Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL I

NAMA : ARLISNA NUR FADHILAH


PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI
NIM : 048928021
MATA KULIAH : ORGANISASI

1. Bila organisasi ukuran besar, bagaimana posisi atau keadaan dimensi-dimensi


birokrasi yang terjadi pada organisasi tersebut? Coba Anda analisis satu persatu
dimensi birokrasinya!
JAWAB :

Dimensi-dimensi birokrasi yang terjadi pada organisasi:

- Formalisasi: untuk organisasi besar dengan formalisasi yang sangat tinggi.


Aturan, prosedur, dan banyak hal lain muncul dalam tulisan. Pada organisasi
yang lebih sederhana, tingkat formalitasnya agak rendah dan tidak banyak
penekanan pada pelaporan tertulis, namun pada organisasi yang lebih
sederhana pun jumlah pegawainya tidak terlalu banyak sehingga
pengawasan terhadap pegawai diserahkan kepada manajemen perusahaan.

- Sentralisasi: Keputusan dapat dibuat pada tingkat yang lebih rendah karena
keputusan dibuat atau keputusan dibuat langsung oleh pimpinan dalam
organisasi yang sederhana, tidak seperti organisasi besar dengan banyak
bagian di dalamnya.

2. Jelaskan prinsip-prinsip pada pendekatan neoklasik


JAWAB :
Teori neoklasik adalah teori menekankan pada perilaku individu atau
kelompok dan hubungan manusia dalam menentukan produktivitas

Prinsip-prinsip teori neoklasik adalah sebagai berikut:

- Organisasi harus formal.


- Pembagian kerja dan kesatuan komando (bos tunggal per bawahan).

- Spesialisasi baik berdasarkan tujuan, proses, area atau klien.

- Pengembangan hierarki dalam organisasi.

- Distribusi dan hubungan antara otoritas dan tanggung jawab.

Pendekatan neoklasik ini berpendapat epistemologi pengetahuan bersifat


linear, mengambil metode deduktif, tanpa melihat bahwa ada perbedaan bagi
setiap individu dalam setiap ruang dan waktu.

3. Kompleksitas organisasi menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi


dalam sebuah organisasi. Coba Anda analisis dengan menggambarkan apa bila
diferensiasi ke arah spasial?
JAWAB:

Sebaran spasial menunjukkan sebaran fasilitas atau kantor cabang


Secara geografis dan jumlah karyawan pada setiap lokasi yang terpisah.
Oleh karena itu, ukuran sebaran spasial perlu lebih lengkap daripada
sekedar menghitung jumlah kantor cabang yang tersebar secara
geografis. Alat ukur sebaran spasial juga perlu mampu mengukur rata-
rata jarak setiap lokasi dari kantor pusat perusahaan dan jumlah
karyawan yang terdapat di setiap lokasi dibanding dengan jumlah
karyawan di kantor pusat maupun secara keseluruhan. Penggunaan alat
ukur semacam ini dimaksud untuk mempertimbangkan juga kenyataan
bahwa peningkatan derajat kompleksitas sebanding dengan jarak Suatu
unit dari kantor pusat dan banyaknya karyawan yang terdapat pada setiap
unit. Kompleksitas menunjukkan derajat diferensiasi yang terjadi
dalam suatu organisasi, dan terdiri dari tiga elemen yaitu diferensiasi ke
arah horizontal, deferensiasi ke arah vertikal dan sebaran organisasi
secara geografis. Diferensiasi horizontal menggambarkan derajat
keterpisahan horizontal antar unit yang diukur dengan menghitung
jumlah tenaga spesialis dan rata-rata lama pendidikan masing-masing
tenaga spesialis tersebut. Diferensiasi vertikal tingkat kedalaman struktur
suatu organisasi, dan diukur dengan menghitung jumlah tingkatan hierarki
yang terdapat antara pimpinan Puncak organisasi dan karyawan
pelaksana yang mengerjakan keluaran organisasi. Sebaran spasial
menunjukkan keterpisahan kegiatan bagian-bagian organisasi secara
geografis. Sebaran spasial diukur dengan menghitung jumlah lokasi unit-
unit organisasi yang saling terpisah, rata-rata jarak masing-masing lokasi
dari kantor pusat, dan proporsi jumlah anggota organisasi yang terdapat
pada masing-masing unit yang terpisah itu. Jika diferensiasi horizontal
dalam sebuah organisasi menjadi lebih besar sementara organisasi itu
menggunakan rentang kendali yangtetap besarnya maka jumlah tingkatan
hierarki akan menjadi meningkat, yang berarti bahwa sebaran bagian
bagian organisasi tersebut meningkat dan juga akan meningkatnya
besarnya kompleksitas organisasi. Semakin tinggi kompleksitas organisasi
maka semakin sulit komunikasi antar unit dilakukan sehingga koordinasi
dan pengawasan terhadap bagian-bagian organisasi perlu menjadi ketat.

4. Coba Anda analisis dengan memberikan contoh bahwa faktor pembakuan


(standarisasi) berpengaruh terhadap derajat formalitas!
JAWAB :

Pembakuan (standardiasasi) menuntut munculnya derajat formalisasi yang


lebih kuat. Dengan memanfaatkan formalisasi, pabrik otomotif yang
memproduksi mobil dan sepeda motor dapat menjalankan kegiatannya
secara lancar. Pada setiap Stasiun kerja di Lini assembling yang
memproduksi mobil terdapat sejumlah karyawan yang melaksanakan
tugas - tugas yang dibakukan dan bersifat berulang. Contoh lain,
pembekuan atau standardisasimembuat para petugas kesehatan tidak
kebingungan dan paham apa yang harus mereka lakukan apabila mereka
diterjunkan untuk menghadapi keadaan darurat, misalnya Apabila terjadi
musibah, seperti kecelakaan lalu lintas, kebakaran, gempa dan
sebagainya. Bahwa dalam suatu organisasi derajat formalisasi yang
terjadi pada masing masing bagian organisasi bisa sangat berbeda satu
sama lain, begitu juga apabila derajat formalisasi suatu organisasi
dibandingkan dengan derajat formalisasi pada organisasi yang lain.
Sebagai contoh
ditailer obat, yaitu petugas pemasaran yang mewakili perusahaan
perusahaan farmasi untuk memperkenalkan obat obatan kepada para
dokter, memiliki kebebasan yang relatif besar untuk menentukan sendiri
cara yang hendak digunakan dalam menjalankan tugasnya. Jenis
pekerjaan lain di perusahaan formasi yang sama, misalnya petugas
menerima tamu atau receptionis diwajibkan hadir setiap hari, pada jam
tertentu, dan perlu mematuhi prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh
pihak manajemen. Jenis pekerjaan yang hanya menuntut keterampilan
rendah yaitu jabatan yang mengandung tugas tugas sederhana dan
berulang atau repetitive. Biasanya merupakan jenis pekerjaan yang
diatur dengan derajat formalisasi yang tinggi. Di pihak lain, pekerjaan
yang menuntut tingkat profesionalitas tinggi cenderung diatur dengan
derajat formalisasi yang rendah. Beberapa pengecualian memang terjadi,
seperti pada pekerjaan akuntan yang diharuskan untuk selalu
memiliki catatan terperinci dari kegiatan yang telah mereka lakukan (Yang
berarti formalisasiyang tinggi) agar perusahaan bisa meminta bayaran
yang sesuai dari pelanggan yang telah mempergunakan jasa akuntan ini..
Walaupun terdapat pengecualian, pada umumnya aturan
sebelumnya tetap berlaku, semakin tinggi tingkat profesionalitas yang
dibutuhkan pada suatu jabatan maka derajat formalisasi dalam
pengaturan jabatan tersebut cenderung berkurang. Derajat formalisasi
bukan hanya bervariasi menurut tingkat profesionalitas yang diperlukan,
tetapi juga menurut tiga tingkatan hirarki suatu jabatan maupun menurut
jenis tugas atau fungsi yang ditangani oleh jabatan tersebut.
Organisasi membutuhkan formalisasi karena manfaat yang akan diperoleh
apabila perilaku karyawan dibuat menjadi baku. Perusahaan yang memiliki
karyawan dengan perilaku yang seragam dan baku, akan dapat
mengurangi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan.
Contohnya, dengan formalisasi gerai makanan cepat saji, seperti
McDonald mampu membuat makanan yang mereka jual terasa sama di
tempat manapun di dunia. Formalisasi juga mampu membawa manfaat
ekonomis bagi organisasi atau perusahaan. Semakin tinggi derajat
formalisasi maka semakin berkurang kebebasan tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas tugas yang tercakup dalam jabatan yang ia pegang.
Jabatan dengan derajat formalisasi yang rendah biasanya perlu ditangani
oleh karyawan yang lebih bijaksana sehingga tidak bingung menghadapi
situasi yang cenderung berubah ubah.

Anda mungkin juga menyukai