Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok:

1. Ita Febriyanti_042011333002
2. Nawa Iftitah_042111333160
3. Naradzaky Ray Alfatih_042111333219
4. Felicia Krysennia Sihombing_143221015
5. Aisyah Delima Putri_143221016

DISCUSSION QUESTION TM 3

1. Describe ways in which an organization’s business model may affect its approach to
governance oversight. Provide examples that contrast publicly held companies from
privately held companies.
Answer : Model bisnis suatu organisasi dapat mempengaruhi pendekatannya terhadap
pengawasan tata kelola dalam beberapa cara. Salah satu caranya adalah melalui penerapan
model operasi tata kelola, yang mendefinisikan mekanisme dan titik interaksi yang akan
digunakan dalam penerapan tata kelola di seluruh organisasi. Model yang efektif
memungkinkan dewan dan pimpinan eksekutif untuk mengatur mekanisme dan titik interaksi
di seluruh lini bisnis, badan hukum, dan yurisdiksi organisasi. Model operasi tata kelola
terdiri dari empat komponen utama:
- struktur,
- tanggung jawab pengawasan,
- bakat dan budaya, dan
- infrastruktur.
Model ini harus membantu dewan untuk mengartikulasikan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab pengawasannya secara efektif, dan
untuk mempertahankan struktur tata kelola yang dapat dipahami oleh karyawan internal dan
pemangku kepentingan eksternal. Dalam kasus perusahaan publik, model operasi tata kelola
dirancang untuk memenuhi kebutuhan institusi yang besar dan kompleks serta dipengaruhi
oleh tekanan baru dari regulator dan pemegang saham. Model ini berfokus pada pengawasan
di tingkat dewan direksi, mengingat skala dan kompleksitas upaya tata kelola di organisasi
keuangan global. Model ini bertujuan untuk menyeimbangkan strategi global dan regional,
menggambarkan wewenang dan pertanggungjawaban untuk peran-peran penting, serta
menentukan wewenang pengambilan keputusan. Sebaliknya, perusahaan swasta mungkin
memiliki model operasi tata kelola yang kurang formal karena berkurangnya kewajiban
peraturan dan struktur kepemilikan yang lebih terkonsentrasi. Mereka memiliki lebih banyak
fleksibilitas dalam pengambilan keputusan dan tidak diharuskan untuk mengungkapkan
tingkat informasi yang sama kepada publik. Hal ini memungkinkan mereka untuk
menyesuaikan pendekatan tata kelola mereka dengan kebutuhan spesifik kelompok
kepemilikan dan model bisnis mereka.

2. Discuss what it is important from a governance perspective, to have independent


outside directors on a board of directors
Answer : Mereka meningkatkan tata kelola perusahaan. Direktur luar yang independen dapat
membantu memastikan bahwa perusahaan mengikuti praktik terbaik dalam tata kelola
perusahaan. Mereka dapat memberikan panduan mengenai isu-isu seperti kompensasi
eksekutif, manajemen risiko, dan komposisi dewan. Singkatnya, memiliki direktur luar yang
independen dalam dewan direksi adalah penting dari sudut pandang tata kelola karena mereka
memberikan sudut pandang yang obyektif, memberikan beragam keterampilan dan
pengalaman, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, dan meningkatkan tata kelola
perusahaan.

3. Given that directors typically do not interface directly with key stakeholders, how might a
board of directors obtain an understanding of key stakeholder expectations? How might that
process vary among the various stakeholder groups identified in the chapter?
Answer : Meskipun beberapa kebutuhan dan harapan para stakeholders mudah dideteksi
karena sudah jelas, namun ada juga yang tidak. Harapan seperti keinginan para stakeholders
akan dividen vs pertumbuhan harga saham mengharuskan direksi untuk melakukan beberapa
prosedur penelitian dan analisis untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap. Ekspektasi ini
dapat dideteksi melalui diskusi internal.
Terdapat 3 jenis pemangku kepentingan:
1) directly involved
2) interested
3) influence
Setiap jenis memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda. Untuk pemangku kepentingan
yang “terlibat langsung”, harus dijamin bahwa operasi dan kinerja organisasi sesuai dengan
kepentingan terbaik para pemangku kepentingan, dan bahwa kewajiban organisasi terhadap
pemangku kepentingan terpenuhi. Bagi pemangku kepentingan yang “berkepentingan”,
kepentingan mereka harus dilindungi. Sedangkan untuk pemangku kepentingan yang
“berpengaruh”, dewan harus memahami kebutuhan mereka terhadap organisasi karena
mereka dianggap sebagai pemangku kepentingan yang paling penting dan kuat.

5. What are the three different types of stakeholders written in response to adverse business
events? that the board must understand? Give examples of each type.
Answer:
a. Directly Involved seperti karyawan, pelanggan, vendor
b. Interest seperti karyawan, pelanggan, pemegang saham, kreditur
c. Influence seperti lembaga pemeringkat, Asosiasi industri, financial analysis, kompetitor

Anda mungkin juga menyukai