56,008,229.37
2
Kajian Lingkungan Hidup (Environmental Assessment) dapat didayagunakan sebagai
Environmental Safeguard agar pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan secara
berkelanjutan dan berwasan lingkungan – Menegakkan Kedaulatan Lingkungan
3 Hidup
Dalam rangka memantapkan pengarusutamaan (mainstreaming)
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals
KONTRIBUSI (SDGs) di KLHK, dibentuk Tim melalui Surat Keputusan Menteri LHK Nomor
KLHK SK.346/MenLHK/Setjen/Set.1/8/2018 tentang Pembentukan Tim Pelaksana,
Pokja dan Tim Pakar TPB/SDGs tahun 2017
4
5
ARAHAN PRESIDEN 6
Pidato Presiden RI Pada Sidang Paripurna MPR RI Dalam Rangka Pelantikan Presiden dan
Wakil Presiden Periode 2019-2024 pada tanggal 20 Oktober 2019 menyampaikan:
TA
IMPLEMENTASI UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
DIMAKSUDKAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INVESTASI
INDONESIA
7
8
KONDISI SEBELUM
OMNIBUS LAW
Pelaksanaan kegiatan
usaha`menggunakan
pendekatan
Izin (license approach)
dimana setiap kegiatan
usaha harus memiliki
izin
13
14
15
16
17
SEBELUM JENIS IZIN USAHA PEMANFAATAN HUTAN
18
C. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu : Tata cara perizinan
1. Kapasitas < 2000 M3/Tahun Pemberian Izin berbasis
(dalam Permen)
2. Kapasitas 2000 M3/Tahun - < 6000 M3/Tahun
kewenangan
3. Kapasitas 2000 M3/Tahun ≥ 6000 M3/Tahun
D. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu : Pengaturan Legalitas
1. Skala Kecil perdagangan ekspor di Permen Belum mengatur Integrasi
2. Skala Menengah Perizinan pemanfaatan hutan
3. Skala Besar Perizinan pengolahan hulu dan dan pengolahan hasil hutan
lanjutan perizinan terpisah
PERIZINAN BERUSAHA PEMANFAATAN HUTAN 19
PASCA UU CK Perizinan Berusaha Berbasis Kewenangan pemberi Perizinan
Resiko Berusaha oleh Pemerintah Pusat
Dokumen Lingkungan Terintegrasi
A. Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Lindung :
Satu Perizinan Berusaha utk Dengan PBPH
1. Kegiatan Usaha Pemanfaatan Kawasan Multiusaha
2. Kegiatan Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Sanksi Adm (Denda, Penghentian
Jangka Waktu Perizinan Berusaha operasional, pencabutan)
3. Kegiatan Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
maksimal
Subyek Perizinan Berusaha
B. Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Produksi : Pembatasan Luas & Jumlah
1. Kegiatan Usaha Pemanfaatan Kawasan
(perseorangan, Kop, BUMD,
Perizinan Berusaha BUMS, BUMN)
2. Kegiatan Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan
3. Kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Peta Arahan Pemanfaatan HL &
Iuran Perizinan Berusaha Single
Kayu HP di PP
Tarif
4. Kegiatan Pemungutan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu
SILIN/RIL/S-PHPL di PP
Perubahan Luas Areal Perizinan
Berusaha di PP
PEMULIHAN LINGKUNGAN
Pemberian Perizinan Berusaha
C. Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil Hutan : Integrasi Perizinan pemanfaatan
1. Kayu
berbasis Resiko (RBA)
hutan dan pengolahan hasil hutan
a.Kapasitas < 2000 M3/Tahun diatur di PP
b.Kapasitas 2000 M3/Tahun S.D < 6000 M3/Tahun
c. Kapasitas 2000 M3/Tahun ≥ 6000 M3/Tahun Tata cara perizinan diatur di PP
2. Bukan Kayu ( Kecil, Menengah, Besar) Perizinan Berusaha
Legalitas perdagangan ekspor pengolahan hulu dan
diatur di PP lanjutan terintegrasi
IUPHHK (PRA UUCK) PBPH MULTIUSAHA KEHUTANAN
(PASKA UUCK)
IUPHHK-
IUPJL HA/RE
PEMANFAATAN
KAWASAN
PEMUNGUTAN
HASIL HUTAN
KAYU
IZIN
PEMUNGUTAN HASIL PEMANFAATAN
KAYU JASA
LINGKUNGAN
PEMUNGUTAN
HASIL HUTAN MULTI USAHA
IZIN
BUKAN KAYU multibusiness
PEMUNGUTAN HASIL
BUKAN KAYU
PEMANFAAT
AN HASIL
PEMANFAATA HUTAN
N HASIL KAYU
HUTAN
IUPHHB IUPHHK- BUKAN KAYU
K HTI
21
SIKLUS
PENGAMBILAN
KEBIJAKAN PHL
22
REKONFIGURASI PENGELOLAAN HUTAN
Pengelolaan Landscape/SFM
23
24
HUTAN PRODUKSI (HPT, HP, HPK)
(67,61 JT HA) Potensi sbg Potensi sbg
Carbon Pool Carbon Sink
melalui melalui PERIZINAN
Moratorium BERUSAHA
Pemberian Izin PEMANFAATAN
TELAH DIBEBANI IZIN HP di P. Jawa BELUM DIBEBANI IZIN Baru HUTAN dengan
33,27 JT HA* 1,84 JT HA 32,50 JT HA MULTI USAHA
25
LUAS IZIN USAHA PEMANFAATAN HHK PADA HUTAN PRODUKSI SAAT INI
27
Kebijakan Pengelolaan Hutan Lestari
1. Implementasi UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja menjadi momentum bagi pemegang perizinan
berusaha untuk meningkatkan kinerja Kelola usahanya dengan memberikan peluang kerja sama investasi
dalam pemanfaatan hutan bersama stakeholders.
2. Menjamin pemenuhan bahan baku dari perizinan berusaha yang melaksanakan multiusaha untuk
mendukung daya saing industri pengolahan kayu dan industri lainnya (industri berbasis serat : pulp paper
dan rayon, industri panel kayu, industri lanjutan serta industri bioenergi, pangan, pakan, dan obat-obatan).
3. Membangun kluster usaha kehutanan terintegrasi hulu, hilir dan pasar, baik di kawasan ekonomi khusus
maupun kawasan ekonomi potensial lainnya untuk peningkatan efisiensi dan daya saing produk.
4. Memberikan fasilitasi dan dukungan permodalan bagi perizinan berusaha melalui pola pengelolaan
keuangan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (pengganti BLU Kehutanan).
5. Menjamin keberlangsungan usaha dengan pemberian jangka waktu perizinan berusaha yang panjang,
pemberian insentif pengenaan DR hanya untuk kayu hutan alam (tumbuh alami) bukan lagi berdasarkan
izin.
6. Menerapkan sistem silvikultur (multi sistem silvikultur dan Teknik SILIN) serta pemanenan berdampak
rendah (Reduced Impact Logging) dalam pengelolaan hutan sesuai kondisi tapak.
7. Memberikan fasilitasi pemegang perizinan berusaha untuk membangun industri pengolahan hasil hutan di
areal kerjanya.
8. Mengembangkan konfigurasi baru bisnis kehutanan dengan mengedepankan peran masyarakat dan UKM
(Kelompok Usaha Perhutanan Sosial-KUPS).
28
15
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
HULU, HILIR & PASAR
PENCAPAIAN TARGET
NET SINK FOLU 2030
33
Pertama, pengurangan emisi dari degradasi dan deforestasi hutan (REDD+) yang selalu
jadi pokok perhatian di sektor kehutanan.
Kegiatan-
kegiatan Kedua, menjalankan sustainable forest management. Setidaknya, ada tiga langkah
mencapai ini, yaitu, menerapkan pengurangi dampak pembalakan di HPH supaya
yang penebangan tak mengakibatkan emisi, mendorong generasi alami hingga penerapan
sistem silvikultur intensif.
berkontribusi
terhadap
penurunan Ketiga, rehabilitasi lahan. Rehabilitasi lahan, dengan sistem rotasi termasuk bagi
pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan ataupun daerah aliran sungai.
emisi sektor
kehutanan :
Keempat, pengelolaan lahan gambut yang dinilai berkontribusi paling besar dalam
penurunan emisi, perlu pemulihan vegetasi, pengayaan tanaman di gambut terdegradasi
dan pengelolaan tata air.
34
Updated NDC
1st NDC
Updated NDC
37
Kontribusi Pengelolaan Hutan Lestari Terhadap
Pencapaian Target NDC PHL berkontribusi pada
10 kegiatan aksi
pencapaian target NDC
Multiusaha kehutanan
mendukung efisiensi
pemanfaatan hutan
dengan kontribusi positif
terhadap target NDC
38
TERIMA KASIH