Anda di halaman 1dari 5

1.

Dalam menghadapi perubahan dan kompleksitas struktur organisasi perusahaan


semakin membutuhkan manajemen ilmiah. Menurut Anda, bagaimana proses
perkembangan dari manajemen ilmiah?

Manajemen ilmiah adalah suatu pendekatan manajemen yang menerapkan


metode ilmiah dalam pembuatannya, yaitu berupa studi dan analisis guna
meningkatkan produktivitas dan efisiensi suatu organisasi. Manajemen ilmiah
membantu manajemen menguasai lingkungan dengan cara membuat prediksi
lingkungan menjadi lebih baik.
Pada dasarnya, manajemen ilmiah dikembangkan melalui empat langkah.
Langkah pertama, adalah penentuan masalah. Masalah memang selalu ada dalam
kehidupan, namun tidak jarang seorang manajer sulit untuk mengungkapkan atau
mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi. Hal ini tentunya akan berdampak buruk
terhadap kinerja organisasi karena manajer tidak dapat menjelaskan masalah yang
sedang dihadapi kepada pada anggota organisasi, akibatnya masalah tersebut tidak
dapat terselesaikan. Untuk itu, sangat penting bagi seorang manajer untuk dapat
merumuskan, mengidentifikasi, atau melihat masalah yang sebenarnya. Bahkan, sudah
banyak sistem informasi yang dibuat untuk membantu manajer dalam merumuskan
suatu masalah.
Langkah kedua, adalah pembuatan model. Model disini berarti
penyederhanaan dunia nyata. Hal ini karena dunia nyata sangat kompleks, sehingga
perlu disederhanakan agar bisa dianalisis. Modelnya bisa yang sederhana, misalnya
dalam suatu proses manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing,
leading, dan pengendalian. Jika ingin yang lebih kompleks, bisa dengan model yang
terdiri dari formula-formula matematika.
Langkah ketiga, adalah penyusunan algoritma. Algoritma adalah langkah-
langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah. Bisa berupa algoritma
verbal seperti resep masakan, ataupun algoritma matematik. Di zaman sekarang,
manajer dapat mengembangkan sendiri suatu algoritma menggunakan software seperti
SAS, TSP, atau Microstat. Selain itu, manajer juga dapat meminta bantuan pihak
pemrogram.
Langkah keempat, adalah tahap pelaksanaan. Biasanya akan dilakukan
pelatihan kepada calon pemakai model dan penyiapan dokumentasinya dilakukan
secara manual. Jika ingin perumusan model berhasil dengan baik, ada baiknya
mempertimbangkan beberapa faktor berikut, antara lain:
• Orang yang akan memakai model harus ikut serta dalam pembuatan
model, sehingga ia akan mengetahui dasar dari model tersebut.
• Manajemen harus mendukung karena sangat diperlukan.
• Calon pemakai model harus melalui tahap pelatihan terlebih dahulu.
• Perkembangan harus dilakukan bersamaan dengan perubahan yang
diperlukan, dengan menggunakan umpan balik untuk mengubah model
tersebut.

Selain itu, manajemen ilmiah juga mengalami perkembangan sejak awal mula
tercetusnya. Pertama adalah pengenalan teori manajemen ilmiah. Diketahui bahwa
pada abad 20 ada banyak perusahaan besar yang muncul namun mengalami krisis
penawaran tenaga kerja yang berdampak pada rendahnya produktivitas dan efisiensi
suatu perusahaan. Hal ini pun menarik perhatian seorang insinyur mekanik bernama
Frederick Taylor yang kemudian pada masa itu melakukan sebuah studi waktu di
sebuah pabrik baja di Philadelphia. Disana Taylor melihat secara langsung para pekerja
sengaja memperlambat pekerjaan dan tidak bekerja secara maksimal. Hal ini yang
kemudian mendorong Taylor untuk membuat suatu terobosan agar dapat meminimalisir
kejadian seperti itu. Taylor kemudian mengenalkan metode manajemen ilmiah kepada
perusahaan-perusahaan agar dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi
perusahannya, dimana ia memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential
rate system). Dalam sistem ini, jika seorang karyawan berhasil melewati target
pencapaian kerja yang telah ditentukan, maka ia akan mendapat kenaikan upah.
Kenaikan upah tersebut dihitung berdasarkan perkiraan kenaikan keuntungan
perusahaan akibat kenaikan produksi yang dilakukan karyawan tersebut. Jadi, seorang
karyawan yang bekerja malas-malasan akan mendapat upah yang rendah.
Kedua, pengembangan teori. Walaupun sistem yang dikenalkan oleh Taylor
terbukti dapat meningkatkan produktivitas perusahaan, namun begitu banyak tantangan
yang muncul. Untuk itu, diperlukan adanya pengembangan teori yang akhirnya Taylor
menghasilkan beberapa prinsip manajemen ilmiah, yaitu:
1) Pengembangan metode untuk setiap elemen pekerjaan.
2) Memilih dan melatih karyawan secara ilmiah.
3) Pengawasan terhadap karyawan agar melakukan pekerjaan sesuai dengan
metode yang telah ditentukan.
4) Meningkatkan hubungan yang baik antara manajemen dan karyawan.

Kemudian, pengembangan teori ini juga dilakukan oleh Frank B. Gilberth dan
Lillian Gilberth yang merupakan sepasang suami istri yang memiliki ketertarikan
terhadap manajemen. Frank melakukan studi pekerjaan dan Lillian berkontribusi pada
lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Didapatlah metode yang
menyatakan bahwa seorang pekerja akan bekerja seperti biasa sambil menyiapkan
promosi karir dan melatih calon penggantinya. Artinya, pekerja akan menjadi
pelaksana, pelajar dalam persiapan peningkatan jenjang karir, dan pengajar untuk calon
penggantinya.

Selain Frank dan Lillian, mantan pekerja Taylor yang bernama Henry L. Gantt
mulai mencoba untuk memperbaiki dan mengembangkan metode differential system
karena dirasa kurang memotivasi karyawan. Kemudian Gantt memperkenalkan sistem
penilaian terbuka yaitu dengan mencatat kemajuan karyawan yang kemudian populer
dan sering digunakan untuk menyusun skedul atau jadwal suatu pekerjaan.

Ketiga, adalah penerapan konsep. Hasil perbaikan metode yang telah


dilakukan mulai diterapkan pada perusahaan-perusahaan terutama pada industri seperti
manufaktur, pertanian, dan jasa. Penerapan konsep ini diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi industri tersebut.

Keempat, adalah kritik terhadap konsep. Beberapa pihak melakukan kritik


terhadal konsep ini, salah satunya adalah mantan pekerja Taylor yaitu Gantt yang
merasa bahwa konsep ini kurang memotivasi karyawan. Ada juga yang berpendapat
bahwa konsep ini cenderung mengarah pada eksploitasi pekerja. Bahkan ada sebuah
pabrik yang mengalami pemogokan kerja karena karyawan takut kehilangan pekerjaan
akibat pabrik tersebut menerapkan konsep dari Taylor.

Kelima, adalah perkembangan manajemen modern. Akibat dari banyaknya


kritik yang ditujukan pada konsep tersebut, akhirnya dilakukanlah pengembangan
manajemen ilmiah yang bersifat klasik menjadi manajemen modern. Dimana
manajemen modern ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas dan
efisiensi perusahaan namun juga berfokus pada kesejahteraan dan kecukupan
kebutuhan karyawan. Selain itu, manajemen modern ini memanfaatkan teknologi yang
makin maju.

2. Manajer memiliki keistimewaan, yaitu dapat memerintah karyawan karena memiliki


wewenang tertentu. Menurut Anda, bagaimana sudut pandang wewenang berdasarkan
pandangan penerimaan? Berikan contoh dari dari wewenang berdasarkan pandangan
penerimaan.

Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain
untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Seorang
manajer dapat memerintah karyawan karena manajer mendapatkan hak untuk
memerintah. Salah satu pandangan yang menjelaskan tentang wewenang formal adalah
pandangan penerimaan.
Dalam pandangan penerimaan, sudut pandang wewenang adalah penerima
perintah, bukan pemberi perintah. Maksudnya, dasar wewenang terletak dalam diri
orang yang dipengaruhi, bukan dalam diri orang yang mempengaruhi. Dalam
pandangan ini, tidak semua perintah harus dipatuhi oleh si penerima perintah. Jadi, jika
manajer memberikan perintah, penerima perintah dapat mempertimbangkan apakah
akan menerima perintah tersebut atau tidak.
Menurut Chester I. Barnard (1938), seseorang akan menerima perintah jika
dipenuhi empat kondisi berikut:
• Orang tersebut dapat memahami komunikasi
• Orang tersebut percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan
tujuan organisasi
• Perintah tersebut juga tidak bertentangan dengan kepentingannya sendiri
• Orang tersebut merasa mampu secara fisik dan mental untuk melaksanakan
perintah tersebut

Contoh dari wewenang berdasarkan pandangan penerimaan yaitu ketika seorang


karyawan di bagian customer service diperintah oleh atasan untuk bekerja juga di
bagian pemasaran. Jika karyawan tersebut merasa tidak sanggup untuk bekerja di 2
bidang sekaligus dan tidak menerima perintah tersebut, maka wewenang tidak
dijalankan dengan maksimal. Sebaliknya jika atasan dapat memberikan beberapa
penawaran keuntungan kepada karyawan tersebut misalnya penambahan gaji atau
bonus, dan karyawan akhirnya menerima perintah dari atasan, maka wewenang tersebut
akan dijalankan dengan maksimal.

Sumber referensi yang saya gunakan:


• BMP EKMA4116 Oleh Prof. Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA. MODUL 1: 1.37 – 1.40
tentang Teori Manajemen Ilmiah.
• BMP EKMA4116 Oleh Prof. Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA. MODUL 4: 4.27 – 4.29
tentang Pendekatan Manajemen Ilmiah.
• BMP EKMA4116 Oleh Prof. Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA. MODUL 5: 5.28 – 5.29
tentang Wewenang Berdasarkan Pandangan Penerimaan.
• Dasar Wewenang Formal Pandangan Klasik
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.dinus.ac
.id/docs/ajar/8_KEKUASAAN.ppt&ved=2ahUKEwi99L35utT-
AhWZoWMGHSOiCToQFnoECBAQAQ&usg=AOvVaw0_SOiwiO8kmpGJ0koqSa
FP , diakses pada tanggal 1 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai