Anda di halaman 1dari 39

www.metrouniv.ac.

id

PROPOSAL TESIS
PELAKSANAAN KEWAJIBAN NAFKAH
SUAMI BERSTATUS NARAPIDANA
(Studi kasus di Lapas kelas IIa kota metro)
Oleh :
Yudha Pratama Putra
NPM 2071020028

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KOTA METRO
LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam prakteknya, tidak semua Suami yang


suami yang telah menikah dapat berstatus sebagai
Nafkah merupakan memenuhi hak dan kewajibannya narapidana tentu
salah satu dalam pemenuhan nafkah. Sebagai akan berdampak
kewajiban yang contoh saat suami melakukan terhadap
ditetapkan syarak sebuah tindakan melanggar hukum pelaksanaan
kepada seorang yang kemudian membuatnya kewajibannya
suami terhadap istri kehilangan kemerdekaan dengan untuk melakukan
[Q.S. Al-Baqarah menjalani pidana penjara di pemenuhan
(2) :233] Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). nafkah bagi
keluarga yang
ditinggalkan

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Artikel berjudul “Dampak Keluarga Narapidana Perspektif Hukum Islam (Studi
Kasus Lapas Kelas IIA Kendari)”

Sejalan dengan wawancara terhadap sdri.Ria yang merupakan istri dari seorang
laki laki bernama sdr.Azuwar Sdr.Azuwar adalah Narapidana pada Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kota Metro

Jumlah Warga Binaan di Lapas Kota Metro


Narapidana Tahanan Jumlah Menikah Belum
Menikah/Duda
540 44 584 307 277

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Berdasarkan hasil observasi/pengamatan penulis, ada hal menarik yang
terjadi di Lapas Kelas IIA Kota Metro. Terdapat beberapa Narapidana yang
tetap dapat bekerja dan mendapatkan uang di dalam Lapas.

Fasilitas fasilitas yang diberikan Lapas Kelas IIA Kota Metro diantaranya
Warung Kopi (kantin) , Pangkas Rambut , & lahan bercocok tanam.

Tahanan Pendamping (Tamping) dan Non Tamping

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Berangkat dari potret fenomena tersebut , maka penulis tertarik untuk
mengangkatnya dalam sebuah karya tulis berupa TESIS yang
berjudul :

“PELAKSANAAN KEWAJIBAN NAFKAH SUAMI YANG


BERSTATUS NARAPIDANA
(Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kota
Metro)”

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


• Bagaimana pemenuhan kewajiban nafkah
ekonomi suami narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kota
Metro?
RUMUSAN • Faktor apa sajakah yang mempengaruhi
MASALAH terpenuhinya nafkah ekonomi suami
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Kelas II A Kota Metro?

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Untuk menjelaskan pemenuhan
kewajiban nafkah ekonomi oleh suami
narapidana di Lapas Kelas IIA Kota
Metro

TUJUAN Untuk menjelaskan faktor yang


PENELITIAN mempengaruhi terpenuhinya nafkah
ekonomi suami narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kota
Metro.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran


bagi khasanah keilmuan, khusunya bagi disiplin ilmu Hukum
Keluarga Islam dalam hal pemenuhan kewajiban nafkah suami yang
berstatus narapidana.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Lembaga


Pemasyarakatan dalam meningkatkan pelayanan, fasilitas, serta
pembinaan terhadap narapidana guna membantu membantu suami
yang bertatus narapidana untuk memenuhi kewajiban nafkah.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


LANDASAN TEORI
Pengertian
Narapidana
Pengertian Hak dan
Kewajiban Suami Istri

Hak dan Kewajiban


Narapidana
Hak dan Kewajiban
Narapidana dan Hak dan Kewajiban
Suami Istri dalam
Pemidanaan Suami Istri
Wacana Hukum Islam
Narapidana Sebagai
Pemuka dan Tahanan
Pendamping Hak dan Kewajiban
Suami Istri dalam
Peraturan
Pidana Penjara Perundangan
Sebagai Pidana Undangan di Indonesia
Kehilangan
Kemerdekaan

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Pengertian Narapidana
Secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari narapidana adalah orang yang sedang menjalani
hukuman karena telah melakukan suatu tindak pidana.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tercantum pada Pasal 1 angka 32, terpidana adalah seseorang
yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

Menurut Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menjelaskan bahwa narapidana
adalah terpidana yang sedang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan, menurut Pasal 1 ayat
(6) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, terpidana adalah seseorang yang di pidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Narapidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap yang sedang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Hak dan Kewajiban Narapidana
Hak hak Narapidana
a.Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya.
b.Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani.
c.Mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
d.Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.
e.Menyampaikan keluhan.
f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang.
g.Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan.
h.Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya.
i. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi).
j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cut mengunjungi keluarga.
k.Mendapatkan pembebasan bersayarat.
l. Mendapatkan cuti menjelang bebas.
m.Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kewajiban Narapidana
a.Narapidana wajib mengikuti secara tertib program pembinaan kegiatan tertentu.
b.Ketentuan mengenai program pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Narapidana Sebagai Pemuka dan Tahanan
Pendamping (Tamping)
Dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Permenkumham) Nomor 9 tahun 2019, Pemuka
merupakan sebutan kepada Narapidana yang terpilih untuk membantu melaksanakan kegiatan pembinaan
kepada sesama Narapidana di dalam Lapas, sedangkan Tamping (Tahanan Pendamping) merupakan Narapidana
yang membantu kegiatan Pemuka

Diangkatnya Pemuka dan Tamping guna mendukung pelaksanaan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan agar
pelaksanaan pembinaan dan pembimbingan warga binaan dapat diselenggarakan secara efektif.

Pemuka dan Tamping mempunyai tugas membantu petugas pemasyarakatan melakukan kegiatan pembinaan di
bidang : Pendidikan. Industri.,Kegiatan kerja. Olahraga,Kebersihan lingkungan, Keagamaan, Kesenian,
Kesehatan.

Tugas yang tidak boleh dilakukan oleh Pemuka dan Tahanan Pendamping (Tamping) meliputi : Pengamanan,
Registrasi, Administrasi Teknis, Pelayanan Medis Kesehatan, dan Administrasi Perkantoran.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Pidana Penjara Sebagai Pidana Kehilangan
Kemerdekaan
Pidana Penjara merupakan salah satu jenis pidana yang terdapat dalam sistem hukum pidana di Indonesia, sebagaimana
tercantum dalam Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyebutkan bahwa pidana terdiri atas: Pidana
pokok, yang meliputi pidana mati, pidana penjara, kurungan dan denda; dan pidana tambahan, yang meliputi: pencabutan hak-
hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu dan pengumuman keputusan hakim. Pada pelaksanaannya Pidana Penjara
menurut Pasal 12 ayat (1) dan (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terdiri dari: pidana penjara seumur hidup,
dan pidana penjara selama waktu tertentu.

Adapun pengertian pidana penjara menurut P.A.F Lamintang, yaitu Pidana penjara adalah suatu pidana berupa pembatasan
kebebasan bergerak dari seorang terpidana, yang dilakukan dengan menutup orang tersebut di dalam sebuah lembaga
pemasyarakatan, dengan mewajibkan orang itu untuk mentaati semua peraturan tata tertib yang berlaku di dalam lembaga
pemasyarakatan yang dikaitkan dengan suatu tindakan tata tertib bagi mereka yang telah melanggar peraturan tersebut.

"Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan" ialah salah satu asas dalam sistem pembinaan
pemasyarakatan. Asas tersebut adalah satu dari delapan asas yang diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
Tentang Pemasyarakatan. Yang dimaksud "Kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan" adalah Warga
Binaan Pemasyarakatan harus berada dalam LAPAS untuk jangka waktu tertentu sehingga negara mempunyai kesempatan
untuk memperbaikinya.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id
IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id
Pengertian Hak dan Kewajiban Suami Istri
Pengertian hak secara etimologis berarti hak milik, kepunyaan, dan kewenangan. Secara defenitif hak merupakan unsur normatif
yang berfugsi sebagai pedoman berprilaku, melindungi kebebasan dan kekebalan serta menjamin akan adanya peluang bagi
manusia dalam menjaga harkat dan matabatnya. Yang dimaksud dengan hak di dalam perkawinan adalah apa-apa yang diterima
oleh seseorang dari orang lain

Kewajiban berasal dari kata wajib yang artinya harus. Dalam kamus Bahasa Indonesia kewajiban dapat diartikan dengan
sesuatu diwajibkan, sesuatu yang harus dilakukan, jadi yang dimaksud dengan kewajiban dalam hubungan suami istri adalah
hal-hal yang dilakukan atau diadakan oleh salah seorang suami istri untuk memenuhi hak dari pihak lain. Kewajiban adalah
apa yang mesti dilakukan seseorang terhadap orang lain, yang timbul karena hak yang melekat pada subyek hukum

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hak dan kewajiban suami istri adalah hubungan timbal balik antara suami dan istri
dalam ikatan perkawinan, dalam arti kata tidak dapat dipisahkan dimana ada hak disitu ada kewajiban. Karena apa yang menjadi
hak seseorang menjadi kewajiban orang lain. Setiap manusia tidak lepas dari hak dan kewajiban. setiap manusia mempunyai hak
dan kewajiban.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Hak dan kewajiban suami istri dalam wacana hukum Islam
Kewajiban suami kepada istri
• Mahar [Q.S. An-Nisa (4) : 4]
• Nafkah [Q.S. Al-Baqarah (2) : 233]
• Menggauli Istri dengan baik [Q.S. An-Nisa (4) : 19]
• Menjaga istri dari dosa [Q.S. At-Tahrim (66) : 6]
• Memberikan Cinta dan kasih sayang [Q.S. Ar-Rum (30) : 21]

Kewajiban Istri terhadap Suami


• Taat kepada suami [Q.S. An-Nisa (4) : 34]
• Menjaga diri saat suami tidak ada [Q.S. An-Nisa (4) : 34]

Hak bersama suami dan istri (Menurut Sayyid Sabiq)


• Menikmati hubungan seksual
• Antara suami dan istri sama-sama dilarang melakukan pernikahan dalam jalur keturunan
• Menasabkan anak (keturunan) pada suami yang sah
• Baik suami ataupun istri wajib memperlakukan pasangannya dengan baik sehingga memunculkan kemesraan antara keduanya
• Hak mendapatkan warisan

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Hak dan kewajiban suami istri dalam Peraturan
Perundangan Undangan di Indonesia
Kewajiban bersama suami istri
Pasal 31 dalam Undang-Undang Perkawinan No. 01 tahun 1974 :
(1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan
pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
(3) Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga.

pasal 32 UU Perkawinan No.1 tahun 1974 dalam ayat (1) dan ayat (2) :
(1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.
(2) Rumah tempat tinggal yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan oleh suami istri secara bersama.

Pada pasal 33 Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 menerangkan bahwa suami-istri wajib saling cinta
mencintai, hormat-menghormati, setia memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Selain diatur dalam Undang Undang Nomor 01 tahun 1974 tentang perkawinan, hak dan kewajiban suami istri juga diatur
dalam Kompilasi Hukum Islam Buku I Bab XII dari pasal 77 sampai dengan pasal 84.

Pasal 77 Kompilasi Hukum Islam (KHI) berbunyi :


(1) Suami istri memikul kewjiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah yang
menjadi sendi dasar dan susunan masyarakat.
(2) Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada
yang lain;
(3) Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani,
rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya;
(4) suami istri wajib memelihara kehormatannya;
(5) jika suami atau istri melalaikan kewjibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama

pasal 78 Kompilasi Hukum Islam (KHI) dijelaskan :


(1) Suami istri harus mempunyai kediaman yang sah.
(2) Rumah kediaman yang dimaksud oleh ayat (1) ditentukan oleh suami istri bersama.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Pasal 79 Komilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi :
(1) Suami adalah kepala keluarga, dan istri Ibu rumah tangga.
(2) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan berumah tangga dan
pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
(3) Masing- masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

Kewajiban suami terhadap istri

Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974 yang berbunyi
(1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan berumah tangga sesuai dengan
kemampuannya.

Didalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), kewajiban suami terhadap istri diatur dalam Pasal 80 yang berbunyi:
(2) Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangga, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang
penting di putuskan oleh suami istri bersama.
(3) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan
kemampuanya.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


(3) Suami wajib memberi pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna
dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
(4) Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung :
a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri.
b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan , dan biaya pengobatan bagi istri dan anak.
c. biaya pendidikan bagi anak.
(5) Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat 4 huruf a dan b mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna
dari istrinya.
(6) Istri dapat memebebaskan suaminya dari kewajiban terhadap suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana
tersebut pada ayat 4 huruf a dan b.
(7) kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat 5 gugur apabila istri nusyuz.

Dalam pasal 81 Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengatur juga tentang :


(8) Suami menyediakan tempat tinggal kediaman bagi istri dan anak-anaknya atau bekas istri yang masih dalam iddah
(9) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri selama dalam ikatan perkawinan atau dalam iddahtalak atau
iddah wafat.
(10)Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman da
tentram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat menyimpan harta kekeyaan, sebagai tempat menata dan
mengatur alat-alat rumah tangga.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Dalam hal suami mempunyai istri lebih dari satu, suami berkewajiban memberikan tempat tinggal dan biaya hidup yang diatur
dalam pasal 82 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi :
a. Suami yang mempunyai istri lebih dari seorang berkewajiban memberikan tempat tinggal dan biaya hidup kepada masing-
masing istri secara berimbang menurut besar kecilnya jumlah keluarga yang ditanggung masing-masing istri, kecuali jika
ada perjanjian perkawinan.
b. Dalam hal para isteri rela dan ihlas, suami dapat menempatkan isterinya dalam satu tempat kediaman.

Kewajiban istri terhadap suami

Adapun kewajiban-kewajiban suami terhadap istri terdapat dalam pasal 34 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun
1974 yang berbunyi:
(2) Istri wajib mengatur rumah tangga sebaik-baiknya.

Didalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), kewajiban istri terhadap suami diatur dalam pasal 83 yang berbunyi:
(3) Kewajiban utama bagi seorang isteri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam yang dibenarkan oleh hukum
islam.
(4) Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


• IAIN KOTA METRO

www.metrouniv.ac.id
• IAIN KOTA METRO
www.metrouniv.ac.id
• IAIN KOTA METRO

www.metrouniv.ac.id
METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Teknik Penjamin Keabsahan Data

Teknik Analisa Data

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang


menjadikan narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota
Metro sebagai subjek penelitian. Dari aspek sifatnya, penelitian ini
adalah penelitian deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis dan mengkaji lebih
mendalam tentang bagaimana seorang suami Narapidana
melaksanakan pemenuhan kewajiban nafkah ekonomi terhadap
keluarganya walaupun dalam keadaan terkekang didalam penjara.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


SUMBER DATA
Sumber Data Primer

Sumber Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Adapun sumber data primer dalam penelitan ini adalah :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Lembaga Pemasyarakatan Kota Metro (Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik) guna menggali
informasi terkait bagaimana kegiatan sehari hari Narapidana pada Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kota Metro serta mengaetahui apakah ada
kegiatan pembinaan serta fasilitas yang disediakan oleh pihak Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kota Metro yang menunjang pelaksanaan nafkah
ekonomi suami narapidana.
b. Narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan Kota Metro yang berstatus sebagai suami atau kepala keluarga guna menggali informasi tentang
bagaimana pelaksanaan kewajiban nafkah mereka terhadap keluarga selama menjalani hukuman penjara pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Kota Metro dan menemukan faktor faktor yang mendukung ataupun menghambat pelaksanaan tersebut.

c. Istri/keluarga Narapidana yang sedang menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Metro guna menggali informasi
terkait terlaksana atau tidaknya pemeuhan kewajiban nafkah ekonomi oleh suami narapidana.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


Sumber Data Sekunder

Sumber Data sekunder yaitu data yang diperoleh penelitian dari orang lain atau sumber sekunder jadi bukan asli. Dapat diperoleh dari
kepustakaan, buku-buku, tulisan, artikel, ataupun jurnal yang berhubungan dengan pelaksanaan kewajiban nafkah suami narapidana terhadap
keluarganya. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah :
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Juncto Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
b. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2013 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemuka
dan Tamping Pada Lembaga Pemsyarakatan Juncto Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2013 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Pemuka dan Tamping Pada Lembaga Pemsyarakatan.
c. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam
d. Website Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) Publik Direktorat Jendral Pemasyarakatan Republik Indonesia.

e. Website Lembaga Pemasyarakatan Kota Metro.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


METODE PENGUMPULAN DATA
Observasi
• Observasi adalah suatu pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai obyek penelitian. Adapun
sesuatu yang diamati meliputi ruang atau tempat, pelaku, kegiatan, objek atau benda-benda yang terdapat ditempat,
perbuatan, peristiwa, waktu atau urutan kegiatan, tujuan dan perasaan

Wawancara
• Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Untuk mendapatkan informasi
yang valid, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara terstruktur.
• Adapun penentuan sumber data yang menjadi sasaran wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling dan Cluster Random Sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Sedangkan Cluster
Random Sampling adalah pengambilan sampel secara acak terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individu

Dokumentasi
• Dokumentasi adalah kegiatan mencari data berkaitan dengan hal-hal atau variabel penelitian, yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah dan yang lainnya. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


TEKNIK PENJAMIN KEABSAHAN DATA
Triangulasi metode/tehnik
• Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda.
Dalam penelitian kualitatif penulis menggunakan metode wawancara, obervasi, dan
dokumentasi. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang
utuh mengenai informasi tertentu, penulis menggunakan metode wawancara dan obervasi
atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi/ studi kepustakaan serta hasil
observasi di lapangan.

Triangulasi sumber data


• Pendekatan yang digunakan untuk mengecek validitas data dari berbagai sumber yang
saling berbeda dengan menggunakan suatu metode yang sama. Dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara membandingkan data yang didapat dari hasil
wawancara antar narasumber.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


TEKNIK ANALISA DATA
Analisis data adalah penafsiran penelitian terhadap data dan pemecahan masalah yang telah diolah. Setelah data terkumpul melalui observasi,
wawancara dan studi dokumen lalu penulis menelaah dan meneliti bahan bahan tersebut. Adapun teknik yang penulis gunakan dalam menganalisis data
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang mengungkapkan serta menggambarkan fenomena fenomena yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan kenyataan dimana penelitian dilakukan. Langkah langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah :

Menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang didapatkan dari observasi,wawancara dan dokumentasi. Dalam
hal ini masalah yang diteliti adalah tentang pelaksanaan kewajiban nafkah suami narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota
Metro

Mengklasifikasikan data dan menyusunnya berdasarkan kategori kategori. Pada penelitian ini penulis akan mengkategorikan persoalan kewajiban
nafkah suami narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Metro menjadi 2 kategori yakni kategori nafkah terpenuhi dan kategori nafkah
tidak terpenuhi.

Interprestasi data yakni setelah data dihimpun dan diklasifikasikan lalu menguraikan data dengan kata-kata. Penulis akan menguraikan
tentang bagaimana pelaksanaan kewajiban nafkah suami narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Metro yang sudah
dibagi menjadi 2 kategori yakni kategori nafkah terpenuhi dan kategori nafkah tidak terpenuhi serta apa faktor pendukung ataupun
penghambatnya.

Dan setelah data tersusun dan terklasifikasi kemudian langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada dan
mengkaji dengan teori normatif.

IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id


• IAIN KOTA METRO

www.metrouniv.ac.id
• IAIN KOTA METRO

www.metrouniv.ac.id
• IAIN KOTA METRO

www.metrouniv.ac.id
IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id
IAIN KOTA METRO www.metrouniv.ac.id
• IAIN KOTA METRO

www.metrouniv.ac.id
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai