Anda di halaman 1dari 10

Nama : Jerry Janery Saputra

NIM : 021190904

No. 1
Pendirian suatu perisahaan dalam bentuk apapun haruslah mendapat izin dari instansi yang terkait
terlebih dahulu, demikian pula izin untuk melakukan usaha perbankan.Bagi perbankan sebelum
melakukan kegiatannya harus memperoleh izin dari Bank Indonesia. Artinya jika ingin mendirikan
bank, maka harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Izin pendirian
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat meliputi izin prinsip dan izin usaha, sesuai yang tercantum
dalam UU no. 10 tahun 1998.

Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 dan SK Direktur BI Nomor 32/33/KEP/DIR Tanggal 12 Mei
1999, menetapkan ketentuan bagi pendirian bank umum dan BPR bahwa untuk pendirian Bank
Umum dan BPR meliputi persetujuan prinsip dan izin usaha.

Bank hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin Dewan Gubernur Bank
Indonesia. Pemberian izin pendirian bank dilakukan dalam dua tahap: (a) persetujuan prinsip, yaitu
persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian Bank; dan (b) izin usaha, yaitu izin yang diberikan
untuk melakukan kegiatan usaha Bank setelah persiapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai
dilakukan.

A. Izin Prinsip
Bank hanya dapat didirikan oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; atau
warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan
hukum asing secara kemitraan. Untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang-kurangnya
oleh salah satu calon pemilik kepada Dewan Gubernur Bank Indonesia. Izin prinsip adalah
persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian bank.

NO Aspek Ketentuan
1 Rancangan akta pendirian 1. Nama dan tempat kedudukan
badan hukum, termasuk 2. Kegiatan usaha sebagai bank
AD/ART, dengan memuat: 3. Permodalan
4. Wewenang, tanggung jawab dan masa jabatan
komisaris dan direksi

2 1. Daftar calon pemegang saham berikut rincian


Daftar kepemilikan besaran kepemilikan saham (PT)
2. Daftar calon anggota berikut simpanan pokok, wajib
dan hibah (koperasi)

3 Daftar calon anggota dewan 1. Fotokopi tanda pengenal yang dapat berupa Kartu
Komisaris dan anggota Tanda Penduduk (KTP) atau paspor;
Direksi disertai dengan: 2. Riwayat hidup;
3. Surat penyertaan pribadi (personal statement) yang
menyatakan tidak pernah melakukan tindakan
tercela di bidang perbankan, keuangan, dan usaha
lainnya dan atau tidak pernah dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana kejahatan;
4. Surat keterangan atau bukti tertulis dari bank tempat
bekerja sebelumnya mengenai pengalaman
operasional di bidang perbankan bagi calon Direksi
yang telah berpengalaman; dan
5. Surat keterangan dari lembaga pendidikan mengenai
pendidikan perbankan yang pernah diikuti dan/atau
bukti tertulis bagi Bank tempat bekerja
sebelumnya mengenai pengalaman di bidang
perbankan bagi calon anggota Dewan Komisaris.

4 -
Rencana susunan dan
struktur organisasi, serta
personalia;

5 1. Analisis terhadap peluang pasar dan potensi


Rencana kerja tahun pertama ekonomi
2. Rencana kegiatan usaha, penghimpunan dan
penyaluran dana bank, serta langkah-langkahnya
3. Rencana kebutuhan pengawai
4. Proyeksi arus kas selama 12 bulan, neraca dan
perhitungan laba rugi

6 Bukti setoran modal minimal 1. Modal disetor untuk Bank Umum sebesar 3 trilliun.
30% dari modal disetor 2. Modal disetor untuk BPRS
dalam bentuk bilyet giro BI 3. 2 M untuk wilayah Jabodetabek
4. 1 M untuk Ibu kota Propinsi
5. 500 Juta untuk kota dan kabupaten diluar keduanya.

7 Surat pernyataan dari calon 1. Tidak berasal dan pinjamanan atau fasilitas
pemilik, bahwa modal tsb; pembiayaan.
2. Tidak berasal dan untuk pencucian uang

8 Persetujuaan selambat- 1. Penelitian atas kelengkapan dan kebbenaran


lambatnya akan diberikan dokumen.
selama 60 hari setelah 2. Wawancara terhadap calon pemilik, komisasris dan
dokumen permohonan direksi
diterima. BI wajib 3. Ananlisis yang meliputi; Tingkat persaingan
melakukan yangsehat antar bank, Tingkat kejenuhan bank,
Kondisi ekonomi/pemerataan, dan Pernyataan
pemilik

9 Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama 360 hari

B. Izin Usaha
Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank, setelah persiapan
pendirian bank selesai dilakukan. Izin usaha diajukan kepada Bank Indonesia dengan melampirkan:
1. Akta pendirian badan hukum, termasuk AD/ART yang telah disahkan instansi berwenang
2. Data kepemilikan berupa daftar pemegang saham atau daftar anggota.
3. Daftar susunan komisaris dan direksi
4. Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja, termasuk personalia
5. Bukti pelunasan modal disetor minimum
6. Bukti kesiapan operasional :(a) Daftar aktiva tetap dan inventaris, (b) Bukti kepemilikan,
penguasaan dan sewa kantor, (c) Foto gedung dan tata letak ruangan, (d) Contoh formulir
atau warkat yang akan digunakan untuk operasional bank, (e) Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) dan Tanda Daftar Perusahaan
7. Surat pernyataan dari pemilik bank bahwa pelunasan modal disetor;( a) Tidak berasal dari
pinjaman atau fasilitas pembiayaan, dan (b) Tidak berasal dan untk pencucian uang
8. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan melebihi ketentuan bagi anggota komisaris
9. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi
10. Surat pernyataan dari anggota komisaris dan direksi bahwa yang bersangkutan tidak
memiliki hubungan kekeluargaan
11. Surat pernyataan dari anggota direksi bahwa yang bersangkutan baik secara sendiri ataupun
bersama sama tidak memiliki saham melebihi 25% dari jumlah modal disetor pada suatu
perusahaan lain.
12. Persetujuan atau penolakan izin usaha diberikan selambat-lambatnya 60 hari setelah
dokumen permohonan diterima secara lengkap
13. Bank yang telah mendapat izin usaha dari direksi BI wajib melaksanakan kegiatan usaha
selambat-lambatnya 60 hari terhitung sejak tanggal izin usaha dikeluarkan.
14. Laporan kegiatan usaha wajib disampaikan oleh direksi bank kepada BI selambat-lambatnya
10 hari sejak tanggal dimulainya kegiatan operasiona

C. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi


Direksi: bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas adalah direksi, bagi Bank berbentuk hukum
Perusahaan Daerah adalah direksi, dan bagi Bank berbentuk hukum Koperasi adalah pengurus.
Sedangkan Komisaris bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas adalah komisaris, bagi Bank
berbentuk hukum Perusahaan Daerah adalah pengawas, bagi Bank berbentuk hukum Koperasi adalah
pengawas
1. Persyaratan Umum anggota dewan komisaris dan direksi : (a) Tidak termasuk daftar hitam
BI, (b) Memiliki kemampuan melaksanakan tugas, (c) Memiliki integritas Akhlak dan
moral, Komitmen, Disiplin, Layak dan wajar
2. Bank yang sebagian sahamnya dimiliki asing boleh menempatkan WNA sebagai anggota
komisaris dan anggota direksi.
3. Jumlah anggota komisaris sekurang-kurangnya dua orang dan wajib memiliki pengetahuan
dan/atau pengalaman di bidang perbankan
4. Anggota dewan komisaris hanya dapat merangkap jabatan : (a) Sebagai anggota komisaris
sebanyak-banyaknya satu bank lain/BPR, (b) Sebagai anggota dewan komisasris, direksi
atau eksekutif sebanyak-banyaknya dua perusahaan lain bukan bank/BPR
5. Mayoritas anggota komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga
6. Direksi bank minimal berjumlah 3 orang dan memiliki pengalaman operasional bank minimal
selama 5 tahun sebagai pejabat eksekutif bank
7. Anggota direksi dilarang rangkap jabatan pada perusahaan lain
8. Anggota direksi dilarang memiliki hubungan kekeluargaan
9. Anggota direksi juga dilarang memiliki saham melebihi 25 % dari modal disetor pada
perusahaan lain.
10. Direksi bank dilarang memberikan tugas kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan
tugas dan wewenang tanpa batas
11. Calon anggota direksi dan komisaris harus mendapat persetujuan BI. (a) Permohonan
diajukan ke BI, (b) BI melakukan proses selama maksimal 15 hari meliputi; Kelengkapan
dan kebenaran dokumen, Wawancara terhadap calon, dan Laporan pengangkatan
disampaikan kepada BI maksimal 10 hari setelah pengangkatan disahkan RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham)

No. 2
Aktiva (Asset)
1. Aktiva lancar (Carrent asset)
Aktiva lancar kadang2 disebut juga sebagai harta lancar.Yang termasuk dalam kelompok aktiva lancar
adalah kas/bank,aktiva yang diharapkan menjadi uang tunai atau dipakai habis dalam setahun atau
satu siklus kegiatan usaha.Urutan aktiva lancar adalah berdasarkan jangka waktuyang diperlukan
untuk diubahmenjadi uang tunai.Pos2 dalam aktiva lancar antara lain :
a. Kas/bank (cash/bank)
Kas terdiri dari saldo kas dari perusahaan dan saldo rekening giro dibank.Cek mundut tidak boleh
dimasukkan kedalam kas.pengertian kas disini adalah alat pembayaran yang siap dipakai pada saat
tersebut.
b. Surat berharga (marketable secutities)
Pengertian disini adalah yang merupakan investasi sementara.Surat berharga disini adalah untuk
memanfaatkan kelebihan likuiditas,bukan investasi selamanya.
c. Deposito (time deposito)
Deposito merupakan simpanan yang mempunyai jangka waktu tertentu,misalnya 1 bulan.
d. Piutang usaha (Accout receivable)
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit.Piutang usaha disini adalah piutang yang
diperkirakan akan tertagih dalam kurun waktu sampai dengan satu tahun terhitung dari tanggal
neraca.Selain piutang usaha,kadang2 terdapat piutang wesel (notes receivable)
e. Persediaan (Inventory)
Pos persediaan berisi persediaan barang dagang (untuk perusahaan adalah pos yang cukup banyak
menggunakan alternative metode peilaian.
Beberapa metode yang dikenal antara lain adalah FIFO(first in first out),LIFO (last in fidrst out)dan
rata2 (average).untuk perusahaan tertentu dapat menggunakan metode harga terendah antara harga
pasar dan harga perolehan.
f. Biaya dibayar dimuka (prepaid expanse)
Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang sudah dibayar,tetapi belum dipakai,jadi manfaatnya belum di
nikmati.Biaya dimuka diharapkan akan dipakai dalam satu siklus operasi yang aka datang.Pos ini
umumnya terdiri dari asuransi,sewa,alat tulis/kantor
g. Uang muka pajak (prepaid)
Uang muka pajak timbul apabila kita membayar pajak dimuka,baik untuk pajak pertambahan nilai
maupun pajak penghasilan.
h. Pendapatan masih harus diterima (Accrued income receivable)
Pendapatan masih harus diterima timbul apabila disaat kita seharusnya mengakui adanya
pendapatan,tapi pada saat itu ternyata belum kita terima uangnya.contohnya pendapatan
bunga.deposito diakhir tahun sudah menjadi hak kita tetapi belum dibayarkan oleh perusahaan.

2. Aktiva tidak lancer (non carrent asset)


a. Penyertaan/investasi (invesment)
Pos ini berisi asset perusahaan yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau dalam bentuk surat
utang.Yang termasuk dalam penyertaan antara lain :
· Saham pada perusahaan afiliasi
· Obligasi (yang diterbitkan pihak lain)
· Tanah untuk expansi/spekulasi
Holding company akan banyak bermain dalam penyertaan.
b. Aktiva tetap (fixed asset)
Yang termasuk golongan aktiva tetap adalah aktiva yang memenuhi kriteria :
· Berwujud dan siap pakai,baik dibuat sendiri/dibeli pihak lain
· Digunakan dalam operasi
· Tidak dijual dalam kegiatan normal perusahaan
· Masa manfaat lebih dari 1 tahun/ 1 siklus kegiatan usaha
· Nilai relatif tinggi
Yang termasuk dalam aktiva tetap adalah
· Tanah
· Bangunan
· Peralatan
· Mesin
Setiap aktiva tetap disusut (dialokasikan sebagai biaya)sesuai dengan umur ekonominya,kecuali untuk
tanah.Apabila suatu saat aktiva tetap diperbaiki dengan dana yang cukup besar serta dapat
memperpanjang umurnya,maka jumlah biaya perbaikan akan ditambah pada nilai aktiva tetap,sebagai
akibatnya penyusutan akan mungkin mengalami perhitungan baru.Aktiva tetap dihapus apabila sudah
tidak dipakai lagi.
c. Aktiva tidak berwujud (intangible asset)
Criteria aktiva tak berwujud :
· Tidak mempunyai wujud
· Memcerminkan hak istimewah/kemampuan menghasilkan keuntungan dimasa depan yang aka
datang
Yang termasuk aktiva tak berwujud :
· Hak paten (patent)
· Hak cipta (copyright)
· Goodwill
d. Aktiva lain2
Contoh :
· Piutag lebih dari satu tahun
· Pekerjaan dalam penyelesaian
· Beban yang ditangguhkan (biaya emisi efek)
Pos aktiva lain2 biasanya bukan merupaka pos yang “abadi”,dibandingkan dengan pos yang
lain,dalam pengertian bahwa suatu saat akan dipindah ke pos yang lain.Pekerjaan dalam
penyelesaian,misalnya,akan dipindah ke aktiva tetap apabila gedung atau pabrik yang dibangun sudah
siap pakai.

Utang (Liabilities)
Pencatatan pada pos utang berbasis pada nilai nominal.sebagai contoh,kalau kita menerbitkan obligasi
dengan nilai nominal Rp 100 juta dan dijual dengan harga Rp 105 juta,maka pada sisi utang dicatat
utang obligasi sebesar Rp 100 juta dan premium Rp 5 juta.Bandingkan dengan cara pencatatan pada
sisi aktiva.
1. Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang lancar adalah utang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun.Termasuk dalam pos utang
lancer antara lain :
a. Utang usaha (account payable)
Utang usaha (dagang) timbul karena perusahaan membeli secara kredit dari supplier.utang ini bebas
bunga.
b. Biaya masih harus dibayar (accrued expanse,accrued liabily)
Biaya masih harus dibayar timbul apabila kita sudah membebankan biaya pada laba-rugi.tetapi kita
belum mengeluarkan uang untuk membayarnya.contohnya,utang gaji dan utang bunga.
c. Pendapatan diterima dimuka (unerned revenue)
Pendapatan diterima dimuka terjadi apabila ada pembeli menyerahkan uang kepada perusahaan,tetapi
perusahaan belum mengyerahkan barang/jasa.Diwaktu yang akan datang perusahaan wajib
menyerahkan barang/jasa.
d. Utang pajak (tax payable)
Utag pajak timbul pada waktu ada kewajiban pajak dan akan berkurang pada waktu dibayar.
e. Utang cerukan (overdraft)
Cerukan adalah fasilitas pinjaman dari bank dari bank yang bersifat jangka pendekdan darurat.
f. Utang bank (bank loan)
Utang bank disini adalah utang bank yang sifatnya jangka pendek,misalnya kredit modal kerja.

2. Utang jangka panjang


Pos utang japan adalah pos yang berisi utang yang akan jatuh tempodalam waktu lebih dari 1
tahun.beberapa contoh utang japan akan di bahas dibawah ini.
a. Utang obligasi (bonds payable)
Utang obligasi diproleh dengan menerbitkan obligasi di pasar modal.Obligasi mempunyai taggal jatuh
tempo tertentu.
b. Utang sewa guna usaha (lease obligation)
Utang sewa guna usaha timbul bersamaan pada saat kita mendapatkan aktiva sewa guna usaha.
c. Utang bank
Semua jenis utag bank japan akan masuk kategori ini,misalnya kredit investasi.
3. Utang lain2
Utang lain2 adalah utang yang tidak dapat dikelompokan kedalam utang jangka pendek,maupun utang
japan.contohnya utang subordinasi.Utang subordinasi.Utang tersebut biasanya jatuh tempoya tidak
jelas,misalnya dilunasi setelah perusahaan mempunyai cukup likuiditas.

Modal (Equity)
1. Modal disetor (paid in capital)
Adalah modal yang benar2 sudah disetor oleh pemiliknya dan diterbitkan sahamnya.
2. Agio saham (excess over par)
Selisih harga jual saham
3. Saldo laba (retained earning)
Saldo laba adalah laba bersih yang belum dibagikan perusahaan kepada pemiliknya (investor).jumlah
saldo laba akan terus di akumulasi sampai tahun terakhir.Kadang2 perusahaan juga menampilkan sub-
item laba tahun ini untuk menunjukan jumlah laba tahun yang belum dibagi.
4. Cadangan (appropriation,reserve)
Cadangan diambil dari saldo laba.cadangan berfungsi untuk menahan sebagian laba agar tetap berada
diperusahaan.pada dasarnya cadangan adalah saldo laba yang sudah disepakati untuk tujuan tertentu.
NO. 3

Prosedur penerimaan setoran dengan system kolektif

1. Debitur menyerahkan slip setoran yang dubuat dalam rangkap 3 kepada petugas bali (counter) di
bank.

2. Petugas bali mencatatat slip setoran itu pada rekapitulasi awal kas, memberi stempel blok, dan
memarafnya pada blok tersebut, sete;lah itu slip setoran diserahkan kembali kepada debitur untuk
menyetoran pada kasir.

3. Debitur menyeraahkan setoran beserta uang tunai yang distorkan kepada kasir.

4. Kasir menerima uang seotran dan uang tunai, kemudian menghitung dan mencocokan jumlah
uang tersebut dengan slip setoran disamping menyortir dan membuat slip rincian uang. Selanjutnya,
slip setoran di stempel pada bagian belakang dan memarafnya, disamping menecatat setoran tersebut
pada buku kas harian dan menyimpan uang setoran itu. Kasir menyampaikan slip setoran kepada
kuasa kas.

5. Kuasa kas memperhatikan paraf petugas bali dan kasir sertaa kemudian mencatatnya dalam buku
kas control atau buku pengawasan fiatur transaksi tunai dan menandatangani slip setoran. Setelah itu,
slip setoran tersebut diteruskan kepada petugas prima nota.

6. Petugas prima nota menerima slip setoran yang telah ditanda tangani oleh kuasa kas, kemudian
mencatat transaksi itu pada kartu rekening pinjaman debitur dan memaraf kartu tersebut. Setalh itu,
kartu rekening pinjaman dan slip setoran yang bersangkutan diserahkan kembali kepada kuasa kas.

7. Kuasa kas menerima kartu rekening pinjaman debitur dan slip setoran yang telah dicatat dan
diparaf petugas prima nota, kemudian memeriksa kebenaran pengisian kartu yang bersangkutan dan
memaraf pada saldonya. Kartu rekening pinjaman debitur disreahkan kembali pada petugas prima
nota dan slip setoran dikembalikan kepada petugas bali.

8. Petugas bali mendistribusikan slip setoran yang diterimannya, yaitu lembaran pertama kepada
debitur, lembaran kedua untuk file kasir, dan lembaran ketiga untuk unit akuntansi guna dibukukan.
Prosedur Penerimaan Setoran Dengan System Teller.

1. Debitur menyerahkan slip setoran yang dibuat dalam rangkap 3 dan uang tunai yang akan
disetorkan kepada teller.

2. Teler menghitung uang dan mencocokan jumlah fisik dengan slip setorannya, disamping
menyortir dan membuat slip rincian uang. Kemudian slip setoran diberi setempel “validating” dan
uang yang disetrokan dan uang tersebut disimpan dalam cash box teller. Setelah itu teller mencatat
penerimaan setoran tunai itu kedalam buku kas harian teller.

3. Slip setoran ditandatangani oleh teller sesuai dengan jumlah batas wewenangnya,. Apabila
jumlah slip setoran itu melebihi jumlah batas wewenang teller, maka slip setoran tersebut diserahkan
kapda atasnnya sesuai jumlah batas wewenang yang dimilikinya untuk pengesahan. Setelah
ditandatangani, maka slip setoran tersebut disampaikan kembali kepada teller.

4. Teller mendistribusikan slip setroan tersebut, yaitu lembaran pertama kepada debitur atau
penyetor, lembaran kedua untuk file teller, dan lembaran ketiga kepada petugas prima nota.

5. Petugas prima nota mencatat transaksi itu dalam kartu rekening pinjaman debitur yang
bersangkutan dan membubuhkan paraf. Kenudian menyerahkan slip setoran beserta kartu rekening
pinjaman debitur kapda kepala unit kerjanya yang berwenang untuk diperiksa kebenaran pengisian
kartu dan memaraf pada saldonya.

6. Setelah itu, kartu rekening pinjaman debitur tersebut dikembalikan kepada petugas prima nota
dan slip setoran diserahkan kepada unit akuntansi untuk dibukukan.

Prosedur Peneriman Setoran Dengan Pemindah Bukuan

1. Debitu B mengisi slip setoran dalam rangkap 3 dan menyerahkan slip setoran kepada teller.

2. Teller meneliti keabsahan cek dengan memperhatikan pemenuhan formal cek, melihat daftar
pembatalan cek, dan kesesuaian antara tanda tangan penarik dengan kartu spicement yang
bersangkutan.

3. Teller menghubungipetugas prima nota yang menangani rekening giro nasabah A, untuk
mengetahui apakah saldo yang bersankutan masih cukup tersediauntuk pembayaran cek tersebut.
4. Teller menandatangani slip setoran sesaui dengan batas wewenangnya dan memberi stempel
validating, kemudian menyerahkan slip setoran lembaran pertama kepada debitur , serta meneruskaan
slip setoran lembaran ketiga kepada petugas prima nota.

5. Atas dasar warkat – warkat tersebut, petugas prima nota mencatat mutase tersebut kedalam
masing – masing rekening, yaitu kredit untuk rekening pinjaman debitur B dan debet untuk rekening
giro nasabah A, dan membubuhkan parafnya serta meneruskan kapda atasnnya yang berwenang untuk
diperiksa kebenarannya. Telah itu cek dan slip setoran diteruskan kepada unit akuntansi untuk
dibukukan.

Anda mungkin juga menyukai