Anda di halaman 1dari 31

KELOLA Kelembagaan, Kawasan dan usaha

KELOMPOK TANI HUTAN

ANTON SUHARTONO
Kabid Ketenagaan Pusat Penyuluhan Kehutanan
(email: anton_su07 @yahoo.co.id/HP
081316842761)

Disampaikan pada:
Pembinaan Pendamping KTH
Di BDK Kadipaten 2018
Pembinaan KTH
11 Kegiatan
kehutanan
(Hkm, HTR,
HR, Pembibitan,
agroforestry, Kelola
Jasling, TSL, Lembaga
dll.)
PRODUKTIF
MANDIRI
meningkatkan Kelola SEJAHTERA
kapasitas KTH Kawasan BERKELANJUT
AN

Kegiatan Kelola Usaha


Kehutanan
Ketergantungan
htn/komoditi
htn tinggi
PEMBENTUKAN KTH

-individu pelaku utama


Individu
Identifikas
PENYULUH i
-Ekonomi,
DLM WKPK Sosial, budaya
-Kelembagaan
-Potensi wilayah
Pembentukan KTH
 
KTH dibentuk :
a. inisiatif pelaku utama atau
b difasilitasi oleh penyuluh kehutanan/pendamping

Ketentuan:
1. paling sedikit terdiri dari 15 orang;
2. pelaku utama berdomisili dalam satu wilayah administrasi desa
yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP); dan
3. melakukan kegiatan pembangunan kehutanan atau usaha
komoditas kehutanan yang sama.
Pembentukan KTH
Pembentukan KTH atas inisiatif pelaku utama melalui tahapan :
1. kesepakatan bersama beberapa pelaku utama;
2. kesepakatan nama KTH;
3. pemilihan pengurus KTH;
4. pembentukan struktur organisasi KTH;
5. pembuatan berita acara pembentukan KTH; dan
penyampaian usulan penetapan KTH kepada kepala
desa/lurah setempat.
 
Pembentukan KTH difasilitasi penyuluh
kehutanan/pendamping
1. telah dilakukan kajian data hasil identifikasi

2. koordinasi dan komunikasi dalam rangka memperoleh dukungan dari


aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pelaku
usaha;

3. pertemuan musyawarah mufakat yang dihadiri pelaku utama, pelaku


usaha, aparat desa, tokoh masyarakat/tokoh agama/tokoh adat, dan
penyuluh kehutanan dengan tujuan:
a. menyepakati nama KTH;
b. membentuk struktur organisasi KTH;
c. memilih pengurus KTH;
d. membuat dan menandatangani berita acara pembentukan KTH yang
diketahui oleh penyuluh kehutanan/pendamping;
e. menyampaikan usulan penetapan KTH kepada kepala desa/lurah setempat.
Pembentukan KTH

A. Kepala Desa/Lurah menetapkan pembentukan KTH


dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah disampaikan ke
Dishut dan diregistrasi oleh Dishut- melalui CDK
dibantu oleh Jabfung

B. Nomor registrasi terdiri atas :


1.nomor urut provinsi;
2.nomor urut kabupaten;
3.nomor urut KTH; dan
4.tahun pembentukan KTH.
KLASIFIKASI KTH

Berdasarkan Scoring :
1.Kelas Pemula; dibawah 350
2.Kelas Madya; 350-700
3.Kelas Utama ; di atas 700

Unsur yang dinilai :


4. Kelola Kelembagaan
5. Kelola kawasan
6. Kelola usaha
PENILAI KELAS KTH

• Tim Penilai Kemampuan KTH yang dibentuk


oleh instansi pelaksana penyuluhan kehutanan
kabupaten/kota CDK, sekurang-kurangnya 3
tiga orang, terdiri dari unsur pejabat struktural
dan pejabat fungsional penyuluh kehutanan
pada instansi pelaksana penyuluhan kehutanan
kabupaten/kota

• Penilaian KTH dilakukan setiap tahun.


Pembinaan KTH

Pembinaan dilakukan oleh :


1. Penyuluh Kehutanan
2. Instansi pembina KTH

Pembinaan oleh Penyuluh Kehutanan :


KTH pemula : Prioritas aspek kelembagaan
KTH Madya : Prioritas aspek Kawasan
KTH Utama : Prioritas Aspek usaha
Pembinaan KTH oleh Instansi
1. Instansi Pembina KTH
Dinas Kehutanan provinsi.
2. UPT LHK untuk kegiatan tertentu... Misal Balai PSKL,
BP DAS
3. BP2SDM... Pusluh
Pembinaan oleh Dinas Kehutanan

1. Pemanfaatan jasa lingkungan;


2. Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar;
3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS);
4. Pemetaan, perencanaan dan pengamanan partisipatif;
5. Sertifikasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Lestari (PHBML);
6. Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK);
7. Tersedianya benih bersertifikasi dan pembinaan sumber benih;
8. Penguatan pembentukan sentra hasil hutan bukan kayu unggulan;
9. Penguatan kelembagaan melalui pembentukan koperasi KTH.
10.Perhutanan Sosial
Ciri KTH
Kelola Kelembagaan

No Indikator Pemula Madya Utama


1 Legalitas BA pertemuan SK Kepala Desa Akte Notaris

2 Aturan Blm ada/blm Sudah disusun dan ditaati Dipahami dan


dijalankan ditaati
3 Manajemen Klpk Blm berjalan baik Sudah dilaksanakan, blm Dilaksanakan dgn
dikelola dgn baik baik dan teratur
4 Administrasi Blm tertata rapi 3-5 buku, sudah ditata Lengkap, >5 buku,
rapi tertata rapi
5 Partisipasi anggota Blm maksimal >50% anggota aktif >75% anggota aktif

6 Susunan pengurus Blm lengkap Lengkap, blm berjalan Lengkap, berjalan


sesuai fungsinya sesuai fungsinya
7 Peningkatan kapasitas SDM Sangat kurang 10-20% >20%
8 Keterlibatan klpk dgn pihak Sangat kurang 2-3 jenis >3
lain
9 Kaderisasi Blm ada <5% keterlibatan generasi >10% keterlibatan
muda generasi muda

10 Kearifan lokal Blm ada perhatian Sudah ada perhatian Perhatian cukup
besar
Kelola Kawasan
Ciri KTH
No Indikator Pemula Madya Utama
1 Batas wilayah kelola Blm dipahami, blm Dipahami, ditata dan Dipahami, ditata dan
ditata & dipetakan dipetakan scr dipetakan scr
partisipatif oleh partisipatif oleh
sebagian anggota seluruh anggota

2 Potensi, daya dukung & blm diidentifikasi Diidentifikasi, Diidentifikasi,


permasalahan dipetakan, blm dipetakan, sudah
didokumentasikan didokumentasikan

3 Pemanfaatan wilayah Blm dimanfaatkan Dimanfaatkan sesuai Dimanfaatkan sesuai


kelola sesuai potensi potensi potensi dan
diketahui para pihak
4 Kegiatan rehabilitasi dan @1 kegiatan @2-3 kegiatan @>3 kegiatan
konservasi
5 Dampak kegiatan terhadap 1 jenis 2-3 jenis >3 jenis
peningkatan
kesadaran dan kepedulian
masyarakat dan lingkungan

6 Sertifikat pengelolaan Dlm proses Dlm proses penilaian Sudah memperoleh


hutan lestari pengajuan sertifikat

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Kelola Usaha
Ciri KTH

No Indikator Pemula Madya Utama

1 Modal awal Bantuan Swasta/pihak lain Swadaya murni


pemerintah

2 Penambahan modal Blm ada/blm >25%, dari mitra >50% , dari


usaha banyak usaha lembaga
keuangan
3 Penambahan jenis Blm ada 2 jenis >2 jenis
usaha

4 Pemasaran Desa/kecamatan Kabupaten/kota Provinsi

5 Upaya menjalin Blm maksimal Berjalan cukup baik Berjalan baik


kemitraan
6 Penambahan Masih minim <25% >50%
pendapatan anggota

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Metode Penilaian

Tim penilai kemampuan KTH

Wawancara

Lamp. IV P.57/Menhut-II/2014

Dokumen & Bukti fisik di lapangan


Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM
a. Memfasilitasi KTH agar dasar hukum pendirian KTH berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Desa/ Lurah;
b. Mendampingi KTH dalam penyusunan kepengurusan sesuai kebutuhan dan jenis usaha
kelompok (struktur organisasi KTH ada Ketua, Sekretaris, Bendahara serta Seksi-seksi
dengan uraian tugas yang jelas);
c. Mendorong keikutsertaan kaum wanita dalam kepengurusan dan keanggotaan KTH;
d. Memfasilitasi pertemuan kelompok dalam rangka penyusunan rencana Kegiatan Kelompok dengan
melibatkan seluruh anggota (KTH memiliki rencana tahunan);
e. Meningkatkan kapasitas anggota KTH dalam penyusunan rencana kegiatan kelompok;
f. Meningkatkan partisipasi dan kehadiran pengurus dan anggota kelompok dalam setiap kegiatan
(minimal 50% anggota hadir);
g. Mendorong KTH memiliki sekretariat dan mengaktifkan fungsinya sebagai tempat pertemuan;
h. Mendorong KTH untuk melengkapi sarana kelompok (papan nama KTH, papan informasi,
perpustakaan, peta wilayah kelola, dll, sesuai kebutuhan kelompok , minimal terdapat 3 unsur);
i. Mendampingi KTH dalam membuat aturan kelompok yang disepakati bersama, baik aturan tertulis
maupun tidak tertulis yang dituangkan dalam AD/ART, serta disosialisasikan dan dilaksanakan
dengan baik oleh seluruh anggota dan pengurus;
j. Meningkatkan kapasitas pengurus dan mendampingi KTH dalam mengelola administrasi kelompok
(buku tamu, buku daftar anggota, buku daftar hadir pertemuan, notulen rapat, buku kas, buku
tabungan, buku simpan pinjam, buku inventaris barang, buku informasi, buku catatan hasil kegiatan,
KTH minimal memiliki 3 buku tersebut);
KELOLA KELEMBAGAAN (lanjutan)

k. Memotivasi dan memfasilitasi pertemuan/musyawarah kelompok tani secara


rutin minimal 1 (satu) bulan sekali;
l. Meningkatkan motivasi Pengurus dan Anggota untuk ikut serta dalam setiap
pelaksanaan kegiatan kelompok (minimal 50% anggota hadir);
m. Mendorong keikut sertaan pengurus/anggota dalam kegiatan peningkatan kapasitas;
n. Meningkatkan keterlibatan KTH dalam program pemerintah/LSM/lembaga lainnya
(kegiatan lomba, kampanye, dan lain-lain);
o. Mendorong KTH untuk menggali dan mengembangkan kearifan lokal yang
dimiliki oleh masyarakat setempat, minimal 2 jenis;
p. Mendorong terbetuknya kelompok baru apabila jumlah anggota kelompok
sudah lebih dari 30 orang;
q. Mendorong kaderisasi anggota KTH untuk menjadi PKSM, minimal 2 orang;
r. Mengajak generasi muda di desa untuk berpartisipasi dalam keanggotaan KTH (5-
10% anggota adalah generasi muda);
s. Memfasilitasi pengurus dan anggota dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
kegiatan kelompok secara partisipatif.

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Kelola Kawasan
a.Meningkatkan pemahaman pengurus dan anggota terhadap batas-batas wilayah kelola dan batas
kawasan hutan di sekitarnya;
b.Memfasilitasi penataan dan pemetaan wilayah kelola KTH secara partisipatif;
c.Memfasilitasi KTH dalam mengidentifikasi potensi dan daya dukung wilayah kelola;
d.Memfasilitasi KTH dalam mengidentifikasi permasalahan wilayah kelola dan kawasan hutan
disekitarnya;
e.Memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas KTH dalam penyusunan rencana pemanfaatan
wilayah kelola sesuai dengan potensi;
f.Mendorong dan mendampingi KTH dalam peningkatan pelaksanaan rehabilitasi (penanaman lahan
kritis/kosong/tidak produktif, turus jalan, kanan kiri sungai, dll);
g.Mendorong dan mendampingi KTH dalam melakukan kegiatan konservasi sumber daya hutan
(perlindungan mata air, penangkaran flora, penangkaran fauna, pemanfaatan jasa lingkungan, dll,
minimal melaksanakan 1 aktifitas;
h.Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan dan
lingkungan (terbentuknya kelompok/organisasi peduli kehutanan minimal 1 kelompok; 
i.Memfasilitasi dan mendampingi KTH melakukan kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan
(penambahan sumber mata air, pengurangan lahan kritis, pelestarian keanekaragaman hayati,
pengurangan kebakaran hutan, dll.);
j.Memfasilitasi dan mendampingi KTH dalam proses pengajuan untuk memperoleh sertifikat
pengelolaan hutan lestari (PHBML/SVLK, dll).

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Kelola Usaha

a. Memfasilitasi KTH mengakses modal awal dari program pemerintah dalam


pemberdayaan masyarakat atau dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dari pelaku
usaha;
b. Mendorong peningkatan modal usaha kelompok minimal 25% dari modal usaha
awal;
c. Menjajagi kerjasama dengan pemerintah dan atau mitra usaha dalam rangka
penambahan modal usaha;
d. Mendorong penambahan jenis usaha KTH minimal 2 jenis usaha;
e. Memfasilitasi penyelenggaraan Temu Usaha KTH dengan Pelaku Usaha minimal 2
kali;
f. Memfasilitasi terbangunnya kemitraan KTH dengan pelaku usaha;
g. Memfasilitasi perluasan pasar hasil usaha kelompok minimal di tingkat
kabupaten/kota;
h. Memfasilitasi pemanfaatan akses informasi dan teknologi dari berbagai sumber minimal
berasal dari 2 sumber.

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Kelas KTH Madya Ke
Kelola Kelembagaan
Utama
a. Mendampingi KTH agar memiliki susunan kepengurusan yang lengkap (Ketua,
Sekretaris, Bendahara serta Seksi-seksi dengan uraian tugas yang jelas) dan setiap
personil yang duduk dalam kepengurusan menjalankan tugas sesuai fungsinya;
b. KTH agar mengikutsertakan kaum wanita dalam kepengurusan dan keanggotaan KTH
( minimal 20%);
c. Memfasilitasi pertemuan kelompok dalam rangka penyusunan rencana Kegiatan
Kelompok dengan melibatkan seluruh anggota (KTH memiliki Rencana Tahunan dan
Rencana Jangka Menengah/5 Tahunan);
d. Meningkatkan kapasitas anggota KTH dalam penyusunan rencana kegiatan kelompok;
e. Memotivasi dan memfasilitasi pertemuan/musyawarah kelompok tani secara rutin
minimal 2 kali sebulan dan meningkatkan kehadiran pengurus dan anggota kelompok
dalam setiap kegiatan (minimal 75% anggota hadir);
f. Mendorong KTH memiliki sekretariat dan mengaktifkan fungsinya sebagai tempat
pertemuan serta melengkapi sarana kelompok (papan nama KTH, papan informasi,
perpustakaan, peta wilayah kelola, dan lain-lain, sesuai kebutuhan kelompok, minimal
terdapat 5 unsur);

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Kelas KTH Madya Ke
Kelola Kelembagaan
Utama
g. Mendampingi KTH dalam membuat aturan kelompok yang disepakati bersama, baik
aturan tertulis maupun tidak tertulis yang dituangkan dalam AD/ART, serta
disosialisasikan dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh anggota dan pengurus;
h. Meningkatkan kapasitas pengurus dan mendampingi KTH dalam mengelola administrasi
kelompok (buku tamu, buku daftar anggota, buku daftar hadir pertemuan, notulen rapat,
buku kas, buku tabungan, buku simpan pinjam, buku inventaris barang, buku informasi,
buku catatan hasil kegiatan, KTH minimal memiliki 5 buku tersebut);
i. Meningkatkan motivasi Pengurus dan Anggota untuk ikut serta dalam setiap pelaksanaan
kegiatan kelompok (minimal 75% anggota hadir);
j. Mendorong keikut sertaan pengurus/anggota dalam kegiatan peningkatan kapasitas
(pelatihan/kursus/magang) minimal 20% jumlah pengurus/anggota);
k. Meningkatkan keterlibatan KTH dalam program pemerintah/LSM/lembaga lainnya
(kegiatan lomba, kampanye, dll, minimal 5 kegiatan);
l. Mendorong KTH untuk menggali dan mengembangkan kearifan lokal yang dimiliki oleh
masyarakat setempat, minimal 3 jenis;
m. Mendorong terbetuknya kelompok baru apabila jumlah anggota kelompok sudah lebih
dari 30 orang;

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Kelas KTH Madya Ke
Kelola Kelembagaan
Utama
n. Mendorong kaderisasi anggota KTH untuk menjadi PKSM, minimal 3 orang;
o. Mengajak generasi muda di desa untuk berpartisipasi dalam keanggotaan KTH (minimal
10 % anggota adalah generasi muda);
p. Memfasilitasi pengurus dan anggota dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
kegiatan kelompok secara partisipatif.
q. Memfasilitasi KTH agar KTH berkembang menjadi Badan Usaha (Koperasi/PT/ CV);

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Kelas KTH Madya Ke
Kelola Kawasan
Utama
a. Meningkatkan pemahaman pengurus dan anggota terhadap batas-batas wilayah kelola dan batas
kawasan hutan di sekitarnya;
a. Memfasilitasi penataan dan pemetaan wilayah kelola KTH secara partisipatif;
b. Memfasilitasi KTH dalam mengidentifikasi potensi dan daya dukung wilayah kelola;
c. Memfasilitasi KTH dalam mengidentifikasi permasalahan wilayah kelola dan kawasan hutan
disekitarnya;
d. Memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas KTH dalam penyusunan rencana pemanfaatan wilayah
kelola sesuai dengan potensi;
e. Mendorong dan mendampingi KTH dalam peningkatan pelaksanaan rehabilitasi (penanaman lahan
kritis/kosong/tidak produktif, turus jalan, kanan kiri sungai, dan lain-lain);
f. Mendorong dan mendampingi KTH dalam melakukan kegiatan konservasi sumber daya hutan
(perlindungan mata air, penangkaran flora, penangkaran fauna, pemanfaatan jasa lingkungan, dan
lain-lain, minimal 3 aktifitas);
g. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan dan lingkungan
(terbentuknya kelompok/organisasi peduli kehutanan minimal 3 kelompok;
h. Memfasilitasi dan mendampingi KTH melakukan kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan
(penambahan sumber mata air, pengurangan lahan kritis, pelestarian keanekaragaman hayati,
pengurangan kebakaran hutan, dan lain-lain, minimal 4 dampak);
i. Memfasilitasi dan mendampingi KTH dalam proses memperoleh sertifikat pengelolaan hutan lestari
(PHBML/SVLK, dan lain-lain).
Kelas KTH Madya Ke
Kelola Usaha
Utama
a. Memfasilitasi KTH mengumpulkan modal awal dari anggota/pengurus secara
swadaya;
b. Mendorong peningkatan modal usaha kelompok minimal 50% dari modal usaha awal;
c. Menjajagi kerjasama dengan lembaga keuangan dalam rangka penambahan modal
usaha;
d. Mendorong penambahan jenis usaha KTH minimal 2 jenis usaha;
e. Memfasilitasi penyelenggaraan Temu Usaha KTH dengan Pelaku Usaha minimal 2
kali;
f. Memfasilitasi terbangunnya kemitraan KTH dengan pelaku usaha;
g. Memfasilitasi perluasan pasar hasil usaha kelompok minimal di tingkat provinsi;
h. Memfasilitasi pemanfaatan akses informasi dan teknologi dari berbagai sumber
minimal berasal dari 5 sumber.

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Pelaksanaan Pendampingan

Persyaratan
• Didalam wilayah binaan
penyuluh kehutanan
KTH • Kegiatan di bidang kehutanan
• Kemauan dan kemampuan utk
berkembang

• Domisili
Penyuluh • Kemauan dan kemampuan utk
Kehutanan mendampingi KTH
Pendamping • Prioritas PK PNS

Pusat Penyuluhan Kehutanan – BP2SDM


Format Berita Acara Pembentukan KTH
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK TANI HUTAN

1. Format Berita Acara Pembentukan KTH

BERITA ACARA
KESEPAKATAN PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH)

Pada hari ini ……………. tanggal …………..bulan ………….. tahun………..


(.....,.......,......), bertempat di ……………………………………., kami yang bertanda tangan
di bawah ini telah mengikuti pertemuan dan musyawarah Pembentukan Kelompok
Tani Hutan, serta menyepakati beberapa hal sebagai berikut :

1. Nama KTH : ..........


2. Desa/Kelurahan : ..........
3. Kecamatan : ..........
4. Kabupaten/Kota : ..........
5. Susunan Pengurus
a. Ketua : ..........
b. Sekretaris : ..........
c. Bendahara : ..........
d. Seksi-Seksi ………… dst. : ..........

Demikian Berita Acara ini dibuat sebenar-benarnya, sebagai dasar untuk penetapan
Kelompok Tani Hutan oleh Kepala Desa/Kelurahan setempat.

1. .............................. 1............................

2. .............................. 2............................

3. .............................. 3............................

4. .............................. 4............................

5. .............................. 5............................

6. .............................. 6............................

7. .............................. 7............................
Pengisian No Register KTH
Format Tata Cara Pengisian Nomor Registrasi KTH

Buku Registrasi KTH di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan


dan Kehutanan Kabupaten .........

Nama
Nama Ketua Kelas Jenis
No Alamat No Register Ket.
KTH Kelompok Kelompok Usaha

1 Wana Desa Abdullah Pemula Hutan 11/01/KTH.001/20


Lestari Mahoni Rakyat 14
Kecamatan
Tapak
Tuan Kab.
Aceh
Selatan

2
3
dst

Keterangan Nomor registrasi :

11 : Kode wilayah Provinsi Aceh


01 : Kode Kabupaten Aceh Selatan
001 : Nomor urut registrasi KTH di Kabupaten Aceh Selatan
2014 : Tahun pembentukan KTH
INSTRUMEN KRITERIA PENILAIAN KEMAMPUAN KELOMPOK TANI HUTAN

NO
Pengisian No Register KTH
ASPEK DAN INDIKATOR PENILAIAN
NILAI
MAKS
NILAI
MAKS
BUKTI
FISIK
KEMAMPUAN
ASPEK INDIKATOR

I. KELOLA KELEMBAGAAN 400

1. Dasar hukum pendirian Kelompok Tani 30


Hutan
a. Akte notaris 30
b. Surat keputusan 20
c. Berita Acara 10
d. Belum memiliki dasar hukum 0

2. Kepengurusan 30
a. Lengkap (Ketua, Sekretaris, 30
Bendahara, Seksi-seksi dengan
uraian tugas dan semua berjalan
sesuai fungsinya)
b. Cukup (Ketua, Sekretaris, Bendahara, 20
Seksi-seksi dengan uraian tugas tapi
belum berjalan sesuai fungsinya)
c. Tidak lengkap (Ketua, Sekretaris, 10
Bendahara, Seksi-seksi tanpa uraian
tugas)

3. Keikutsertaan kaum wanita dalam 20


kepengurusan dan anggota kelompok
a. > 20% 20
b. 10% - 20% 15
c. < 20% 10
d. Tidak ada sama sekali 0

4. Perencanaan Kegiatan Kelompok (RKK) 20


a. Rencana Tahunan, Rencana Jangka 20
Menengah (5 Tahun)
b. Rencana Tahunan 15
c. Rencana tidak tertulis 10
d. Belum memiliki rencana kegiatan 0
kelompok
1. Keterlibatan pengurus dan anggota dalam 20
setiap pelaksanaan kegiatan kelompok
a. > 75% anggota hadir 20
b. 50% - 75% anggota hadir 15
c. < 50% anggota hadir 10
d. Hanya dihadiri pengurus 0

2. Pemantauan dan evaluasi kegiatan 20


kelompok
a. Dilakukan oleh pengurus dan anggota 20
secara partisipatif dan terencana
periodik
b. Dilakukan oleh pengurus dan anggota 15
secara partisipatif dan tidak terencana
periodik
c. Dilakukan oleh pengurus 10
d. Tidak dilakukan pemantauan 0

3. Penetapan lokasi dan kelengkapan serta 20


pengaktifan fungsi sekretariat (papan nama
KTH, papan informasi, pondok pertemuan,
perpustakaan, peta wilayah kelola dll)
PENUTUP

kehadiran
tenaga penyuluh/pendamping yg handal
kunci keberhasilan pemberdayaan masy.
di desa-desa hutan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai