• Pendirian Bank harus memenuhi ketentuan UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 A. PENDIRIAN BANK UMUM • Pendirian Bank Umum diatur dalam Pasal 16 ayat (2) UU Perbankan dan ketentuan persyaratan dan tata cara perizinan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia. • Pasal 5 SK Direksi BI No.32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum: • Pendirian Bank Umum harus memenuhi 2 tahapan, yaitu: 1. Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank yang bersangkutan. 2. Tahapan pemberian izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah persiapan selesai dilakukan. Lanjutan Pendirian Bank Umum • Pasal 6 ayat (1) SK Direksi BI No.32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum: • Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang- kurangnya oleh salah seorang calon pemilik, dengan melampirkan: 1. Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan anggaran dasar yang sekurang-kurangnya memuat nama, tempat kedudukan, kegiatan usaha sebagai bank, permodalan, kepemilikan, wewenang, tanggung jawab, dan masa jabatan Dewan Komisaris serta Direksi. 2. Data kepemilikan berupa daftar calon pemegang saham berikut rincian besarnya masing-masing kepemilikan saham bagi bank yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah, dan daftar calon anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib, serta daftar hibah bagi bank yang berbentuk hukum koperasi. 3. Daftar calon anggota Dewan Komisaris, 4. Rencana dan susunan organisasi 5. Rencana kerja untuk tahun pertama 6. Bukti setoran modal. 7. Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi bank yang berbentuk badan hukum PT, Koperasi, atau Perusahaan Daerah, terkait pelunasan modal. PERMOHONAN IJIN USAHA BANK UMUM
Pasal 9 SK Direksi BI No.32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum :
Permohonan untuk mendapat iji usaha memenuhi persyaratan, serta melampirkan hal-hal sbb: 1. Akta pendirian badan hukum, termasuk anggaran dasar badan hukum yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. 2. Data kepemilikan berupa: a) Daftar pemegang saham berikut rincian besarnya kepemilikan saham bagi bank yang berbentuk hukum PerseroanTerbatas/Perusahaan Daerah. b) Daftar anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib serta daftar hibah bagi Bank yang berbentuk hukum Koperasi; yang masingmasing disertai dengan dokumen (Pasal 6 ayat (2) 3. Daftar susunan dewan Komisaris dan Direksi. 4. Susunan organisasi serta system dan prosedur kerja, termasuk susunan personalia. 5. Bukti pelunasan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (1), dalam bentuk fotokopi bilyet deposito. 6. Bukti kesiapan operasional berupa: daftar aktiva tetap dan inventaris; bukti penguasaan Gedung, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 7. Surat pernyataan dari pemegang saham bagi Bank yang berbentuk hukum PT/Perusahaan Daerah atau calon dari anggota bagi Bank yang berbentuk hukum Koperasi terkait pelunasan modal. 8. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan 9. Surat pernyataan dari anggota dewan Komisaris bahwa ybs. tidak mempunyai hubungan keluarga anggota Direksi dan Komisaris. • Bila telah memenuhi persyaratan tsb, maka BI mengeluarkan ijin usaha, dan bank ybs wajib melakukan kegiatan usaha paling lambat 60 hari sejak tanggal dikeluarkannya ijin tsb. • Apabila lewat dari waktu tsb belum melakukan kegiatan usaha maka BI akan membatalkan ijin yang telah dikeluarkannya. B. PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) • Permohonan ijin prinsip pendiriasn BPR. Dalam Pasal 6 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/35/KEP/DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat. Permohonan diajukan dengan melampirkan hal-hal sbb: 1. Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. 2. Data kepemilikan berupa: Daftar calon pemegang saham berikut rincian besarnya masing-masing kepemilikan saham bagi BPR yg berbentuk hukum Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah. Daftar calon anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib, serta daftar hibah bagi BPR yang berbentuk hukum Koperasi. 3. Daftar susunan Dewan Komisaris dan Direksi 4. Rencana dan susunan organisasi 5. Rencana kerja untuk tahun pertama, mencakup penghimpunan dan penyaluran dana, rencana kebutuhan pegawai, neraca dan perhitungan rugi laba. 6. Bukti pelunasan modal dalam Bentuk foto copy bilyet deposito. 7. Surat pernyataan dari calon pemegang sahan bagi bank yang berbentuk PT/Perusahaan Daerah atau dari calon anggota bagi bank yang bebrentuk Koperasiterkait pelunasan modal disetor. Dalam jangka waktu 60 hari BI wajib memberikan pernyataan menerima atau menolak permohonan tsb. Ijin Usaha Pendirian BPR
Dalam pasal 9 Dalam Pasal 6 SK Direksi BI No. 32/35/KEP/DIR
tentang Bank Perkreditan Rakyat. Permohonan untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diajukan oleh Direksi BPR kepada direksi Bank Indonesia dan wajib melampiri hal-hal sbb: 1. akta pendirian badan hukum, termasuk anggaran dasar badan hukum yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. 2. Data kepemilikan berupa : daftar pemegang saham berikut rincian besarnya kepemilikan saham bagi BPR yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah, dan daftar anggota berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib serta daftar hibah bagi BPR yang berbentuk Hukum koperasi, yang masingmasing disertai dengan dokumen sebagaimana yang dimaksud Pasal 6 ayat (2). 3. Daftar susunan dewan Komisarisdan Direksi . 4. Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja, termasuk personalia. 5. Bukti pelunasan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (1), dalam bentuk fotokopi bilyet deposito. 6. Bukti kesiapan operasional antara lain berupa: Daftar aktiva tetap dan inventaris, Bukti penguasaan Gedung. NPWP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). 7. Surat pernyataan dari pemegang saham bagi BPR yang berbentuk hukum Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah atau dari anggota bagi BPR yang berbentuk hukum koperasi terkait pelunasan modal disetor . 8. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan dari anggota Dewan Komisaris. 9. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan dari anggota Direksi. 10. Surat pernyataan dari anggot Direksi bahwa ybs tidak mempunyai hubungan keluarga dgn anggota Direksi lainnya juga dengan Dewan Komisaris. • Untuk permohonan ijin usaha BPR tsb , maka BI selambat-lambatanya dalam waktu 60 hari wajib memberikan pernyataan menerima atau menolak permohonan tsb. • Dengan dikeluarkannya ijin usaha oleh BI tsb. Maka BPR wajib melakukan kegiatan usaha selambat- lambatnya 60 hari setelah dikeluarkannya ijin tes. Apabila lewat dari jangka waktu tsb BPR ybs belum melakukan kegiatan usahanya , maka Direksi BI akan membatalkan ijin tsb.