Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN TUGAS KE-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEMESTER: 2023.1

Nama : Abner Siagian


Nim : 042753447
Nama Mata Kuliah : Organisasi
Kode Mata Kuliah : EKMA4157
Jumlah sks : 3 SKS

No Tugas Tutorial
1 Bila organisasi ukuran besar, bagaimana posisi atau keadaan dimensi-dimensi birokrasi
yang terjadi pada organisasi tersebut? Coba Anda analisis satu persatu dimensi
birokrasinya!

Jawab:

Organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki dimensi birokrasi yang lebih kompleks
dibandingkan dengan organisasi yang lebih kecil. Berikut adalah analisis satu persatu
dimensi birokrasi dalam konteks organisasi yang ukuran besar:

1. Formalisasi
Formalisasi adalah tingkat di mana aturan, prosedur, dan kebijakan diatur secara tertulis
dan mengikat. Organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki tingkat formalisasi yang
tinggi untuk memastikan konsistensi dan keseragaman dalam proses operasional. Hal ini
karena jumlah karyawan dan departemen yang terlibat semakin kompleks dan
membutuhkan koordinasi yang lebih baik.

2. Spesialisasi
Spesialisasi adalah tingkat di mana tugas dan pekerjaan dipecah menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil dan spesifik. Organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki tingkat
spesialisasi yang tinggi karena tugas dan pekerjaan yang lebih banyak dan kompleks
membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih spesifik.
3. Hirarki
Hirarki adalah tingkat di mana otoritas dan tanggung jawab terbagi dalam struktur
organisasi yang berjenjang. Organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki tingkat
hirarki yang tinggi karena banyaknya tingkat manajemen yang dibutuhkan untuk
mengelola jumlah karyawan dan departemen yang besar.

4. Sentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat di mana keputusan dibuat di tingkat mana di dalam organisasi.
Organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki tingkat sentralisasi yang rendah karena
membutuhkan fleksibilitas dan responsifitas yang lebih baik dalam menghadapi perubahan
situasi.

5. Standarisasi
Standarisasi adalah tingkat di mana tugas, produk, dan layanan yang dihasilkan memiliki
kualitas yang sama. Organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki tingkat standarisasi
yang tinggi karena membutuhkan konsistensi dan keseragaman dalam operasional dan
output yang dihasilkan.

6. Profesionalisme
Profesionalisme adalah tingkat di mana karyawan memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka. Organisasi yang ukuran besar
cenderung memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi karena pekerjaan yang kompleks
membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih tinggi.

7. Formalitas
Formalitas adalah tingkat di mana perilaku karyawan dan interaksi diatur oleh norma dan
aturan yang formal. Organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki tingkat formalitas
yang tinggi karena membutuhkan konsistensi dan keseragaman dalam interaksi karyawan
dan dalam proses operasional.
Dalam keseluruhan, organisasi yang ukuran besar cenderung memiliki dimensi birokrasi
yang lebih kompleks dan struktur organisasi yang lebih formal dan hierarkis. Namun,
pengelolaan dimensi birokrasi yang tepat dapat memperkuat efisiensi operasional dan
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.

2. Jelaskan prinsip-prinsip pada pendekatan neoklasik.

Jawab:

Pendekatan neoklasik adalah salah satu aliran pemikiran dalam ekonomi yang
berkembang pada awal abad ke-20 sebagai respon terhadap kritik terhadap aliran klasik.
Pendekatan neoklasik lebih menekankan pada analisis perilaku individu, dan menekankan
pentingnya penawaran dan permintaan dalam menentukan harga dan alokasi sumber daya.
Berikut adalah prinsip-prinsip pada pendekatan neoklasik:

1. Prinsip rasionalitas manusia


Pendekatan neoklasik mengasumsikan bahwa manusia bertindak secara rasional dalam
memaksimalkan utilitas atau kepuasan dari keputusan yang diambil. Ini berarti bahwa
manusia cenderung memilih tindakan yang memberikan keuntungan terbesar dan
menghindari tindakan yang merugikan.

2. Prinsip kesetimbangan pasar


Pendekatan neoklasik mengasumsikan bahwa pasar selalu cenderung menuju
kesetimbangan, di mana harga dan kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan sama
dengan permintaan dari konsumen. Ini berarti bahwa harga adalah sinyal untuk
mengalokasikan sumber daya secara efisien.

3. Prinsip elastisitas
Pendekatan neoklasik mengasumsikan bahwa harga dan jumlah barang dan jasa yang
diminta sangat bergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran. Dalam hal ini,
harga cenderung berfluktuasi sesuai dengan perubahan dalam permintaan dan penawaran.
4. Prinsip efisiensi pasar
Pendekatan neoklasik menekankan pentingnya efisiensi pasar, di mana harga
mencerminkan biaya dan manfaat dari penggunaan sumber daya. Ini berarti bahwa pasar
yang efisien dapat mencapai alokasi sumber daya yang optimal dan menghasilkan
kesejahteraan yang maksimum bagi masyarakat.

5. Prinsip ketergantungan pada informasi


Pendekatan neoklasik mengasumsikan bahwa keputusan konsumen dan produsen sangat
tergantung pada informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang lengkap dan
akurat sangat penting untuk memungkinkan pasar berfungsi secara efektif.

Prinsip-prinsip pada pendekatan neoklasik ini digunakan untuk menganalisis perilaku


pasar dan membantu mengembangkan kebijakan ekonomi yang memaksimalkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, pendekatan neoklasik juga telah menjadi bahan kritik
karena terlalu fokus pada aspek pasar dan kurang mempertimbangkan faktor sosial dan
politik yang mempengaruhi perilaku ekonomi.

3. Kompleksitas organisasi menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi dalam


sebuah organisasi. Coba Anda analisis dengan menggambarkan apa bila diferensiasi ke
arah spasial?

Jawab:

Diferensiasi spasial dalam konteks organisasi mengacu pada perbedaan dalam lokasi atau
tempat kerja antara bagian-bagian atau unit organisasi. Hal ini dapat terjadi dalam
organisasi besar yang memiliki banyak cabang atau kantor di berbagai tempat.

Diferensiasi spasial dapat memiliki beberapa implikasi bagi organisasi, antara lain:

1. Koordinasi yang sulit


Dengan adanya perbedaan spasial antara unit-unit organisasi, koordinasi antar unit dapat
menjadi sulit. Komunikasi dan pertukaran informasi dapat terhambat oleh jarak geografis
dan perbedaan zona waktu, yang dapat menghambat efisiensi dan efektivitas organisasi.

2. Keterbatasan kolaborasi
Dalam organisasi yang memiliki unit di berbagai tempat, kolaborasi antar unit dapat
menjadi sulit. Ini dapat memengaruhi kemampuan organisasi untuk mengembangkan dan
menerapkan inovasi, karena adanya keterbatasan dalam pertukaran ide dan pengetahuan
antar unit.

3. Dampak pada budaya organisasi


Diferensiasi spasial juga dapat memengaruhi budaya organisasi, karena unit-unit yang
berbeda dapat memiliki nilai dan praktik yang berbeda-beda. Ini dapat menyebabkan
kesulitan dalam membangun identitas organisasi yang kuat dan memperkuat nilai-nilai
yang diinginkan oleh organisasi.

4. Dampak pada kinerja organisasi


Diferensiasi spasial dapat memengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Unit-unit
yang terpisah secara geografis mungkin memiliki performa yang berbeda-beda, tergantung
pada berbagai faktor seperti pasar yang berbeda, persaingan yang berbeda, dan perbedaan
regulasi dan kebijakan.

Untuk mengatasi tantangan yang muncul dari diferensiasi spasial, organisasi dapat
mengambil beberapa tindakan, seperti:

1. Meningkatkan teknologi komunikasi dan informasi


Dengan menggunakan teknologi seperti video konferensi, email, dan aplikasi kolaborasi,
organisasi dapat memudahkan komunikasi antar unit dan memfasilitasi pertukaran
informasi.

2. Meningkatkan mobilitas karyawan


Dengan memungkinkan karyawan untuk bekerja dari tempat yang berbeda atau
memperbolehkan rotasi kerja, organisasi dapat memperkuat keterampilan dan
pengetahuan karyawan, serta mengurangi kesulitan dalam koordinasi.

3. Mempromosikan budaya organisasi yang kuat


Organisasi dapat memperkuat budaya organisasi yang kuat dengan mengkomunikasikan
nilai-nilai dan praktik-praktik yang diinginkan, serta memastikan bahwa unit-unit yang
berbeda mematuhi standar yang sama.

4. Menetapkan tujuan dan strategi yang jelas


Dengan menetapkan tujuan dan strategi yang jelas, organisasi dapat memastikan bahwa
unit-unit yang berbeda memiliki visi yang sama dan bekerja menuju tujuan yang sama. Ini
dapat memperkuat koordinasi dan kolaborasi antar unit, serta memperkuat kinerja
organisasi secara keseluruhan.

4. Coba Anda analisis dengan memberikan contoh bahwa faktor pembakuan (standarisasi)
berpengaruh terhadap derajat formalitas!

Jawab:

Faktor pembakuan atau standarisasi dapat berpengaruh terhadap derajat formalitas di


dalam suatu organisasi. Standarisasi mengacu pada proses menetapkan aturan, prosedur,
dan praktik-praktik standar untuk memastikan bahwa tugas dan aktivitas organisasi
dilakukan dengan cara yang konsisten dan efektif.

Contoh konkret dari pengaruh faktor pembakuan terhadap derajat formalitas dapat dilihat
dalam sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi barang-barang yang dijual ke
pasar massal. Proses produksi harus dilakukan dengan cara yang konsisten dan efisien
untuk memastikan bahwa produk-produk tersebut berkualitas tinggi dan diproduksi dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, perusahaan
tersebut akan menerapkan berbagai macam standar dan prosedur untuk mengatur berbagai
aspek produksi, mulai dari desain produk hingga perakitan dan pengiriman.

Sebagai contoh, perusahaan tersebut dapat mengadopsi standar ISO (International


Organization for Standardization) untuk memastikan kualitas produk-produknya. Standar
ISO adalah serangkaian aturan dan praktik-praktik standar yang dirancang untuk
memastikan bahwa produk-produk diproduksi sesuai dengan standar tertentu. Dengan
menerapkan standar ISO, perusahaan dapat memastikan bahwa produk-produk yang
dihasilkan terbuat dari bahan berkualitas tinggi, diproduksi dengan metode yang tepat, dan
diuji untuk memastikan keamanan dan keandalannya.

Namun, dengan menerapkan standar dan prosedur yang ketat, organisasi juga dapat
mengalami peningkatan derajat formalitas. Peningkatan formalitas dapat terjadi karena
karyawan harus mengikuti prosedur yang ketat dan detail, yang dapat membatasi
fleksibilitas dan kreativitas mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Selain itu,
organisasi juga dapat memiliki hirarki yang ketat, di mana keputusan-keputusan harus
diberikan oleh manajemen atau staf senior, yang juga dapat meningkatkan derajat
formalitas.

Dalam contoh perusahaan manufaktur yang disebutkan sebelumnya, penggunaan standar


dan prosedur yang ketat dapat mengurangi fleksibilitas karyawan dalam melakukan tugas-
tugas mereka. Misalnya, seorang pekerja produksi mungkin tidak memiliki kebebasan
untuk memilih metode tertentu untuk melakukan tugas mereka, karena harus mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini dapat meningkatkan derajat formalitas di dalam
organisasi. Namun, penggunaan standar dan prosedur juga dapat membantu perusahaan
meningkatkan efisiensi dan kualitas produk mereka, sehingga menambah nilai bagi
organisasi secara keseluruhan.

Referensi:
Modul EKMA4157 Organisasi
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Handoko, T. H. (2017). Manajemen Organisasi. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai