Anda di halaman 1dari 19

Lembaga

Penjamin
Simpanan
(LPS)
Oleh Kelompok 2
1
Anggota Kelompok

Angga Wahyu Kurniawan Prisa Oktaviana P.P Firda Amelia


202014501058 202014501061 202014501062

Aliya Rahmah Sefti Nurholifah Winda Lestari


202014501064 202014501065 202014501066

2
ORGANISASI LPS
LPS merupakan lembaga yang independen, transparan dan akuntabel dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya serta bertanggung jawab langsung kepada
Presiden. LPS berkedudukan di ibu kota negara republik indonesia. LPS memiliki
struktur organisasi kepengurusan yang terdiri dari :
a. Dewan Komisioner
b. Kepala Eksekutif
c. Direktur

Dewan Komisioner
a. 1 orang pejabat setingkat eselon I Departemen Keuangan yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan.
b. 1 orang unsur pimpinan Lembaga Pengawas Perbankan (LPP) yang ditunjuk oleh
pimpinan LPP.
c. 1 orang dari unsur pimpinan BI yang ditunjuk oleh pimpinan BI
d. 3 orang berasal dari dalam/luar LPS, 2 diantaranya diusulkan Menteri Keuangan
DEWAN KOMISIONER

Persyaratan sebagai anggota Dewan Anggota Dewan Komisioner dapat Dewan Komisioner wajib
Komisioner diberhentikan oleh Presiden apabila : mengadakan rapat dengan agenda :
a. WNI a. Berhalangan tetap a. Menetapkan kebijakan penjaminan
simpanan nasabah berdasarkan UU
b. Mampu melakukan perbuatan hukum b. Masa jabatan berakhir
LPS
c. Sehat jasmani dan rohani c. Mengundurkan diri
b. Menetapkan kebijakan LPS dalam
d. Berusia maksimal 63 tahun d. Tidak hadir dalam rapat dewan mendukung stabilitas sistem keuangan
komisioner 4 kali berturut-turut tanpa
e. Bukan pengurus konsultan, pegawai, c. Mengevaluasi pelaksanaan penjaminan
alasan
pemilik bank baik langsung maupun simpanan nasabah dan pelaksanaan
tidak langusng e. Tidak menjalankan tugasnya lebih dari peran LPS dalam stabilitas sistem
6 bulan keuangan
f. Bukan pengurus partai
f. Memiliki hubungan keluarga sampai d. Menerima dan mengevaluasi hal-hal
g. Memiliki pengalaman atau keahlian di lain yang dilaporkan Kepala Eksekutif
derajat kedua dengan anggota
bidang ekonomi, keuangan,
komisioner lainnya dan tidak ada
perbankan, hukum e. Hal – hal yang berhubungan dengan
satupun yang mengundurkan diri
tugas LPS
h. Tidak pernah dipidana penjara
g. Tidak lagi memenuhi syarat yang
ditetapkan
4
KEPALA EKSEKUTIF DAN DIREKTUR

Kepala Eksekutif bertugas melaksanakan kegiatan operasional LPS berdasarkan

keputusan Dewan Komisioner. Kepala Eksekutif dibantu oleh sebanyak-banyaknya 5

orang direktur yang diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisioner. Kepala

Eksekutif mengangkat dan memberhentikan pegawai LPS selain direktur. Kepala

Eksekutif dan direktur menjalankan fungsi penjaminan, manajemen resiko, hukum,

keuangan, penyelamatan, likuidasi dan administarisi.


KEKAYAAN, PEMBIAYAAN DAN PENGELOLAAN

Alokasi Surplus yang


Modal Awal LPS Kekayaan LPS diperoleh LPS .
Minimal sebesar Rp. Merupakan aset negara yang di Dari kegiatan Operasionalnya
4.000.000.000.000 (empat pisahkan, dapat berbentuk selama satu tahun di
triliun rupiah) dan investasi dan bukan investasi. alokasikan sebagai berikut:
Maksimal Rp. Investasi hanya dapat 1. 20% untuk cadangan
8.000.000.000.000 (delapan ditempatkan pada surat kegiatan operasional
triliun rupiah) berharga yang di terbitkan 2. 80% sebagai cadangan
pemerintah Indonesia/bank penjamin.
Indonesia.
Menempatkan kekayaan bukan
investasi (giro, gedung kantor,
dan perlengkapan lainnya)
dalam melaksanakan
investasinya.
6
FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG LPS

LPS menurut UU No. 24/2004 pada dasarnya memiliki dua fungsi yaitu :
1. Menjamin simpanan nasabah
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya, misalnya penyelesaian atau penanganan bank gagal

LPS menurut UU No. 24/2004 mempunyai tugas sebagai berikut:


3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan
Melaksanakan penjaminan simpanan
4. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan
5. Merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal
yang tidak berdampak sistemik
6. Melaksanakan pelaksanaan penyelesaian bank gagal yang berdampak sistemik
LPS menurut UU No. 24/2004 memiliki wewenang
sebagai berikut : Selanjutnya dalam melaksanakan penyelesaian dan
penanganan bank gagal , LPS memiliki kewenangan :
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan
2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank
pertama kali menjadi peserta 1. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS wewenang pemegang saham , termasuk hat dan
4. Mendapatkan data simpanan nasabah , data kesehatan
wewenang RUPS
bank dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang
tidak melanggar kerahasiaan bank
2. Menguasai dan mengelola asset dan kewajiban
5. Melakukan rekonsiliasi , verifikasi dan atau konfirmasi bank gagal yang diselamatkan
atas data sebagaimana dimaksud angka 4 3. Meninjau ulang , membatalkan , mengahiri dan /
6. Menetapkan syarat , tatacara dan ketentuan atau mengubah setiap kontrak yang mengikat
pembayaran klaim bank gagal yang diselamatkan dengan pihak
7. Menunjuk , menguasakan dan atau menugaskan pihak ketiga yang merugikan bank
lain untuk bertindak bagi kepentingan dan atau atas 4. Menjual dan / atau mengalihkan asset bank tanpa
nama LPS guna melaksanakan sebagian tugas tertentu .
persetujuan debitur dan / atau kewajiban bank
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat
tentang penjaminan simpanan
tanpa persetujuan kreditur
9. Menjatuhkan sanksi administrative
PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK
Setiap bank yang melakukan kegiatan di wilayah NKRI wajib menjadi peserta LPS.
Bank peserta LPS diwajibkan :

Pertama, Menyerahkan dokumen salinan AD dan atau akta pendirian,


perijinan bank dantingkat kesehatan bank.

Kedua, Surat pernyataan direksi, komisaris dan pemegang saham yang


berisi :

a. Komitmen dan kesediaan direksi, komisaris dan pemegang saham


untuk memenuhi semua ketentuan yang ditetapkan LPS
b. Kesediaan untuk bertanggung jawab secara pribadi
c. Menyerahkan kepada LPS segala hak kepemilikan, kepengurusan atau
kepentingan apabila bank menjadi bank gagal dan diputuskan untuk
diselamatkan atau dililkuidasi.

9
Ketiga, Membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1% dari modal
sendiri pada akhir tahun fiskal sebelumnya atau dari modal disetor
bagi bank baru.

Keempat, Membayar premi penjaminan

Kelima, Menyampaikan laporan secara berkala dalam format yang


ditentukan

Keenam, Memberikan data informasi dan dokumen yang


dibutuhkan dalam rangka penyelenggaraan penjaminan

Ketujuh, Menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam


kantor bank atau tempat lainnya sehingga dapat diketahui dengan
mudah oleh masyarakat.
10
Jenis dan Jumlah Simpanan Premi Penjaminan dan Pembayaran Klaim

Yang Dijamin Jenis simpanan yang dijamin oleh LPS adalah : Bank yang menjadi peserta LPS diwajibkan membayar
1 Giro premi penjaminan untuk setiap periode tertentu
2. Deposito sebesar 0,1% dari rata rata saldo Bulanan total
3. Sertifikat Deposito simpanan dalam setiap periode Besar premi dihitung
4. Tabungan atau yang dipersamakan dengan tabungan sendin oleh bank, namun dapat diverifikasi oleh LPS
dengan cara pemeriksaan dokumen pemanggilan
Nilai simpanan yang dijamin oleh LPS pejabat bank atau pemeriksaan langsung pada bank.
1. Nilai simpanan setiap nasabah yang dijamin maksimal Pemeriksaan langsung dilakukan oleh LPP atas
Rp 100.000.000 permintaan LPS Tingkat premi yang telah ditetapkan
2. Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila dapat diubah atas persetujuan DPR, apabila dipenuhi
dipenuhi salah satu atau lebih kriteria. sekurang-kurangnya satu kriteria.
Selanjutnya, Besaran premi dapat berbeda antara satu bank dengan bank lainnya, namun perbedaannya antara premi
terendah dengan premi tertinggi tidak melebihi 0,5%. Misalnya premi terendah 0,1% maka premi tertinggi tidak boleh
melebihi 0,6% Premi penjaminan dibayarkan 2 kali setahun, untuk periode 1 Januari-30 Juni dibayar selambat-lambatnya 31
Januari dan periode 1 Jull 31 Desember dibayar selambat-lambatnya 31 Juli Pembayaran klaim penjaminan kepada nasabah
penyimpan dari bank yang dicabut ijin usahanya selambat-lambatnya 5 hari kerja sejak verifikasi dimulai atau selambat-
lambatnya 90 hari kerja sejak ijin usaha dicabut Jangka waktu pengajuan klaim penjaminan oleh nasabah penyimpan
selambat-lambatnya 5 tahun sejak ijin usaha bank dicabut. Pengumuman tanggal pembayaran dilakukan oleh LPS sekurang-
kurangnya pada 2 surat kabar.
Pembayaran klaim dapat dilakukan secara tunai atau dengan alat pembayaran lain dalam mata uang rupiah. Dalam hal
nasabah penyimpan pada saat yang bersamaan memiliki kewajiban pada bank, maka klaim penjaminan dilakukan setelah
kewajiban nasabah penyimpan kepada bank diperhitungkan. Misalnya nasabah memiliki simpanan Rp 300 juta dan
kewajiban kepada bank Rp 75 juta maka klaim penjaminan yang dibayarkan Rp 25 juta.

12
Akan tetapi klaim penjaminan dinyatakan tidak layak untuk dibayarkan apabila hasil verifikasi dan rekonsiliasi:

1. Data simpanan nasabah tidak tercatat pada bank

2. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar

3. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan bank menjadi tidak


sehat.

13
13
PENYELESAIAN DAN
PENANGANAN BANK GAGAL
PENYELAMATAN BANK GAGAL YANG TIDAK BERDAMPAK SISTEMATIK

Perkiraan biaya penyelamatan

Bank masih menunjukkan prospek

Ada pernyataan RUPS berisi penyerahan hak dan wewenang


kepengurusan bank kepada LPS

Bank menyerahkan dokumen-dokumen

14
Penanganan Bank Gagal Yang
Berdampak Sistemik Dengan
Penyetoran Modal Oleh Pemegang
Saham

Persyaratan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik oleh LPS dengan
mengikuti sertakan pemegang saham sebagai berikut:

01 02 03
Pemegang saham berasal Pernyataan RUPS yang Bank menyerahkan dokumen-
dari bank gagal telah memuat kesediaan untuk: dokumen kepasa LPS
menyetor modal - Menyerahkan hak dan Setelah pemegang saham menyetor
sekurangnya 20% wewenang modal sementaraa ekuitas bank
- Tidak menuntut LPS bernilai positif, pemegang saham dan
atau pihak lain LPS LPS membuat perjanjian yang
mengatur penggunaan hasil
penjualan 15
Penanganan Bank Gagal Yang Berdampak Sistemik Tanpa Penyetoran Modal
Oleh Pemegang Saham

Berdasarkan undang-undang LPS untuk menangani bank gagal


yang berdampak sistemik tanpa melibatkan pemegang saham.
Langkah-langkah yang dilakukan LPS sebagai berikut:
1. LPS mengambil alih hak, wewenang, kepemilikan
2. Pemegang saham dan pengurus bank tidak dapat menuntut
LPS
3. Menguasai, mengelola, dan melakukan tindakan
kepemilikan atas aset yang menjadi hak dan kewajiban
4. Memenuhi persyaratan modal sementara
5. Menjual dan mengalihkan aset bank
6. Mengalihkan kepemilikan kepada pihak lain
7. Meninjau ulang, membatalkan kontrak yang mengikat bank

16
Likuidasi Bank Gagal
Mengambil alih, menjalankan segala hak, wewenang pemegang
1.
saham termasuk hak dan wewenang RUPS.

Menguasai, mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang


2.
diselamatkan
Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri/mengubah kontrak mengikat
3. bank gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank

Menjual/mengalihkan aset bank tanpa persetujuan nasabah debitur


4. & kewajiban bank tanpa persetujuan melakukan kewenangan.
Memberikan talangan untuk membayar gaji pegawai terutang dan
5. talangan pesangon pegawai sesuai peraturan perundang-undangan.

Melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pengamanan


6. aset bank sebelum proses likuidasi dimulai.

Memutuskan pembubaran badan hukum bank, membentuk tim


7.
likuidasi dan menyatakan status bank sebagai bank likuidasi.

17
17
Rencana Kerja dan Anggaran
Penjelasan Tahunan

Pelaporan dan Akuntabilitas

Hubungan Dengan Lembaga Lain

Kerahasiaan Data

18
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai