Anda di halaman 1dari 40

Rapat Koordinasi

Tindak Lanjut Penerapan SPBE (Sistem Pemerintahan


Berbasis Elektronik) di Lingkup Koordinasi Kemenko Marves

3 Maret 2023
Permasalahan dan Tujuan Utama
Jumlah Aplikasi
K/L Pemerintah Masyarakat Pelaku Usaha Internal Total SPBE
(G2G) (G2C) (G2B) (G2E)

Kementerian ESDM 28 43 21 9 101

Kementerian Perhubungan 44 30 27 8 109

KKP 71 6 27 14 118

KLHK 198 75 26 33 332

Kementerian Parekraf 10 32 11 52 105

Kementerian Investasi (BKPM) 2 7 5 4 18

Kementerian PUPR 8 249 5 157 419

LKPP 16 4 20
Tabel 1 Jumlah Aplikasi di 7 K/L dan LKPP
Sumber: BPKP, 2 Maret 2023 1.222

● Permasalahan utama adalah inefisiensi birokrasi yang tercermin pada “kesemrawutan” dengan adanya 1.222 (Tabel 1) dari 24.400 aplikasi
di 7 K/L + LKPP, sehingga membuat (1) kebingungan masyarakat, (2) pemborosan APBN/APBD, dan (3) ketidakpastian bagi investor.

● Tujuan utama adalah untuk (1) menyederhanakan proses bisnis untuk kemudahan berusaha dan investasi, (2) meningkatkan persepsi positif
masyarakat dan investor, dan (3) menerapkan Konvensi PBB tentang Anti-Korupsi yang salah satunya bertujuan “To promote and
strengthen measures to prevent and combat corruption more efficiently and effectively…”
2
Studi Kasus #1: Permasalahan OSS dan Usulan Penyederhanaan di 3 K/L

3 Maret 2023: Kompleksitas sistem OSS dan sistem K/L karena masih terpisah dan banyak proses manual

Database Akun, Formulir, Database Akun, Formulir, Database Akun, Formulir, Database
Tata Ruang: GISTARU Lingkungan: AMDALNet Bangunan: SIMBG
Lainnya
(PIC: ATR/BPN) (PIC: KLHK) (PIC: PUPR)

Akun, Formulir, Database


OSS RBA

Juni 2023: Penyederhanaan arsitektur dan proses bisnis, tanpa proses manual*

Database Database Database Database


GISTARU AMDALNet SIMBG Lainnya

Single Sign-On

Formulir
OSS RBA
Database Pembayaran Tersentral

Hanya berupa tracking


Notifikasi (tracking)
Harus diselesaikan 3
*Catatan: rincian di Lampiran I
Studi Kasus #2: Perizinan Keramaian untuk Pertunjukan, Hiburan, dan Olahraga

Proses Utama Izin Keramaian


Maks H-30*

Penyampaian
Dokumen Dasar
Verifikasi Verifikasi dan Audiensi Final
Dokumen oleh Audiensi
Izin keramaian ke Survei dengan Polisi
Intelkam dengan Polisi
Intelkam

Dokumen Pendukung Izin Keramaian H-14*

Penyampaian IZIN
Dokumen
Verifikasi KERAMAIAN
Audiensi SURAT
Permohonan Surat Dokumen DIKELUARKAN
dengan REKOMENDASI
Rekomendasi ke oleh Pemda
Pemda
Pemda

● Pengurusan perizinan keramaian saat ini melalui 6 tahap yang dilakukan seluruhnya secara luring (offline).
● Berdasarkan PP 60 Tahun 2017, pengurusan perizinan keramaian maksimal dilakukan H-30 event, dan izin akan diterbitkan
maks pada H-14 (untuk skala internasional).*
● Namun, pengurusan izin keramaian mencapai 6 bulan dan bahkan diberikan H-1 sehingga banyak terjadi moral hazard.

*Tenggat waktu berdasarkan PP 60/2017


**Catatan: rincian di Lampiran II 4
Usulan Perbaikan untuk Perizinan Event dari Industri MICE

Gambar 6 Usulan Proses Perizinan Event


Sumber: Kemenko Marves dan FGD Industri MICE

Langkah lanjutan adalah (1) penyederhanaan proses bisnis di Polri dan Pemda, (2) digitalisasi proses
perizinan, dan (3) standar biaya dan waktu keluarnya perizinan maksimum satu bulan setelah disampaikan.

5
Tindak Lanjut

1 7 K/L agar melakukan (a) moratorium pembuatan aplikasi baru dan (b) penyederhanaan proses bisnis dan memangkas seluruh
aplikasi layanan G2C menjadi 1 aplikasi per K/L dan seluruh layanan G2B menjadi 1 aplikasi per K/L terintegrasi dengan OSS
pada Juni 2023. KemenPPN/Bappenas, Kominfo, KemenInves/BKPM, dan KemenPANRB agar turut memfasilitasi
pencapaian target.

2 Kemendagri dan Polri besarta Kemenkeu, Kominfo, dan Kemenparekraf beserta pelaku Industri agar menyederhanakan
proses bisnis perizinan keramaian melalui:
a. Perubahan Juklap Kapolri No. Pol/02/XII/1995 agar sesuai dengan PP 60/2017 dan semua proses dilakukan secara
daring (online) pada Mei 2023.
b. Pelaksanaan uji coba penerapan perizinan keramaian secara elektronik dan terintegrasi OSS di Prov. Sumatera Utara,
Prov. DKI Jakarta, Prov. DIY, Prov. Bali, Kota Surabaya, Kabupaten Banyuwangi pada Juli 2023.
c. Hasil uji coba untuk disampaikan kepada Presiden.

3 KemenInves/BKPM, KemenLHK, dan KemenPUPR agar menyelesaikan integrasi OSS dengan AMDALNet pada
April 2023 dan SIMBG pada Juni 2023.

4 Kemendagri agar memastikan Pemda menyelesaikan RDTR di 5 DPSP per September 2023.

5 Peruri, Telkom, dan Bank Mandiri sebagai konsorsium agar memfasilitasi pencapaian butir 1, 2, 3 dan 4 sesuai hasil
Rakor pada 9 Februari 2023.
6
Lini Waktu Percepatan Penerapan SPBE di Lingkup Koordinasi Kemenko
Marves
Waktu Milestone Catatan

Jumat, 3 Maret Rapat Koordinasi Menteri Koordinator Agenda Pembahasan:


2023 1. Pembahasan hasil audit BPKP
2. Penyederhanaan Perizinan Pertunjukan, Hiburan, dan Olahraga sebagai inisiatif strategi tambahan arsitektur SPBE
3. Uji coba penyederhanaan perizinan oleh Kapolri dan Kapolda Sumatera Utara

April 2023 Rapat Koordinasi Menteri Koordinator Agenda Pembahasan:


1. Diagnosa isu dan komitmen langkah perbaikan SPBE di 7 K/L
2. Laporan penyelesaian integrasi OSS dengan AMDALNet
3. Desain pelayanan perizinan keramaian secara elektronik oleh Polri

Mei 2023 Rapat Koordinasi Menteri Koordinator Agenda Pembahasan:


1. Paparan kemajuan pengembangan komponen umum (single sign-on, formulir, pembayaran, dan notifikasi) OSS
2. Laporan penyelesaian perubahan Juklap Kapolri 1995 mengenai perizinan keramaian oleh Polri
3. Laporan percepatan penyelesaian RDTR di 5 DPSP oleh ATR/BPN dan Kemendagri

Juni 2023 Rapat Koordinasi Menteri Koordinator Agenda Pembahasan:


1. Laporan perampingan SPBE di 7 K/L untuk layanan G2C dan G2B
2. Laporan penyelesaian integrasi OSS dengan SIMBG
3. Penyelesaian sistem perizinan keramaian elektronik oleh Polri & rencana pilot project

Juli 2023 Pilot project perizinan keramaian


(Kemendagri, Polri, Pemda) Prov. Sumatera Utara, DKI Jakarta, Bali, DIY, Kota Surabaya, Kabupaten Banyuwangi.

Rapat Koordinasi Menteri Koordinator Agenda Pembahasan:


1. Evaluasi kondisi SPBE di 7 K/L pasca-perampingan
2. Evaluasi integrasi AMDALNet, SIMBG, dan komponen umum OSS
3. Paparan hasil pilot project perizinan keramaian elektronik di 6 Daerah

Rapat Terbatas Percepatan SPBE dan Agenda Pembahasan: Menyampaikan kemajuan SPBE di 7 K/L dan LKPP, OSS, serta penyampaian Rancangan Inpres dari
Rancangan Inpres SPBE KemenPANRB

September 2023 Rapat Koordinasi Menteri Koordinator Agenda Pembahasan: Laporan penyelesaian RDTR di 5 DPSP
7
TERIMA KASIH
Lampiran I:

Rincian Rancangan Baru OSS


Studi Kasus #1: Permasalahan OSS dan Usulan Penyederhanaan di 3 K/L (lanj.)

1 Menyederhanakan arsitektur dan proses bisnis


● Memastikan arsitektur dan pengembangan OSS RBA versi 2.0 berbasis kebutuhan pengguna (user-centered)
● Menyederhanakan proses bisnis perizinan dan persyaratan per KBLI*

2 Memastikan OSS menjadi satu pintu


● Integrasi riil OSS dengan sistem AMDALNet, SIMBG
● Menyeragamkan/menghapuskan login/sign-on yang berbeda untuk sistem yang berbeda, formulir manual, pembayaran manual, serta notifikasi
(tracking) terpisah. Sehingga pengguna hanya perlu sekali membuat akun dan sekali meng-input data

3 Meniadakan proses manual


● Belum seluruh Pemda memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) digital yang memungkinkan penilaian manual tetap terjadi.
● Tiga jenis perizinan kesesuaian lokasi di OSS:
○ Konfirmasi KKPR: otomatis by system di Daerah yang telah memiliki RDTR digital, semi-manual untuk RDTR non-digital
○ Persetujuan KKPR: otomatis by system untuk KEK/Kawasan Industri. Di luar KEK/Kawasan Industri (kawasan laut, hutan, daerah
tanpa RDTR) penilaian dilakukan secara manual
○ Rekomendasi KKPR: seluruhnya manual, tetapi diterbitkan melalui OSS

*Catatan: sulit dilakukan jika definisi KBLI terus berubah, sehingga harus dilakukan moratorium KBLI sementara dilakukan perbaikan
Lampiran II:

Rincian Isu Perizinan Keramaian


Studi Kasus #2: Perizinan Keramaian untuk Pertunjukan, Hiburan, dan Olahraga (lanj.)

Pihak Ringkasan Isu Tindak Lanjut


1. EO berkompetensi lokal, nasional, internasional
Isu di sisi belum dapat dibedakan
penyelenggara
2. Banyak EO masih memiliki kapasitas rendah dalam
(EO)
merencanakan event dan mengurus perizinan
Perlu implementasi sistem perizinan
secara elektronik yang terintegrasi antar
1. Waktu perizinan tidak terstandar mengikuti peraturan pihak yang berwenang (Kepolisian,
yang berlaku (PP 60/2017) Kemenparekraf, Pemda, BKPM, dsb) di bawah
2. Jumlah dan komponen biaya yang belum terstandar, OSS dengan proses bisnis yang jelas.
terutama untuk overhead personel pengamanan
Isu di sisi pihak 3. Pembayaran dilakukan manual, bukan elektronik
berwenang 4. Kelengkapan persyaratan dokumen/informasi yang
dibutuhkan untuk perizinan belum terstandardisasi
5. Audiensi dengan pihak berwenang tidak dijadwalkan
resmi dan terekam Pemutakhiran Petunjuk Lapangan (Juklap)
6. Informasi publik minimal dan tidak seragam Kepolisian, sebab masih mengacu pada Juklap
Kapolri No. Pol/02/XII/1995* meskipun sudah
Linimasa Perizinan diatur dalam PP 60/2017 tentang Tata Cara
Perizinan dan Pengawasan Kegiatan
Keramaian Umum, Kegiatan
Masyarakat
Lainnya, dan Pemberitahuan Kegiatan
Masyarakat.

*Catatan: Juklap Kapolri menjadi acuan SOP di tingkat


Polda dan Polres
Studi Kasus #2: 7 Tahapan Perizinan Event

Gambar 5 Proses Perizinan Penyelenggaraan Festival Tahun 2022


Sumber: Kemenko Marves dan FGD Industri MICE

● Indonesia kehilangan peluang promosi melalui serial ‘The Last of Us’ di kanal HBO yang tengah menjadi tren
dunia dengan lebih dari 18 juta penonton per episode. Salah satu adegan di Jakarta, namun syuting di Kanada karena
produser menilai perizinan yang sulit, lama, berbelit, dan “mahal” (Gambar 5).
● Pada Ratas 30 Januari 2023, Presiden mengarahkan untuk menstandarisasi perizinan penyelenggaraan acara melalui
satu pintu.
Lampiran III:
Paparan Menko Marves
9 Februari 2023
Permasalahan dan Tujuan Utama
E-Government Development Index 2022 Indeks Persepsi Korupsi 2022 Ease of Doing Business 2019
Negara
Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor

Denmark 1 0.972 1 90 4 85,3


Finlandia 2 0.953 2 87 20 80,2
Korea Selatan 3 0.953 31 63 5 84.0
Selandia Baru 4 0.943 2 87 1 86,8
Iceland 5 0.941 14 74 26 79.0
Swedia 6 0.941 5 83 10 82.0
Australia 7 0.941 13 75 14 81,2
Estonia 8 0.939 14 74 18 80,6
Belanda 9 0.938 8 80 42 76,1
Amerika Serikat 10 0.915 24 69 6 84.0
Indonesia 77 0.716 110 34 73 67,96
Gambar 1 Ranking dan Score EGDI, CPI
Sumber: EGDI, CPI 2022, data diolah

● Permasalahan utama adalah birokrasi yang inefisien mengakibatkan persepsi negatif publik tercermin di indeks e-gov dan korupsi
(Gambar 1). Pemerintah berkontribusi pada “kesemrawutan” dengan adanya 24.400 aplikasi sehingga membuat (1) kebingungan
masyarakat, (2) pemborosan APBN/APBD, dan (3) ketidakpastian bagi investor.
● Tujuan utama adalah untuk (1) menyederhanakan proses bisnis, (2) meningkatkan persepsi positif masyarakat dan investor, dan (3)
menerapkan Konvensi PBB tentang Anti-Korupsi yang salah satunya bertujuan “To promote and strengthen measures to
prevent and combat corruption more efficiently and effectively…”

02
Implementasi E-Government

Human Capital 33,33% 33,33% Telecommunication


Index Infrastructure Index

33,33%

Online Service Index

Gambar 2. Komponen e-Government Development Index Gambar 3 Cakupan Layanan SPBE


Sumber: United Nations E-Government Development Index Sumber: Data diolah

● Kajian Sekretariat PBB menegaskan bahwa tiga kunci penerapan e-government yaitu penguatan kualitas: sumber daya manusia,
layanan online, dan infrastruktur telekomunikasi (Gambar 2 dan Lampiran I).
● SPBE akan mengintegrasikan layanan bagi masyarakat, dunia usaha, dan ASN (Gambar 3). Targetnya adalah (1) menghilangkan
tumpang tindih proses bisnis, (2) standardisasi TIK, (3) memastikan interoperabilitas, (4) terbangunnya Satu Data Indonesia, dan
(5) keselarasan perencanaan dan penganggaran.

03
Studi Kasus #1: Komitmen Pimpinan pada PDN/BBI

Gambar 4 Implementasi Inpres 2 Tahun 2022


Sumber: Inpres 2 tahun 2022 dan Tim Aksi Afirmasi Belanja PDN

Empat pelajaran utama komitmen nyata pimpinan untuk (1) menetapkan output dan outcome yang jelas dan terukur, (2)
penyederhanaan proses bisnis dan regulasi, (3) memantau dan mengevaluasi tiap hari, dan (4) memberikan reward
dalam bentuk Dana Insentif Daerah (Gambar 4 serta Lampiran II dan III).

04
Studi Kasus #2: 7 Tahapan Perizinan Event

Gambar 5 Proses Perizinan Penyelenggaraan Festival Tahun 2022


Sumber: Kemenko Marves dan FGD Industri MICE

● Indonesia kehilangan peluang promosi melalui serial ‘The Last of Us’ di kanal HBO yang tengah menjadi tren
dunia dengan lebih dari 18 juta penonton per episode. Salah satu adegan di Jakarta, namun syuting di Kanada karena
produser menilai perizinan yang sulit, lama, berbelit, dan “mahal” (Gambar 5).
● Pada Ratas 30 Januari 2023, Presiden mengarahkan untuk menstandarisasi perizinan penyelenggaraan acara melalui
satu pintu.
05
Usulan Perbaikan untuk Perizinan Event

Gambar 6 Usulan Proses Perizinan Event


Sumber: Kemenko Marves dan FGD Industri MICE

Penyederhanaan perizinan untuk event melalui (1) penyederhanaan proses bisnis di Polri dan Pemda, (2) digitalisasi
proses perizinan, dan (3) penetapan standar waktu keluarnya perizinan.

06
Kesimpulan dan Tindak Lanjut
11. KemenpanRB bersama Kominfo agar mempertajam rancangan Inpres untuk menata “kesemrawutan” melalui:
a. penyederhanaan proses bisnis yang user-centris
b. pengukuran target yang jelas dan terkuantifikasi
c. kebijakan untuk mendorong capaian target
d. pemantauan secara disiplin
e. pemangkasan jumlah aplikasi

22. Pada Kamis, 9 Maret 2023 agar tercapai:


a. KemenPPN/Bappenas agar memastikan 7 K/L dan ATR/BPN menentukan target-target penyederhanaan:
proses bisnis dan perizinan sehingga terukur, transparan, dan predictable; dan
b. Polri bersama Kemendagri agar menyederhanakan perizinan event melalui satu pintu secara daring dari
tingkat Pusat, Pemda, hingga Polres sehingga jelas dan transparan, sebagaimana arahan Presiden pada 30 Januari
2023. Uji coba layanan satu pintu agar dilakukan di DKI Jakarta, Surabaya, dan Banyuwangi.

33. Kementerian BUMN agar membentuk konsorsium terdiri dari Bank Mandiri, Peruri, dan Telkom untuk
memfasilitasi perumusan target-target peningkatan performa layanan (a) OSS; (b) Pemantauan proyek PUPR; dan (c)
Perizinan MICE dan Perfilman.

07
TERIMA KASIH
Lampiran I:
Rincian Kunci Sukses E-Government
Rincian Indikator Penerapan E-government

Human Capital Index Online Service Index Telecommunication


Infrastructure
Index
1. High gross enrolment 1. Institutional Framework 1. High mobile-cellular
subscriptions
2. High adult literacy, 2. Service Provision 2. High fixed-telephone
including technology subscriptions
literacy 3. Content Provision
3. High number of Individuals
3. High years of 4. Technology using the Internet
schooling 4. High quality of fixed
5. E-participation (wired)-broadband
5. High quality of wireless
broadband

Gambar 7. RIncian Indikator Penerapan E-Government


Sumber: UN EDGI

10
Lampiran II:
Peluncuran KKPD
Peluncuran KKPD

Bank
Satker Pemegang Kartu Pedagang
Gambar 8. Skema Kartu Kredit Domestik Pemerintah Menggunakan QRIS oleh HIMBARA
Sumber: BI, 2022

● BNI, BRI, dan Mandiri telah meluncurkan Kartu Kredit Domestik (KKD) dengan menggunakan QRIS pada 29 Agustus
2022 (Gambar 8). Peluncuran akan diikuti dengan penerbitan kartu fisik dan peluncuran di tingkat daerah oleh BPD.

● KKPD merupakan salah satu strategi mengurangi biaya impor jasa untuk pembayaran fee kartu kredit
sebesar 1- 3% kepada prinsipal internasional dan menjaga kerahasiaan data transaksi pemerintah.

25
Lampiran III:
Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja
Produk Dalam Negeri
Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja Produk Dalam Negeri (1/6)

Gambar 9. Data Untuk Perhitungan Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja PDN
Sumber: Bappenas & BPS, 2023

27
Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja Produk Dalam Negeri (2/6)

Gambar 10. Konsep dan Definisi Pada Belanja PDN


Sumber: Bappenas & BPS, 2023

28
Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja Produk Dalam Negeri (3/6)

Gambar 11. Metodologi dan Analisis Dampak Ekonomi


Sumber: Bappenas & BPS, 2023

29
Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja Produk Dalam Negeri (4/6)

Gambar 12. Kontribusi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dalam Perekonomian
Sumber: Bappenas & BPS, 2023

30
Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja Produk Dalam Negeri (5/6)

Gambar 13. Perbandingan Dampak ekonomi Realisasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Antar Waktu
Sumber: Bappenas & BPS, 2023

31
Dampak Ekonomi Aksi Afirmasi Belanja Produk Dalam Negeri (6/6)

Gambar 14. Dampak ekonomi Realisasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Sumber: Bappenas & BPS, 2023

32
Lampiran IV:
Paparan Menko Marves
23 Desember 2022
Visi Indonesia 2045: Menjadi Negara Berpendapatan Tinggi

Gambar 15. Sasaran Transformasi Menuju Negara Maju


Sumber: RPJMN 2020 - 2024

34
Peningkatan Efisiensi Melalui Digitalisasi Layanan Pemerintahan

Gambar 16. Dampak Efisiensi Melalui Digitalisasi Layanan Pemerintah

35
Perlunya Sinkronisasi dan Integrasi Untuk Menghindari Duplikasi Aplikasi dan Pusat
Data Yang Dapat Menyebabkan Pemborosan Anggaran

Gambar 17. Sinkronisasi dan Integrasi SPBE

36
Penerapan SPBE dapat Meningkatkan Layanan Pemerintah Indonesia

Gambar 18. Skema Penerapan SPBE

37
Kebijakan SPBE Sebagai Pendukung Percepatan Digitalisasi

Gambar 18. Kebijakan dan Quick Wins SPBE

38
Kesimpulan dan Penutup

39
Studi Kasus #1: Pelajaran dari BBI/PDN dan E-Catalog
Outcome : Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk UMK-Kop Pada Belanja Pemerintah

Output Proses
2022 : 1. Penyederhanaan proses bisnis melalui digitalisasi dan integrasi Data dan
● belanja pemerintah minimal Rp 400 triliun untuk produk dalam negeri Sistem yakni : (a) E-Katalog, (b) Dashboard Monitoring PDN, (c ) Kartu
● 1 juta produk tayang di e-katalog Kredit Pemerintah Domestik
2. Penyempurnaan/penyederhanaan kebijakan dan peraturan
2023 : perundang-undangan
● belanja pemerintah minimal 95% dari anggaran belanja 3. Pembentukan tim P3DN
● 5 juta produk di e-katalog 4. Pemberian reward insentif pelaksanaan belanja PDN bagi K/L dan
Pemda

Capaian Output 2022 Capaian Proses 2022

● Belanja pemerintah untuk produk dalam negeri senilai Rp 1. Integrasi pada tahap 2 dari 4 tahap yakni SIRUP dan SAKTI, kodifikasi data,
762,8 triliun (melebihi target) peluncuran KKPD
● 2,5 juta produk tayang di e-katalog (melebihi target) 2. (i) penyederhanaan 8 proses e-katalog menjadi 2 proses, (ii) pembentukan
e-katalog lokal oleh 542 Pemda (ii) penetapan kontrak konsolidasi merek laptop dalam negeri
yang menghemat Rp 1,5 triliun
3. Terbentuk tim P3DN di 34 K/L. 67 BUMN, 34 Pemprov dan 471 Pemkab/Pemkot, yang
melakukan pelaporan pada Rapat PDN harian
4. Realisasi belanja PDN menjadi salah satu penilaian pemberian Dana Insentif Daerah, dan akan
menjadi salah satu penilaian Reformasi Birokrasi pada 2023

Anda mungkin juga menyukai