Anda di halaman 1dari 18

MENULIS ESAI

S. GEGGEMAPPANGEWA
PERBEDAAN ESAI, OPINI,
ARTIKEL

• Karangan prosa yang membahas suatu masalah secara

Esai sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.


Biasanya lebih bersifat reflektif. Kadang dibuka dengan
puisi, kisah, kata mutiara, dll.

Opini • Tulisan berupa pemikiran dan pendapat pribadi, biasanya


lebih aktual.

Artikel • Karya tulis lengkap, biasanya berupa laporan, makalah.


“Nyastra”

Opini Fakta

Esai
Trik 01

Tuliskan apa yang paling kamu


kuasai! Pendidikan, budaya,
keagamaan, literasi? Jika harus
menulis dengan tema yang
ditentukan atau tema
monumental, perbanyak observasi
dan referensi.
Trik 02

Bukalah dengan
paragraf yang
manis tapi bukan
dipaksakan.
 Saat COVID-19 muncul pertama kali di Wuhan nun jauh di
sana, hampir semua orang tak pernah berpikir bahwa virus
mematikan itu akan masuk ke Indonesia. Bukan karena
negeri asalnya yang jauh melainkan karena banyak yang
beranggapan jika Corona hanya menjangkiti orang-orang
yang mengonsumi hewan-hewan liar, meski akhirnya
anggapan ini benar-benar hanya anggapan tanpa bukti
ilmiah. Lalu, muncul lagi anggapan bahwa virus Corona
hanya bisa hidup di daerah bersuhu rendah dan kering, tapi
lagi-lagi terbantahkan dengan mewabahnya di negara-
negara yang suhu dan kelembaban udara sebaliknya. Belum
lagi, tentang usia lanjut yang rentan terjangkiti, ternyata
kemudian Corona tak tebang pilih dalam mencari mangsa.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya adalah peribahasa yang selalu
diperdengarkan sebagai nasihat bahwa tingkah laku anak tak jauh beda
dengan orang tuanya. Tentu keliru jika peribahasa buah jatuh ini dibalas
oleh orang tua dengan peribahasa guru kencing berdiri, siswa kencing
berlari. Seolah keluarga dan sekolah ingin saling lempar tanggung jawab
dalam pembinaan akhlak. Padahal yang seharusnya terjadi, sekolah dan
keluarga saling bersinergi. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Menggantungkan harapan sepenuhnya kepada sekolah dalam hal
mendidik anak, ibarat melepas anak panah dari busur tanpa sebelumnya
menyiagakan kuda-kuda bahkan tanpa memicingkan mata untuk
membidik. Benar-benar lepas tanpa kendali, jangan harap akan tepat
sasaran. Sehebat apapun sekolah, dengan kurikulum plus bagaimanapun,
ia tetaplah hanya punggung yang akan cepat membungkuk bila terlalu
banyak menerima beban. Sehebat apapun sekolah, keluarga tetaplah
pohon lebat yang mampu meneduhkan. Di sana ada ibu sebagai madrasah
dan ayah sebagai tulang punggung.
 Umar bin Khatab pernah bernasihat, ajarkanlah sastra
pada anak-anakmu agar jiwa pengecutnya menjadi
pemberani. Sastra yang sangat identik dengan tulisan
telah banyak memberi bukti, bagaimana seseorang bisa
meluapkan amarahnya lewat tulisan. Pun, begitu banyak
pembaca yang hatinya luluh-lantak setelah membaca
tulisan sastra. Hati luluh lantak, menangis dalam diam
atau bahkan hingga terisak karena bacaan, janganlah
langsung divonis sebagai sebuah kecengengan. Itu
hanyalah reaksi awal dari membaca. Reaksi berikutnya
yang akan muncul adalah keberanian untuk memperbaiki
diri agar tak tersesat seperti tokoh dalam cerita yang
telah membuatnya menangis.
Trik 03

Ide fokus ke
tema
 Bahkan ketika virus ini mulai menjalar di Indonesia, masih banyak juga yang
menyambutnya dengan kelakar, bahwa COVID-19 tidak bisa masuk ke
Indonesia karena sulitnya birokrasi perizinan di negeri ini. Akhirnya COVID-
19 semakin menggila dan tak ada jalan lain kecuali physical distancing.
Sekolah-sekolah sibuk dengan Learning from Home, orang kantoran Work
From Home.
 Sebenarnya praktik physical distancing di suku Bugis sudah ada sejak ratusan
tahun lalu. Hal itu dikisahkan dalam kisah Putri Taddampali, yang kisahnya
sering menghiasi buku-buku cerita rakyat yang diperjualbelikan. Dikisahkan,
Putri Taddampali adalah putri Raja Luwu yang bernama Labusatana Datu
Maongge. Sang Putri terjangkiti penyakit kulit yang tidak bisa terobati, meski
tabib dari luar kerajaan sudah didatangkan. Tak ada jalan lain kecuali Putri
Taddampali harus diungsikan. Jika tidak, bukan hanya seisi istana yang bisa
tertular tetapi juga rakyat. Putri Taddampali pun mengikhlaskan dirinya untuk
diungsikan. Diungsikan ke negeri yang jauh, negeri yang tak berpenduduk, dan
itu dilaluinya dengan perjalanan laut berhari-hari. Demi menyelamatkan yang
lain, Putri Taddampali yang meskipun putri raja, tetap ikhlas untuk diungsikan.
Trik 04

Bahasa yang
padat tapi
ringan.
 Selain ikhlas, pelajaran penting yang patut diambil dari kisah ini adalah
menempatkan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi atau
ego. Kedatangan COVID-19 belum meminta kita untuk diungsikan ke
belantara tak berpenghuni, masih sebatas berdiam diri di rumah. Kalau
pun keluar untuk kepentingan yang mendesak, sebisa mungkin menjaga
jarak dengan orang sekitar. Namun, praktik di lapangan, masih saja ada
beberapa orang yang tidak bisa menjaga diri untuk tidak berkumpul.
Antrean tanpa jarak, pangkalan ojek yang ramai, apalagi pasar tradisional.
 Padahal, jika dibandingkan dengan kisah Putri Taddampali, physical
distancing yang diharapkan pemerintah jauh lebih kecil daripada harus
diungsikan. Bahkan, physical distancing era penyebaran COVID-19 ini,
belum meminta kita untuk mengutamakan kepentingan umum
dibandingkan kepentingan pribadi. physical distancing lebih mengarah
kepada keselamatan pribadi dan keluarga. Namun, kehadiran COVID-19
masih dianggap kisah fiktif oleh beberapa orang, mungkin seperti cerita
rakyat yang tak sepenuhnya benar.
Trik 05

Fakta bersumber
dari data yang
valid dan aktual
 Kembali ke kisah Putri Taddampali, cerita rakyat dari Sulawesi Selatan ini.
Kisah ini diyakini bukan sebagai kisah fiktif melainkan sebagai sejarah
terbentuknya Kerajaan Wajo. Putri Taddampali di pengungsiannya, bertemu
dengan kerbau bule. Kerbau ini mendekati, mengejar Putri Taddampali
hingga pingsan, lalu menjilati sekujur tubuhnya yang bau dan penuh koreng.
Saat Putri Taddampali siuman, dia mendapati dirinya dalam keadaan tak
berpenyakit lagi. Kulitnya halus seperti semula. Singkat cerita, Putri
Taddampali ditemukan oleh pemburu yang tersesat. Pemburu itu adalah
putra mahkota Kerajaan Bone. Mereka kemudian menikah dan mendirikan
Kerajaan Wajo, di pengungsian Putri Taddampali.
 Selain peninggalan kerajaan-kerajaan yang kini menjadi nama kabupaten di
Sulawesi Selatan ini, kisah Putri Taddampali juga meninggalkan kisah balas
budi pada kerbau yang pernah menjilatinya. Putri Taddampali
mengumumkan kepada seluruh rakyatnya untuk tidak mengonsumsi kerbau
buleng atau kerbau bule. Pengumuman yang berwujud janji ini masih
dipegang erat oleh orang-orang Bugis sebagai janji turun-temurun, hingga
kini.
Trik 06

Pastikan ejaan
sesuai PUEBI
Trik 07

Akhiri dengan
kesimpulan yang
tidak menggurui.
 Kearifan lokal telah membuktikan bahwa physical
distancing, karantina wilayah, isolasi mandiri, maupun
PSBB adalah suatu mitigasi bencana yang ada sejak
dulu, hanya penamaan yang berbeda di zaman ini. Untuk
menjalankan semua mitigasi itu, tentu saja harus ada
kesadaran bahwa mitigasi bertujuan untuk keselamatan
bersama, meski harus dilalui dengan penuh kesabaran,
keikhlasan, bahkan harus mengencangkan ikat pinggang.
Bukankah Putri Taddampali, ratusan tahun lalu harus
meninggalkan semua kenikmatan di istana sebagai putri
Kerajaan Luwu? Demi menyelamatkan orang banyak,
dia menjauhkan diri dengan mengarantina dirinya di
hutan tak berpenghuni.
JUDUL
 Tahukah Kamu
 Rasa Bosan yang Muncul Akibat Proses Belajar Melalui Sistem
Online
 Rindu Sekolah Offline

 Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19

 Pandemi Ini Mengajarkan Kalian Menjadi Pembelajar Mandiri


(Independent Learner)
 Berprestasi di Tengah Pandemi

 Literasi di Masa Pandemi Solusi Harga Mati bagi Daerah 3T di


Indonesia
 Inovasi Pendidikan Keluarga di Masa Pandemi: Cegah Jenuh Anak

 Masuk Sekolah di Era COVID-19

 COVID-19? Tetap Harus Belajar di Rumah Dong!

Anda mungkin juga menyukai