Anda di halaman 1dari 12

Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat

nafsu/naluri sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari
ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah naluri Syahwat.
Tiga dari empat sufat itu berpotensi
untuk mencelakakan manusia dan satu
berpotensi mengantarkan manusia
menuju pintu kebahagiaan, kata buya H.
Firdaus, Minggu (28/5), di Muaro
Sijunjung
Pertama, sifat syaithaniyah; sifat identiknya adalah kecemburuan, hasad dan dengki,
saling iri dan menjatuhkan. Pekerjaan dan targetnya bagaimana membuat jalan yang
menyesatkan. Menjerumuskan dan menjatuhkan pada jalan kenistaan. Membasmi dan
menghilangkan sifat kemanusiaan dan martabat anak Adam yang dimuliakan
Ayat-ayat Al-Quran juga menunjukan beberapa karakteristik/ sifat setan.
Setidaknya terdapat tujuh (7) sifat sebagai berikut: (1). Menyesatkan
(…Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan
yang sejauh-jauhnya (Q.S. an-Nisā/ 4: 60)); (2). Menebar permusuhan
(Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran.. (Q.S. al-Mā’idah/
5: 91)); (3). Mengajak pada tindakan keji dan mungkar (...Barang
siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya
syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang
mungkar… (Q.S.an-Nūr/ 24: 21)); (4). Membisikan pikiran jahat/ al-
wiswasah (Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya
untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka
yaitu auratnya… (Q.S. al-A’rāf/ 7: 20));
(5). Suka pencitraan diri/ at-tajyīn (… bahkan hati
mereka telah menjadi keras dan syaitan pun
menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang
selalu mereka kerjakan.(Q.S. al-‘An’ām/ 6: 43)); (6).
Mengajak ke neraka (…Walaupun syaitan itu menyeru
mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)
(Q.S. Luqmān/ 31: 21)); (7). Mengajak kepada
kekufuran (…seperti (bujukan) syaitan ketika dia
berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala
manusia itu telah kafir ia berkata: "Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut
kepada Allah Tuhan semesta alam".(Q.S. al-Ĥasyr/ 59:
16)).
Kedua, sifat kebinatangan ‘bahimah’ sifat binatang ternak. “Kita tahu persis bagaimana
sikap binatang ternak yang diciptakan tanpa fikir, tanpa rasa. Bagi binatang ini adalah
sifatnya, ia begitu, adalah lumrah. Tapi kalau manusia yang diberi hati diberi rasa, bersikap
dengan sikap bahimah, maka ini petaka dan berbahaya,”
Bagi binatang hidup untuk makan, karena tidak ada lagi kegiatan dan pekerjaan yang digelutinya hanyalah makan
dan minum. Binatang pun terkenal dengan keras kepala, ketika dikendalikan oleh pemiliknya untuk membajak
sawah misalnya, selama tidak disuruh untuk berbelok, memutar arah atau berhenti itupun harus dipecut, maka
seekor binatang akan terus seperti itu berjalan terus walupun harus bertubrukan dengan benda lain di depannya
atau tonggoy/ndableg tidak mampu menerima nasehat.
Ketiga, sifat buas “sabi’iyah” bukan binatang ternak,
tapi lebih tinggi, binatang liar dan buas. “Kita tahu
persis sifat-sifat identiknya adalah kesemena-menaan,
tak punya rasa kasihan, tidak ada iba dan rasa. Ia akan
menerkam siapa saja, andalannya adalah bringas dan
tenaga, kuku tajam dan taringnya. Karakternya
kezaliman, tidak ada keadilan. Yang kuat berkuasa,
yang lemah binasa. Tidak ada ukuran kebenaran, yang
ada unjuk kekuatan. Ini yang kita kenal dengan hukum
rimba. Yang kuat selamat yang lemah terhina. Yang
berani akan menindas yang pengecut. Yang kuat akan
memakan yang lemah”.
Sedangan satu-satunya sifat yang menjamin keselamatan dan kebaikan manusia, adalah 4.
sifat ‘rububiyyah” sifat berketuhanan, beriman, bertaqwa, memiliki kontrol keyakinan.
Yakin akan hari pembalasan. Dan percaya bahwa kehidupan dunia akan
dipertanggungjawabkan
Kebenaran mutlak adalah ketentuan Tuhan, dijelaskan nabi, dikandung Al Quran. Sifat yang
tumbuh tidak mengedepankan napsu keserakahan, tidak ada kepuasan di atas kejahatan.
Kebahagiaan bukan tumbuh di atas penderitaan orang lain. Bukan berhasil dengan menjahati
orang lain. Atau bukan juga semangat yang tak pernah berharap kebaikan untuk orang lai

Anda mungkin juga menyukai