Anda di halaman 1dari 21

PRIAPISMUS

Oleh:

Muhammad Hafizh 07310165

Adhit 0631

PEMBIMBING :

DR. PANUSUNAN TP SIHOMBING, SP. B, FINACS


ANATOMI PENIS
 Penis terdiri dari 3 jaringan erektil ;
 2 buah korpora kavernosa yang dibungkus oleh
tunika albugenia yang merupakan jaringan elastis
dan kolagen yang memiliki kemampuan
menyesuaikan diri pada saat ereksi atau flaksid
 1 korpus spongiosum yang membungkus uretra
anterior dan berakhir disebelah distal sebagai
glans penis.
ANATOMI PENIS
HISTOLOGI PENIS
VASKULARISASI
 Sistem Arteri
A. pudenda

a. Penis komunis

a kavernosa / a. dorsalis penis a. bulbo-uretralis


a. sentralis

Rongga kavernosa

Arteriole helisin Mengisi darah


Ruang –ruang sinusoid
VASKULARISASI
 Sistem Vena terdiri dari :
1. V.dorsalis superfisialis: yang menerima drainase dari kulit dan
preputium, kemudian bermuara pada v. safena.
2. V.dorsalis profunda yang menerima drainase dari glans penis
(pleksus venosus retrokoronal), v.emisaria (korpus bagian distal
dan tengah), dan v.sirkum fleksa ; kemudian bermuara pada
pleksus periprostatikus Santorini.
3. V.kavernosa yang menerima drainase dari v. emisaria (penis
bagian basis dan hilus) dan bermuara pada v.pudenda interna.
4. V.Bulbouretralis yang berhubungan dengan v.dorsalis profunda
dan v.pudenda interna.
INERVASI
 Inervasi penis terdiri atas sistem saraf otonomik
(simpatik & parasimpatik) dan somatic (sensorik
dan motorik)yang berpusat di nucleus
intermediolateralis medulla spinalis pada segmen
S2-4 dan Th12 - L2. Saraf ini memacu
neurotransmiter untuk memulai proses ereksi
serta mengakhirinya pada proses detumesensi.
FISIOLOGI EREKSI
 Proses fisiologis ereksi dimulai rangsangan
seksual yang menimbulkan peningkatan aktivis
saraf parasimpatis yang mengakibatkan
terjadinya dilatasi arteriole dan kontriksi venule
sehingga inflow meningkat dan outflow
menurun.Hal ini menyebabkan peningkatan
volume darah dan ketegangan pada corpora
sehingga penis ereksi
DEFINISI
 Ereksi berkepanjangan tanpa disertai hasrat
seksual dan sering disertai rasa sangat nyeri dan
penis yang ereksi tidak kembali ke fase flaksid
meskipun tidak ada rangsangan fisik dan psikologis
lebih 4 - 6 jam.
 > 24 jam → nekrosis sel luas
 > 48 jam pembekuan darah
dalam kaverne dan destruksi
endotel.
 Kedaruratan di bidang urologi
EPIDEMIOLOGI
 Di negara Barat 21-80% penyebab priapismus pada orang
dewasa karena obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati disfungsi ereksi.
 89% pasien dewasa dengan sickle sel anemia mengalami
priapismus.
 Angka priapismus pada anak penderita sel sabit adalah
sebesar 27%.
 Priapismus dapat terjadi pada pria umur berapa saja,
dengan puncaknya pada usia 5-10 tahun dan 20-50 tahun
ETIOLOGI
1. Priapismus primer (idiopatik); tidak diketahui pasti
penyebabnya.
2. Priapismus sekunder; dapat disebabkan oleh:

a. Kelainan pembekuan darah (anemia bulan sabit, leukemia dan


emboli lemak),
b.Trauma perineum/genitalia, neurogenik (anestesi regional),
c. Keganasan, Cedera medula spinalis,
d.Obat-obatan (trazadone, phenothiazine, psikotropik, alkohol,
psikotropik, antihipertensi),
e.Injeksi intrakavernosa dengan zat vasoaktif untuk diagnosis dan
terapi impotensia (papaverine).
KLASIFIKASI

1. priapismus karena tersumbatnya jalan keluar


aliran darah dari penis (low flow priapism).
Akibatnya, aliran darah yang masuk ke dalam
penis terus tertumpuk dan tidak dapat keluar.
2. priapismus karena kebocoran pembuluh darah
nadi di dalam penis (high flow priapism).
Akibatnya, darah terus mengalir di dalam penis
walaupun masih mengalami aliran keluar. 
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
 Pasien datang dengan riwayat ereksi yang nyeri
dan berlangsung selama beberapa jam. Corpus
cavernosum mengeras dan nyeri saat dipalpasi.
Glans dan corpus spongiosum lunak dan tak
terlibat.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesis
1. Durasi ereksi

2. Rasa nyeri

3. Riwayat priapismus
4. Obat-obatan

5. Riwayat trauma pelvis

6. Riwayat kelainan hematologi


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
1,tes gas darah cavarnae
2. Color Duplex Ultrasonografy (CDU)
3. Hitung darah lengkap
4. Elektroforesis
5.Arteriograf
6.MRI
PENATALAKSANAAN

a. Konservatif :
     –Hidrasi yang baik
      – Sedativ
      – Enema es saline
      – Kompres srotum/penis
      – Massage prostat
b. Aspirasi dan irigasi intrakavernosa  :
Aspirasi 10 – 20 cc darah intrakavernosa dgn scalp vein no.21G.
Instilasi 10 -20 mg epinefrin yang dilarutkan dalam  1 cc larutan garam
fisiologis setiap 5 menit hingga detumesensi. (jika priapismus < 24 jam)
c. Jalan pintas (shunting) dari  kavernosa : untuk  jenis iskemik atau gagal
medikamentosa/ aspirasi
    – Pintas korporo-glanular/ winter :
    – Pintas korporo-spongiosum :
    – Pintas saveno-kavernosum :
Pintas Corpora-Spongiosum Winter Procedur

Anastomosis Kavernosa-Vena Safena Magna


KOMPLIKASI
 Disfungsi ereksi
 Impotensi
 Nekrosis jaringan penis
 hidronefrosis
PROGNOSIS
 12 jam -24 jam : baik
 > 24 jam : impotensi menetap
 Priapismus highflow prognosis lebih baik
daripada priapismus lowflow
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai