Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUHAMMAD ABDUL KHOLIK

NIM : 051629319
PRODI : S1 MANAJEMEN

TUGAS TUTORIAL KE-2


PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Formalisasi menunjukkan tingginya standarisasi dari tugas-tugas atau jabatan 30
pada suatu organisasi.
Berikan pendapat Anda mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
derajat formalisasi.

1. Faktor yang memengaruhi derajat formalisasi


2. Formalisasi dalam organisasi adalah derajat di mana tugas-tugas dan tanggung jawab dalam
organisasi tersebut telah distandarisasi. Formalisasi dapat dicapai melalui berbagai cara, seperti
pengembangan kebijakan dan prosedur tertulis, penciptaan struktur organisasi yang jelas,
pengembangan sistem formal untuk rekrutmen, pelatihan, dan penilaian kinerja, dan
pengembangan budaya organisasi yang mendukung formalisasi. Tingkat formalisasi yang tepat
untuk suatu organisasi akan tergantung pada berbagai faktor, jenis atau ukuran organisasi,
lingkungan organisasi, perkembangan tenologi, budaya organisasi, kepemimpinan dan
kompleksitas pekerjaan. Organisasi yang beroperasi di lingkungan yang stabil dan memiliki
pekerjaan yang berulang cenderung memiliki tingkat formalisasi yang lebih tinggi. Sebaliknya,
organisasi yang beroperasi di lingkungan yang berubah dan memiliki pekerjaan yang kompleks
cenderung memiliki tingkat formalisasi yang lebih rendah. Berikut penjelasan beberapa faktor
yang memengaruhi derajat formalisasi :
3. 1. Ukuran organisasi
Organisasi yang besar dan kompleks memiliki banyak karyawan dan berbagai jenis pekerjaan.
Untuk menjaga konsistensi dan efisiensi, organisasi besar perlu menetapkan standar dan prosedur
yang jelas untuk setiap tugas dan jabatan. Oleh karena itu, organisasi besar cenderung memiliki
derajat formalisasi yang tinggi.
 2. Lingkungan organisasi
Organisasi yang beroperasi di lingkungan yang stabil cenderung memiliki derajat formalisasi yang
tinggi. Hal ini dikarenakan lingkungan yang stabil memungkinkan organisasi untuk merencanakan
dan mengendalikan kegiatannya dengan lebih baik. Dengan adanya standar dan prosedur yang
jelas, organisasi dapat lebih mudah untuk merespon perubahan yang terjadi di lingkungannya.
 3. Pekembangan Teknologi
Teknologi dapat meningkatkan derajat formalisasi dengan menyediakan standarisasi dan prosedur
yang dapat diterapkan secara otomatis. Misalnya, penggunaan sistem informasi dapat membantu
organisasi untuk mengotomatiskan proses bisnis dan mengurangi kesalahan. Hal ini dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi, sehingga derajat formalisasinya pun dapat
meningkat dengan dibantu oleh adanya perkembangan teknologi yang lebih lama akan lebih
inovatif, serta hal tersebut adalah cara organisasi untuk beradaptasi lingkungan eksternal dan
teknlogi yang terus berkembang.
 4. Budaya organisasi
Organisasi yang memiliki budaya formal cenderung memiliki derajat formalisasi yang tinggi. Hal
ini dikarenakan budaya formal menekankan pada kepatuhan terhadap aturan dan prosedur. Dalam
organisasi yang memiliki budaya formal, karyawan diharapkan untuk mengikuti aturan dan
prosedur yang berlaku tanpa perlu banyak pertanyaan.
 5. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang kuat dapat meningkatkan derajat formalisasi dengan menetapkan standar dan
prosedur yang jelas. Kepemimpinan yang kuat dapat meyakinkan karyawan untuk mengikuti
standar dan prosedur tersebut.
Sebagai contoh dapat dilihat pada instansi pemerintahan, faktor faktor diatas bisa dilihat diterapkan
pada organisasi instansi pemerintah misal pada kepolisian. Dalam kepolisian memiliki derajat
formalisasi yang tinggi pertama karena ukuran organisasi kepolisian yang besar dan tersebar
diseluruh Indonesia dari tingkat kepolisian daerah hingga kepolisian sektor, hal tersebut
membutuhkan tingkat formalisasi dan prosedur yang ditetapkan dari kepemimpinan tertinggi yaitu
dari kapolri. Budaya organisasi yang terdapat di kepolisian pun menggambarkan formalisasi yang
diatur dalam etika disiplin dalam instansi tersebut dan dalam pelayanan kepada masyarakat
kepolisian memanfaatkan perkembangan teknologi berbasis online seperti yang ada dalam saat ini
seperti pelayanan publik pengaduan masyarakat.
Kesimpulannya adalah secara umum derajat formalisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi. Organisasi yang beroperasi di lingkungan yang dinamis dan membutuhkan inovasi
cenderung memiliki derajat formalisasi yang rendah. Sebaliknya, organisasi yang beroperasi di
lingkungan yang stabil dan membutuhkan efisiensi cenderung memiliki derajat formalisasi yang
tinggi.

BMP organisasi modul 6 formalisasi 6.7 – 6.18


Sutarto, Budi. 2018. Manajemen Organisasi. 2nd ed. Yogyakarta: Deepublish
2 Sentralisasi ternyata berkaitan dengan permasalahan otoritas dalam suatu 30
organisasi.
Berikan analisa Anda mengenai otoritas dan dua corak otoritas.
Otoritas adalah hak untuk memerintah atau memberi perintah. Otoritas dalam organisasi dapat
didefinisikan sebagai hak untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan atas nama
organisasi. Otoritas dapat dibagi menjadi dua corak, yaitu otoritas formal dan otoritas informal.

 Otoritas formal adalah otoritas yang diberikan oleh organisasi kepada seseorang atau kelompok
orang berdasarkan posisi mereka dalam struktur organisasi. Otoritas formal biasanya didefinisikan
dalam bentuk kebijakan, prosedur, dan aturan organisasi. Dalam organisasi yang terpusat, otoritas
formal cenderung lebih besar daripada organisasi yang terdesentralisasi. Hal ini dikarenakan
organisasi yang terpusat memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk membuat keputusan dan
mengambil tindakan.
 Otoritas informal adalah otoritas yang diperoleh seseorang atau kelompok orang berdasarkan
pengetahuan, keterampilan, atau pengalaman mereka. Otoritas informal biasanya tidak diakui
secara resmi oleh organisasi, tetapi dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap pengambilan
keputusan dan tindakan dalam organisasi. Dalam organisasi yang terdesentralisasi, otoritas
informal cenderung lebih besar daripada organisasi yang terpusat. Hal ini dikarenakan organisasi
yang terdesentralisasi memberikan lebih banyak kebebasan kepada karyawan untuk mengambil
inisiatif dan membuat keputusan.
 Hubungan antara sentralisasi dan otoritas
Sentralisasi adalah tingkat konsentrasi kekuasaan dalam suatu organisasi. Organisasi yang
terdesentralisasi memiliki kekuasaan yang tersebar di berbagai tingkat dan unit organisasi.
Organisasi yang terpusat memiliki kekuasaan yang terkonsentrasi pada tingkat manajemen puncak.
Otoritas formal dan informal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Otoritas formal
memiliki kelebihan dalam hal kepatuhan terhadap aturan dan prosedur, efisiensi, dan kontrol.
Otoritas informal memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas, inovasi, dan motivasi karyawan.
Organisasi yang efektif akan menggunakan kombinasi dari otoritas formal dan informal. Otoritas
formal diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan dan prosedur, sedangkan otoritas
informal diperlukan untuk mendorong fleksibilitas, inovasi, dan motivasi karyawan.

Berikut adalah contoh penerapan dua corak otoritas dalam organisasi:

 Otoritas formal: Seorang manajer produksi memiliki otoritas formal untuk membuat keputusan
tentang produksi. Manajer produksi dapat menggunakan otoritas formalnya untuk membuat
keputusan tentang jadwal produksi, jumlah karyawan yang dibutuhkan, dan jenis peralatan yang
akan digunakan.
 Otoritas informal: Seorang karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang luas memiliki
otoritas informal. Karyawan tersebut dapat menggunakan otoritas informalnya untuk memberikan
masukan kepada manajer atau karyawan lain.
Secara umum, organisasi yang menggunakan kombinasi dari otoritas formal dan informal akan
lebih efektif daripada organisasi yang hanya menggunakan salah satu corak otoritas tersebut.
Karena keduanya memiliki kelebihan dan kelemahannya masing masing. Keduanya perlu di
terapkan karena otoritas formal sekaligus mempunyai tanggung jawab bagi orang yang
memilikinya dalam mengambil keputusan tetapi, otoritas informal juga dapat memberikan ide dan
masukan karena bisa jadi lebih orang tersebut lebih memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
operasional.

Referensi :
BMP organisasi modul 7 Sentrasilasi 7.8 – 7.11

Purnama, A., dan T. P. Santoso. 2020. Pengaruh Corak Sentralisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. XYZ. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 23(2), 126-135
3 Penurunan atau kemunduran suau organisasi terjadi karena berkurangnya 40
penguasaan organisasi terhadap sumber-sumber yang terdapat dalam
lingkungannya.
Menurut Anda, apa yang menyebabkan kemunduran organisasi menurut
Whetten?

 Beberapa hal menyebabkan kemunduran organisasi menurut Whetten yang bisa menimbulkan
kemunduran bagi organisasi akibat ketidakmampuan organisasi untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan.
 Organisasi tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan
 Lingkungan organisasi selalu berubah, dan organisasi perlu beradaptasi dengan perubahan tersebut
untuk tetap bertahan. Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
perubahan teknologi, perubahan demografi, dan perubahan peraturan pemerintah.
Jika organisasi tidak dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan, maka organisasi akan
kehilangan keunggulan kompetitifnya. Organisasi yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan
lingkungan akan kesulitan untuk bersaing dengan organisasi lain yang dapat beradaptasi dengan
perubahan lingkungan.

 Kegagalan organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya


Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggannya jika ingin bertahan. Pelanggan adalah alasan
utama keberadaan organisasi. Jika organisasi tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya,
maka pelanggan akan beralih ke organisasi lain.
Kegagalan organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti produk atau layanan yang tidak berkualitas, harga yang terlalu tinggi, atau layanan
pelanggan yang buruk.

 Kegagalan organisasi untuk mengelola sumber daya secara efektif


Organisasi harus mengelola sumber daya secara efektif jika ingin mencapai tujuannya. Sumber
daya organisasi meliputi manusia, keuangan, peralatan, dan informasi.
Jika organisasi tidak dapat mengelola sumber daya secara efektif, maka organisasi akan mengalami
kerugian dan akhirnya mengalami kemunduran. Kegagalan organisasi untuk mengelola sumber
daya secara efektif dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti korupsi, pemborosan, dan tidak
efisien.

Secara umum, kemunduran organisasi adalah hasil dari berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal. Organisasi yang ingin bertahan harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan,
memenuhi kebutuhan pelanggannya, dan mengelola sumber daya secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai