Anda di halaman 1dari 28

MEKANISME PERIZINAN BERUSAHA

PENGOLAHAN HASIL HUTAN KAYU (PBPHH)


SKALA USAHA KECIL DAN MENENGAH

Oleh:
ANIS MUFIDAH, S.Hut, MM
Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Madya
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Disampaikan pada acara Bimbingan Teknis Fasilitasi Perizinan Berusaha


Pengelolaan Hasil Hutan (PBPHH) di CDK Wil. Jember tanggal 21 Oktober 2021
KEBIJAKAN PERIZINAN BERUSAHA PENGOLAHAN HASIL HUTAN
DASAR HUKUM

UU No 32 Tahun 2009 UU No 11 Tahun 2020 UU No 25 Tahun 2007


(PENGELOLAAN LINGKUNGAN) (CIPTA KERJA) (PENANAMAN MODAL)

PP No 22 Tahun 2021 PP No 23 Tahun 2021 PP No 5 Tahun 2021


(Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan) (Kehutanan) (Perizinan Berusaha Berbasis Risiko)

PERMENLHK NO 8 TAHUN 2021 TENTANG TATA HUTAN DAN


PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN SERTA
PEMANFAATAN HUTAN DI HUTAN LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI
“BAB V. PENGOLAHAN HASIL HUTAN”
PERUBAHAN MENDASAR PENGATURAN TERKAIT PENGOLAHAN HASIL HUTAN
IZIN USAHA INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN PERIZINAN BERUSAHA PENGOLAHAN HASIL HUTAN

IUIPHHK
< 2.000
m3/th IUIPHHBK
Skala kecil NIB (Skala Kewenangan
Kewenangan Usaha Kecil)
IUIPHHK Gubernur
2.000 S.D Gubernur
< 6.000
m3/th PERIZINAN
IZIN USAHA BERUSAHA NIB +
INDUSTRI PENGOLAHAN SERTIFIKAT
IUIPHHBK
PRIMER HASIL Skala HASIL HUTAN STANDAR
HUTAN Menengah (Skala Usaha
Menengah)

IUIPHHK ≥ Kewenangan
6.000 Menteri
m3/th Kewenangan
IUIPHHBK Menteri NIB + IZIN
Skala Besar USAHA (Skala
Usaha Besar)
Regulasi PP 5 Tahun 2021 & PP 23 Tahun 2021
ATURAN
Regulasi PPPP 6 2007
6 Tahun 2007
SUBSTANSI PERUBAHAN PENGATURAN BIDANG PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Pengaturan Lama
Pengaturan
Nomenklatur Ruang lingkup Bahan Baku Sanksi
Perizinan Perizinan Pengawasan
Izin Usaha Jenis kegiatan terbatas pada Administratif
Pengolahan Pengolahan dan
Industri Perizinan sebatas Hasil Hutan sudah tidak
HHK dan Primer dan Pembinaan
Primer Hasil IUIPHHK dan industri primer yang keluar relevan
HHBK, Lanjutan, belum diatur
Hutan IUIPHHBK. dan produk dari kawasan dengan
terpisah. terpisah. secara detail.
(IUIPHH). olahan primer. hutan. kondisi saat
ini

Pengaturan Baru
Pengolahan Pengaturan
Nomenklatur Ruang lingkup Perizinan Pembinaan,
HHK dan Sanksi
Perizinan Jenis usaha Primer dan Perluasan Pengawasan
HHBK dapat administratif
Berusaha Perizinan (NIB, diperluas Lanjutan sumber dan dan
dilakukan disesuaikan
Pengolahan NIB + Standar, hingga produk disatukan jenis bahan Pengendalian
secara dengan
Hasil Hutan dan NIB + Izin) jadi dan dalam 1 baku. diatur secara
terpadu dlm 1 kondisi saat
(PBPHH) multiproduk. PBPHH. detail.
PBPHH. ini
POKOK -POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI LHK
TENTANG PENGOLAHAN HASIL HUTAN
PERIZINA
Permenlhk Lama N Permenlhk Baru

Nomenklatur Izin Usaha Industri Nomenklatur Perizinan Berusaha


1 Pengolahan Hasil Hutan (PBPHH)
1 Primer Hasil Hutan (IUIPHHK atau
IUIPHHBK)
Jenis PHH dan Ragam Produk tidak
terbatas pada produk-produk primer
Jenis Industri dan Ragam Produk tapi bisa sampai produk lanjutan/
terbatas pada produk-produk 2
2 barang jadi baik HHK maupun HHBK,
primer kecuali mebel, kerajinan, pulp dan
kertas

Pengolahan HHK dan HHBK dapat


Perizinan IUIPHHK dengan IUIPHHBK 3
3 dilakukan terintegrasi dalam satu
terpisah
PBPHH
POKOK -POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI LHK
TENTANG PENGOLAHAN HASIL HUTAN

Permenlhk Lama Permenlhk Baru


Dalam 1 kegiatan PHH hanya ada 1
Perizinan (PBPHH) sepanjang
Perizinan IUIPHHK dengan IUI Lanjutan 4 menggunakan bahan baku KB dan/atau
4 terpisah bahan baku berupa HHBK

Kegiatan pengolahan hasil hutan


Perizinan IUIPHHK di dalam areal kerja dapat dilakukan secara terintegrasi
IUPHHK terpisah 5 dalam 1 Perizinan Berusaha
5 (IUPHHK-HA/HTI/Perhutani/HTR Pemanfaatan Hutan, tanpa ada
sendiri dan IUIPHHK/BK sendiri) Perizinan PBPHH.

Persyaratan Permohonan IUIPHHK/BK : Penyederhanaan Persyaratan


Proposal Teknis yang disetujui Direktur, Izin 6 Permohonan PBPHH : Proposal Teknis
6 Lokasi, IMB dan Izin Lingkungan berikut Dok dan Persetujuan Lingkungan Hidup
ULP UPLnya berikut Dok AMDAL,/UKL-UPLnya
POKOK -POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI LHK
TENTANG PENGOLAHAN HASIL HUTAN
BAHAN
Permenlhk Lama BAKU Permenlhk Baru

7 Nomenklatur “Rencana Pemenuhan Bahan 7 Nomenklatur Rencana Pemenuhan Bahan


Baku Industri” (RPBBI) Baku Pengolahan Hasil Hutan (RPBBPHH)

Tidak semua pemegang izin pengolahan


Seluruh Perizinan Berusaha PBPHH wajib
8 hasil hutan melaporkan rencana dan menyusun RPBBPHH; kecuali PBPHH kapasitas
realisasi produksinya ke dalam sistem 8 s/d kurang 2.000 M3/thn hanya wajib
informasi RPBBI melaporkan realisasi produksi.

Belum mengakomodir ketentuan Pengendalian bahan baku dan produksi


9 menggunakan analisis angka
dispensasi angka rendemen 9
rendemen, mengakomodir ketentuan
dispensasi angka rendemen
Laporan efisiensi bahan baku belum
Laporan efisiensi bahan baku dilakukan
10 terintegrasi dengan RPBBI (masih dilaporkan 10 secara terintegrasi melalui Sistem RPBB
secara manual)
online
SUMBER BAHAN BAKU PENGOLAHAN HASIL HUTAN

PBPHH
Hutan Negara Hutan Hak/ Hutan Rakyat Impor
lain

• Pemilik Lahan; Kayu Olahan


• PKKNK • Perkebunan; Setengah Jadi
• PBPH; • Kelompok Tani Hutan / FMU
• PPKH
• Hak Pengelolaan (BUMN
Kehutanan);
• Perhutanan Sosial;

TPTKB

PBPHH

Standar Acuan Angka Rendemen


Konsumen/ ditetapkan dengan Keputusan
Ekspor Industri lanjutan Direktur Jenderal
Jenis PBPHH
1 2 3

NIB NIB + Sertifikat Standar NIB + IUPHH


Skala Usaha Besar :
• Pengolahan Hasil Hutan Kayu dengan
Skala Usaha Menengah : Kapasitas izin produksi 6.000 m3/thn
Skala Usaha Kecil: atau lebih
• Pengolahan Hasil Hutan Kayu dengan
• Pengolahan Hasil Hutan Kapasitas izin produksi 2.000 s/d < 6.000 • Pengolahan HHBK Kapasitas Izin
Kayu Kapasitas Izin m3/thn Produksi 3.000 ton/thn atau lebih, paling
Produksi < 2000 m3/thn • Pengolahan HHBK Kapasitas Izin Produksi sedikit 20 orang tenaga kerja dan nilai
1.000 s/d < 3.000 ton/thn, paling sedikit 10
• Pengolahan HHBK investasi > 10 miliar rupiah tidak
orang tenaga kerja dan nilai investasi 5 s/d 10
Kapasitas Izin Produksi < miliar rupiah tidak termasuk tanah dan
termasuk tanah dan bangunan tempat
1.000 ton/thn, ≤ 10 orang bangunan tempat usaha usaha
• Pengolahan Hasil Hutan Kayu dengan • Pengolahan Hasil Hutan Kayu dengan
tenaga kerja dan nilai
Kapasitas Izin Produksi 2.000 s/d < 6.000 Kapasitas Izin Produksi 6.000 m3/thn
investasi < 5 (lima) miliar m3/thn yang terpadu dengan Pengolahan atau lebih yang terpadu dengan
tidak termasuk tanah dan HHBK Kapasitas Izin Produksi < 1.000 Pengolahan HHBK Kapasitas Izin
bangunan tempat usaha ton/thn, ≤ 10 orang tenaga kerja dan nilai Produksi < 1.000 ton/thn, ≤ 10 orang
investasi < 5 (lima) miliar tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
tenaga kerja dan nilai investasi < 5 (lima)
miliar tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha
Keberpihakan Terhadap UMKM

USAHA PENGOLAHAN
1. Perseorangan
NIB
HASIL HUTAN KAYU
KAPASITAS < 2000 m3/thn 2. Koperasi
dan/atau PENGOLAHAN 3. BUMDes
HHBK SKALA KECIL
PENGOLAHAN HASIL HUTAN KAYU, MELIPUTI:
● Kayu bulat menjadi produk kayu gergajian dan ragam produk turunannya dengan
antara lain kayu gergajian, kayu balken, palet kayu, moulding, dan ragam produk
turunan kayu gergajian lainnya kecuali mebel dan kerajinan.
● Kayu bulat menjadi produk serpih kayu dan ragam produk turunannya antara lain
serpih kayu, particle board, fiberboard, medium density fiberboard (MDF), dan ragam
produk turunan serpih kayu lainnya kecuali pulp dan kertas;.
● Kayu bulat menjadi produk panel kayu dan ragam produk turunannya antara lain
veneer, kayu lapis/plywood, Laminated Veneer Lumber (LVL), termasuk decorative
plywood, kayu laminasi, barecore, blockboard, dan/atau jenis ragam produk panel
kayu lainnya.
● Kayu bulat menjadi produk bioenergi dan ragam produk turunannya antara lain
pellet kayu (wood pellet), arang kayu, biofuel, biogas, dan/atau ragam produk
bioenergi lainnya, termasuk produk-produk turunan pengolahan bioenergi seperti
cuka kayu dan/atau kimia dasar organik yang berasal dari kayu.
PENGOLAHAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU, MELIPUTI:

● Pengolahan Rotan,
Bambu dan sejenisnya. ● Pengolahan Madu

● Pengolahan Pati, ● Pengolahan Nira


Tepung, Lemak dan ● Pengolahan Minyak
sejenisnya. Atsiri
● Pengolahan Getah, ● Pengolahan Hasil Hutan
Resin, dan sejenisnya. Bukan Kayu Lainnya.
● Pengolahan Biji-bijian.
PROSES BISNIS PEMBERIAN PERIZINAN BERUSAHA (BERUPA NIB)
LEMBAGA OSS / JATIM :
PEMOHON DPM PTSP yang
DPM PTSP didasarkan atas
PROVINSI Rekomendasi dari Dinas
Kehutanan Prov Jatim
melalui Aplikasi JOSS
Melalukan Verifikasi
Pendaftaran Online
1 Administrasi:
Mengunduh dan
melalui Sistem OSS, a. Akta Notaris;
PENGOLAHAN KAYU KAPASITAS dan menyampaikan b. NPWP;
Memverifikasi Dok
SPPL dan NIB
c. KBLI;
< 2.000 M3/TAHUN Dokumen SPPL
Tidak d. SPPL.

atau
PENGOLAHAN HHBK SKALA
2

NIB NIB berikut


berikut
KECIL KBLInya KBLI

atau
PENGOLAHAN KAYU KAPASITAS
< 2.000 M3/TAHUN YANG
TERINTEGRASI DENGAN
PENGOLAHAN HHBK SKALA
KECIL
LEGALITAS BERUPA : NIB
PROSES BISNIS PEMBERIAN PERIZINAN BERUSAHA ( NIB + SERTIFIKAT STANDAR)
JATIM :
PEMOHON LEMBAGA OSS/PTSP
DPM PTSP yang
PROVINSI didasarkan
Rekomendasi dari Dinas
Kehutanan Prov Jatim
Melakukan Pendaftaran
Online melalui Sistem OSS 1 melalui Aplikasi JOSS
dan mengajukan Sertifikat
Standar, dilengkapi Verifikasi Administrasi: 3

a. Akta Notaris;
PENGOLAHAN HHK KAPASITAS dengan:
b. NPWP;
a. Akta Notaris;
2.000 S.D < 6.000 M3/TAHUN b. NPWP; c. KBLI.
c. Proposal Teknis; Tidak

atau d. Dokumen UKL-UPL.


2
Penilaian dan
Penelaahan :
PENGOLAHAN HHBK SKALA a. Proposal
NIB berikut
MENENGAH NIB Teknis,
berikut KBLI b. Dok UKL-
KBLInya UPL
atau
PENGOLAHAN KAYU KAPASITAS 5

2000 S.D KURANG DARI 6000 Sertifikat


Penerbitan
4

SertifikatStandar atau Tidak


M3/TAHUN YANG Standar
Surat Penolakan
TERINTEGRASI DENGAN Tidak

PENGOLAHAN HHBK SKALA


KECIL ATAU MENENGAH Legalitas Berupa :
NIB + Sertifikat Standar
PROSES BISNIS PEMBERIAN PERIZINAN BERUSAHA (NIB + IUPHH)
PEMOHON LEMBAGA OSS/BKPM KEMENTERIAN LHK

Melakukan Pendaftaran
Pelaku Usaha dan
Mengajukan Perizinan
Verifikasi
Berusaha Pengolahan 1
3
Administrasi:
Hasil Hutan (PBPHH),
a. Akta Notaris;
dilengkapi dengan : Tidak b. NPWP;
a. Akta Notaris;
PENGOLAHAN KAYU b. NPWP;
c. KBLI.

KAPASITAS ≥ 6.000 c. Proposal Teknis;


d. Dokumen AMDAL
Penilaian dan
M3/TAHUN Penelaahan :
atau a. Proposal
NIB berikut Teknis,
NIB 2
b. Dok
PENGOLAHAN HHBK SKALA berikut
KBLI
AMDAL
BESAR KBLInya

atau
PENGOLAHAN KAYU 5
Penerbitan 4

KAPASITAS ≥ 6.000 Keputusa


n IUPHH
Surat Keputusan IUPHH/ Surat
Penolakan Tidak
M3/TAHUN YANG
Tidak

TERINTEGRASI DENGAN
PENGOLAHAN HHBK SKALA Legalitas Berupa :
BESAR NIB + IUPHH (PBPHH)
KETENTUAN PERUBAHAN/ADDENDUM PBPHH
Direktur/Kepala Dinas Provinsi
Pemberi Izin
Sesuai Kewenangannya
PERLUASAN
PBPHH
Rekomposisi Ragam Produk
PENURUNAN
PENGGANTIAN
KAPASITAS
NAMA
IZIN
PRODUKSI
PERUSAHAAN Reengineering Mesin Utama
Produksi

ADDEDUM Perubahan Pemegang Saham/Direksi


DAFTAR
ULANG
PBPHH PENGGABUNGAN
/MERGER
Perubahan Sumber Bahan Baku

Perubahan Status Penanaman


Modal
PINDAH PEMINDAH
LOKASI TANGANAN
Perubahan Nomenklatur Perizinan,
Data dan Informasi PBPHH
PENURUNAN KAPASITAS IZIN PRODUKSI PBPHH

Penurunan Kapasitas Izin Produksi PBPHH dilakukan melalui


Permohonan atau penetapan dari Pemberi PBPHH

Penurunan Kapasitas Izin Produksi PBPHH melalui


penetapan dari Pemberi PBPHH dilakukan berdasarkan
hasil pengendalian dan pengawasan, Menteri atau
Gubernur sesuai kewenanggannya menetapkan penurunan
kapasitas izin produksi.
Kegiatan pembinaan meliputi pemberian :
Pembinaan 1. Pedoman
Pengolahan
Hasil Hutan
2. Bimbingan
3. Pelatihan;
4. Arahan, dan/atau
5. Supervisi

Terhadap SDM dan aparatur terkait Pengolahan Hasil hutan.

Pembinaan terhadap pemegang Perizinan Berusaha dilakukan


oleh Direktur Jenderal an, Menteri; atau Gubernur

Hasil pembinaan dijadikan bahan dalam menentukan kebijakan


dalam pengolahan hasil hutan serta aspek lainnya.
Kewajiban Perizinan berusaha Pengolahan Hasil Hutan Skala Menengah

1 Merealisasikan pembangunan pabrik dan/atau kegiatan pengolahan hasil


Hutan;

Menjalankan usahannya sesuai dengan legalitas Perizinan Berusaha


2
yang dimiliki;

Menyusun dan menyampaikan rencana kegiatan operasional setiap tahun


3
melalui sistem Rencana Pemenuhan Bahan Baku Pengolahan Hasil Hutan;
Menyampaikan laporan realisasi kinerja secara periodik setiap bulan
4 melalui sistem Rencana Pemenuhan Bahan Baku Pengolahan Hasil
Hutan;
Melaksanakan PUHH sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
5
undangan;

6 Memiliki jaminan legalitas bahan baku dan produk;


Mengajukan addendum Perizinan Berusaha apabila merencanakan
7 penambahan jenis pengolahan dan/atau penambahan kapasitas produksi
melebihi 30% (tiga puluh persen) dari kapasitas produksi yang diizinkan;

Memiliki dan/atau mempekerjakan tenaga teknis pengukuran dan


8 pengujian hasil hutan bersertifikat;

Membayar PNBP atas jasa fasilitas pelayanan dokumen angkutan hasil


9 hutan dan dokumen penjaminan legalitas ekspor hasil hutan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;

10 Melaporkan pemindahtanganan Perizinan Berusaha atau pemindahan hak


atas saham kepada Pemberi Izin;
Melakukan penyesuaian perubahan data pokok dalam Perizinan
Berusaha Pengolahan Hasil Hutan apabila melakukan penambahan
12 jenis pengolahan hasil hutan, penambahan ragam produk olahan, atau
melakukan perubahan data pokok Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil
Hutan melalui addendum Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil Hutan;

Melakukan kegiatan produksi, memiliki sarana dan prasarana kegiatan


13 pengolahan hasil Hutan; dan

14 Mematuhi dan mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sumber : Lampiran II _PP Nomor 5 Tahun 2021


MASA BERLAKU PBPHH

• Selama Tidak dikembalikan


Oleh Pemegang izin
Ketentuan
Berlaku Selama Beroperasi Ketentuan
• Selama Tidak Dibatalkan
oleh pemberi izin
Lama
(tidak ada batasan yang jelas)
Baru
• Selama tidak Dicabut karena
dikenakan sanksi
administratif

Masa berlaku PBPHH dinyatakan berakhir:


a. Dikembalikan oleh pemegang PBPHH
kepada pemberi izin.
b. Dibatalkan oleh Pemberi izin
c. Dicabut oleh pemberi izin sebagai
akibat pengenaan sanksi.
Pengawasan dilakukan dengan intensitas pelaksanaan
Pengawasan secara rutin dan insidentil
Pengolahan
Hasil Hutan

 Pengawsan rutin dilakukan paling sedikit 1 kali dalam


1 tahun
 Pengawasan rutin dilakukan melalui evaluasi internal
oleh Direktorat Jenderal atau Gubernur.
 Pengawasan insidentil dilakukan melalui Audit
kepatuhan terhadap dugaan pelanggaran dari hasil
monitoring; pengaduan masyarakat dan/atau
informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
PENGAWASAN PBPHH

KEWAJIBAN Tidak Taat Teguran Tertulis


PBPHH
Denda
SANKSI Administratif
ADMINISTRATIF Pembekuan Perizinan
Berusaha

Pencabutan Perizinan
Berusaha

Anda mungkin juga menyukai