Disusun Oleh :
Ernawati Dwi Rahma (0432950421099)
Januriwan (0432950421101)
Neti Widi Astuti (0432950421095)
Novita Purwadewi (0432950421096)
Nurul Nurlaila Bachriani (0432950421076)
Ratih Nurhayati (0432950421094)
Rida Dwika Iriani (0432950421091)
Setto yudha Pratama (0432950421090)
Siti Nurazizah (0432950421093)
Sri Pademi (0432950421098)
Syafitri Melati Sukma (0432950421100)
Wina Sulastri (0432950421092)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunianya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Dampak Psikososial Dan Spiritual
Keluarga Pada Kondisi Kritis Menurut Teori Keperawatan Merle Mishel” tepat pada waktunya.
Makalah yang kami susun ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KGD dari
dosen pengampu mata pelajaran Ibu Ns. Puji Astuti, M.Kep, Sp.Kep.MB
Sudah tentu makalah yang kami buat belum sepenuhnya sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memberikan masukan yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai
respon individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki
berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik,
advokat, peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih dari
satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut perawatan harus
memiliki kerangka berpikir yang sama.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan tentang
keperawatan. Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka berpikir
perawat. Sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan.
Salah satu ahli dalam keperawatan adalah Merle H. Mishel yang termasuk ke dalam
teori Middle Range dengan teorinya ketidakpastian. Teori ini mengatakan bahwa untuk
mengartikan sebuah makna yang berkaitan dengan situasi sakit, terjadi ketika pengambil
keputusan tidak mampu melaksanakan tugasnya dalam memaknai secara objektif, atau
ketidakmampuan untuk memprediksi secara akurat hasil yang diharapkan (Mishel, 1998).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep teori Merle H. Mishel?
2. Apakah mayor konsep dan definisi dari teori keperawatan Merle H. Mishel?
3. Apakah asumsi utama teori Merle H. Mishel ?
4. Bagaimana dampak psikologis dan spiritual keluarga pada pasien kritis?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat membaca dan mempelajari tentang konsep keperawatan menurut
Merle H. Mishel
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep teori keperawatan Merle H. Mishel.
b. Untuk mengetahui mayor konsep utama dan definisi teori Merle H. Mishel.
c. Untuk mengetahui asumsi utama teori Merle H. Mishel.
d. Untuk mengetahui bagaimana dampak psikologis dan spiritual keluarga pada pasien
kritis.
BAB II
PEMBAHASAN
Langkah pertama dalam melakukan proses keperawatan adalah perawat menemui pasien untuk
melakukan anamnesa kepada pasien untuk mendapatkan data dari pasien berdasarkan konsep yang
relevan. Tahapan yang dilakukan adalah : pengkajian, penentuan diagnosa, tujuan, Im plementasi
dan evaluasi.
Berikut adalah data untuk pasien dengan ca mamae grade 3 post operasi
Pasien masuk ke rumah sakit pada tanggal 11 Februari 2022 melalui polklinik dengan berjalan kaki,
tidak disertai dengan kasus trauma, pasien tidak mempuyai riwayat alergi obat dan makanan. Pasien
beragama kristen protestan, pendidikan S1 Ekonomi. Pasien menganggap pasien diberikan penyakit
adalah hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa. Pasien tidak mempunyai kendala keterbatasan fisik.
Pasien masuk ke rumah sakit dengan keluhan daerah mamae kiri bengkak, merah dan nyeri (
keluhan 3 bulan yang lalu )nyei hilang timbul, pasien direncanakan untuk dilakukan tindakan
operasi. Kesadaran compos mentis, dengan nilai GCS 15 ( E : 4, M: 6 dan V : 5. tanda - tanda
vital masih dalam batas normal : TD : 110/80, Nadi : 94x/menit, Suhu : 36 dan Pernafasan :
a. Riwayat penyakit terdahulu tidak ada , riwayat penyakit keluarga hanya dari bapak pasien
menderita Diabetes dan ibu tidak ada masalah kesehatan.anggota keluarga lain juga tidak
mempunyai masalah kesehatan yang serius.pasien selama ini belum pernah dirawat.
c. Riwayat merokok, minum -minuman keras dan penggunaan obat - obatan terlarang/ obat -
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran : pasien dikandung oleh ibu selama 9 bulan tanpa ada
e. Riwayat imunisasi : menurut pasien lengkap, 12 bulan terahir dilakukan imunisasi influenza.
f. Pole Eliminasi : pola BAB normal 1kali sehari, konsistensi lunak, BAK 4-5kali sehari
g. Sitem neurologi :
Refleks cahaya : baik, berespon, tidak menggunkan mata palsu, pasien tidak
Pendengaran : baik, tidak ada kelainan, itdak menggunkan alat bantu pendengaran
Bicara : artikulasi jelas
h. Respirasi
Pola nafas normal, sura nafas vesikuler, gerakan dada simetris,teratur, pernafasan
i. Kardiovaskuler
Warna kulit normal, denyut nadi teratur, akral hangat, pulsasi kuat
j. Gastrointestinal : mulut tidak ada kelainan, mukosa sedikit kering,, nafsu makan sedikit
menurun, gigi geligi masih terawat dengan baik ( pasien rutin ke dokter gigi ), tidak ada
k. Reproduksi
Pasien mengalami menstruasi sejak kelas 1 SMP, saat menstruasi tidak ada masalah baik jumlah
perdarahan atauun keluhan nyeri yang sangat saat menstruasi, pasien belu memasuki masa
menopause.
l. Integumen
Kulit normal, bersih dan lembab, diteukan luka post op di daerah mamae kiri, luka bersih ( 1 hari
post op ), pasien tidak termasuk kedalam pasien yang beresiko terjadi decubitus ( di hitung dengan
Menurut pasien, aktivitas sehari - hari masih dibantu sebagian,karena masih mengeluh nyeri pada
daerah post operasi, kebutuhan mandi juga masih dibantu,, kelainan gerak tidak dtemukan, pasien
tidak menggunakan restrain.. pasien tidak di masukkan ke dalam kategori pasien dengan resiko
V. Sosial - Ekonomi
Pasien tinggal sendiri, dukungan sosial lainnya hanya seorang asisten rumah tangga, pasien tinggal
dirumah yang tidak berlantai 2, penerangan cukup, tidak terlalu besar ( ukuran rumah ), tempat
tidur aman, dan kebersihan lingkungan baik dengan penggunaan toilet duduk.
VI. Psikologi-Mental-Spiritual-Budaya
Pasien merasa cemas, namun masih bisa kooeratif dengan petugas, saat pasien tidak mempuyai
keyakinan yang bertentangan dengan pengobatan ( misal pantang makan, tidak mau dirawat oleh
ptugas pria ), pasien belum mau untuk menerima pelayanan doa yang disediakan oleh pihak rumah
sakit.
Bicara normal, tidak ada gangguan bicara, untuk edukasi pasien lebih senang dengan demonstrasi.
Pasien mengeluh nyeri daerah luka operasi ( menggunakan vas Scale, nilai 4-5 )
IX. Skrinning Gizi
Asupan gizi kurang karena pasien merasa tidak nafsu makan karena sakit dan merasa masih belum
X. Data Pendukung
A. Pemeriksaan Laboratorium
LED 71 mm 0 - 15
Kimia
SGOT 33 U/L 0 - 32
SGPT 6 U/L 0 - 33
Diabetes
Sewaktu
Elektrolit
Massa besar, menyengat kontras, tepi irregular di region mamae kanan, ukuran
sekitar 8.0 x 4.67 x 9.84 cm dan mamae kiri, ukuran 4,48 x 1.92 x 5.96 cm dengan
Tulang – tulang vertebra dan contras masih intak, tidak mencurigakan lesi fokal/SOL
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
faktor psikologis
7. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh dan fungsi tubuh
pembedahan )
ruangan,pencahayaan, kebisingan )
8. Berikan obat sebelum melakukan aktivitas
Indicator : pasien
mengenal kebutuhan dan perawatan komplikasi di masa yang akan dating dan
pasien
6. Jealskan alasaan doalksanakannya tindakan
atau terapi
faktor psikologis
aktivitas fisik.
Noc : Nic :
Setelah dilakukan perawatan 3x24 1. Berikan perawatan luka insisi pada luka yang
dipertahankan ( sensasi, elastisitas, 2. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka
2. Mampu melindungi kulit dan 5. Bandingkan dan catat setiap perubahan luka
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh dan fungsi tubuh
positive terhadap kondisi tubuh yang bahwa sesuatu dalam diri pasien adalah
1. Pasien mampu mengidentifikasi penyakit pasien adalah hanya satu segi dari
kedamaian batin
XII. EVALUASI
dilakukan evaluasi dengan respon pasien mengatakan nyeri masih ada, namun berkurang (
skala 2-3 ), klien mampu beradaptasi untuk rasa nyeri, klien dapat beristirahat dengan
cukup. Dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian sehingga intervensi dapat dilanjutkan :
evaluasi dengan respon pasien dimana pasien sudah mau dan mampu untuk mandi dengan
bersiram, memakai baju sendiri walaupun terkadang masih perlu bantuan. Dapat
bahwa pasien sudah mendapatkan informsai dari medis mengenai penyakit, perawatan dan
pengobatan yang diberikan oleh medis, pasien mampu menjelaskan kembali mengenai
penyakitnya, perawatn dan pengobatan yang dilakukan selanjutnya, namun ekspresi wajah
pasien masih cemas akan keberhasilan tindakan lanjut apakah tindakan tersebut dapat
menyembuhkan atau tidak. sehingga dapat disimpulkan jika masalah teratasi sebagian.
Diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor psikologis. Telah dilakukan evaluasi respon pasien makan sudah mulai bisa,
namun tidak secara langsung dihabiskan, harus bertahap, hb tidak kurang dari 10 mg/dl,
Telah dilakukan evaluasi terhadap pasien, cemas masih terbaca dari raut wajah dan belum
pasien sudah mulai bisa mengungkapkan kecemasan yang dirasakan. Dapat disimpulkan
tindakan pembedahan ). telah dilakukan evalusi terhadap pasien. Respon pasien kulit
membaik, tidak ada tanda - tanda infeksi dan lembab. Dapat disimpulkan kalau masalah
teratasi sebagian
Diagnosa gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh dan
fungsi tubuh.. telah dilakukan evaluasi terhadap pasien, respon pasien pasien masih merasa
ada sesuatu yang kurang dari bagian tubuhya, namun sudah mulai bisa beradaptasi ( 10%
).dapat disimpulkan masalah belum teratasi, sehingga perlu di lanjutkan intervensi yaitu
A. Analisa kekuatan
1. Penggunaan konsep teori Middle Range Teori, sangat ideal untuk digunakan
dalam penelitian, dimana di dalam konsep teori ini mempunyai variabel yang
kasus - kasus penyakit kronis, seperti kanker, penyakit generatif dan masalah
2. Teori Illnes Trajetory hanya difokuskan kepada pasien masalah psikiatri dan
pasien penyakit kronis, sehingga sangat jarang bisa digunakan untuk pasien
penyakit lain.
PENUTUP
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, teori yang diungkapkan oleh Merle H.
Mishel termasuk kedalam Middle Range teori, yaitu suatu pengembangan teori pada tingkat
yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada
fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan
diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya terdiri
yang menjelaskan fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range
memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian
dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam
disiplin praktik.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan
fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-
untuk diri intrapribadi fokus pada maknakehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang
lain dan lingkungan, temporaluntuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan,
dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini
terkait dengankesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari
disiplinkeperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu
ilmukeperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi catatan
penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi
praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah
lebih mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini
dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan
Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam
berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam
Alligood, M. R. & Tomey, Ann M. (2010). Nursing Theorists and Their Work (7th ed.).
Maryland Heights, Missouri: Mosby Elsevier.
De Graves, S. & Aranda, S. (2008). Living with hope and fear-the uncertainty of childhood
cancer after relapse. Cancer Nursing, 31 (4), 292-301
Gloria Bulechek, Howard Butcher, Joane Dochterman, Cheryl Wagner ( 2016 ). Nursing
Intervention Classification ( NIC ).6thed. Philadepphia : Elsevier
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd
ed. Philadelphia: F. A. Davis Company
Sue Moorhead, Marion Johnson, Meridian Le Maas, Elizabeth Swanson ( 2016 ).Nursing
Outcomes Classification ( NOC ).5thed.Philadelphia :Elsevier
Smith, Mary Jane & Liehr, Patricia R., (2003). Middle range theory for Nursing. New York,
NY: Springer Publishing Company, Inc.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV
Mosby Company St. Louis
http://elnurch.blogspot.co.id/2012/10/teori-keperawatan-menurut-mishel.html
https://sovaevie.wordpress.com/tag/merle-h-mishel/
http://dewaadisurya.blogspot.co.id/2012/04/tugas-nursing-theory.html