Anda di halaman 1dari 41

PERENCANAAN

KEBUTUHAN PEGAWAI ASN


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ASN

Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi

Bogor, 12 Maret 2015


KELEMBAGAAN PEMERINTAH
PRESIDEN
LEMBAGA WAPRES
NEGARA 7
LEMBAGA
LEMBAGA
PENYIARAN 91
NONSTRUKTURAL
PUBLIK 2
SEKRETARIAT KEMENTERIAN
SEKRETARIAT
7 SEKRETARIAT
LEMBAGA NEGARA NEGARA 1 LNS

KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


KEMENTERIAN
KOORDINATOR
KEMENTERIAN
(cluster 1&2)
KEMENTERIAN
(cluster 3) LPNK
3 20 10 28

TNI POLRI SETKAB KEJAGUNG RI

APARATUR NEGARA
2
Desember 2014 jumlah PNS 4.375.009 orang,
sedangkan periode yang sama 2013 tercatat
jumlahnya masih 4.467.982 orang atau
menyusut 92.973 orang atau sekitar 2,08%.

Januari 2013 jumlah PNS 4.467.982 orang,


sedangkan periode yang sama 2011 tercatat
jumlahnya masih 4.708.330 orang atau
menyusut 240.348 orang atau sekitar 5,1%.
KOMPOSISI ASN BERDASAR JABATAN

Guru 1.765.410 40,35 %

HONORER: Medis 31.754 0,73 %


•2005-2009 = 935.907 Paramedis 303.754 6,94 %
•2013-2014 = 242.235 JF Lainya 222.093 5,08 %
TOTAL HONORER:
1.178.142 (27% PNS NASIONAL) JF Umum 2.003.151 45,79 %
J Struktural 48.847 1,12 %
TOTAL 4.375.009 100, %
KOMPOSISI ASN BERDASAR JABATAN

Guru 1.765.410 40,35 %


Medis 31.754 0,73 % TOTAL HONORER 2005-2014:
Paramedis 303.754 6,94 % 1.102.368 (25% PNS NASIONAL)
TH K-1 = 889.886 ORANG
JF
222.093 5,08 % TH K-2 = 209.119
Profesional
DOKTER PTT = 3.363 ORANG
JF Umum 2.003.151 45,79 %
J Struktural 48.847 1,12 %
6

PROFIL BELANJA PEGAWAI


TERHADAP APBN
(juta)

SUMBER: SATYA-KEMENKEU, 2014


7

SUMBER: SATYA-KEMENKEU, 2014


8

PROVINSI

SUMBER: SATYA-KEMENKEU, 2014 KOTA KABUPATEN


RASIO BELANJA PEGAWAI PADA APBD KABUPATEN/KOTA 2013
9
OPSI 2: Memperhitungkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) & Tambahan Penghasilan Guru (TAMSIL)

1 Kab. Puncak 10.55% 482 Kab. Wonogiri 64.75%


2 Kab. Tambrauw 11.67% 483 Kab. Ngawi 64.79%
3 Kab. Mamberamo Raya 11.77% 484 Kab. Kuningan 64.91%
4 Kab. Tana Tidung 12.88% 485 Kab. Purworejo 65.07%
: 82 Kab/Kota 5 Kab. Malinau 14.20% 486 Kab. Sragen 66.92%
6 Kab. Teluk Bintuni 14.80% 487 Kab. Minahasa 67.97%
: 158 Kab/Kota 7 Kab. Natuna 16.56% 488 Kab. Karanganyar 68.10%
: 154 Kab/Kota 8 Kab. Kutai Barat 17.50% 489 Kab. Klaten 68.51%
9 Kab. Kaimana 17.52% 490 Kab. Simalungun 70.34%
: 97 Kab/Kota Kab. Mamberamo 491 Kota Ambon 71.51%
10 2014
Sumber data: Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Tengah
(Surat No: 17.72%
8 Area Perubahan 9 Program Percepatan RB
AUDIT/
EVALUAS
1. Organisasi 1. Penataan Struktur I
Birokrasi ORGANISAS
2. Tata Laksana I
2. Penataan Jumlah, Distribusi,
3. Peraturan K/L
dan Kualitas PNS
Perundang- 3. Sistem Seleksi dan Promosi
undangan secara Terbuka
4. SDM Aparatur ANALISIS
4. Profesionalisasi PNS
5. Pengawasan BEBAN
5. Pengembangan Sistem
KERJA
6. Akuntabilitas Elektronik Pemerintah (e-
7. Pelayanan Publik government)
8. Pola Pikir dan 6. Penyederhanaan Perizinan
Budaya Kerja Usaha
7. Pelaporan Harta Kekayaan
Pegawai Negeri
8. Peningkatan Kesejahteraan
Pegawai Negeri
9. Efisiensi Penggunaan
Fasilitas, Sarana, dan
Prasarana Kerja Pegawai
Negeri
STRUKTUR AUDIT/EVALUASI
ORGANISASI ORGANISASI ORGANISASI K/L

2014 Seluruh K/L Pusat


telah diaudit.
Rekomendasi RIGHT SIZING
•Gabung TUPOKSI yg
terfragmentasi.
•Perampingan
•penghapusan
U U 8 TAHUN 1974 U U 43 TAHUN 1999 U U 5 TAHUN 2014

COMFORT ZONE
TO
COMPETITIVE ZONE
PERSETUJUAN RUU ASN OLEH DPR RI 19 DESEMBER 2013

UU NO. 5 THN 2014 TTG ASN


TGL 15 JANUARI 2014
REFORMASI MANAJEMEN ASN
SEBELUM UU ASN UU ASN

 Rumit dan 1  ANJAB dan ABK dengan


membutuhkan PENETAPAN
waktu lama KEBUTUHAN e-formation

 Tidak transparan 2  Sistem registrasi On-line


 Membutuhkan waktu dan PENGADAAN  Seleksi menggunakan
biaya besar CAT
 Berdasarkan
 Mutasi dan promosi
tidak berdasarkan
3 kualifikasi, kinerja dan
kompetensi PENGEMBANGAN kompetensi
 Rekrutmen tidak  open recruitment
berdasarkan kompetensi  Diklat merupakan hak

 Tidak obyektif
4
PENILAIAN
 Berdasarkan SKP
 Penilain 900  Penilaian 3600
KINERJA

 Sanksi tidak tegas dan 5 Penjatuhan hukuman


absensi dominan DISIPLIN
disiplin kepada pegawai
SEBELUM UU ASN UU ASN

 Masih berbentuk 6
pengabdian periode Berdasarkan kinerja
tahunan PENGHARGAAN

 Tidak berdasarkan
7
capaian kinerja PEMBERHENTIAN Tidak mencapai kinerja

 Berdasarkan 8  Beban kerja, tanggung jawab


dan resiko pekerjaan
PENGGAJIAN DAN  Tunjangan berbasis kinerja
pangkat & individu setiap tahun
TUNJANGAN
golongan  Tingkat kemahalan sesuai
indeks wilayah

9
JAMINAN  Semagatnya fully
 Pay as you go
PENSIUN DAN funded
JAMINAN HARI TUA

 Jaminan kesehatan masih 10  Sistem Jaminan Sosial


minim (prosesnya berbelit Nasional
dan kecil) PERLINDUNGAN  Bantuan HK
16
16

Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun


kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban
kerja.

Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis


jabatan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan.
17

Penyusunan kebutuhan PPPK


dilakukan bersamaan dengan
penyusunan kebutuhan CPNS.
18

A. ANALISIS JABATAN
B. ANALISIS BEBAN KERJA
C. FORMASI EKSISTING
D. BELANJA PEGAWAI
E. TENAGA HONOR
F. BELANJA PEGAWAI (APBD).
G. JUMLAH PENDUDUK
H. LUAS WILAYAH
19

PROSES, METODE DAN TEKNIK UNTUK


MEMPEROLEH DATA JABATAN YG DIOLAH
MENJADI INFORMASI JABATAN DAN
DISAJIKAN UNTUK KEPENTINGAN PROGRAM
KEPEGAWAIAN SERTA MEMBERIKAN UMPAN
BALIK BAGI ORGANISASI, TATA LAKSANA,
PENGAWASAN, DAN AKUNTABILITAS
ASPEK YANG DIANALISIS
20

Analisis jabatan pada hakekatnya adalah


analisis organisasi. Aspek pokok yang dianalisis
adalah pelaksanaan pekerjaan yang
menjabarkan fungsi yang ada di setiap unit
kerja. Penjabaran fungsi idealnya harus
tercermin pelaksanaan tugas oleh semua
pegawai yang berada di unit kerja tersebut.
Proses ANALISIS JABATAN 21

Mandat
Disain
Organisasi
Struktur
Organisasi
Proses
Bisnis
Analisis
Jabatan
Uraian
Jabatan
Spesifikasi
Jabatan = Harmonis
1 xx Disain
Organisasi
Struktur
Organisasi
Proses
Bisnis
Analisis
Jabatan
Uraian
Jabatan
Spesifikasi
Jabatan = Tidak
Efektif

2 Mandat
x Struktur
Organisasi
Proses
Bisnis
Analisis
Jabatan
Uraian
Jabatan
Spesifikasi
Jabatan = Salah
Langkah

3 Mandat
Disain
Organisasi x
x Proses
Bisnis
Analisis
Jabatan
Uraian
Jabatan
Spesifikasi
Jabatan = Frustasi
4 Mandat
Disain
Organisasi
Struktur
Organisasi x
x Analisis
Jabatan
Uraian
Jabatan
Spesifikasi
Jabatan = Tidak
Terarah

5 Mandat
Disain
Organisasi
Struktur
Organisasi
Proses
Bisnis xx Uraian
Jabatan
Spesifikasi
Jabatan = Bingung
6 Mandat
Disain
Organisasi
Struktur
Organisasi
Proses
Bisnis
Analisis
Jabatan xx Spesifikasi
Jabatan = “Chaos”
7 Mandat
Disain
Organisasi
Struktur
Organisasi
Proses
Bisnis
Analis
Jabatan
Uraian
Jabatan xx = Tidak
Efisien
PRAKTEK ANALISIS JABATAN YANG TIDAK BAIK 22

Praktek
Terbaik
Mandat
Disain
Organisasi
Struktur
Organisasi
Proses
Bisnis
Analisa
Jabatan
Uraian
Jabatan
Spesifikasi
Jabatan = Harmonis

Kesenjangan

“lompatan proses”

Kondisi Struktur Uraian Spesifikasi


Saat Ini
Mandat ? Organisasi
? ? Jabatan Jabatan =?
“lompatan proses”

1. Adanya “lompatan proses” pada praktek yang dilakukan selama ini;


2. Tanpa melakukan pemetaan binis proses dan analisis jabatan terlebih
dahulu, cenderung menghasilkan uraian jabatan yang “seragam”;
3. Uraian jabatan yang “seragam” akan menyulitkan dalam
mengidentifikasi indikator kinerja (KPI) secara spesifik dan terukur;
23

• NOMEN KLATUR JABATAN


• JENIS JABATAN
• PETA JABATAN
• URAIAN JABATAN
• SYARAT JABATAN
• RISIKO JABATAN
• HARGA JABATAN
• JENIS DAN SIFAT PEKERJAAN
• BEBAN KERJA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ASN 24

ANALISIS PERMENPAN NO. 33 TAHUN 2011


JABATAN

PETA
JABATAN
Pegawai setiap Tahun memiliki Jam Kerja Efektif
1250 Jam Kerja
ya
ANALISIS
BEBAN PERMENPAN NO. 26 TAHUN 2011
KERJA

KEBUTUHAN PNS
ASN KEKURANGAN FORMASI
PPPK
5 Tahun
SISTEM INFORMASI 25
DATA PEGAWAI NEGERI SIPIL ………….. 26

KAB/KOTA : Kota ……
Luas Wilayah : ……………..
Jumlah Penduduk : …………….
% Belenja Aparatur - APBD : …….%

REALI RIIL PEGAWAI ASN


PNS SASI RIIL PNS BUP, PINDAH, DLL KEKURANGAN USUL
KELEBI FORMA KUALIFIKASI
NO NAMA SATUAN ORGANISASI (ABK) TH CPNS PNS FORMA KET.
TH TH TH TH TH TH TH TH TH TH HAN SI PENDIDIKAN
2013 TH (TH SI
2013 2014) 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
I Sekretariat Daerah Kota ..........                                      
  Eselon II/ Pimpinan Tinggi Madya                                      
  Sekretaris Daerah Kota .......... 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 0      
    Eselon II/Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama 5 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
      Staf Ahli Walikota Bidang Hukum dan Politik 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
      Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
      Staf Ahli Walikota Bidang Pembangunan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
      Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan SDM 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
      Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi dan Keuangan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
    A Asisten Pemerintahan 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
        Eselon III/Administrator                                      
        1 Kabag Administrasi Pemerintahan Umum 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
            Eselon IV/ Pengawas                                      
  Kasubbag Otonomi Daerah dan
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0      
          a Kerjasama Antar Daerah
              1) Fungsional Umum/Pelaksna 4 3 0 3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 1      
                a) pengadministrasian umum 2 3 0 3 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 1 1    
                b) operator komputer 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 -2 0    
                                                       
            b Kasubbag Pemerintahan Umum 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0    
              1) Fungsional Umum/Pelaksna 3 1 0 1 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 -2 2    
                a) pengadministrasian umum 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 1    
                b) operator komputer 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 -1 1    
                                                         

“lompatan proses”
Penyusunan formasi selama ini belum ada peta jabatan + belum ada ABK + Penempatan PNS belum jelas posisinya
26
KESEPAKATAN MANGGALA WANA BHAKTI
PADA RAPAT KOORDINASI FORMASI CPNS 27 PEBRUARI 2014
SURAT MENPAN NOMOR B-2156/M.PAN.RB/5/2014

A. Untuk menjamin efesiensi, efektifitas, dan akurasi pengambilan


keputusan dalam manajemen ASN:
1. diperlukan sistem informasi ASN kebijakan perencanaan pegawai
ASN.
2. K/L dan Pemerintah Daerah menyampaikan profil data masing-
masing instansi melalui e-formasi.
Profil Data yang perlu disampaikan meliputi:
a. Peta jabatan (nama jabatan, ikhtisar jabatan, tugas jabatan,
kompetensi jabatan) melalui analisis jabatan;
b. Jumlah kebutuhan Pegawai dalam 5 tahun pada setiap unit organisasi
melalui analisis beban kerja ;
c. Jumlah riil pegawai pada setiap organisasi;
d. Jumlah pegawai yang akan mencapai batas usia pensiun 2014-
2018.Perkiraan kekurangan /kelebihan pegawai pada setiap unit
organisasi.
B. Untuk perencanaan SDM Aparatur penyusunan
alokasi formasi ASN terlebih dahulu harus diajukan
melalui e-formasi, dan harus mendapat koreksi dari
TIM Kementerian PANRB.
C. Pelaksanaan Seleksi dengan CAT.
D. Pengangkatan Pegawai ASN harus sesuai alokasi
formasi.
E. Jabatan yang dapat ditetapkan sebagai alokasi
formasi CPNS.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MENJADI PERTIMBANGAN TAMBAHAN ALOKASI FORMASI

Pemerintah Daerah:
a. Rasio belanja pegawai;
b. Jumlah PNS yang mencapai batas usia pensiun;
c. Alokasi formasi CPNS tahun sebelumnya yang tidak
terlaksana;
d. Jumlah pegawai yang ada pada saat ini;
e. Perbandingan jumlah pegawai ASN dengan jumlah
penduduk.
f. Daerah baru pemekaran;
g. Alokasi formasi diutamakan jabatan fungsional;
h. Kebijakan yang mendukung percepatan pembangunan
nasional;
Pemerintah Pusat:
a.Jumlah PNS yang mencapai batas usia
pensiun;
b.Alokasi formasi CPNS tahun sebelumnya
yang tidak terlaksana;
c.Jumlah pegawai yang ada pada saat ini;
d.Jumlah lulusan Ikatan Dinas
e.Alokasi formasi diutamakan jabatan
fungsional;
f.Kebijakan yang mendukung percepatan
pembangunan nasional;
g.Ruang lingkup instansi.
HASIL RAKORNAS SOSIALISASI E-FORMASI ASN 17 NOPEMBER 2014
(SURAT PANRB NOMOR B/5548/M.PAN-RB/12/2014 17 DESEMBER 2014)

1. Masih ada K/L / Pemda yang sama sekali belum melakukan/ menyelesaikan e-
formasi (diberi batas wakt akhir April 2015).
2. Manfaat e-formasi antara lain untuk menentukan kebutuhan pegawai, kelas
jabatan dan menentukan sasaran kerja pegawai.
3. Tujuan e-formasi untuk mengetahui antara lain gambaran strutur organisasi, peta
jabatan, jumlah pegawai yang ada, jumlah pegawai yang dibutuhkan dan jumlah
kekurangan/kelebihan pegawai di K/L/pemda.
4. Dalam rangka mempersiapkan Nomenklatur jabatan pelaksana atau jabatan
fungsional diharapkan setiap instansi merumuskan jabatan yang ada di instansi
masing-masing sesuai dengan proses bisnis organisasi yang anatara lain memuat
nama jabatan, ikhtisar jabatan, butir kegiatan jabatan, dan syarat jabatan.
5. Untuk pengisian data dalam aplikasi e-formasi paling tidak dibutuhkan antara lain:
a. Jabatan struktural eselon I dan Eselon I dan Eselon II ( JPT Utama, madya, dan
Pratama );
b. Jabatan Fungsional tertentu yang saat ini berjumlah 142.
c. Analisis beban Kerja (ABK).
d. Jumlah PNS yang akan pensiun 2015-2019
e. Syarat jabatan
Alur Proses e-Formasi
KEMENPANRB K/L dan PEMDA BKN 32

MULAI
Surat Pemberitahuan usul formasi Tembusan Surat
ASN Pemberitahuan Usulan
Formasi ASN
Usulan melalui e-formasi
Sesuai dengan data (ter sistem)

usul Koreksi
tidak sudah
benar usulan

ya

Cetak usulan dari Aplikasi e-formasi dan kirim Ke Tembusan Usulan


Dokumen Usulan KemPANRB, tembusan BKN Formasi ASN

sudah
Revisi atau koreksi benar

ya
Dokumen Usulan &
Pertek BKN Terbitkan surat
Pertimbangan Teknis

Rapat Penetapan formasi


(KemPANRB, BKN dan
Instansi

Validasi Formasi oleh TIM

selesai
RENCANA KEBUTUHAN PNS TAHUN 2015

A. FORMASI UMUM
• INSTANSI PUSAT = 30.000
• INSTANSI DAERAH = 70.000
34

B. FORMASI KHUSUS
1. PUTRA/PUTRI TERBAIK DARI PTN
2. PUTRA/PUTRI DAERAH PAPUA
3. PENYANDANG DISABILITAS
4. PELATIH/ATLIT BERPRESTASI
5. TENAGA GURU DAERAH TERDEPAN,
TERLUAR, DAN TERPENCIL
35

 IPDN
 STAN
 STTD
PERMASALAHAN
DALAM PENGUSULAN KEBUTUAAN SDM APARATUR 2014
36

1. Terdapat Instansi yang belum menyampaikan ANJAB dan ABK.


2. Belum semua instansi menyampaikan nama-nama jabatan fungsional yang
berlaku di instansi masing-masing.
3. Jabatan yang di usulkan belum tercantum dalam e Formasi.
4. Penyusunan formasi berdasarkan unit organisasi (seharusnya disusun per
Jabatan)
5. Jumlah rincian tidak sesuai dengan jumlah persetujuan prinsip.
6. Permohonan perubahan jabatan setelah pengumuman lamaran.
7. Usulan belum di tandatangan oleh PPK.
8. Usulan mundur dari jadwal yang ditentukan.
9. Permohonan perubahan syarat pendidikan
10.Jumlah yang diusulkan tidak selalu terpenuhi.
11.Permohonan perbedaan passing grade.
37

 PP 97 Tahun 2000 tentang Formasi jo PP 54 Tahun 2003.


 Formasi Pusat untuk masing-masing satuan organisasi P
emerintah Pusat setiap tahun anggaran ditetapkan oleh
MENTERI PAN RB.
 Setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala BKN dan
persetujuan tertulis dari Menteri Keuangan.
 Keputusan Presien 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan APBN.
 Pengadaan pegawai hanya diperkenankan dalam batas
formasi yang disahkan, dengan memberi prioritas antara lain
kepada siswa/mahasiswa ikatan dinas, setelah lulus dari
pendidikan.
38

 Bagi siswa ikatan dinas alokasi formasinya akan


ditetapkan/disetujui setelah para siswa
dinyatakan lulus dari pendidikan.
 Pemerintah mulai tahun 2012 dalam pengadaan
CPNS menetapkan kebijakan setiap peserta
seleksi ikatan dinas wajib mengikuti TKD (TKP,
Tiu, dan TWK) dengan CAT.
 Penetapan kelulusan berdasarkan passing grade
yang telah ditentukan.
KEBIJAKAN KEBUTUHAN SDM APARATUR
 PENATAAN ORGANISASI
 PENATAAN SDM APARATUR
PROFILING - K1-K2-K3 KEKURANGAN - DISTRIBUSI – REALOKASI – REKRUT BARU
 PENYELENGGARAAN PEMERINTAH AN EFETIF EFISIEN

KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PENGURANGAN PENAMBAHAN
PEGAWAI PEGAWAI

Distribusi MORATORIU Penurunan


M ASN jumlah
1 pegawai tidak
pegawai sejak 4
merata 2015-2019 2012
Belanja
Batas Usia
2 aparatur terus
Pensiun (BUP)
meningkat 5
2014-2018
Proporsi Peningkatan
Jabatan kebutuhan
3 Fungsional Zero Growth secara Nasional 6
pelayanan
Umum yg publik
tinggi
Secara Instansional
menggunakan 3 pola:
Growth, Zero Growth, Minus
Growth
PEMBUBARAN LEMBAGA NONSTRUKTURAL
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 176 TAHUN 2014

1. DEWAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL RI.


2. LEMBAGA KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PENINGKATAN KESE-
JAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG CACAT.
3. DEWAN BUKU NASIONAL.
4. KOMISI HUKUM NASIONAL.
5. BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN NASIONAL.
6. KOMITE ANTAR DEPARTEMEN BIDANG KEHUTANAN.
7. BADAN PENGEMBANGAN KAWASAN PENGEMBANGAN
EKONOMI TERPADU.
8. KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK
PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK .
9. DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA.
10.DEWAN GULA INDONESIA.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai