Disusun Oleh :
1. Aulia Nursani Fitri
2. Desti Ekaningrum
3. Imam Rafif Khamdani
4. Mutiara Khaerun Nisa
5. Nabilla Nur Annisa
Pembimbing:
dr. M. Amar Latief, Sp.Rad, M.Sc
01 02
Pendahuluan Tinjauan Pustaka
03 04
Pembahasan Simpulan
01
Pendahuluan
- Latar belakang
- Tujuan
- Manfaat
Latar Belakang
Trauma merupakan penyebab kematian utama usia-
usia produktif yaitu usia dibawah 40 tahun, juga Tujuan
merupakan penyebab kematian ke-3 di dunia setelah
penyakit kanker dan kardiovaskuler. • Memperdalam pengetahuan tentang
Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab trauma abdomen secara klinis.
tersering trauma abdomen dan penyebab berikutnya adalah • Mengetahui manifestasi dan gambaran
jatuh.
Di Indonesia, ditemukan prevalensi cedera yaitu
radiologi trauma abdomen.
sebesar 8,2%. Saat ini di Indonesia, prevalensi cedera
tertinggi didapatkan berada pada kelompok usia 15-24
tahun yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor dan
jatuh tersebut.
Manfaat
Memberikan wawasan tentang trauma
abdomen secara klinis dan mengetahui
manifestasi dan gambaran radiologi trauma
abdomen
02
Tinjauan Pustaka
- Anatomi abdomen - organ yang sering terkena
- Definisi Trauma abdomen - Penegakan diagnosis
- Epidemiologi - Tatalaksana
- Klasifikasi - Prognosis
- Patofisiologi - komplikasi
Anatomi Abdomen
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk
rongga terletak diantara toraks dan pelvis.
“Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap
struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang
diakibatkan oleh luka tumpul atau luka tusuk. Terdapat dua
mekanisme trauma pada abdomen yaitu trauma tajam (penetrans)
dan trauma tumpul (non penetrans) .”
—Definisi
Epidemiologi
National Center For Injury Prevention and Control Amerika
tahun 2000
Laki – laki > wanita 3:2
Subxiphoid-Cardiac
Pemeriksaan Penunjang
FAST (Focused Assesment with Sonography for Trauma)
Berikut beberapa metode pada FAST
Muhammad Haris Ramadhan, dkk. Gambaran Radiologi Perforasi Organ Intra Abomen. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin : Banda Aceh. 2019.
Apa saja perbedaan manifestasi klinis dan gambaran radiologi dari trauma abdomen
pada organ hollow viscus dan organ solid?
● Manifestasi klinis tanyakan riwayat trauma, pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu inspeksi
(goresan/laserasi, robekan, luka, benda asing yang tertancap, jejas, laserasi di dinding perut), auskultasi
(apakah ada bising usus atau tidak), perkusi (apakah bunyi timpani/redup, apabila terdengar bunyi timpani
akibat dilatasi lambung akut di kuadran atas atau bunyi redup bila ada hemiperitoneum), palpasi (nyeri
tekan superfisial, nyeri tekan dalam, atau nyeri lepas)
● Foto tegak dapat menunjukan udara bebas intraperitoneal yang disebabkan oleh perforasi organ visera
berongga, adanya nasogastric tube pada rongga thoraks (cedera diaphragma).
organ solid
I Ketut Wiargitha. Prediktor Klinis Lesi Intraabdomen pada Penderita Trauma Tumpul Abdomen yang Dirawat
Konservatif di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Bedah Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. 2017.
Apakah pada pneumoperitoneum terjadi juga pergeseran organ ke tengah? (center)?
● Pneumoperitoneum merupakan tanda adanya udara di rongga
abdomen (peritoneal); biasanya terdeteksi pada x-ray, tetapi
sejumlah kecil udara bebas peritoneal mungkin terlewat dan
sering terdeteksi pada computerized tomography (CT).
Penyebab paling umum pneumoperitoneum adalah perforasi.
● Udara di bawah diafragma merupakan tanda radiografi
pertama dari pneumoperitoneum (Gambar 1a). Udara bebas
yang terlihat sebagai area lucency dapat ditemukan di bawah
hemi-diafragma kanan atau kiri dan di bagian tengah
diafragma yang terletak di bawah tendon sentral (Cupola
sign) (Gambar 1b).
I Ketut Wiargitha. Prediktor Klinis Lesi Intraabdomen pada Penderita Trauma Tumpul Abdomen yang Dirawat
Konservatif di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Bedah Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. 2017.
Bagaimana scoring BATSS?
● Blunt Abdominal Trauma Scoring System (BATSS) adalah suatu sistem
skoring yang digunakan untuk mendeteksi pasien yang dicurigai
mengalami cedera organ intra-abdomen akibat trauma tumpul abdomen.
● Pasien dengan resiko rendah yaitu jika jumlah skor BATSS kurang dari
8,
● Pasien dengan resiko sedang jumlah skor BATSS 8-12. Pada kelompok
pasien dengan risiko sedang diperlukan observasi dan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menegakkan diagnosis yang tepat.
● Pasien dengan resiko tinggi jumlah skor BATSS lebih dari 12.
● Sistem skoring yang ada saat ini yaitu Clinical Abdominal Scoring
System (CASS) sangat membantu dalam mendiagnosis dan menentukan
perlunya tindakan laparotomi segera, dan juga meminimalisir
penggunaan pemeriksaan lanjutan pada pasien trauma tumpul abdomen.
I Ketut Wiargitha. Prediktor Klinis Lesi Intraabdomen pada Penderita Trauma Tumpul Abdomen yang Dirawat
Konservatif di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Bedah Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. 2017.
Pemeriksaan FAST dapat dilakukan pada trauma tumpul atau trauma tajam?
Pada pasien dengan trauma tumpul abdomen dan cedera
multisistem, ultrasonografi portabel dengan operator yang
berpengalaman dapat dengan cepat mengidentifikasi cairan
bebas di intraperitoneal. Cidera organ berongga jarang
teridentifikasi, namun cairan bebas bisa tervisualisasi pada
beberapa kasus. Evaluasi FAST abdomen terdiri visualisasi
perikardium (dari lapang pandang subxiphoid), rongga
splenorenal dan hepatorenal, serta kavum douglas pada
pelvis. Tampilan pada kantong Morrison lebih sensitive,
terlebih jika etiologinya adalah cairan. Cairan bebas pada
umumnya diasumsikan sebagai darah pada trauma
abdomen. Cairan bebas pada pasien yang tidak stabil
mengindikasikan perlu dilakukan laparotomi emergensi,
akan tetapi jika pasien stabil dapat dievaluasi dengan CT
scan.
Cintya Della Widyanata, dkk. Trauma Abdomen. Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan : Universitas
Airlangga. 2018.
Mengapa dilakukan pemeriksaan gula darah pada kasus trauma
abdomen?
● Trauma tumpul abdomen yang merupakan mayoritas cedera abdomen yang tercatat merupakan penyebab utama morbiditas
dan mortalitas di Unit Gawat Darurat. Di antara penyebabnya, ada kecelakaan kendaraan, jatuh dan kecelakaan lalu lintas
non-kendaraan. Cedera yang paling sering terdeteksi di limpa dan hati, diafragma usus pankreas, dan cedera
retroperitoneal.
● Pada kasus pasca trauma, sistem simpatis diaktifkan-> produksi katekolamin >> seperti adrenalin, noradrenalin, dan
dopamin. Bersama dengan glukagon dan kortikosteroid, katekolamin adalah hormon pengatur GLU utama yang terlibat
dalam respons hiperglikemik. Katekolamin sangat penting setelah cedera dan stres karena meningkatkan sekresi glukagon
dan dengan demikian meningkatkan konsentrasi GLU darah.
● Apabila terjadi trauma, konsentrasi GLU serum meningkat secara signifikan dan konsentrasi K serum menurun secara
signifikan pula. Teraktivasi pula sistem simpatis, peningkatan kadar GLU darah dan penurunan kadar K .
● Dengan peningkatan konsentrasi GLU serum yang disebabkan oleh sekresi katekolamin yang berlebihan dapat
menginduksi sekresi insulin. Oleh karena itu, secara teoritis mungkin bahwa peningkatan konsentrasi GLU serum mungkin
sangat berkorelasi dengan keparahan trauma dan prognosis pasca-trauma.
Burak Katipoglu, dkk. Assessment of serum glucose potassium ratio as a predictor for morbidity and mortality of
blunt abdominal trauma. Department of Emergency Medicine, Ufuk University Faculty of Medicine, Ankara-Turkey.
Ulus Travma Acil Cerrahi Derg, February 2022, Vol. 28, No. 2.
THANKS
Do you have any questions?
koas13f@gmail.com