Anda di halaman 1dari 13

Studi kasus 2.

0
ABORTUS INFEKSIOSA
Kasus
Ny. Rini 20 th, G3P2A0 hamil dua belas minggu datang
ke puskesmas cengkareng dengan keluhan perdarahan
per vaginam sejak tujuh hari yang lalu. Hari pertama
hanya berupa bercak- bercak darah seperti akan
mengalami menstruasi. Pada hari ke tiga perdarahan
bertambah banyak disertai keram pada perut bagian
bawah. Ia tidak mendapatkan obat –obatan dan nasehat
terhadap gejala yang ia alami karena ia dan keluarga
tinggal di daerah terpencil. Walaupun ia segera dibawa
ke puskesmas tetapi perlu waktu 3 hari untuk mencapai
tempat pertolongan . Ibu datang dalam keadaaan sadar
tetapi ia harus di gotong ke ruang tindakan akibat
kondisinya yang sangat lemah.
Hasil pemeriksaan fisik dan ginekologinya

Keadaan umum
 Kesadaran : compos mentis
 Conjungtiva palpebrae : pucat
 Tekanan darah : 100/60mmHg
 Respirasi 28 x / m
 Nadi 92x / m
 Suhu tubuh 38*c
Pemeriksaan abdomen.

 Perut bawah datar tidak ada nyeri tekan


dinding abdomen, penekanan pada supra
simpisis menimbulkan sedikit nyeri, turgor
kulit sedang.
Penilaian
1. langkah apa yang pertama kali harus dilakukan
pada ny. Rini mengacu pada kondisinya saat tiba di
puskesmas cengkareng?

1. Melakukan primary survey


 Airway : posisikan pasien
 Breathing : memberikan oksigen nasal kanul 2 lpm
 Circulation: pasang iv line dengan cairan kristaloid
 Drugs

2. Monitor tanda vital dan saturasi


2. Apa langkah lanjutan yang di anggap penting
terkait dengan upaya pertolongan yang kan dibrikan ?

 Melakukan USG abdomen


untuk melihat apakah ada sisa jaringan pada
pasien ini.
3. Pemeriksaan laian manakah yang perlu dilakaukan untuk
menentukan diagnosis dan tindakan terpilih ?

Melakuakn pemeriksaan laboratorium


 Darah lengkap
Diagnosis

apakah diagnosis yang sesui dengan hasil temuan pada ny. Rini,
apakah juga ada diagnosis banding terkait dengan gejala dan
tanda yang mirip dengan diagnosis utama .

 Diagnosis
G3P2A0 H12mgu dengan abortus infeksiosa

 Diagnosis banding
- Abortus inkomplit dengan infeksi
- KET
Penatalaksanaan

1. tindakan apa yang dianggap sesuai dengan untuk


penatalaksanaaan ny. Rini

 Pemberian cairan kristaloid


 Pemberian antibiotika

ampisilin 4x 1 gr
metronidazol 3x 500 mg
 Kuretase.
 Tanfusi darah.
2. Apakah resiko atau komplikasi yang akan terjadi
terkait proseedur klinik yang akan dilakukan ?

Pada pasien ini kita akan melakukan Kuretasi


untuk membersihkan sisa jaringan di cavum uteri.
 Adapun komplikasi dari kuretase adalah :

◦ Perforasi
◦ Luka pada servik
◦ Perlengketan cavum uteri
◦ Perdaarahan
◦ Infeksi / sepsis
3 gejala dan tanda apakah yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pemantauan pasca tindakan bagi ny. Rini

◦ Demam
◦ Sesak nafas
◦ Merasakan nyeri perut yang luar biasa
◦ Mengalami tekanan darah sistolik kurang atau sama
100 mm/ hg
◦ Berkeringat banyak

Tanda dan gejala ini menunjukkan adanya


kemungkinan terjadinya sepsis pada pasien tsb.
Penanganan komplikasi
1. bila terjadi demam tinggi yang disertai gejala syok, apakah
diagnosis dalam kondisi ini dan bagai mana cara mengatasinya ?

 Syok sepsis
◦ Tata laksana syok sepsis
 Resusitasi Awal / Primary survey dengan target ;
- MAP terpenuhi (>65mmhg) dengan cairan
kristaloid 30ml/kg
- Produksi urine 0.5ml/kgBB/Jam
- Saturasi oksigen baik
 Pemberian antibiotika spektrum luas sambil menunggu
kultur bakteri.
 Kultur bakteri
2. Bila pasca tindakan evakuasi sisa konsepsi kemudian timbul
gejala seperti iritasi peritoneum tetapi tidak ditemukan demam
dan nyeri tekan- lepas. Apakah yang anda pikirkan ?

◦ Terjadinya komplikasi kuretase :


Perforasi
Luka Pada serviks Uteri
Perlekatan dalam cavum uteri
Perdarahan

Anda mungkin juga menyukai