Anda di halaman 1dari 100

VOKASI: PERTANIAN

BERKELANJUTAN
RPS
MINGGU POKOK BAHASAN SUB-BAHASAN
PERTAMA Gambaran umum praktek • Perkembangan pertanian Ambo Ala
pertanian dan ciri pertanian • Permasalahan Pertanian
berkelanjutan konvensional
• Perkembangan konsepsi
• Ciri-ciri pertanian berkelanjutan
Kedua Pengertian pertanian • Definisi Ambo Ala
Berkelanjutan • Perkembangan konsep berkelanjutan
• Atribut dan cakupan
Ketiga Perbandingan PB, hambatan • Perbandingan PB, Pertanian Organik, Ambo Ala
dalam implementasinya, dan LIESA
perumusan konsep jadi aksi • Anggapan yang menghambat
perkembangan PB
• Prasyarat PB
• Dari konsep ke Aksi
Keempat Pertanian Ekologi • Ciri pertanian ekologi Ambo Ala
• Kriteria minimum
• Keragaman secara ekologi
RPS
MINGGU POKOK BAHASAN SUB-BAHASAN
Kelima Manejemen Ekosistem Untuk • Karakterisasi Bahan Organik Tanah Prof Laode/Azis
Keberlanjutan Pertanian: (BOT)
Manajemen Lahan • Kuantitas perubahan BOT
• Dampak Pengolahan Tanah
Keenam Manejemen Ekosistem Untuk • Neraca massa Prof Laode/Azis
Keberlanjutan Pertanian: • Faktor-faktor anthropogenik
Neraca massa, Faktor • Faktor-faktor nonantropoghenik
Anthropogenik dan Non-
atropoghenik
Ketujun Manejemen Ekosistem Untuk • Cara pengelolaan tanaman Prof Laode /Azis
Keberlanjutan Pertanian: • Menentukan tanaman
Pengelolaan Tanaman Untuk
Keberlanjutan
Kedelapan Mid tes
RPS
MINGGU POKOK BAHASAN SUB-BAHASAN
Kesembilan Model pertanaman untuk • Intercoropping Prof Laode/Azis
meningkatkan keragaman • Multiple cropping
ekosistem • Pergiliran Tanaman
• Tanaman Pagar
• Agroforestri
Kesepuluh Cara-cara meningkatkan • Pengelolaan Bahan organik Prof Laode/Azis
keragaman ekosistem • Konsep pertanian terpadi
pertanian (Ljt) • Pengurangan penggunaan bahan
kimia
Kesebelas Manajemen kehilangan • Strategi menyeimbangkan hara Prof Laode/Azis
hara • Runoff losses
• Pencucian
• Pengendalian erosi
keduabelas Integrasi sistem • Pemupukan Prof Rahim
• Penggunaan pestisida
• Inovasi kultur teknis
• Integrasi komponen-komponen
RPS
MINGGU POKOK BAHASAN SUB-BAHASAN
Ketiga belas Pertanian Alternatif • BMPs Prof Rahim
• Biodiversity
• Biodynamic
• Biological farming
• Consercation buffer strips
• Holistic approach
Keempatbelas Aspek ekonomi Prof Rahim
kelimabelas Aspek sosial
Keenam belas Ujian final Prof Rahim
Pendahuluan
Pertanian dapat dinyatakan sebagai seni, perbuatan/praktek produksi
tanaman dan ternak pada suatu unit pertanian yang terorganisir. Secara
umum dianggap merupakan salah satu basis peradaban manusia.
Gangguan ekosistem dimulai setelah munculnya pertanian. Pada
awal munculnya pertanian sebagai bagian dari lingkungan,
penduduk asli berada dalam lingkungan stabil, dan dengan
keseimbangan yang baik, tapi kemudian lingkungan didominasi,
‘dipaksakan’ sehingga sistem alami menjadi terganggu.

‘Terima kasih’ pada peran pupuk, benih, bahan-bahan kimia,


manufaktur mesin pertanian, petani, sistem pendidikan dan
penyuluhan pertanian, semua ini menybabkan produksi pertanian
meningkat pesat-----tapi bagaimana dampaknya ?
PERMASALAHAN PERTANIAN
• semakin meningkatnya biaya dan ketergantungan thd input eksternal (bahan kimia dan
1 energi)

• semakin menurunnya produktivitas tanah akibat erosi tanah dan kehilangan (pencucian)
2 hara dari tanah

• semakin meningkatnya pencemaran air akibat pupuk dan pestisida


3

• semakin meningkatnya ancaman residu bahan agrokimia thd kualitas dan keamanan
4 pangan

• perubahan iklim menyebabkan pemanasan global


5
Knowledge Transition in Agriculture
1940-an 1990-an

Traditional Convensional Sustainable


agriculture model agriculture model agriculture model

Thinking approach: (New) Thinking approach:


yield and profit equilibrium among people,
planet, and profit
Focus: Top-down

Focus: Botton-Up
PRASYARAT PERTANIAN BERKELANJUTAN

• KUALITAS TANAH TIDAK BOLEH RUSAK, TOP SOIL TIDAK BOLEH MENIPIS
1

• INTEGRASI BIOLOGIS DAN EKOLOGIS HARUS DILESTARIKAN MELALUI


2
BERBAGAI UPAYA PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK, SIKLUS HARA, HAMA
TANAMAN, DLL

3
• SUMBERDAYA AIR TERSEDIA HARUS MAMPU MEMENUHI KEBUTUHAN TANAMAN,
TDK BERLEBIHAN & TDK KEKURANGAN

4 • SISTEM HARUS MENGUNTUNGKAN SECARA EKONOMIS

• EKSPEKTASI SOSIAL DAN NORMA BUDAYA HARUS DIPENUHI, SPT KEBUTUHAN


5
SANDANG DAN PANGAN MASYARAKAT
9
CIRI-CIRI PERTANIAN BERKELANJUTAN
(BOUMA, 1997)

• TERPROTEKSI SECARA EKOLOGI


1

• DITERIMA SECARA SOSIAL


2

• PRODUKTIF SECARA EKONOMI 3

• SBERKELANJUTAN SECARA EKONOMI 4

• EFEKTIF MENGURANGI RESIKO 5

10
CIRI-CIRI PERTANIAN BERKELANJUTAN
(TIWANY, at al, 1999)
• MEMELIHARA SUMBERDAYA DASAR , SEPERTI LAHAN
1

• KETERGANTUNGAN TERHADAP INPUT LUAR RENDAH


2

• SMENGUNTUNGKAN SECARA EKONOMI JANGKA PANJANG


3

• DITERIMA PETANI
4
11
CIRI PERTANIAN BERKELANJUTAN
ASPEK POSITIF TANTANGAN

Bertujuan untuk mencapai keseimbangan di antara siklus dasar ekologis dan Kurangnya definisi singkat
keeseimbangan alami yang dapat mengurangi polusi

Memastikan bahwa kebutuhan dasar dari generasi sekarang dan generasi masa Operasionalisasi terkadang sulit,
depan, secara kuantitatif dan kualitatif dapat dipenuhi sambil sambil terutama menyangkut aspek sosial
menghasilkan produk pertanian lainnya

Menyediakan lapangan pekerjaaan jangka panjang, pendapatan memadai, dan Perlu waktu lama untuk mencapai
kondisi hidup yang laayak bagi semua orang yang terlibat dalam sistem produksi konsensus diantara aktor yang
pertanian berbeda

Mempertahankan dan memperkaya kapasitas produktif SDA secara Membutuhkan pendekatan baru
keseluruhan, dan kapasitas regeneratif sumberdaya terbarukan dalam berpikir

Memerlukan kemandirian petani Untuk mandiri


KESULITAS OPERASIONALISASI KONSEP PERTANIANIANG
BEKELANJUTAN

MULTI TUJUAN DAN SERING KALI DI ANTARA TUJUAN YANG AKAN DICAPAI TIDAK
SEJALAN, SEHINGGA PARAMETER TERUKURNYA SULIT DITENTUKAN

BELUM ADA PARAMETER YANG DISEPAKATI UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT


KEBERJANJUTAN

KERAGAMAN INTERAKSI ANTARA SISTEM SOSIAL, EKONOMI, DAN EKOLOGI


MENYULITKAN MEMPREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

13
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

KATA SUSTAIN, DARI BAHASA LATIN SUSTINERE (SUS= FROM BELLO


DAN TENERE= TO HOLD), MENJAGA KEBERADAAN ATAU
MEMELIHARA, MENYATAKAN DUKUNGAN JANGKA PANJANG ATAU
PERMANEN

PERTANIAN BERKELANJUTAN: MENGGAMBARKAN SISTEM


PERTANIAN YG MAMPU MEMPERTAHANKAN
PRODUTIVITASNYA DAN MANFAATNYA PADA MASYARAKAT
UNTUK JANGKA WAKTU YG TIDAK TERBATAS
PENGERTIAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN (LJT)
banyak definisi yang telah diusulkan tentang pertanian
berkelanjutan, tapi yg banyak dipakai di Amerika Serikat adalah
yang diterbitkan oleh the American society of agronomy, 1989

“Pertanian berkelanjutan adalah suatu yang berjangka panjang,


memperbaiki kualitas lingkungan dan sumberdaya dasar di mana
pertanian bergantung; menghasilkan pangan dan serat untuk
kebutuhan dasar manusia; dapat berjalan secara ekonomi dan
memperbaiki kualitas hidup petani dan masyarakat secara
keseluruhan
CAKUPAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Banyak definisi pertanian berkelanjutan yang muncul, tetapi secara umum, mencakupi satu atau
lebih karakteristik atribut ‘pertanian alternatif berikut (NRC, 1989):

• Diverisfikasi dari pada terus-menerus menanam satu atau hanya beberapa


1 tanaman semusim

• Pengendalian OPT secara biologi dan cara lain untuk mengurangi penggunaan
2 pestisida

• Pencegahan penyakit pada ternak lebih baik dari pada terus-terus


3 menggunakan obat dengan antibiotik.

• Perbaikan genetik tanaman untuk meningkatkan resistensi terhadap OPT,


4 kekeringan, dan meningkatkan efisiensi penggunaan hara
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Dinyatakan dalam itilah Pertanian Berkelanjutan: sebagai suatu kegiatan produksi tanaman dan
ternak secara terintegrasi yang diterapkan pada areal tertentu dan akan berlangsung dalam
waktu yang sangat panjang.

• Meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam dasar dimana ekonomi pertanian bergantung.
1

• Pemanfaatan sumberdaya tak terbarukan dengan efisien, dan sumberdaya pertanian secara tertintegrasi yang
2 sesuai dengan siklus biologi alami dan kontrol

3
• Mendukung keberlansungan ekonomi dari kegiatan pertanian.

4
• Memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia

5
• Meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan
PERTANIAN BERKELANJUTAN (LJT)
DARI DEFINISI PERTANIAN BERKELANJUTAN TERSEBUT
ADA LIMA PENEKANAN
PRODUKTIVITAS/
productiviity

KUALITAS EFISIENSI SD TAK


LINGKUNGAN/ TERBARUKAN/
env.quality unrenewable resources evic.

KELAYAKAN KUALITAS
EKONOMI/ HIDUP/
Ec. advisability Quality of live
19
PERTANIAN BERKELANJUTAN (LJT)
PENEKENAN PADA KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK YANG MERUSAK LINGKUNGAN ATAU
PENEKANAN PADA KUALITAS LINGKUNGAN YANG TIDAK MEMBERI KEUNTUNGAN JANGKA
PENDEK TIDAK BERKELANJUTAN

USAHA YG PRODUKTIF, TAPI KONSUMTIF SD TAK TERBARUKAN UNTUK


MEMPERTAHANKAN PRODUKSI JUGA TIDAK DIANJURKAN

PADA TAHUN 1966, FOCUS GROUP DISCUSSIONS MELAKUKAN DG PETANI


KANSAS YG MEMPRAKTEKKAN PB, MENGEMUKAKAN BAHWA ADA 3
KOMPONEN PERTANIAN BERKELANJUTAN, YAITU: EKOLOGI, EKONOMI, DAN
SOSIAL/INSTITUSI /KUALITAS HIDUP
Sustainable
agriculture
integrates three
main goals:
environmental
stewardship,
farm
profitability,
and prosperous
farming
communities.
21
Perbandingan istilah berkelanjutan
dengan istilah lain
beberapa orang mengidentikkan antara istilah berkelanjutan dengan pertanian organik
padahal pertanian organik merupakan praktek pertanian khusus yang dikaitkan dengan
sertifikasi. Produk sertifikasi tersebut ditemukan dipasar, menunjukkan pada konsumen
bahwa itu diproduksi dengan cara tertentu, dengan penggunaan pestisisida minimal.
Isitilah Low Input Sustainable Agriculture (LISA) juga dikaitkan dengan Berkelanjutan. Cara
ini mengurangi input luar dengan meningkatkan input internal. Sehinggan istilah ini lebih
tepat diaktakan penggunaan input lain atau input eksterlan rendah dan input intternal
tinggi.
Di Eropa (Belanda) istilah biological merujuk pada pertanian organik, sedangkan.
Sementara istilah ecological merujuk pada pertanian organik plus perhatian
terhadap lingkungan mis pengelolaan margasatwa. Istilah integrated digunakan di
AS dan Eropa yang umumnya merujuk pada IPM, yang merupakan bagian dari
pertanian berkelanjutan, walaupun tidak secara eksplisit dikemukakan dalam
definisi PB
ANGGAPAN YANG MENYEBABKAN KURANGNYA DUKUNGAN
PADA PERTANIAN BERKELANJUTAN
• Dianggap sama dengan pertanian yang dilakukan tahun 1900-an, biaya input kurang dan produk juga
kurang, masih banyak lahan yang tersedia, contoh rotasi tanaman yang diprktekkan sebagai pionir pertama
di berbagai bagian AS, dan pertanian berpindah di berbagai daeragh di Afrika. Tapi karena tekanan
1 penduduk tidak memungkinkan memberokan lahan lebih lama, sehingga semakin tidak berkelanjutan

• Program PB dari pemerintah lebih dilihat aspek negatifnya dari pada aspek positifnya. Program
pokok pemerintah dipahami, namun tidak dibenarkan, hambatannya lebih diperhatikan daripada
2 manfaatnya.

• Sampai sekarang , semua yang langsung terkait dengan pertanian berkelanjutan dipandang tidak tersentuh
dengan pertanian modern/progresif. Sejarahnya mengembalikan ke kondisi tahun 1970-an, ketika
pergerakan pertanian alternatif , yang dikaitkan dengan pertanian berkelanjutan. Sikap ini menganjurkan
3 perluasan pada tahun-tahun belakangan ini.
KEBERLANJUTAN PERTANIAN DAPAT DICAPAI
DENGAN MEMAHAMI BEBERAPA HAL
Faktor psikokimia, seperti: tanah, iklim, kelembaban, radiasi, panjang hari dsb, serta
perubahan dan interksinya.
Element biologi dari sistem produksi, dalam hal tanaman dan/atau ternak kaitannya
dengan patogen, gulma, OPT, dan organisme yang menguntungkan

Perubahan dan ketersediaan teknologi tepat guna untuk petani

Budaya, pendidikan, penyuluhan, dan semua menjadi dasar pengambilan keputusan


untuk petani

Aspek ekonomi, ekologi, biaya efektif,


SEJARAH
ISTILAH BERKELANJUTAN PADA TAHUN 1970-AN MASIH MERUPAKAN KATA EKSOTIK YANG HANYA DIGUNAKAN UNTUK
DISIPLIN ILMU TERTENTU

REFERENSI PERTAMA PADA TAHUN 1980-AN DENGAN MUNCULNYA KONSEP PERTANIAN


REGENERATIF (RODALE,1983) DAN ATRIKULASI PERTANIAN BERKELANJUTAN (JACKSON, 1980).

KONSEP AWAL DISUSUN KEDALAM KONSTRUKSI PERTANIAN YANG BERBASIS PRINSIP


INTRAKSI EKOLOGI… SEKARANG KONSEP INI BERBENTUK FILOSOFI DASAR KEBANYAKAN
KELOMPOK PERTANIAN ALTERNATIF

REFERENSI KEDUA, MENINGKATKAN PENGGUNAAN ISTILAH BERKELANJUTAN


YANG DIMULAI TAHUN 1987– MERUJUK PADA STABILITAS PERTANIAN GLOBAL.

25
SEJARAH (LJT)
BANYAK IDE TENTANG ARAH: SEHINGGA TIDAK MUNGKIN KONSESNSUS PADA SATU TITIK
KESEIMBANGAN; KURANG DIPAHAMI; DATA SULIT; ATAU KONSENSUS PADA DATA DASAR; IKLIM GLOBAL
DAN VARIASINYA; KEMAJUAN TEKNOLOGI, PERAN MANUSIA DALAM PERTANIAN, DAN HUBUNGAN
ANTARA PERTANIAN DAN LINGKUNGAN SEMUANYA TIDAK DAPAT DIPREDIKSI

DISARANKAN MENGGUNAKAN FRAMWORK DEFINISI (DEFINISI


KERJA): AN AGRICULTURE THAT CAN EVOLVE INDEFINITELY
TOWARD GREATER HUMAN UTILITY, GREATER EFICIENCY OF
RESOURCE USE, AND A BALANCE WITH THE ENVIRONMENT THAT
IS FAVORABLE BOTH TO HUMANS AND MOST OTHER SPECIES
26
• KULIAH V VOKASI
Dari konsep ke aksi
Konsep multidimensi dari pertanian berkelanjutan sekarang lebih luas
dibanding dengan sebelumnya. Kita lebih sadar pada potensi teknologi,
‘kerapuhan’ lingkungan bumi, dan kemampuan manusia untuk
merusaknya. Kita fikirkan bahwa sumberdaya bumi terbatas.. Ini cocok
menjadi ambang transisi dari ‘the age of alchemy/ masa alkemi’ ke ‘masa
bioteknologi’.
Bila diperhatikan masa lalu, kelihatan bahwa kita mungkin dapat
bersepakat pada 3 masalah pokok: (1) pertanian harus lebih
produktif dan efisien menggunakan sumberdaya, (2) proses-proses
biologi dalam sistem pertanian harus lebih terkontrol dari dalam
(dari pada input eksternal pestisida), dan (3) siklus hara dalam
pertanian harus lebih tertutup.
Suatu hal yang masih kurang dipahami adalah hara-hara tanaman
harus berasal dari pengelolaan aliran masuk-keluarnya hara dari
bagian bahan organik, ‘pertanian bahan organik’ lebih dari pada ‘
pertanian untuk solusi hara tanah’. Ada banyak bukti tidak langsung
dari pertanian alternatif terhadap masalah ini, tapi masih sedikit
bukti ilmiah.
Dari konsep ke aksi
Perlu ada prioritas terhadap keamanan pangan, dampak lingkungan,
keamanan manusia di sektor pertanian pada negara-negara sedang
berkembang. Di negara-negara maju sudah dilakukan, dan tidak mudah
langsung menerapkan program-pogram yang dilakukan dinegara lain, karena
setiap negara punya prioritas masing-masing, karena itu harus selektif dan
responsif agar program-program dapat diterima.
Bagaimana program kita terhadap pertanian berkelanjutan?, sebagai
ilmuan perlu bereaksi untuk merealisasikan pertanian berkelanjutan.
Setiap program perlu diperhatikan baik ancaman maupun peluangnya .
Program harus dapat memanfaatkan peluang untuk membantu
mengidentifikasi dan merancang solusi yang dapat dilaksanakan oleh
masyarakat.

Berdasar pengalaman masa lalu, lalu bergerak ke depan untuk


menentukan masa depan, kita perlu menghargai keragaman
pemikiran dan pengalaman yang memberikan ‘bahan baku’
untuk evolusi paradigma baru. Implementasi dari suatu model
baru diperlukan cara fikir/sikap baru, kebijakan baru dan
teknologi baru.
Pertanian ekologi dan keragaman secara ekologi
CIRI PERTANIAN EKOLOGI

Pertanian Ekologi :kegiatan produksi dilakukan dengan


memperhatikan aspek-aspek ekologi. Produksi
pertaniannya harus dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan dan sumberdaya, dapat memelihara
keseimbangan ekologi
Pertanian ekologi dirancang dengan baik, sistem
optimum dengan dampak sosial, ekonomi dan ekologi
yang baik.

Pertanian ekologi efektifitasnya tinggi, ‘knowledge


intensif’ dan tidak menimbulkan polusi pada ekosisitem.
KRITERIA MINIMUM PERTANIAN EKOLOGI
Ecologically renewable (berdaur ulang secara ekologi) . Tingkat
regenaratif sumberdaya terbarukan lebih besar dari konsumsinya.
Tingkat sumberdaya tak terbarukan yang teridentifikasi atau
substitusi lebih besar dari konsumsinya. Tingkat kehilangan polutan
lebih besar dari tingkat input

Ecological survivable (keberlangsungan secara


ekologi). Pendapatan yang diperoleh lebih berdasar
dari total biaya yang diperlukan
Socially compatible (cocok secara sosial).
Kebutuhan dasar masyarakat seperti gizi, dan
pekerjaan harus dipertimbangkan dengan baik
dalam sistem.
Keragaman secara ekologi dalam agroekosistem
Agroekosistem pada umumnya lebih sering mengalami gangguan dengan intensitas
yang lebih tinggi dibanding ekosistem alam. Keragaman dalam suatu agroekosistem
juga sulit untuk dipelihara. Hilangnya keragaman sangat melemahkan keterkaitan
antar spesias. Laju siklus hara, perubahan efisiensi, aliran enrgi berubah, dan
tergantung pada campur tangan manusia dan penambahan input. Semua sebab itu,
suatu agroekosistem dikatakan tidak stabil secara ekologi.

Agroekosistem membutuhkan kondisi yang tidak sederhana, dan tidak


miskin-keragaman seperti pada agroekosistem konvensional. Pembatas
ditentukan oleh kebutuhan untuk panen biomasa, agroekosistem dapat
mendekati tingkat keragaman yang ditunjukkan oleh ekosistem alam, dan
memperoleh keuntungan dari meningkatnya stabilitas karena keragaman
lebih besar.
Mengelola interaksi yang kompleks memungkinkan dilakukan bila
banyak dari elemen keragaman ada dalam sistem pertanian, dan ini
menjadi faktor kunci untuk mengurangi kebutuhan input eksternal
untuk menuju pertanian berkelanjutan
Nilai Keragaman agroekosistem
Strategi kunci pertanian berkelanjutan adalah memasukkan kembali keragaman
ke dalam pertanian dan mengelolannya lebih efektif. Keragaman adalah nilai
Agroekosistem dengan berbagai alasan, di antaranya:
• Diversitas tinggi, ada diferensiasi mikro-habitat, sehingga jenis komponen
dari sistem menjadi ‘spesialis habitat’. Tiap tanaman dapat tumbuh pada
1 lingkungan ideal sampai kebutuhan spesifiknya

• Bila keragaman meningkat, juga kesempatan untuk ‘coexistence’ dan


campur tangan yang menguntungkan antar spesies dapat meningkatkan
2 sistem berkelanjutan.

• Pada ekosistem beragam, lingkungan terganggu hubungannya dengan


keadaan pertanian akan lebih baik mengambil keuntungan. Habitat
terbuka akan didiami oleh spesies yang berguna yang sudah ada dalam
3 sistem, dibanding yang berumput dan berbahaya diserbu pionir dari luar.
Nilai Keragaman agroekosistem
Strategi kunci pertanian berkelanjutan adalah memasukkan kembali keragaman
kedalam pertanian dan mengelolannya lebih efektif. Keragaman adalah nilai
Agroekosistem dengan berbagai alasan, di antaranya:

• Keragaman tinggi memungkinkan berbagai macam populasi menguntungkan dinamis


antara herbivora dan predatornya
4

• Keragaman tinggi, biasanya memungkinkan penggunaan sumberdaya dalam suatu agroekosistem lebih efisien.
Tingkat adaptasi terhadap habitat lebih baik, menunjukkan saling mengisi diantara kebutuhan spesies tanaman,
5 diversifikasi nisia, tumpang tindih nisia spesies , dan pembagian sumberdaya.

• Keragaman mengurangi resiko untuk petani, khususnya pada areal yang lingkungannya
tidak dapat diprediksi, jika satu tanaman kurang berhasil, maka dapat dikompensasi dari
6 yang lain.
Nilai Keragaman agroekosistem
Strategi kunci pertanian berkelanjutan adalah memasukkan kembali keragaman
kedalam pertanian dan mengelolannya lebih efektif. Keragaman adalah nilai
Agroekosistem dengan berbagai alasan, di antaranya:

• Bila ternak diintegrasikan ke dalam agroekosistem, banyak peluang


muncul dari interaksi yang menguntungkan, misalnya pengembalaan
7 dapat memperbaiki siklus hara.

• Kumpulan tanaman yang beragam dapat menghasilkan keragaman iklim


mikro dalam sistem pertanaman yang dapat didiami organisme non-
tanaman, termasuk predator, parasit, dan antagonis yang
8 menguntungkan

• keragaman dalam lanscape pertanian dapat berkontribusi terhadap


konservasi keragaman biotik disekitar ekosistem alam.
9
Cara meningkatkan keragaman
dalam sistem pertanian
Banyak cara untuk meningkatkan keragaman, seperti: (1) Tambahkan spesies baru
pada sistem pertanaman yang sudah ada, (2) reorganisasi dan restrukturisasi
spesies yang sudah ada, (3) praktek meningkatkan pertambahan keragaman atau
input, (4) eliminasi pengurangan keragaman atau membatasi input keragaman atau
praktek:
• Intercropping: cara utama dan langsung meningkatkan keragaman
‘alpha’ agroekosistem dengan menanam dua atau lebih tanaman
1 sehingga terjadi interaksi antara iindividu dari tanaman berbeda.

• Strip Cropping: bentuk lain dari ‘multiple cropping’ menanam tanaman


bebeda pada bidang yang berbatasan. Kegiatan ini meningkatkan
2 kergaman ‘beta’ dari pada keragaman ‘alpha’.

• Hedgerows dan Buffer vegetation: pohon atau semak ditanam pada


batas pinggir lapangan, sepanjang lintasan pertanian, atau menandai
3 batas, dapat memiliki banyak fungsi. Ini meningkatkan keragaman ‘beta’
Cara meningkatkan keragaman
dalam sistem pertanian
• Cover cropping: adalah penanaman tanaman untuk penutup tanah, biasanya dilakukan antara
tanaman pokok, atau antara siklus tanaman, bisa dari tanaman semusim atau tanaman tahunan,
terutama rumput dan legum. Meningkatkan keragaman dengan menanam satu atau lebih jenis
4 penutup tanah.

• Rotasi: rotasi tanaman merupakan cara penting meningkatkan keragaman dari sistem. Rotasi
dilakukan dengan menanam tanaman yang berbeda secara berurutan atau berulang dengan
5 beurutan makin besar perbedaan tanaman yang dirotasi, dampak ekologinya makin baik.

• Fallow/bero: fariasi dari praktek rotsi adalah sistem bero, yaitu pada periode tertentu berurutan
antara penanaman dan bero (membiarkan lahan tanpa ditanami. Pada saat bero tanah ‘istirahat’
6 di mana terjadi suksesi dan pemulihan keragaman pada banyak bagian sistem, terutama tanah.

• Reduce atau minimum tillage: karena gangguan agroekosistem sangat menghambat


perkembangan suksesi, keragaman, dan stabilitas. Cara ini mengurangi gangguan dan membantu
meningkatkan keragaman. Mengurangi intensitas pengolahan tanah dan membiarkan residu daun
7 dipermukaan tanah merupakan cara penting dan efektif mengurangi gangguan.
Cara meningkatkan keragaman
dalam sistem pertanian
• Input bahan organik tinggi: bahan organik tinggi penting
untuk menstimulasi diversifikasi spesies pada subsistem di
bawah tanah. Ini penting untuk menstimulasi struktur dan
8 fungsi kragaman.

• Mengurangi penggunaan input kimia: banyak pestisida


mematikan organisme non-target pada sistem tanaman, atau
menyisakan residu yang menghambat kelimpahan dan
9 keragaman berbagai organisme.

• Integrasi dengan ternak: integrasi ternak ke dalam pertanian


meningkatkan keragaman biotik agroekosistem. Kegiatan
ternak memakan residu tanaman, dan memberikan pupuk dari
10 kotorannya dapat mengubah struktur keragaman.
Mengelola diversifikasi
Pergeseran dari agroekosisten seragam, monokultur menjadi sistem lebih
beragam adalah pendukung berlangsungnya proses dan interaksi yang
menguntungkan melalui proses yang bertahap. Sesungguhnya semua cara
meningkatkan keragama dalam pertanian yang telah disampaikan di atas
membantu mitigas dampak negatif kegiatan pertanian.
Introduksi lebih banyak spesies baik pengaruh langsung maupun tidak
langsung , memperluas kesempatan integrasi struktur dan fungsi
agroekosistem, menyebabkan terbentuknya sistem dinamis dan penyanggah
untuk mengurangi keragaman respon. Dengan demikian macam dan bentuk
campur tangan dalam mendiversifikasi pertanian memungkinkan lebih banyak
tipe interaksi, mulai dari kompetisi sampai mutualisme.

Menggelola keragaman pada level pertanian merupakan tantangan besar.


Dibanding dengan pengelolaan konvensional, mengelola keragaman
memerlukan kerja keras, resiko lebih besar, dan ketidak pastian lebih
besar, serta memerlukan lebih banyak pengetahuan. Akhirnya
memahami basis secara ekologi tentang bagaimana keragaman
mengoperasi dalam groekosistem dan mendapat keuntungan dari
kompleksitas ‘kelaparan’ untuk menghilangkannya adalah strategi
mencapai keberlanjutan.
MANAJEMEN EKOSISTEM PERTANIAN UNTUK
KEBERLANJUTAN
MANAJEMEN TANAH
Manajemen tanah termasuk manipulasi sumberdaya tanah untuk mencapai hasil
optimal per input yang diberikan. Isu-isu filosifis sering terlupakan karena terdorong
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi jangka pendek. Pertanian memiliki peluang
untuk mengadopsi praktek berkelanjutan, bila tidak dilakukan, maka publik melalui
peraturan pemerintah akan memaksa untuk mengadopsi praktek berkelanjutan,
karena perhatian terhadap kualitas air, konservasi energi, dan aspek-aspek pengelolaan
lainnya yang terus muncul.

Yang perlu dipami perannya adalah bahan organik yang bisa berkontribusi lebih besar
terhadap produktivitas dibanding dengan komponen tanah tunggal. Sifat-sifat biologi,
fisik, dan kimia dipengaruhi oleh stabilitas bahan organik. Kerangka kelengkapan tanah
mendukung pertumbuhan tanaman. Perhatian berkembang sehubungan dengan
manajemen ‘kerangka’ tanah ini untuk pertanian berkelanjutan.

Struktur tanah adalah komponen ‘kerangka’ penting karena mempengaruhi


ketersediaan dan transpor air, udara, dan hara, juga mempengaruhi kekuatan dan
suhu tanah. Setruktur secara ekonomi penting sebab mempengaruhi erosi, dan
konsumsi energi selama kegiatan pengolahan tanah. Dengan demikian
manajemen tanah mencakup bidang yang beragam dari sistem pertanaman,
pengolahan tanah, pemupukan, konservasi, dan pengelolaan hama-penyakit,
serta bagaimana kegiatan tersebut mempengaruhi tanah dan sifat-sifatnya.
Kondisi bahan organik dan struktur tanah akan menetukan tingkat keberlanjutan
pertanian.
MANAJEMEN TANAH: KARAKTERISASI
BAHAN ORGANIK TANAH (BOT)
Banyak rekasi terjadi dalam tanah yang dipengaruhi oleh barmacam-macam bahan organik
tanah. BOT bertanggung jawab pada : produksi primer dekomposisi tanaman normal,
seperti lignin, dan selulosa, bersama-sama dengan residu hewan menyusun bahan organik
kasar. Termasuk juga sintesa komponen protein, karbohidrat, asam organik, lemak, damar,
dan zat kimia yang mengandung nitrogen lainnya, serta yang tidak mengandung nitrogen.

Berat kering Jaringan tanaman terdiri atas 50-70% karbohidrat, sebahagian besar
residu tanaman kembali ke tanah. Karbohidrat menjadi unsur utama mikroba
tanah, dan berperan penting dalam perkembangannya. Senyawa berat moleku
rendah terutama digunakan sebagai substrat mikroba tanah, yang ada sementara
sangat tergantung pada infusi bahan organik segar (Vaughan and Malcolm, 1985)

Bagian tertinggi BOT, sekitar 85-90%, disusun dari bahan ‘humic’ . Ini istilah
umum berkait dengan inang mikroba dan produk degradasi kimia. Vaughan and
Malcolm (1985) menggambarkan persoalan identifikasi senyawa spesifik dari
bahan humic sebagai hasil variasi teknik ekstraksi. Istilah umum ‘asam humic’,
‘asam fulvic’,dan ‘humin’ menyarankan contoh ekstrak dengan asam dan
alkalin. Bahan humic stabil, memperlihatkan resistensi besar terhadap
penguraian/breakdown lebih lanjut dibanding bahan non-himic.
Manajemen tanah: Kuantitas perubahan BOT
Perhatian pada pemeliharaan BOT berkaitan dengan siklus. Pada daerah
pertanian baru, manajemen BOT tidak begitu penting , untuk kesuburan
(termasuk produktivitas) langsung respon dengan penambahan bahan organik.
Sekarang ini menggunakan input energi tinggi seperti pupuk buatan memberikan
hasil yang baik. Memelihara BOT atau meningkatkannya adalah inti dari praktek
pertanian berkelanjutan, terutama untuk kesuburan, dan pengendalian erosi.
Manusia mempengaruhi tingkat BOT dimulai sejak pertanian berkembang.
Tingkat BOT pada keadaan yang belum terganggu/dimanfaatkan (virgin state)
berbeda karena hasil faktor-faktor lokal selerti spesies tanaman asli, iklim,
pengaruh ternak, bahan induk tanah, dan kondisi lainnya. Perkembangan
pertanian modern menghancurkan kuantitas BOT, dengan tingkat
pengurangan dalam tanah berbeda-beda menuju keseimbangan baru.

Aspek-aspek sistem produksi mempengaruhi dinamika BOT


termasuk sistem pertanaman, pengolahan tanah, pengelolaan
residu, dan praktek pemupukan. Karena pentingnya BOT untuk
menjamin keberlanjuta produktivitas pertanian, maka perlu
dilakukan monitoring dan manajemen yang baik.
Manajemen tanah: Dampak pengolahan tanah
terhadap keberlanjutan
Intensitas pengolahan tanah mempengaruhi banyak faktor, termasuk: BOT, erosi, kualitas
air, konsumsi energi, pengendalian gulma, pemupukan, hasil penanam, dan produksi
tanaman. Inovasi teknologi selama 3 dekade ini telah merubah hubungan antara intensitas
pengolahan tanah dengan semua faktor, alasan klasik menantang pengolahan tanah
sebelum tanam (khususnya hubungannya dengan produksi) . Teknologi baru tentang
pengolahan tanah memiliki implikasi penting. Faktor-faktor lingkungan merupakan
perhatian utama pada pertanian berkelanjutan termasuk pengendalian erosi, konservasi
energi, dan pemeliharaan kualitas air.

Mengurangi pengolahan tanah sebelum tanam nampaknya diperlukan sekarang dari pada
waktu lampau untuk optimalisasi produksi tanaman, dan kerena itu, dampak pengolahan
tanah terhadap lingkungan lebih kecil. Peran pengolahan tanah konservasi (conservation
tillage) pada produksi tanaman memberikan contoh perubahan ini. Residu permukaan
kaitannya dengan pengolahan konservasi dapat mengurangi erosi dengan secara dramatik,
selain itu juga dapat meningkatkan infiltrasi tanah. Sehingga sangat penting menggunakan
teknologi yang sesuai,, mengurangi pengolahan tanah sudah terbukti bisa memproteksi
tanah dan air

Energi yang diperukan untuk pengolahan tanah cukup banyak, walaupun masih jauh lebih
kecil dari pada pemupukan nitrogen. Upaya mengurangi energi yang digunakan dengan
meningkatkan efisiensi pengolahan tanah atau dengan mengurangi pengolahan tanah
sangat penting. Praktek yang dapat dilakukan untuk mengurangi energi adalah dengan
meninggalkan residu tanaman di permukaan tanah .
Manajemen tanah: Dampak pengolahan tanah
terhadap keberlanjutan
Pengolahan tanah minimum atau pengolahan tanah konservasi yang didefinisikan sebagai sistem
pertanaman dengan menyisakan minimal 30% residu tenaman di permukaan tanah. Cara ini telah
digunakan luas di AS dengan berbagai alasan, yaitu: mengurangi biaya, mengurangi aliran permukaan
dan erosi, menambah BOT, dan meningkatkan retensi air tanah. Pengolahan tanah minimum memiliki
dampak nyata terhadap ekologi, agronomi dan ekonomi, dan sudah dipromosikan penggunaannya pada
sistem pertanaman inovatif. Sistem ini juga mengurangu kerusakan tanah, mendukung perkembangan
sub-sistem dekomposis menjadi lebih kompleks, meningkatkan stabilitas sistem tanah, dan efisiensi
siklus hara internal. Dengan meningkatnya interaksi yang kompleks antara tanaman, invertabrata, dan
miroorganisme, maka pengolahan tanah minimum lebih menyerupai sistem alami dari pada sistem
konvensional. Dengan demikian suystem agriekosistem lebih berkelanjutan

Pengolahan tanah terbukti mempegaruhi kelimpahan artopoda hama maupun non-hama


(Blumberg and Crosslelye, 1983; House and Stinner, 1983). Pengaruh negatif pengolahan
tanah terhadap kelimpahan kelompok organisme tertentu, Misalnya dengan meningkatnya
intensitas pengilahan tanah mengurangi populasi mikroorganisme artopoda yang
menuntungkan (Hendrix et al, 1986), cacing tanah (Edwards and Lofty, 1977). Pengolahan
tanah minimum menyebabkan komunitas dekomposer melimpah, dan juga meningkatkan
stabilitas biota tanah.

Kelemahan dari pengolahan tanah minimum adalah, input energi pengendalian


gulma lebih tinggi. Tapi keuntungan dalam hubungan dengan pertanian
berkelanjutan adalah mengurangi input sumberdaya tak terbarukan dan
mengurangi dampak lingkungan.
MANAGEMENT STRATEGIS UNTUK
KEBERLANJUTAN KESUBURAN TANAH

pendekatan neraca massa

faktor nonantropogenic dan antropogenic, proses atau


strategi untuk memelihara kesuburan tanah dengan
memperhatikan kemampuan tanah mensuplay hara untuk
pertumbuhan tanaman tanpa merusak lingkungan

tujuan: memperhatikan faktor-faktor yang


mempengaruhi tanah dan strategi pengelolaan
untuk mempertahankan kesuburan tanah tanpa
dampak lingkungan dan ekonomi yang merugikan.
PENDEKATAN NERACA MASSA
Mencapai kesuburan tanah berkelanjutan dengan pendekatan
neraca massa memerlukan pemahaman baik faktor antropogenik
(terkontrol) maupun nonantropogenik (tidak terkontrol) yang
mempengaruhi kesuburan tanah
.
lima faktor dasar pembentukan tanah (bahan induk, iklim,
makro/mikro organisme, topografi dan waktu) merupakan faktor
nonantropogenik. saling berintraksi menentukan tingkat sifat
bawaan(inherent) kesuburan tiap jenis tanah

Sifat khusus ini menggambarkan sifat-sifat fisik, kimia,


biologi dan morfologi dihasilkan oleh intraksi faktor-
faktor alam dan faktor-faktor yang relatif tidak dapat
dikontrol
PENDEKATAN NERACA MASSA (LJT)
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah men-supply hara
esensial untuk pertumbuhan tanaman.

Untuk mencapai kesuburan tanah tujuannya haruslah


untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
teknik dan praktek pengelolaan untuk men-supply
jumlah seluruh hara esensial yang sesuai pada waktu
yang tepat untuk memberikan produksi optimum.

Mencapai neraca antara input hara dan output sangat


penting untuk mencegah kelebihan akomulasi yang
dapat ditrasfer ke lokasi non-arget seperti ke sumber air.
NON ANTHROPOGENIC ANTHROPOGENIC
FACTORS FACTORS

Crop Management
Climate
Topography Rotation
Cover crops

Inherent Soil Management


• Fertilization
Soil
Fertility SUSTAINABLE • Tillage
• Nutrient mass-balance

SOIL
FERTILITY

Management Strategies
• Flesible systems Minimize nutrient losses
• Realistio yield goals • Runoff
• Integrated practices • Leaching
• Holistic approach • Gass
FAKTOR NONANTROPOGENIK
Bahan induk mempengaruhi sifat kesuburan tanah,
khususnya kandungan mineral, ukuran partikel yang
mempengaruhi tekstur, tipe dan laju reaksi kimia yang
terjadi. cara deposisi mempengaruhi struktur dan topografi.
Iklim mempengaruhi sifat kesuburan tanah karena
faktor-faktor iklim menentukan tingkat hancuran
(weathering) bahan induk. mempengaruhi tingkat
rekasi biologi, kimia termasuk larutan, hidrasi,
mineralisasi, immobilisasi, dan pencucian tanah.

Iklim juga mempengaruhi kelompok dan kuantitas


vegetasi , jumlah bahan organik yang ditambahkan
ke dalam tanah.
FAKTOR NONANTROPOGENIK
iklim mikro dan ciri tanah nonantropogenik mempengaruhi
kesuburan tanah melalui pengaruhnya pada aktivitas mikroba ,
dan berkaitan dengan proses respirasi, mineralisasi, dan
denitrifikasi

aktivitas mikroba aerobik tanah meningkat secara linear


dengan meningkatnya kandungan air tanah antara 30-
60%. antara 60-70% aktivitasnya menurun.

pada kindisi suplay c dan no3-n cukup, denitrivikasi


sangat sedikit terjadi pada ka 60%, tetapi
denitrifikasi meningkat eksponensial pada 70-75%
FAKTOR NONANTROPOGENIK
tipe dan kuantitas biota adalah faktor nonantropogenik yang
mementukan macam dan jumlah bahan organik yang kembali
kle dalam tanah.
lahan perumputan alami lebih dari 2,5 mg/ha bahan kering
diberikan ke tanah tiap tahun. sejak itu,berat kering akar
dan sistem perakaran lebih dari 12 mg/ha dibanding
produksi bahan diatas tanah hanya 2-5 mg/ha
jenis biota mempengaruhi distribusi bahan organoik
dalam tanah rumput berbeda engan pohonan. kontribusi
rumput terutama dari akar dan sistem perakaran,
sedangkah pohon dari daunnya yang jatuh ke tanah.
FAKTOR NONANTROPOGENIK
vegetasi juga mempengaruhi banyak proses mikroba,
termasuk mineralisasi , fiksasi n dan immobilisasi, dan juga
bahan organik dan proses dekomposisi residu tanaman yang
mempengaruhi siklus hara dengan menyediakan sumber
energi untuk semua proses tersebut.

topografi memepengaruhi infiltrasi


air, suhu tanah, dan erosi.
lahan miring kehilangan airnya tinggi karena aliran
permukaan, dan erosi tinggi. tanah datar mengandung
air lebih banyak
FAKTOR ANTROPOGENIK
manusia dianggap faktor antropogenik, karena interval waktu
yang relatif singkat kegiatan terkontrol umumnya menetukan
kondisi saat ini yang dihasilkan baik oleh faktor nonantropogenik
maupun kegiatan antropogenik sebelumnya akan lebih rendah,
berlanjut dan perbaikan.

kombinasi hasil dari overlapping faktor nonatropogenik dan


antropogenik muncul pada tanah-tanah yang berbeda.

keputusan berkait dengan tingkat pemupukan, praktek


pengolahan tanah, pengelolaan air, seleksi tanaman
adalah faktor antopogenik yang turut menentukan
keberlanjutan tanah
FAKTOR ANTROPOGENIK
hasil pnelitian pengaruh sistem produksi
pertanian terhadap dinamika siklus P tanah
menunjukkan perbedaan bentuk p organik dan
in-organik.
tanpa pemberian p ada konsistensi p inorganik, walaupun
tingkat ketersediaannya secara gradual menurun

kehilangan p bersih dari sistem pertanian melalui panen tanaman


dihitung dengan berkurangnya p organik dalam tanah. mis selama 60
tahun (1913-1973) tanaman kapas yang ditanam di missisippi tanpa
pemupukan p tidak terjadi pengaruh yang nyata terhadap
kandungan p inorganik, tatepi kandungan p organik yang di tanami
(cultivated) adalah 93 mg/kg dibanding yang tidak ditanami (virgin)
sebesar 223 mg/kg.
Pengelolaan tanaman untuk pertanian
berkelanjutan
Sistem pertanian berkelanjutan berdasar pada input energi dan bahan kimia lebih
rendah untuk mendapatkan hasil jangka panjang dan lengkungan terpelihara.
Banyak ahli berpendapat bahwa manajemen yang lebih baik spesifik pada proses
dan interaksi secara ekologi akan diperlukan untuk mengganti sistem input itnggi.
Sistem pertnian input tinggi menuai kritik karena menyebabkan instabilitas
produksi, ekonomi dan degradasi lingkunga.
Keputusan manajemen pengelolaan tanaman ditujukan untuk mengatasi
sejumlah tantangan ekologi dan ekonomi, dengan tujuan utama untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya baik terbarukan maupun
yang tidak terbarukan. Baik pertanian besar maupun kecil harus diarahkan
untuk berkelanjutan , yaitu yang mampu memberikan pendapatan yang
konsisten/meningkat.

Zandstra (1977) memberikan formlasi matematika produksi tanaman sbb:


y=f(M, E), di mana y adalah hasil , M adalah fungsi manajemen
(pengaturan dalam waktu dan ruang pemupukan, pengendalian OPT, dan
panen), dan E adalah fungsi ingkungan (tanah, komponen iklim, dan
sumberdaya ekonomi).
Pengelolaan tanaman untuk pertanian
berkelanjutan: Menentukan Tanaman
Untuk meningkatkan keberlanjutan dari sistem, perlu memeilih tanaman yang sesuai dengan
‘nisia’, dan sistem pertanaman yang akan dilakukan. Spesies introduksi baru memerlukan
waktu panjang untuk bisa beradaptasi penuh disuatu tempat. Perubahan secara biologi
maupun ekonomi terus terjadi melalui perkembangan dan ketersediaan varietas baru dan
hibrida. Perubahan juga sering terjadi dengan kondisi pertanaman. Disini pemulia tanaman
berperan penting.
Banyak tanaman introduksi terbukti tidak berhasil dengan baik, karena itu sangat penting untuk
berusaha menghasilkan varietas sendiri dan terus melakukan uji kultivar-kultivar baru yang
tersedia dan kombinasi genetik akan sangat berguna untuk mencari varietas yang optimum.
Perdebatan tentang pengembangan varietas hibrida yang dirancang khusus untuk mendukung
pertanian berkelanjutan masih terus berlangsung, terutama varietas yang bisa beradaptasi pada
keadaan lingkungan tumbuh yang tidak optimum (Blum, 1985, Francis, 1990). Salah satu hal
penting adalah besarnya interaksi antara genotipe dengan sistem pertanaman, atau antara
genotipe dengan budaya.

Apabila semua varietas atau hibrida mempunyai respons yang sama terhadap perubahan
pengolahan tanah, ketersediaan air, stres hara, atau temperatur ekstrem, maka kita tidak perlu
mempertimbangkan perbedaan kulivar untuk suatu sistem termasuk perbedaan kondisi
pertumbuhan tanaman. Tapi bila terdapat interaksi yang kuat , atau perbedaan respons antara
kultivar, maka kita perlu melakukan seleksi tanaman tertentu untuk suatu kondiasi baru yang
bisa meningkatkan peroduktivitas, stabilitas hasil, dan keberlanjutan dari sistem (Francis, 1990).
Pengelolaan tanaman untuk pertanian
berkelanjutan: Menentukan Tanaman
Varietas baru atau varietas lain diperlukan untuk membuat sistem lebih
berkelanjutan, boleh jadi dengan mengurangi penggunaan input yang tidak berdaur
ulang, tergantung pada perbedaan kondisi stres dalam sistem yang baru. Perbedaan
genetik yang ada untuk menoleransi kondisi stres yang ada seperti kekeringan,
tempratur, kondisi tanah, air, pengaruh biotik. Pertanyaannya adalah apakan semua
kondisi akan berubah sebagai hasi ldari modifikasi sistem pertanaman.
Apabila dilakukan perubahan sistem intercrop menjadi lebih intensif, maka diperlukan untuk
mencari tanaman yang lebih randah yang tahan naungan, dan tanaman yang efisien
menggunakan air. Jika perubahan dilakukan dengan mengurangi pemupukan, atau sistem
irigasi terbatas , perlu diketahui varieas yang efisien menggunakan sumberdaya yang langka.
Pemuliaan untuk mendapatkan tanaman toleran terhadap kekeringan sangat kompleks,
sehingga seleksi untuk ukuran secara fisiologi spesifik lebih efektif dari pada seleksi langsung
terhadap toleran kekeringan.

Manajemen tanaman dalam sistem berkelanjutan termasuk adaptasi genetik


terhadap kondisi stres hara dari suatu sistem. Devine (1982) menyarankan
tiga strategi untuk berhasil: (1) merubah lingkungan tanahdengan menambah
kapur atau pupuk, (2) memilih galur toleran, dan (3) memilih individu ayng
diinginkan dari kultivar berproduksi tinggi yang ada, dan juga toleran
terhadap kondisi stress.
Pengelolaan tanaman untuk pertanian
berkelanjutan: Menentukan Tanaman
Varietas baru atau varietas lain diperlukan untuk membuat sistem lebih
berkelanjutan, boleh jadi dengan mengurangi penggunaan input yang tidak berdaur
ulang, tergantung pada perbedaan kondisi stres dalam sistem yang baru. Perbedaan
genetik yang ada untuk menoleransi kondisi stres yang ada seperti kekeringan,
tempratur, kondisi tanah, air, pengaruh biotik. Pertanyaannya adalah apakan semua
kondisi akan berubah sebagai hasi ldari modifikasi sistem pertanaman.
Apabila dilakukan perubahan sistem intercrop menjadi lebih intensif, maka diperlukan untuk
mencari tanaman yang lebih randah yang tahan naungan, dan tanaman yang efisien
menggunakan air. Jika perubahan dilakukan dengan mengurangi pemupukan, atau sistem
irigasi terbatas , perlu diketahui varieas yang efisien menggunakan sumberdaya yang langka.
Pemuliaan untuk mendapatkan tanaman toleran terhadap kekeringan sangat kompleks,
sehingga seleksi untuk ukuran secara fisiologi spesifik lebih efektif dari pada seleksi langsung
terhadap toleran kekeringan.

Manajemen tanaman dalam sistem berkelanjutan termasuk adaptasi genetik


terhadap kondisi stres hara dari suatu sistem. Devine (1982) menyarankan
tiga strategi untuk berhasil: (1) merubah lingkungan tanahdengan menambah
kapur atau pupuk, (2) memilih galur toleran, dan (3) memilih individu ayng
diinginkan dari kultivar berproduksi tinggi yang ada, dan juga toleran
terhadap kondisi stress.
Pengelolaan tanaman untuk pertanian
berkelanjutan: mulitiple cropping (MC)
MC adalah menanam dua atau lebih tanaman pada lahan yang sama dalam setahun,
diyakini bahwa ini adalah model tertua dari pertanian terorganisir, dan masih tetap
dilaksanakan pada pertanian tradisional di daerah tropis, misalnya di Afrika 98% tanaman
legum
I dicampur dengan tanaman lain (Dover and Tailor, 1987). Kebanyakan sistem
pertanian asli di daerah tropis adalah polikultur. Sistem MC jauh lebih sedikit dilakukan di
negara berkembang.
Istilah MC sesungguhnya meliputi berbagai sistem pertanaman yang penggunaan komponennya
sama dengan difersifikasi tanaman dalam waktu dan/atau ruang, misalnya cropping system, rotasi
tanaman, dimana dua atau lebih tanaman ditanam berurutan pada tempat yang sama. Dalam hal ini
diversifikasi tanaman hanya dalam waktu. Pada sistem intercropping ada beberapa tingkat tumpang
tindih antar tanaman, jadi diversifikasi tanaman baik dalam waktu maupun ruang. Sistem intercrop
termasuk pertanaman campuran, dimana dua atau lebih tanaman ditanam tanpa pengaturan baris
yang jelas; intercropping baris dimana paling tidak satu jenis tanaman ditanam dalam baris; strip
intercropping dimana dua atau lebih tanaman ditanam dalam ‘strip’ yang cukup luas untuk
memungkinkan kultivasi independent , tapi cukup sempit untuk berinteraksi satu dengan lain secara
ekologi.

Ciri terpenting dari MC adalah meningkatnya keragaman, baik dalam hal strutur maupun spesies
habitat. Dalam hal ini MC menyerupai komunitas tanaman alami yang lebih tertutup dibandingkan
dengan sistem monokultur input tinggi yang minim keragaman. Beberapa bentuk itercropping
seperti pertanaman campuran dan relay intercropping meningkatkan apa yang oleh Whittaker
(1960) istilahkan ‘alpha’ atau keragaman dalam habitat. Praktek lainnya sperti strip intercropping
dengan baris yang relatif lebar, meningkatkan ‘beta’ atau keragaman antara habitat
Pengelolaan tanaman untuk pertanian
berkelanjutan: mulitiple cropping (MC)
Sistem intercrop biasanya memiliki ratio ekuivalen lahan (LER), adalah jumlah relatif lahan yang ditanami
monokultur yang akan diharapkan memberi hasil sama, lebih besar dari satu. Mis. Achmed dan Rao
(1982) menguji sistem intercrop jagung-kedelai pada 14 lokasi di 7 negara menemukan LERs lebih besar
dari satu, dia juga menemukan pendpatan lebih besar dari sistem intercrop dibanding hasil masing-
masing tanaman dalam monokultur. Alasan yang sering dikutip dari banya k sistem intercrop tradisional
adalah meningkatnya kegunaan sumberdaya baik dalam waktu maupun ruang

Kebutuhan sumberdaya setiap tanaman berbeda termasuuk cahaya, air, dan hara, maka MC
seyogiyanya dirancang untuk menggunakan sumberdaya lebih efisien dari pada monokultur., misalnya
struktur kanopi yang lebih kompleks dapat meningkatkan total penggunaan cahaya. Tanaman yang
diintercrop dengn kebutuhan hara,air, dan perbedaan pola perakaran bisa menggunakan sumberdaya
yang tersedia secara penuh. Untuk menggunakan sumberdaya lebih efisien, Agroekosistem
intercropping lebih efisien pada siklus hara internal dan dan ‘kebocorannya lebih kecil dibanding
monokultur konvensional.

Kombinasi tanaman berbeda terhadap waktu penyerapan hara bisa mengurangi potensi
kehilangan hara melalui pencucian. Tanaman dengan kedalaman pola perakaran yang
berbeda bisa mentranspor hara dari dari horizon tanah yang lebih rendah kepermukaan
untuk digunakan oleh tanaman lain. Bagian dari meningkatnya produksi, total produksi
biomasa sering elbih tinggi pada sistem intercrop. Stinner (1990) mengamati produksi
biomasa sistem intercrop jagung-alafalfa 17,5 ton/ha, dibanding monokultur jagung hanya
11,2 ton/ha.
Pengelolaan tanaman untuk pertanian
berkelanjutan: mulitiple cropping (MC)
Pemanfaatan legum adalah aspek penting pada sistem MC, dan sangat
relevan dengan usaha pengembangan ‘sistem pertanian berkelnjutan input
rendah/low input sustainable agriculture, LISA’. Meningkatkan keragaman
dapat mengurangi persoalan hama-panyakit, ini terjadi terutama karena
meningkatnya populasi predator dan parasit. Sebagai contoh Brust et al
( 1986a) menemukan kepadatan predator lebih tinggi macrotropoda tanah
dan predasi larva hama lepidoptera dari intercropping jagung-pada campuran
alfalfa-rumput kebun buah-buahan (orchard)
Umpan atau tanaman perangkap dapat digunakan untuk mengendalikan
hama nematoda pada sistem MC. Tanaman umpan bukan tanaman inang
dirancang untuk mengaktifkan larva nematoda dalam keadaan tidak ada
inang yang memungkinkannya melanjutkan perkembangannya. Alteri dan
Liebman (1986) mendaftar lebih dari selusin tanaman umpan digunakan
untuk mengendalikan 10 spesies nematoda pada berbagai macam
tanaman. Tanaman perangkap adalah tanaman inang yang ditanam untuk
menarik hama seperti nematoda . Sistem MC juga memiliki potensi untuk
mengurangi kepadatan gulma dengan secara efektif menghambat
ketersediaan sumberdaya untuk gulma.
Pengelolaan tanaman untuk pertanian berkelanjutan:
Agroforestry
Agroforestri, termasuk pohon dalam sistem pertanaman, cara ini dikenal sejak lama dan
masih banyak dipraktekkan saat ini. agroforestri mungkin merupakan bentuk pertanian asli
didarah yang alamnya berhutan. System agroforestri menerima perhatian pembaharuan ,
khususnya di daerah tropis karena nilainya untuk tujuan pertanian berkelanjutan , cara ini
juga tiodak hanya cocok untuk tanaman semusim dan tahunan, tetapi juga dengan
peternakan.
Secara ekologi dan agronomi, agroforestry bisa memberikan hasil besar sementara sistim yang
lain tidak berhasil. Agroforestri menstabilkan sistem pertanaman, tanaman pohonan menjadi
permanen di atas dan di bawah tanah dari suatu sistem pertanaman. Dengan cara itu pergerakan
air dan angin berkurang sehingga kehilangan tanah karena erosi dapat berkurang dramatik. Pohon
juga memodifikasi kondisi iklim mikro dengan mengurangi temperatur ekstrem, pohon juga
mengintersepsi air dan mendistribusikannya kedalam tanah.

Agroforestri dapat mempengaruhi kesuburan tanah. McGuahey (1968), melaporkan bahwa


popon akasia yang ditanam dalam sistem agroforestry dengan tanaman semusim
semacam padi-padian (millet) dan sorghum dapat mempertahankan hasil 15-20 tahun
dibanding hanya 5 tahun bila tanaman semusim ditanam sendiri (tanpa pohon). Pohon
acasia juga secara signifikan meningkatkan konsentrasi hara pada lapisan atas tanah,
Nitrogen ningkat 187%, kalium meningkat 76% dan kalsium meningkat 22%. Bahan organik
meningkat dari 40 ke 269%, dan KTK meningkat dari 50 ke 120%
PENGELOLAAN TANAMAN UNTUK
KEBERLANJUTAN KESUBURAN TANAH
PERGILIRAN TANAMAN

tanaman legum berakar dalam diperlukan bila hara dan air


sudah berkurang di permukaan tanah

legum tidak memerlukan input hara n, dapat efektif


menggunakan residu n dari tanaman sebelumnya

kedelai juga efektif memanfaatkan residu n,


tetapi tidak seefektif alfalfa.
CROP MANAGEMENT FOR SUSTAINABLE
SOIL FERTILITY
PERGILIRAN TANAMAN (ljt)

fiksasi N juga perlu


dipertimbangkan dalam rotasi

net N yang dikembalikan kedelai ke


dalam tanah antara 14-123
kg/ha/tahun. tergantung curah hujan,
sistem pengolahan tanah, dan
perlakuan inokulum
CROP MANAGEMENT FOR SUSTAINABLE
SOIL FERTILITY
PENGELOLAAN TANAMAN PENUTUP TANAH
penutup tanah penting untuk melindungi tanah dari energi kinetik
hujan, mengurangi aliran permukaan dan mencegah erosi,
memperbaiki struktur tanah , termasuk agregasi, porositas, bulk
density dan permeabilitas , mencegah pencucian hara dan menambah
bahan organik, meningkatkan aktifitas mikroba

jika legum digunakan sebagai cover crop, bisa menambah


nitrogen melalui fiksasi.

cover crop memberikan efek residu, di ditunjukkan di


kentucky, cover crop 10 tahun meningkatkan pengambilan
njagung rata-rata 20,4 kg/ha dan menghasilak biji lebih
banyak.
STRATEGI MENYEIMBANGKAN INPUT DAN OUTPUT HARA

• adalah satu cara yang terbaik


digunakan untuk memelihara
UJI keberlanjutan kesuburan tanah. ….
TANAH asessing kesuburan tanah, menentukan
status ketersediaan hara dalam tanah

• menetukan karena dapat


ANALISIS menggambarkan kebutuhan hara
TANAMA untuk memelihara kesuburan tanah
berkelanjutan
N
MINIMIZING NUTRIENT LOSSES

1. Runoff • Kehilangan hara karena aliran permukaan


losses ditentukan oleh cara pengendalian erosi dan
pengelolaan pupuk.

• Erosi dapat dikendalikan dengan mengurangi


2. hempasan air hujan menggunakan tanaman atau
Pengendalia residu tanaman untuk menutup permukaan tanah,
n erosi mengurangi slop agar kecepatan aliran permukaan
berkurang dengan melakukan pembajakan tanah,
pembuatan teras dan saluran air.
MINIMIZING NUTRIENT LOSSES

• Manajemen pemupukan P lkebih penting dari N


dalam mengurangi potensi kehilangan dalam
aliran permukaan karena nitrat N mobil dalam
3. Fertilizer profil permukaan tanah dan algae yang ada pada
Managemen permukaan air dapat menfiksasi N.
t • Pada sistem pengolahan tanah konservasi dengan
pemberian pupuk dengan cara tabur perlu secara
priodik dibajak untuk meredistribusi pupuk N dan
P dipermukaan tanah.
MINIMIZING NUTRIENT LOSSES

• P terikat oleh senyawa Al,Fe, Ca dan bahan


Leachin organik sehingga pergerakan P terhambat
g Losses dalam tanah. Jadi perhatian utama untuk
sistem kesuburan tanah berkelanjutan adalah
unsur N untuk mengurangi kehilangan N
Pentingnya integrasi dalam sistem
pertanian berkelanjutan
Pentingnya Integrasi untuk
pertanian berkelanjutan
Produksi tanaman dinegara maju meningkat dramatis sejal Perang Dunia II,. Secara tradisional
metode pertanian tergantung pada pemeliharaan sifat kesuburan tanah dengan mendaur ulang
hara di dalam bahan organik. Tetapi produksi tinggi tergantung pada ‘input energi tinggi’ dalam
bentuk pupuk in-organik, dan input tinggi pestisida buatan, serta monokultur atau rotasi yang
hanya menggunakan dua jenis tanaman

Praktek input tinggi telah menyebabkan over produksi tanaman tertentu pada berbagai
negara maju, sehingga harga jual produksi turun dan pendapatan petani berkurang.
Efisiensi produksi tidak sebanding dengan peningkatan energi yang digunakan. Misalnya
pertania AS dari tahun 1970 -1978 petani menggunakan 50% energi lebih banyak untuk
meningkatkan produksi 30% (Buttel et al, 1986). Selain itu, input tinggi menjadi tidak
efisien dalam hal energi. Setiap satu kalori pangan yang diproduksi di AS memerlukan
tiga kalori dalam produksi, dan tujuh kalori untuk prosesing, distribusi dan preparasi
(Papendick, 1978). Input tinggi juga menimbulkan persoalan ekonomi, lingkoungna dan
masalah ekologi.
Yang paling penting adalah efek lingkungan, yaitu: (1) erosi tanah, (2) polusi bahan
kimia pertanian pada air tanah dan air permukan, (3) gangguan dan kerusakan
habitat mardasatwa, (4) berbagai pengaruh merugikan pedesaan. Masalah yang
paling serius adalah 1/3 dari topsoil pada Pertanian AS telah hilang selama lebih
dari 200 tahun. Sekitar 1/4 dari 421 juta acre pertanaman mengalami kehilangan
tanah yang serius (Papendick, 1987).
Pentingnya Integrasi: Input utama ke dalam
sistem pertanian
Produksi diperoleh dengan menanam tanaman, lalu diberikan input yang sesuai.
Input utama adalah beberapa tingkat pengolahan tanah; persyaratan hara tanaman
dengan pemupukan; metode proteksi tanaman dari hama, penyakit dan gulma;
dan rotasi yang sesuai untuk memaksimasi produktivitas (lihat Gambar Interaksi
Antara Input pertanian)

Pemupukan

Rotasi Tanaman Ekonomi pertanian Kultivasi

Proteksi tanaman
Pentingnya Integrasi:
Input utama ke dalam sistem pertanian
Pusat dari pola ini adalah ‘ekonomi pertanian’ yang mencakup input lain seperti:
lahan, tenaga kerja, bangunan, mesin, bahan kimia, dan benih, seimbang
dengan keuntungan dari hasil dan faktor-faktor ekonomi lainnya seperti menjual
di pasar, ekspor dan subsidi.
Sistem pertanian tidak sederhana, bukan sekedar penjumlahan dari
komponennya , tapi merupakan sistem kompleks dengan interaksi yang
rumit. Petani dan ahli pertanian jarang mempertimbangkan pengaruh
pupuk terhadap hama, penyakit, dan gulma. Demikian pula pengaruh
kultivasi pada persoalan hama-penyakit, dan gulma. Namun untuk
penggunaan pestisida dilakukan dengan sistem Pengelolaan Hama Terpadu
Sistem konvensional, ‘pertanian input tinggi’, hasil tinggi sering dicapai tanpa
memeberikan perhatian besar terhadap interaksi antara berbagai input. Misalnya jika
dilakukan pemupukan dosis tinggi, tanaman menjadi lebih peka terhadap hama-
penyakit, sehingga harus menggunakan pestisida lebih banyak. Pestisida berpengaruh
pada cacing-tanah, dan organisme tanah lainnya yang berperan pada: mengganti bahan
organik, siklus hara, dan kesuburan tanah. Bila input kimia lebih rendah, penting
dipelajari apa pengaruh semua input terhadap satu dengan lainnya secara detail. Jadi
sistem pertanian dengan sedikit bahan kimia secara implisit memerlukan pengetahuan
lebih banyak pada interaksi antar dan inter input dalam agroekosistem.
Pentingnya Integrasi:
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
Pemupukan
• Dengan input lebih rendah, maka penggunaan bahan organik, dapat
meningkatkan hasil dramatik.

• Pada titik tertentu, biaya pemupukan sama dengan pertambahan hasil. Untuk
mengurangi penggunaan pupuk in-organik dapat diganti dengan melakukan rotasi,
khususnya dengan menggunakan leguminosa, selain itu juga bisa dengan menanam
tanaman yang keburuhan haranya rendah, dan menggunakan pupuk secara efisien.

• Upaya yang dapat dilakuka mengurangi penggunaan pupuk buatan


adalah dengan meningkatkan fiksasi nitrogen secara biologi, dan
praktek pertanaman yang dapat mengurangi erosi.
Pentingnya Integrasi:
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
Pestisida
Penggunaan pestisida harus dapat dikurangu melalui IPM. Berbagai cara yang
dapat dilakuka di antaranya adalah:

1
• Melakukan peramalan kejadian hama

2
• Penempatan dan formulasi insektisida yag baik sehingga efisien

3
• Kultivasi yang baik agar serangan hama kurang

4
• Melakukan rotasi untuk memutus siklus hama

5
• Mengatur waktu tanam

6
• Mengatur gulma untuk perkembangan musuh alami hama
Pentingnya Integrasi:
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
Pestisida
Penggunaan pestisida harus dapat dikurangu melalui IPM. Berbagai cara yang
dapat dilakuka di antaranya adalah:

• Menggunakan insektisida biologi berbasis patogen


7

• Menggunakan nematoda untuk mengendalikan hama


8

• Melepas parasit dan predator


9

• Menggunakan peromon, alelokimia lainnya, atau repellen


10

• Melepas induk serangga steril untuk mengaborsi reproduksi hama


11
Pentingnya Integrasi:
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
Pestisida
Penggunaan pestisida harus dapat dikurangu melalui IPM. Berbagai cara yang
dapat dilakuka di antaranya adalah:

• Menggunakan varietas resisten


12

• Menggunakan varietas yang mengandung racun yang dimasukkan dengan


13 rekayasa genetik

• Mendorong predator alami untuk menjada keragaman biotik


14

• Menggunakan tanaman perangkap


15

• Menggunakan cara inovatif seperti intercropping, stripcropping dll


16
Pentingnya Integrasi:
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
Kultur teknis inovatif
Untuk mengurangi input kimia dapat dilakukan dengan berbagai kutur teknis
diantaranya adalah:
• Sistem ‘strip intercropping’ menggunakan dua tanaman, satu baris secara
1 normal untuk jalan traktor
• Teknik tanaman antar baris, di mana baris bergantian ditanam dari dua
2 tanaman

• ‘Undersowing’ dengan legum dan atau tanaman lain


3

• Menggunakan campuran varietas atau spesies untk menghasilkan keragaman


4 tanaman lebih besar

• Menggunakan tanaman perangkap, baik yang bernilai ekonomi atau tidak.


5

• ‘doble-row cropping’ untuk menfasilitasi pengendalian gulma yang


6 memungkinkan dilalui peralatan kultivasi
Pentingnya Integrasi:
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
Input mesin-mesin peralatan
Kebanyakan mesin pertanian yang digunakan sekarang ini menggunakan banyak
bahan bakar , seperti juga input kimia perlu dikurangi. Tipe mesin yang
diperlukan untuk termasuk:

• Mesin yang ringan agar tidak memadatkan tanah


1

• Mesin untuk menempatkan pupuk dalam baris tanaman


2

• Peralatan penempatan pestisida


3

• Mesin pengendalian gulma yang dapat digunakan pada berbagai pola tanam
4

• Mesin ‘subsoiling’ untuk membuka tanah tanpa membaliknya.


5
Pentingnya Integrasi:
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
Pemuliaan tanaman
Varietas berproduksi tinggi yang respons terhadap nitrogen merupakan
penyabab utama peningkatan hasil di negara maju, tatapi varietas baru yang
bisa berhasil tinggi pada kondisi hara lebih sedikit dirancang di negara sedang
berkembang. Untuk itu, pemuliaan memiliki potensi besar untuk pertanian
berkelanjutan. Potensi tersebut termasuk:

• Pemuliaan varietas yang respons terhadap pemupukan rendah


1

• Pemuliaan varietas tanaman yang tahan hama-penyakit


2

• Implementasi racun seragga ke dalam tanaman untuk pengendalian


3

• Mengembangkan tanaman dengan antagonisme panyakit yang kurang


4 dipengaruhi oleh patogen

• Pemuliaan tanaman yang tahan terhadap herbisida .


5
Integrasi komponen-komponen pertanian berkelanjutan

Fertilisers

Inorganic Organic

Crop
Rotations Yield Income
Cultivars

Weeds Pests Diseases

Herbicide Insecticide Fungicide

Pesticides
Pentingnya
Integrasi Integrasi:
komponen-koponen
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
pertanian berkelanjutan
Sistem pertanian berkelnjutan tergantung pada manipulasi dari komponen-
komponennya dan bagaimana mengurangi penggunaan bahan kimia dari
komponennya. Selain itu juga bagaimana memahami begaimana komponen
saling berinterksi. Interaksi-interaksi termasuk:
• Pemupukan mempengaruhi pertumbuhan tanaman , gulma , hama dan
1 penyakit
• Bahan organik dapat mengurangi hama -penyakit dengan meningkatnya
2 keragaman spesies termasuk musuh alam,
• Bahan organik mendorong pertumbuhan jamur yang mengendalikan
3 nematoda, dan bisa mengabsorpsi dan menonaktifkan pestisida
• Bahan organik menyediakan makanan alternatif untuk hama-penyakit marginal
4 sehingga mengurangi pengaruhnya.

• Kultivasi menghambat gulma dan meningkatkan efektivitas pestisida


5

• Kultivasi mempengaruhi kebutuhan pupuk, serta memasukkan bahan organik


6 kedalam tanah sehingga terdekomposisi cepat.
Pentingnya
Integrasi Integrasi:
komponen-koponen
Komponen-komponen pertanian berkelanjutan
pertanian berkelanjutan
Sistem pertanian berkelnjutan tergantung pada manipulasi dari komponen-
komponennya dan bagaimana mengurangi penggunaan bahan kimia dari
komponennya. Selain itu juga bagaimana memahami begaimana komponen
saling berinterksi. Interaksi-interaksi termasuk:
• Herbisida mempengaruhi keparahan serangan hama-penyakit dengan
7 mematikan inang alternatif atau mengurangi musuh alam

• Pestisida dapat mematikan organisme tanah yang menguraikan bahan organik


8

• Insektisida mengurangi serangan virus dengan mematikan vektor, tapi juga


9 mematikan musuh-musuh alam sehingga muncul hama baru.
• Fungisida dapat mematikan fungi tanah yang berguna untuk pengendalian
10 alami , dan mengurangi populasi organisme berguna dalam tanah
• Pestisida mengurangi cacing tanah sehingga dapat mengurangi kesuburan
11 tanah.
• Rotasi mengurangi serangan hama-penyakit, serta dapat memperbaiki
12 kesuburan tanah, terutama bila menggunakan tanaman legum
Pertanian alternatif
AGRO EKOLOGI
OFTEN INCORPORATES IDEAS ABOUT A MORE
ENVIRONMENTALLY AND SOCIALLY SENSITIVE
TO AGRICULTURE, FOCUSES NOT ONLY ON
PRODUCTION, BUT ALSO ON THE ECOLOGICAL
SUSTAINABILITY OF THE PRODUCTIVE SYSTEM

DEFINISI YANG LEBIH SEMPIT, AGROEKOLOGI


SEMATA-MATA MERUJUK PADA FENOMENA
EKOLOGI PERTANAMAN, SEPERTI HUBUNGAN
PREDATOR DENGAN MANGSA, ATAU KOMPETISI
TANANAN DENGAN GULMA

88
ALTERNATIVE FARMING/ALTERNATIVE
AGRICULTURE
• TANAMAN, TERNAK DAN PRODUK
MENCAKUP KEGIATAN DAN PERTANIAN LAINNYA YANG TIDAK
TRADISIONAL
PERTANIAN, DENGAN • PELAYANAN, REKREASI, TURIS, PENGOLAHAN
MEMPERTIMBANGKAN PANGAN, HUTAN DAN PERUSAHAAN
PERBEDAAN KEGIATAN LAINNYA YANG BERBASIS PADA PERTANIAN
DAN SUMBERDAYA ALAM (PERUSAHAAN
PERTANIAN UMUM ATAU PENDUKUNG)
KONVENSIONAL. TERMASUK • SISTEM PRODUKSI YANG TIDAK
KONVENSIONAL SEPERTI PERTANIAN
ORGANIK ATAU AKUAKULTUR
• PEMASARAN LANGSUNG STRATEGI
PENGUSAHAAN PEMASARAN LAINNYA

ALTERNATIF JUGA SECARA UMUM DATANG DARI PENERAPAN


KEGIATAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN , DIVERSIFIKASI
PERTANIAN YANG MENGUNTUNGKAN.
89
BEST MANAGEMENT PRACTICES
(BMPs)
BMPs DIKEMBANGKAN DAN DIIMPLEMENTASIKAN SEBAGAI SUATU
KEBUTUHAN DARI AMANDEMEN 1977 TERHADAP UNDANG-UNDANG
AIR BERSIH.

BMPs DITETAPKAN SEBAGAI KEGIATAN KONSERVASI TANAH DAN


JUGA MEMBERIAKAN MANFAAT TERHADAP KUALITAS AIR.
KEGIATANNYA MELIPUTI PENUTUP TANAH, PENGGUNAAN
PUPUK ORGANIK, STRIP CROPPING UNTUK PENGENDALIAN
EROSI, UJI TANAH DAN SASARAN SERTA WAKTU APLIKASI
BAHAN KIMIA UNTUK MENCEGAH KEHILANGAN HARA DAN
PESTISIDA.
DISTRICT SOIL CONSERVATION AGENT MENGGUNAKAN
BMPs UNTUK MEMBANTU INDIVIDU PETANI
MENGEMBANGKAN KONSERVASI TANAMAN UNTUK
PERTANIAN MEREKA.
90
BIODIVERSITY
AGROBIODIVERSITY: IS THE • Sumberdaya genetik—bahan
FUNDAMENTAL FEATURE OF hidup penting dari tanaman dan
ternak
FARMING SYSTEM AROUND THE • tanaman dan ternak yang
WORLD. IT ENCOMPASSES dimakan, termasuk varietas
MANY TYPES OF BIOLOGICAL tradisional,
RESOURCES TIED TO • kultivar, hibrida, dan material
AGROCULTURE, INCLUDING genetik lainnya yang
dikembangkan oleh pemulia
• ternak (besar dan kecil) ikan air
segar

AT ITS SIMPLE LEVEL: BIODIVERSITY IS THE SUM TOTAL OF


ALL THE PLANT, ANIMAL, FUNGI, AND MICROORGANISM IN THE
WORLD, OR IN A PARTICULAR AREA; ALL OF THEIR INDIVIDUAL
VARIATION, AND ALL THE INTRACTION BETWEEN THEM
91
BIODIVERSITY (LJT)
• organisme tanah yang penting untuk kesuburan, struktur,
kualitas dan kesehatan tanah
• serangga, bakteri dan jamur yang secara alami mengendalikan
serangga hama,dan penyakit tanaman dan ternak domestik
• tipe dan kompenen agroekosistem (polikultur/monokultur, skala
kecil/besar, tadah hujan/irigasi dll) yang sangat diperlukan
untuk siklus hara, stabilitas, dan produktivitas
• Sumberdaya hutan rimba (spesies dan elemen) dari habitat
alami dan landskape yang dapat memnyediakan pelayanan
(sebagai contoh, pengendalian hama dan stabilitas ekosistem
untuk pertanian

Agrobiodiversity—includes not only a wide varieties of


species, but also many ways which farmer can exploit
biological diversity to produce and manage crops, land,
water, and biota
92
BIODINAMIC AGRICULTURE/
BIODINAMIC FARMING
konsep dan kegiatan biodynamic bermula
pada persepsi dan wawasan spiritual dari Dr.
Rodolf Steiner seorang ilmuan dan filosof dari
Austria.

Dr Steiner menekankan banyaknya kekuatan di dalam


kehidupan alami, mengidentifikasi banyak faktor serta
melakukan persiapan dan kegiatan khusus yang dapat
membantu petani memanfaatkan parameter-
parameter tersebut. Inti dari kegiatan biodinamik
mempersiapkan cara-cara dekomposisi bahan organik
menjadi kompos.

93
BIOINTENSIF GARDENING/MINI-FARMING

John Jeavons (Ecology Action) menyatakan suatu sistem produksi


memungkinkan sesorang menanam seluruh kebutuhan pangan
keluarga dengan mengunakan metode berkelanjutan untuk
memelihara kesuburan tanah tanpa tergantung pada
sumberdaya takterbarukan seperti petrokimia atau bahan
organik impor

Konsep dan kegiatan Biointesive gardening disintesa dan di


intruduksi ke Amerika Serikat oleh ahli hortikultura Ingeris,
Alan Chadwick. Komponen utamanya termasuk double-
dug, raised beds, penanaman intensif, pembuatan
kompos, companion planting, dan seluruh sistem yang
bersinergi

94
BIOLOGICAL FARMING/ECOLOGICAL FARMING

Sistem produksi tanaman, di mana produser mencoba


meminimasi penggunaan bahan kimia untuk pengendalian
hama

Biological farming dan ecological farming adalah istilah yang


digunakan secara luas, meliputi berbagai cara dan kegiatan spesifik
dari pertanian berkelanjutan. Misalnya: organik, biodinamik,
holistik dan alami.

Perbedaan antara kedua istilah tersebut. Di Eropa (mis


Netherland) istilah biological sering merujuk pada
pertanian biologi, sedangkan istilah ecological merujuk
pada pertanian organik plus pertimbangan lingkungan
seperti pengelolaan pertanian margasatwa

95
CONSERVATION BUFFER
STRIPS
Bidang penyangga konservasi adalah area atau bidang lahan
yang bervegetasi tetap yang dirancang untuk menahan polutan
dan erosi.

Penempatan bidang penyangga di lapang dapat


memperbaiki habitat margasatwa, memperbaiki kualitas
air, memperbaiki estetika lahan pertanian.

Berbagai tipe penyangga seperti: contour buffer


strips, Filter strips, Riparian forest buffer, Field
Borders, windsbreak/shelterbelts, hedgegrow,
grassed water ways dan alley cropping.

96
CONSERVATION TILLAGE
• sistem pengolahan tanah, di mana sisa daun-daunan dibiarkan menutupi
permukaan tanah, untuk mengurangi erosi.
1

• Semua kegiatan diarahkan mengurangi kehilangan hara, meminimalkan


penurunan kapasitas menyimpan air, kerusakan tanaman dan
2 penurunan fermiabilitas tanah.

• Pada sistem ini tanah dibiarkan tidak terganggu dari panen sampai
penanaman berikutnya kecuali untuk amandemen hara. Pengendalian
gulma dilakukan terutama dengan menggunakan herbisida, sedikit
3 kultivasi, sistem lebih berkelanjutan dengan tanaman penutup tanah.

• Hasil CTIC : bahwa 30% atau lebih residu tanaman harus tetap berada di
pertanaman. Beberapa tipe khusus : Minimum tillage, Zone Tillage , No-Till ,
Mulch-Till , Reduced-Till , Strip-Till , Rotational Tillage dan pengelolaan residu
4 tanaman.

97
HOLISTIC MANAGEMENT (HM)

HM adalah peroses pengambilan keputusan yang cepat, memuaskan


tanpa membahayakan generasi mendatang.
Membantu mengidentivikasi nilai-nilai yang dipegangi, membantu arah
pengembangan jangka panjang, dapat menggunakan proses uji sederhana
untuk menjamin keputusan yang diambil akan menguntungkan secara
eknomi, lingkungan dan sosial berkelanjutan.

HM mula-mula dalam penyelidikan pribadi oleh ahli biologi


Zimbabwe, Allan Savory untuk memecahkan teka-teki
desertifikasi. Proses pengambilan keputusan tersebut sekarang
menjadi jantung dari Holistc Management (semula disebut
Holistic Resource Management – HRM).
HM menyangkut hubungan antara lahan, ternak dan manusia.
98
INTEGRATED FARMING SYSTEMS (IFS)/INTEGRATED FOOD AND FARMING
SYSTEMS (IFFS)

u nt uk uksi
mu lai p rod
l a h di i stem kan
n te s
an ingkat
ka n d
ke bija ertania at men sial.
og ram ang p ---dap dan so
d a n pr emand g utuh onomi
ta n ian gan m si yan m, ek
n p er a den tegra ya al a
ne l itia bahw atu in berda
Pe gakui gai su sum
n
men an seba ggunaa
pang nsi pen
e
efisi g ra si-
e
int k ----
e m
in i sis an terna
t
konsep aman d n gan
am tan s , k u
s u k dal rdaya uktivita ksi ling
a e d te
Term nsi sumbihara pro mempro arganya tuk
u
efisie t memel an, dan i dan kel batan un
dapa guntungk an petan tasi ham ng lebih
men kesehat a menga anian ya
serta asuk jug tem pert
term erima sis
men lanjutan
e
berk
99
INTEGRATED PEST MANAJEMEN
(IPM)

s is eko logi
katan berba an penyakit
h p e
end lian hama d gunakan
a l a
IPM adap pengenda ) dengan men ungan
terhad ng dan gulma isiplin ----hub netapan
(binata ahuan multi dpenyakit--- peakit yang
pengetan dan hama ri hama peny an
tanam g ekonomi da erus melakuk si masalah.
amban iterima dan t untuk poten
dapat dring lapangan
monito

k up ke giatan asi
n dapa t menca s resisten, rot
a ta
Pengelolpaenggunaan varieah, penggunaannih
seperti: , kegiatan alami ara optimal, be
tanaman alian biologi sec indingan biji,
pengend, perlakuan perl bas penyakit, aikan
berlabel aan tanaman be yang tepat, perb g
penggun an pada waktu a, dan membuan
penanamemberian petisid.
waktu p yang terinveksi
tanaman
100

Anda mungkin juga menyukai