Anda di halaman 1dari 10

BAB 11 KEBIJAKAN DAN HUBUNGAN

KARYAWAN

PENGANTAR MANAJEMEN

I Gede Prayoga Dharma Putra


PEMBAHASAN
1. Falsafah Manajemen
2. Kebijakan
3. Peraturan
4. Kebijakan dalam hubungan industri
5. Hubungan dengan serikat buruh
1. Falsafah Manajemen
Istilah “filsafal” dalam Bahasa Indonesia dan “falsafah” adalah Bahasa arab

Filsafat Manajemen adalah bagian yang paling penting dari pengetahuan dan


kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan
manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer.
Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai pokok untuk memberi petunjuk
yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan.
Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai
berpikir. Filsafat manajemen sangat berguna karena dapat dimanfaatkan untuk memperoleh
bantuan dan pengikut.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas ( 1978) terdapat faktor- faktor dasar dalam filsafat
manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain
dalam mencapai tujuan. Faktor – faktor dasar tertentu meliputi hal- hal berikut .

1. Kepentingan umum
2. Tujuan usaha
3. Pimpinan pelaksana
4. Kebijakan
5. Fungsi
6. Faktor dasar
7.  Struktur organisasi
8.  Prosedur
9.  Moral kerja
2. KEBIJAKAN
Definisi kebijakan ialah "Suatu pernyataan tentang garis pedoman untuk mengambil putusan
dan arah tindakan yang ditentukan guna menangani persoalan-persoalan.
Baru-baru ini, dengan berkurangnya manajemen autoriter, kebijakan menjadi lebih fleksibel.
Dibimbing oleh suatu kebijakan, batas-batas tertentu dapat ditetapkan.
Biasanya batas-batas seperti itu dimaksudkan untuk menghentikan suatu interpretasi yang
terlalu liberal dalam satu bagian, dan melonggarkan yang terlalu ketat di bagian lain suatu
keadaan yang menyebabkan terjadinya konflik.
Kebijakan bukan tidak dapat diganggu-gugat. Misalnya, pada suatu waktu suatu perusahaan
mempunyai kebijakan bahwa jika seorang karyawan terlambat mencoblos kartu absennya
satu atau beberapa menit, upahnya akan dipotong setengah jam. Para karyawan tidak
menyukai kebijakan ini. Mereka akan duduk menganggur sampai setengah jam itu lewat.
Akhirnya, perjanjian dengan suatu panitia karyawan membuahkan
suatu kebijakan yang terdiri atas dua bagian:
a. Para karyawan tidak bekerja pada lini rakit bisa mengejar waktu
yang hilang karena keterlambatan setelah jam kerja biasa.
b. Mereka yang bekerja pada lini rakit hanya akan kehilangan upah
sebanyak waktu yang hilang. Agar lini rakit bisa bergerak tepat pada
waktunya, manajemen bisa menggantinya dengan karyawan lain.
Kebijakan baru ini tidak menghapuskan keterlambatan, tetapi
memperbaiki semangat.
3. PERATURAN
Sebuah peraturan adalah suatu pernyataan tentang suatu tindakan tertentu yang harus
dipatuhi atau dihindari dalam keadaan tertentu. Misalnya pada buku peraturan karyawan
biasanya menguraikan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dikerjakan,
memberikan informasi tentang asuransi, hari bayaran, jam kerja, libur, dan sebagainya.

Peraturan memberikan sedikit kebebasan untuk kebijaksanaan. Walaupun, satu akibat


buruknya ialah bahwa peraturan dapat menyebabkan dilangkahinya para manajer menengah.
Manajemen yang sama sekali tergantung pada suatu sistem peraturan akan begitu kaku
sehingga menyebabkan banyak masalah hubungan karyawan. Di lain pihak, peraturan memang
membantu untuk menemukan kesulitan jika produksi atau mutu tidak terpenuhi. Juga, lebih
mudahlah bagi karyawan untuk memahami dan mengikutinya jika diarahkan oleh peraturan..
4. Kebijakan dalam hubungan industri
Banyak kebijakan dan sebagian terbesar peraturan berlaku bagi
hubungan dengan para karyawan seperti,pekerjaan, pelatihan, kompensasi.
Kebijakan dan peraturan tambahan menyinggung hal
masalah seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, pensiun, libur, cuti.
Yang lain berlaku untuk lembur, sakit, keterlambatan, merokok, berkelahi, bermalas-malas, dan
sebagainya
Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa, yang terdiri dari unsur
penguasa, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Fungsi para pelaku dalam hubungan
industrial adalah sebagai berikut :
1. Fungsi pemerintah
2. Fungsi pekerja/buruh dan serikat pekerja/buru
3. Fungsi pengusaha dan organisasi pengusahanya
5. Hubungan dengan serikat buruh
Sistem hubungan perburuhan terdiri atas tiga bagian para pekerja, manajemen, dan serikat
pekerja. Pemerintah mempengaruhi interaksi diantara ketiganya. Para pekerja dapat terdiri dari
manajer atau anggota serikat buruh, dan sebagian anggota serikat pekerja adalah bagian dari
sistem manajemen serikat pekerja (pemimpin serikat pekerja lokal)
Tujuan
1. Para pekerja lebih mementingkan perbaikan kondisi kerja, upah, dan
kesempatan-kesempatan Pengembangan karir.
2. Manajemen mempunyai tujuan organisasi secara menyeluruh
(misalnya, meningkatnya keuntungan, pangsa pasar, dan tingkat
pertumbuhan) dan juga berusaha melestarikan hak-hak prerogatif
manajerial untuk mengatur tenaga kerja dan mencapai tujuan-tujuan
pribadi para manajer (seperti promosi atau prestasi).
3. Tujuan dan aktivitas serikat pekerja beragam, tetapi dapat termasuk
ketetapan laba untuk anggota, perundingan kolektif, tindakan industri,
dan aktivitas politik.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai