Anda di halaman 1dari 8

BAB 8

Menyempurnakan Hidup Melalui


Pernikahan (Munakahat)

Sumber: www.Pixabay.com/ScribblingGeek
Ketentuan Pernikahan dalam Islam
Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Problem
Based Learning peserta didik dapat :
1. Mengimani kebenaran ketentuan pelaksanaan pernikahan
berdasarkan syariat Islam
2. Menampilkan sikap bersatu dan kebersamaan dalam lingkungan
masyarakat sebagai implementasi ketentuan pernikahan dalam Islam
3. Menegaskan makna pernikahan dalam Islam
4. Menelaah Dalil-dalil penikahan dalam Islam
5. Memperjelas hukum pernikahan berdasarkan syariat Islam.
6. Menguraikan tujuan pernikahan dalam Islam
7. Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam
 
 
Ketentuan Pernikahan dalam Islam

QS. Az-Zariyat Ayat 49

‫َو ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَا َز ْو َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‬


Artinya :
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar
kamu mengingat (kebesaran Allah)”
Ketentuan Pernikahan dalam Islam
1.Pengertian Pernikahan
Secara bahasa, arti “nikah” berarti “mengumpulkan, menggabungkan,
atau menjodohkan”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”nikah” diartikan sebagai
“perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan
resmi) atau “pernikahan”.
Menurut syari’ah, “nikah” berarti akad yang menghalalkan pergaulan
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang
menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing.
Dalam Undang-undang Pernikahan RI (UUPRI) Nomor 1 Tahun 1974,
definisi atau pengertian perkawinan atau pernikahan ialah "ikatan lahir
batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri, dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
4. Hukum Pernikahan
Hukum pernikahan bersifat kondisional, artinya berubah menurut situasi dan kondisi
seseorang dan lingkungannya. Ada lima macam hukum pernikahan, yaitu sebagai berikut.

a. Jaiz/mubah (‫ج اِئ ٌز‬


َ ). Hukum ini adalah karena dikhawatirkan terjadi perzinaan
hukum asli pernikahan, artinya bagi maka ia wajib melakukan pernikahan.
yang sudah memenuhi syarat, ia d. Makruh (ٌ ‫) َم ْك ُر ْوه‬. Mempunyai keinginan
berhak menikah. menikah, tetapi belum mampu
b. Sunnah (‫س ن َّ ٌة‬
ُ ). Hukum ini berdasarkan memberi nafkah (sandang, pangan,
pemahaman bahwa siapa saja yang dan papan).
mampu memenuhi syarat nikah, e. Haram ( ‫ام‬
ٌ ‫) َح َر‬. Hukum ini dikenakan
namun tidak khawatir berbuat zina, ia bagi siapa saja yang menikah namun
disunnahkan melakukan pernikahan. mempunyai maksud yang buruk/jahat,
c. Wajib ‫ب‬
( ٌ ‫اج‬
ِ ‫) َو‬. Hukum ini dikenakan baik untuk pasangannya maupun diri
bagi yang sudah memenuhi syarat, sendiri.

Anda mungkin juga menyukai