1) Formalisasi
Formalisasi merujuk pada tingkat aturan dan prosedur yang tertulis dalam organisasi.
Organisasi besar cenderung memiliki tingkat formalisasi yang tinggi, dimana aturan dan
prosedur tertulis sangat detail dan terstruktur. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ambiguitas
dan meningkatkan efisiensi operasional. Namun, tingkat formalisasi yang terlalu tinggi juga
dapat menyebabkan birokrasi yang kaku dan memperlambat pengambilan keputusan.
2) Sentralisasi
Sentralisasi merujuk pada tingkat keputusan yang diambil di pusat atau tingkat atas organisasi.
Organisasi besar cenderung memiliki tingkat sentralisasi yang tinggi, dimana keputusan diambil
oleh manajemen tingkat atas. Hal ini bertujuan untuk memastikan konsistensi dan keseragaman
keputusan dalam organisasi. Namun, tingkat sentralisasi yang terlalu tinggi juga dapat
membatasi kreativitas dan inovasi dalam organisasi.
3) Pembagian Kerja
Pembagian kerja merujuk pada pembagian tugas dan tanggung jawab di dalam organisasi.
Organisasi besar cenderung memiliki pembagian kerja yang terstruktur dan jelas, dimana setiap
karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan. Namun, pembagian kerja yang
terlalu kaku juga dapat menghambat fleksibilitas dan adaptabilitas organisasi terhadap
perubahan.
4) Hierarki
Hierarki merujuk pada struktur organisasi yang terdiri dari berbagai level atau jenjang.
Organisasi besar cenderung memiliki hierarki yang tinggi, dimana terdapat banyak level atau
jenjang dalam struktur organisasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan adanya jenjang karir
yang jelas bagi karyawan. Namun, hierarki yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan birokrasi yang lambat dan memperlambat pengambilan keputusan.
Berikut adalah prinsip-prinsip pada pendekatan neoklasik:
1. Utilitas:
Prinsip ini menyatakan bahwa individu bertindak untuk memaksimalkan utilitas atau kepuasan
mereka dalam mengambil keputusan ekonomi.
2. Persaingan:
Prinsip ini menyatakan bahwa permintaan untuk suatu barang atau jasa bergantung pada harga
barang atau jasa tersebut.
4. Margin:
Prinsip ini menyatakan bahwa individu membuat keputusan ekonomi pada margin, yaitu pada
perubahan terkecil dalam keadaan ekonomi.
5. Efisiensi:
Prinsip ini menyatakan bahwa pasar akan menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien dan
menghasilkan keuntungan ekonomi yang maksimum.
1. Rasionalitas:
Individu diasumsikan selalu bertindak secara rasional dalam mengambil keputusan ekonomi.
2. Informasi:
Individu diasumsikan memiliki akses penuh dan sempurna terhadap informasi tentang pasar
dan harga.
3. Keterikatan:
Hal ini dapat terjadi ketika organisasi memiliki lebih dari satu lokasi atau kantor cabang yang
tersebar di berbagai wilayah atau negara.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh W.L. Cooke dan S.M. Peterson (1997) yang berjudul "The
effect of spatial differentiation on intraorganizational communication," ditemukan
bahwa diferensiasi spasial dapat memengaruhi kualitas komunikasi di antara
anggota organisasi.
Salah satunya adalah membangun tim atau kelompok kerja yang terdiri dari anggota dari
berbagai lokasi atau cabang, sehingga dapat memfasilitasi koordinasi dan komunikasi antarunit.
Selain itu, organisasi juga dapat mengembangkan sistem manajemen yang efektif dan
memperkuat budaya organisasi yang sama di seluruh unit atau cabang.
Dalam hal ini, perbedaan geografis antar unit organisasi dapat menyebabkan tantangan dalam
mengelola operasi dan koordinasi antar unit. Sebagai contoh, perbedaan zona waktu dapat
mempengaruhi jadwal kerja dan koordinasi antar unit. Selain itu, perbedaan budaya atau
bahasa yang terkait dengan lokasi geografis dapat mempengaruhi komunikasi dan koordinasi
antar unit. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk mengembangkan strategi dan sistem
manajemen yang efektif untuk mengelola kompleksitas yang terkait dengan diferensiasi spasial.
Jika perusahaan menerapkan standar yang jelas dan konsisten dalam mengukur kinerja
karyawan, maka akan memudahkan dalam menentukan apakah karyawan telah mencapai
target kinerja atau belum. Hal ini akan mengarah pada peningkatan formalitas dalam sistem
pengukuran kinerja karyawan, di mana karyawan harus memenuhi standar yang telah
ditetapkan untuk dapat dinyatakan berhasil mencapai target.
Sebagai contoh, perusahaan X memiliki standar yang jelas dan konsisten dalam mengukur
kinerja karyawan. Karyawan diwajibkan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan
waktu yang ditentukan dan mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Jika seorang
karyawan tidak berhasil memenuhi standar yang ditetapkan, maka akan dikenakan sanksi atau
bahkan dipecat dari pekerjaannya.
Sumber: https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/9808728584/terjawab-bagaimana-posisi-
atau-keadaan-dimensi-dimensi-birokrasi-yang-terjadi-pada-organisasi-tersebut?page=3
https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/9808752415/terjawab-jelaskan-prinsip-prinsip-pada-
pendekatan-neoklasik-begini-penjelasannya?page=3
https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/9808728551/terjawab-kompleksitas-organisasi-
menunjukkan-derajat-diferensiasi-yang-terjadi-dalam-sebuah-organisasi?page=2
https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/9808728539/terjawab-coba-anda-analisis-dengan-
memberikan-contoh-bahwa-faktor-pembakuan-standarisasi-berpengaruh?page=2