PROGRAM

UKM ESENSIAL (UKME) UKM PENGEMBANGAN


(UKMP) UKP
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan 1. Data UKS
3. Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Gizi 2. Data Kesehatan Gigi
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Masyarakat
• Data PTM • Data rabies 3. Data Kesehatan Olah
• Data Surveilans, • Data TB Raga
SKDR dan KLB • Data Kusta 4. Data Kesehatan Kerja
• Data Malaria • Data Frambusia
• Data DBD • Data Diare
• Data Kecacingan • Data Imunisasi
PELAPORAN 22
FORMULIR

1. DATA DASAR 2. DATA PROGRAM

UKM ESENSIAL (UKME) UKM PENGEMBANGAN


(UKMP) UKP
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
1. Data UKS
3. Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Gizi
2. Data Kesehatan Gigi
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Masyarakat
• Data PTM 3. Data Kesehatan Olah
• Data Surveilans, SKDR dan Raga
KLB
• Data penyakit menular
• Data imunisasi
FORMULIR PENCATATAN DAN PELAPORAN
No Data Pencatatan Pelaporan
I Data dasar
Puskesmas, SDM, Peralatan 1 formulir 1 formulir
II Data Program
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial (UKME)
a. Promosi Kesehatan 10 formulir 1 formulir
b. Kesehatan Lingkungan 21 formulir 1 formulir
c. Pelayanan Gizi KIA KB 12 formulir 1 formulir
d. Pencegahan dan pengendalian 3 formulir 1 formulir
PTM
e. Keperawatan Kesehatan 13 formulir 1 formulir
Masyarakat
f. Surveilans Sentinel dan SKDR 3 formulir 2 formulir
FORMULIR PENCATATAN DAN PELAPORAN
No Data Pencatatan Pelaporan
g. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
1) Malaria 4 formulir 1 formulir
2) DBD 6 formulir
3) Kecacingan 2 formulir
4) Rabies 1 formulir
5) Hepatitis masuk pelayanan umum
6) TB Paru 8 formulir
7) Kusta 6 formulir
8) Frambusia 3 formulir
9) Diare 1 formulir
10) HIV/AIDS masuk pelayanan umum

11) Penyakit Kelamin masuk pelayanan umum 1 formulir


12) Imunisasi 2 formulir 2 formulir
FORMULIR PENCATATAN DAN PELAPORAN
No Data Pencatatan Pelaporan
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan (UKMP)
a. Upaya Kes Sekolah (UKS) 2 formulir 1 formulir
b. Kesehatan Jiwa inst Promkes
c. Kes Gigi Masyarakat 1 formulir 1 formulir
d. Kes Trad & Komplementer inst Promkes 1 formulir
e. Kesehatan Olah raga 3 formulir
f. Kesehatan Kerja 2 formulir
g. Kesehatan Indera register rajal & rujukan pelaporan yan
Puskes
h. Kesehatan Lanjut Usia register rajal & rujukan
3. Upaya Kes Perorangan (UKP): 23 Formulir 6 formulir
Kunj Puskesmas, Yan Umum,
Kes gigi mulut, R Inap, UGD,
kefarmasian, kematian, lab, dll
KELEBIHAN SIP
 Kelebihan dari segi legal aspek berdasarkan pada
Peraturan Menteri Kesehatan tentang SIP
 Mekanisme pelaporan jelas dan ada penguatan unit
pengelola SIP
 Data set SIP merupakan standar bagi pencatatan dan
pelaporan yang berbasis tugas dan fungsi Puskesmas
 Menyesuaikan dengan kebutuhan program dan
Puskesmas  menjadi satu-satunya pelaporan di
Puskesmas
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN

PERMENKES NO 43 TAHUN
2016
SPM PERMENKES NO 43 TH 2016
NO JENIS MUTU LAYANAN PENERIMA PERNYATAAN STANDAR/SPM TAR GET
LAYANAN DASAR LAYANAN DASAR (%)
DASAR
1 Pelayanan Sesuai standar Ibu hamil. Setiap ibu hamil mendapatkan 100
kesehatan ibu pelayanan pelayanan antenatal sesuai
hamil antenatal. standar.
2 Pelayanan Sesuai standar Ibu bersalin. Setiap ibu bersalin 100
kesehatan ibu pelayanan mendapatkan pelayanan
bersalin persalinan. persalinan sesuai standar.
3 Pelayanan Sesuai standar Bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir 100
kesehatan bayi pelayanan mendapatkan pelayanan
baru lahir kesehatan bayi kesehatan sesuai standar.
baru lahir.
4 Pelayanan Sesuai standar Balita. Setiap balita mendapatkan 100
kesehatan pelayanan pelayanan kesehatan sesuai
balita kesehatan balita. standar.
SPM PERMENKES NO 43 TH 2016
NO JENIS MUTU LAYANAN PENERIMA PERNYATAAN STANDAR/SPM TAR GET
LAYANAN DASAR LAYANAN DASAR (%)
DASAR
5 Pelayanan Sesuai standar Anak pada usia Setiap anak pada usia 100
kesehatan pada skrining pendidikan dasar. pendidikan dasar
usia pendidikan kesehatan usia mendapatkan skrining
dasar pendidikan kesehatan sesuai standar.
dasar.
6 Pelayanan Sesuai standar Warga Negara Setiap warga negara Indonesia 100
kesehatan pada skrining Indonesia usia 15 usia 15 s.d. 59 tahun
usia produktif kesehatan usia s.d. 59 tahun. mendapatkan skrining
produktif. kesehatan sesuai standar.
7 Pelayanan Sesuai standar Warga Negara Setiap warga negara Indonesia 100
kesehatan pada skrining Indonesia usia 60 usia 60 tahun ke atas
usia lanjut kesehatan usia tahun ke atas. mendapatkan skrining
lanjut. kesehatan sesuai standar.
8 Pelayanan Sesuai standar Penderita Setiap penderita hipertensi 100
kesehatan pelayanan hipertensi. mendapatkan pelayanan
penderita kesehatan kesehatan sesuai standar.
hipertensi penderita
hipertensi.
SPM PERMENKES NO 43 TH 2016
NO JENIS MUTU LAYANAN PENERIMA PERNYATAAN STANDAR/SPM TAR GET
LAYANAN DASAR LAYANAN DASAR (%)
DASAR
9 Pelayanan Sesuai standar Penderita Setiap penderita Diabetes 100
kesehatan pelayanan Diabetes Melitus. Melitus mendapatkan
penderita kesehatan pelayanan kesehatan sesuai
Diabetes penderita standar.
Melitus Diabetes Melitus.
10 Pelayanan Sesuai standar Orang dengan Setiap orang dengan gangguan 100
Kesehatan pelayanan gangguan jiwa jiwa (ODGJ) berat
orang dengan kesehatan jiwa. (ODGJ) berat. mendapatkan pelayanan
gangguan jiwa kesehatan sesuai standar.
berat
11 Pelayanan Sesuai standar Orang dengan TB. Setiap orang dengan TB 100
kesehatan pelayanan mendapatkan pelayanan TB
orang dengan kesehatan TB. sesuai standar.
TB
12 Pelayanan Sesuai standar Orang berisiko Setiap orang berisiko terinfeksi 100
kesehatan mendapatkan terinfeksi HIV (ibu HIV (ibu hamil, pasien TB,
orang dengan pemeriksaan hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender,
risiko terinfeksi HIV. pasien IMS, pengguna napza, dan warga
HIV waria/transgende binaan lembaga
r, pengguna pemasyarakatan) mendapatkan
napza, dan warga pemeriksaan HIV sesuai
binaan lembaga standar.
pemasyarakatan).
LANGKAH KEGIATAN
1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL

Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendataan ibu hamil
2. Pemeriksaan kehamilan
3. Pemberian Buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan ANC jika diperlukan
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

Memenuhi kriteria 10 T yaitu :


a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;

b) Ukur tekanan darah;

c) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)

d) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);

e) Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);

f) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan;
g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;

h) Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan


golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), pemeriksaan protein urin
(bila ada indikasi); yang pemberian pelayanannya disesuaikan dengan trimester
kehamilan.
i) Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;

j) Temu wicara (konseling)


2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN

Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan ibu bersalin
2) Pelayanan persalinan
3) Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
4) Pencatatan dan pelaporan
5) Rujukan pertolongan persalinan jika diperlukan
STANDAR PELAYANAN PERSALINAN
 Persalinan normal tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
 Persalinan dengan komplikasi mengikuti acuan dari
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Rujukan.
3.PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

Langkah-langkah Kegiatan
 1) Pendataan bayi baru lahir

 2) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir


 3) Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
 4) Pencatatan dan pelaporan
 5) Rujukan pertolongan kasus komplikasi pada
bayi baru lahir jika diperlukan
4. PELAYANAN KESEHATAN BALITA

Langkah-langkah Kegiatan
 1) Pendataan Balita 0-59 bulan

 2) Pemberian Pelayanan Kesehatan balita


 3) Pencatatan dan Pelaporan
STANDAR PELAYANAN BALITA
 a) Penimbangan minimal 8 kali setahun,
pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali
setahun
 b) Pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun.
 c) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
5. PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PENDIDIKAN DASAR

Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan kelas 7
2) Pra penjaringan:
 a) informed consent

 b) pembagian Buku Rapor Kesehatanku dan penjelasan penggunaan

3) Pelaksanaan penjaringan kesehatan


4) Pelaksanaan tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan
 a) Rujukan jika diperlukan

 b) KIE

5) Pencatatan dan pelaporan


STANDAR PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PENDIDIKAN
DASAR

a) Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis


anemia);
b) Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan
napas);
c) Penilaian kesehatan gigi dan mulut;
d) Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poster
snellen;
e) Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu tala;
 Sasaran anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada
kelas 1 dan kelas 7 yang dilakukan oleh Puskesmas
6. PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PRODUKTIF.

Langkah-langkah Kegiatan
1) Skrining faktor risiko PTM dan gangguan mental emosional dan perilaku
2) Konseling tentang faktor risiko PTM dan gangguan mental emosional dan
perilaku
3) Pelatihan teknis petugas skrining kesehatan bagi tenaga kesehatan dan
petugas pelaksana (kader) Posbindu PTM
4) Penyediaan sarana dan prasarana skrining (Kit Posbindu PTM)
5) Pelatihan surveilans faktor risiko PTM berbasis web
6) Pelayanan rujukan kasus ke Faskes Tingkat Pertama
7) Pencatatan dan pelaporan faktor risiko PTM
8) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN PADA
USIA PRODUKTIF

Pelayanan skrining kesehatan usia15–59 tahun minimal dilakukan satu tahun


sekali.
Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi :
 (1) Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi badan
dan berat badan serta lingkar perut.
 (2) Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan
primer.
 (3) Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat gula darah.

 (4) Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku.

 (5) Pemeriksaan ketajaman penglihatan

 (6) Pemeriksaan ketajaman pendengaran

 (7) Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun.
7. PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA LANJUT

Langkah-langkah Kegiatan
 1) Pendataan lansia

 2) Skrining kesehatan lansia


 3) Pemberian Buku Kesehatan Lansia
 4) Pelayanan rujukan
 5) Pencatatan dan pelaporan
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN PADA
USIA LANJUT

Pelayanan skrining kesehatan minimal dilakukan sekali setahun.


Lingkup skrining adalah sebagai berikut :
(1) Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah.
(2) Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula darah.
(3) Deteksi kadar kolesterol dalam darah
(4) Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk
kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status
Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated
Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS).
8. PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI

Langkah-langkah Kegiatan
1) Pendataan penderita hipertensi menurut wilayah kerja FKTP
2) Melakukan skrining faktor risiko hipertensi untuk seluruh pasien di FKTP
3) Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa edukasi tentang diet
makanan dan aktivitas fisik, serta terapi farmakologi
4) Melakukan rujukan ke FKRTL untuk pencegahan komplikasi
5) Pelatihan teknis pelayanan kesehatan tentang hipertensi bagi tenaga
kesehatan, termasuk pelatihan surveilans faktor risiko hipertensi berbasis web
6) Penyediaan peralatan kesehatan hipertensi
7) Penyediaan obat hipertensi
8) Pencatatan dan pelaporan
9) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI

a) Mengikuti Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di FKTP.


b) Pelayanan kesehatan sesuai standar diberikan kepada penderita Hipertensi di
FKTP.
c) Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi: pemeriksaan dan
monitoring tekanan darah, edukasi, pengaturan diet seimbang, aktifitas fisik, dan
pengelolaan farmakologis.
d) Pelayanan kesehatan berstandar ini dilakukan untuk mempertahankan tekanan
darah pada <140/90 mmHg untuk usia di bawah 60 th dan <150/90 mmHg untuk
penderita 60 tahun ke atas dan untuk mencegah terjadinya komplikasi jantung,
stroke, diabetes melitus dan penyakit ginjal kronis.
e) Selama menjalani pelayanan kesehatan sesuai standar, jika tekanan darah
penderita hipertensi tidak bisa dipertahankan sebagaimana dimaksud pada poin
sebelumnya atau mengalami komplikasi, maka penderita perlu dirujuk ke FKTL
yang berkompeten.
9. PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS
(DM)

Langkah-langkah Kegiatan
1) Melakukan pendataan penderita DM menurut wilayah kerja FKTP
2) Melakukan skrining faktor risiko DM untuk seluruh pasien di FKTP
3) Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa edukasi tentang diet
makanan dan aktivitas fisik, serta terapi farmakologi
4) Melakukan rujukan ke FKRTL untuk pencegahan komplikasi
5) Pelatihan teknis pelayanan kesehatan tentang DM bagi tenaga kesehatan,
termasuk pelatihan surveilans DM berbasis web
6) Penyediaan peralatan kesehatan DM, termasuk HbA1C
7) Penyediaan obat DM
8) Pencatatan dan pelaporan
9) Monitoring dan evaluasi
 
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES
MELITUS (DM)

4 (empat) pilar penatalaksanaan sebagai berikut:


 a) Edukasi

 b) Aktifitas fisik

 c) Terapi nutrisi medis

 d) Intervensi farmakologis

Setiap penyandang DM yang mendapatkan


pelayanan sesuai standar termasuk pemeriksaan
HbA1C.
10. PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN
JIWA (ODGJ) BERAT

Langkah-langkah Kegiatan
1) Penyediaan materi KIE Keswa, Pedoman dan Buku
Kerja Kesehatan Jiwa
2) Peningkatan pengetahuan SDM
3) Penyediaan form pencatatan dan pelaporan
4) Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat di Puskesmas
5) Pelaksanaan kunjungan rumah (KIE keswa dan
dukungan psikososial)
6) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN
GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT

a) Edukasi dan evaluasi tentang: tanda dan gejala


gangguan jiwa, kepatuhan minum obat dan
informasi lain terkait obat, mencegah tindakan
pemasungan, kebersihan diri, sosialisasi,
kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja
sederhana, dan/atau
b) Tindakan kebersihan diri ODGJ berat
11. PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN TUBERKULOSIS
(TB)

Langkah-langkah Kegiatan
1) Peningkatan Kapasitas SDM TB
2) Promosi/Penyuluhan dan Penyediaan Media KIE TB
3) Pelayanan dan pemeriksaan TB dalam gedung dan luar gedung
4) Rujukan kasus TB dengan penyulit termasuk TB resistan Obat kepada
fasilitas kesehatan tingkat lanjut
5) Jejaring dan kemitraan pelayanan TB
6) Pemantapan mutu layanan labotatorium TB untuk penegakan diagnosis
TB
7) Pencatatan dan pelaporan TB melalui penyediaan Formulir pencatatan
dan pelaporan
8) Monitoring dan Evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN
TUBERKULOSIS (TB)

- Penegakan diagnosis TB dilakukan secara bakteriologis dan


klinis serta dapat didukung dengan pemeriksaan penunjang
lainnya.
- Dilakukan pemeriksaan pemantauan kemajuan pengobatan pada
akhir pengobatan intensif, bulan ke 5 dan akhir pengobatan.
- Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
dengan panduan OAT standar.
Prinsip pelayanan TB adalah penemuan orang dengan TB sedini
mungkin, tatalaksana sesuai standar sekaligus pemantauan hingga
sembuh atau “TOSS TB” (Temukan, Obati Sampai Sembuh).
12. PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN RISIKO
TERINFEKSI HIV

Langkah-langkah Kegiatan
1) Pemetaan kelompok sasaran
2) Penyiapan SDM
3) Promosi/penyuluhan
4) Jejaring kerja dan kemitraan
5) Sosialisasi
6) Pemeriksaan HIV
7) Rujukan kasus HIV untuk mendapatkan pengobatan ARV
8) Pencatatan dan pelaporan
9) Monitoring dan evaluasi
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN RISIKO
TERINFEKSI HIV

 pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu


hamil, pasien TB, pasien infeksi menular seksual
(IMS), waria/transgender, pengguna napza, dan
warga binaan lembaga pemasyarakatan,
dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai
kewenangannya dan diberikan di FKTP
(Puskesmas dan Jaringannya) dan FKTL baik
pemerintah maupun swasta serta di lapas/rutan
narkotika.
LANJUTAN STANDAR HIV
a) Upaya pencegahan pada orang yang memiliki risiko terinfeksi HIV
b) Pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugas kesehatan bagi orang
yang berisiko dimulai dengan:
- pemberian informasi terkait HIV-AIDS
- pemeriksaan HIV menggunakan tes cepat HIV dengan menggunakan alat
tes sesuai standar nasional yang telah ditetapkan
- orang dengan hasil pemeriksaan HIV positif harus dirujuk ke fasilitas yang
mampu menangani untuk mendapatkan pengobatan ARV dan konseling
tentang HIV dan AIDS bagi orang dengan HIV (ODHA) dan pasangannya
- orang dengan infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender, pengguna
napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan dengan hasil pemeriksaan
HIV negatif harus dilakukan pemeriksaan ulang minimal setelah tiga (3)
bulan, enam (6) bulan dan 12 bulan dari pemeriksaan yang pertama.
PROFIL PUSKESMAS(1)
NO
TABE URAIAN TABEL SUMBER DATA/PJ
L
1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, BPS
JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT
KECAMATAN
2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR BPS
3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF BPS/DISDIK
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN BIDANG YANKES
PUSKESMAS
5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS BIDANG YANKES
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
5A JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT PENYEBAB, BIDANG YANKES
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN BIDANG YANKES
PUSKESMAS
6A JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN BIDANG YANKES
PUSKESMAS
7 JUMLAH KASUS BARU BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB ANAK, BIDANG P2PL
DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ BIDANG P2PL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ BIDANG P2PL
SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG P2PL
(2)
11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS BIDANG P2PL
KELAMIN
12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS PMI
MENURUT JENIS KELAMIN
13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG P2PL
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG P2PL
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 BIDANG P2PL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA BIDANG P2PL
MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE BIDANG P2PL
FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN BIDANG P2PL
PUSKESMAS
19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN BIDANG P2PL
IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN BIDANG P2PL
IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS- Lanjutan
(3)
21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT BIDANG P2PL
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS BIDANG P2PL
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG P2PL
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS BIDANG
KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS YANKES
25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG GIZI
KECAMATAN DAN PUSKESMAS DAN PROMKES
26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER RAHIM DENGAN METODE IVA BIDANG
DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) YANKES
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS BIDANG P2PL
KLB
28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN TERKENA BIDANG P2PL
KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG BIDANG
TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS YANKES
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL BIDANG
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS YANKES
(4)
31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA SUBUR BIDANG
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS YANKES
32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 BIDANG
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS YANKES
33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGAN KOMPLIKASI BIDANG
KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS YANKES
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, BIDANG
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, BIDANG
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT BIDANG
KECAMATAN DAN PUSKESMAS YANKES
37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS BIDANG GIZI
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DAN PROMKES
40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS BIDANG
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
(5)
41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN BIDANG P2PL
PUSKESMAS
42 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI BIDANG P2PL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
43 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT BIDANG P2PL
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, BIDANG GIZI
DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN DAN PROMKES
PUSKESMAS
45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS BIDANG GIZI
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DAN PROMKES
46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS BIDANG
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, BIDANG GIZI
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DAN PROMKES
48 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN BIDANG GIZI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DAN PROMKES
49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD BIDANG
DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN YANKES
PUSKESMAS
50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS BIDANG
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
(6)
51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN BIDANG
SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN YANKES
PUSKESMAS
52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT BIDANG
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS YANKES
53 JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN BIDANG GIZI
DAN PROMKES
54 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN, BIDANG GIZI
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DAN PROMKES,
JAMSOSTEK,
ASKES
55 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN BIDANG
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN YANKES, SP3,
KESEHATAN RUMKIT
56 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI SARKES SWASTA SARKES
SWASTA
57 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI SARKES SWASTA SARKES
SWASTA
58 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH BIDANG P2PL
DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
59 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN BIDANG P2PL
PUSKESMAS
60 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR BIDANG P2PL
(7)
61 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR BIDANG P2PL
MINUM YANG MEMENUHI SYARAT
62 PENDUDUK DENGAN AKSESTERHADAP SANITASI YANG BIDANG P2PL
LAYAK(JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN
DAN PUSKESMAS
63 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS BIDANG P2PL
MASYARAKAT
64 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT BIDANG P2PL
KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS BIDANG P2PL
HYGIENE SANITASI
66 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK BIDANG P2PL
67 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN UPTD
PERBEKES/
BIDANG P2PL
68 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN BIDANG
YANKES
69 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN BIDANG
PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I YANKES
70 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN BIDANG GIZI
PUSKESMAS DAN PROMKES
(8)
71 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT BIDANG GIZI DAN
KECAMATAN PROMKES
72 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN BIDANG GIZI DAN
PROMKES
73 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KEPEGAWAIAN,
SARKES SWASTA
74 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KEPEGAWAIAN,
SARKES SWASTA
75 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN KEPEGAWAIAN,
SARKES SWASTA
76 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN KEPEGAWAIAN,
LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN SARKES SWASTA
77 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KEPEGAWAIAN,
SARKES SWASTA
78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KEPEGAWAIAN,
SARKES SWASTA
79 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KEPEGAWAIAN,
KESEHATAN SARKES SWASTA
80 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAINNYA DI FASILITAS PELAYANAN KEPEGAWAIAN,
KESEHATAN SARKES SWASTA
81 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KEPEGAWAIAN,
KESEHATAN SARKES SWASTA
82 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KEUANGAN
(9)

83A POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 0 - < 1 Tahun BIDANG YANKES,
SP3
83B POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 1 - 4 TAHUN BIDANG YANKES,
SP3
83C POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 5 - 14 TAHUN BIDANG YANKES,
SP3
83D POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 15 - 44 BIDANG YANKES,
TAHUN SP3
83E POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 45 - > 75 BIDANG YANKES,
TAHUN SP3
83F POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS SEMUA GOLONGAN BIDANG YANKES,
UMUR SP3
84A POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 0 < 1 SARKES SWASTA
TAHUN
84B POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 1 - 4 SARKES SWASTA
TAHUN
84C POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 5 - 14 SARKES SWASTA
TAHUN
84D POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 15 - 44 SARKES SWASTA
TAHUN
84E POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA UMUR 45 - > 75 SARKES SWASTA
TAHUN
84F POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI SARKES SWASTA SEMUA SARKES SWASTA
GOLONGAN UMUR
85A POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT INAP DI SARKES SWASTA UMUR 0 - < 1 SARKES SWASTA
TAHUN
CATATAN
 Tabel profil tersebut sesuai dengan Juknis Profil
Kesehatan Tahun 2013 edisi revisi
 Belum semua data program kesehatan terdapat dalam
tabel profil kesehatan
 Kebutuhan lokal kabupaten dapat diakomodir dengan
tabel yang sejenis misal tabel 5A penyebab kematian bayi
dan balita, tabel 6A penyebab kematian ibu
 Usulan Pengelola program kab berkaitan tabel tambahan
ditunggu sore ini atau besok pagi sebelum rapat dengan
puskesmas

Anda mungkin juga menyukai