Anda di halaman 1dari 34

Pancasila Dalam

Arus Sejarah
Bangsa
(Part II)

Tim Pengajar Pancasila


“Proses Perumusan Pancasila”

Indonesia di Fajar Kemerdakaan


Era Kolonial
1602-1800, 1801-1945
 1602 : Munculnya imperium dagang Vereenigde Oost Indische
Timeline Compagnie (VOC). Secara politik menerapkan Politik Pecah Belah
Catatan Peristiwa  1789: VOC bangkrut karena korupsi.
 1800: VOC diakuisisi oleh pemerintah Pemerintah Hindia Belanda
Munculnya dan hutang diambil alih.

Kolonialisme  1813: Belanda lepas dari penjajahan Perancis


 1836: Gubernur Jenderal memerintah didampingi oleh Raad van
Nederlands Indie (Dewan Hindia Belanda)
 1855: Regerings Reglement atau Asas Sentralisasi, Gubernur
Jenderal dan Hindia Belanda tunduk pada Pusat Kerajaan
Belanda
 1903: Undang-Undang Desentralisasi Keuangan atas Gubernur
Jenderal
Kebangkitan  1908 : Kebangkitan Nasional, Kesadaran Berbangsa (Natie,
Nasionalisme), belum kesadaran bernegara: berdiri BU (Budi
Nasional Oetomo); di Belanda berdiri Indische Vereniging
(Perhimpunan Hindia)
 1911: berdiri Sarekat Dagang Islam oleh Samanhudi, dan
dinamika membawa kepada metamorfosa Sarekat Islam di
bawah kendali H.O.S. Tjokroaminoto.
 1912: berdiri Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan
 1912: berdiri Indische Partij oleh Ernest Dowwes Dekker,
Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat.
 1913: merayakan 100 tahun Belanda lepas dari penjajahan
Perancis (muncul polemik Komite Bumiputera).
 1918: dibentuk Dewan Rakyat Volksraad, 17 Orang dari bumi
putera.
 1920: didirikan Technische Hogeschool (Perguruan Tinggi
Teknik) di Bandung, cikal bakal ITB

Pergerakan  1922: Indische Vereniging menjadi Indonesische Vereniging


dengan perjuangan non-kooperasi.
Nasional  1924: Indonesische Vereniging berubah menjadi
Perhimpunan Indonesia.
 1926: didirikan Nahdlatul Ulama.
 1926: (30 April – 2 Mei): Kongres Pemuda I, perwakilan
para pemuda.
 1928: (26-28 Oktober): Kongres Pemuda II, melahirkan
Sumpah Pemuda.
 1937: didirikan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAMI) oleh
K.H.M. Mansur
– 1939: Konferensi Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
menuntut Indonesia Berparlemen. Gapi sebagai media
Tenggelamnya
perjuangan politik bersama. Kolonialisme
– Gapi melahirkan putusan: (1) Kongres Rakyat Indonesia
menjadi Badan yang tetap, dengan tujuan melahirkan
kesentosaan penduduk; (2) “Merah Putih” sebagai
bendera persatuan, “Indonesia Raya” sebagai lagu
kebangsaan, “Bahasa Indonesia”, bahasa Melayu yang
diperbaharui, sebagai bahasa persatuan.
– 1940: didirikan Komisi Visman, metamorfosa dari
Volksraad.
– 1941-1942: akhir pemerintahan Hindia Belanda
Setelah Belanda…..
Munculnya Tokoh Pergerakan
Nasional
Di Fajar Kemerdekaan 1942-1945
Di Ujung Kemerdekaan

– 1942: Sukarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara dan K.H. Mas Mansyur dinyatakan
sebagai pemimpin rakyat di Jawa sebagai “Empat Serangkai”. Hatta menerima
tawaran Jepang untuk bekerjasama.
– 1943: Perdana Menteri Jepang di parlemen Jepang menyatakan bahwa penduduk
di Indonesia akan diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pemerintahan.
– 1944: Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan Indonesia.
– 1945: 1 Maret, pengumuman Jepang akan membentuk BPUPK. BPUPK baru
didirikan oleh Angkatan Darat Jepang pada tanggal 29 April, dan diresmikan pada
tanggal 28 Mei 1945. BPUPK didirikan di tiga wilayah, Sumatra, Jawa dan Indonesia
Timur.
BPUPK
28 Mei-1 Juni 1945,10-17 Juli 1945
BPUPK adalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan
Penyelidik Kemerdekaan (untuk “To Indo” sebutan untuk Hindia Belanda) yang dibentuk oleh
Angkatan Darat Jepang: BPUPK di Jawa (29 April 1945, bersidang sejak 28 Mei 1945) dan BPUPK di
Sumatra (Mei 1945, bersidang 27 Juni-2 Juli 1945); BPUPK di Indonesia Timur oleh Angkatan Laut
(Mei 1945). Jepang baru mengganti istilah “To Indo” menjadi “Indonesia” pada 29 April 1945 .
BPUPK beranggotakan 67 perwakilan dari bangsa Indonesia: politisi, tokoh partai, bangsawan,
kepala daerah, pengusaha, tokoh etnis, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh agama, dan lain-
lain.
BPUPK melakukan sidang resmi dipimpin sesepuh Dr. Radjiman Wedyodiningrat
BPUPK bertugas membahas, merancang, dan menyiapkan segala hal yang diperlukan bagi
pembentukan suatu negara merdeka (etat-national).
Sidang BPUPKI
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Anggota Anggota Anggota Tambahan
No Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) No Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) No Masa Sidang II

1 A.R. Baswedan 31 Mr. K.R.M.T. Wongsonagoro 61 Abdul Kaffar


2 Abdoel Kadir 32 Mr. Mohammad Yamin 62 B.K.P.A Soerjo Hamidjoyo
3 A. Kahar Moezzakir 33 Mr. R. Ahmad Soebardjo 63 Pengeram Mohammad Noor
4 Abikoesno Tjokrosoejoso 34 Mr. R. Hindromartono 64 K.H. Abdul Fatah Hasan
5 Agus Muhsin Dasaad 35 Mr. R. Mas Sartono 65 Mr. Mas Besar Martokoesoemo
6 Bendoro Pangeran Hario Poeroebojo 36 Mr. R. Pandji Singgih 66 R. Asikin Natanegara
7 Bendoro Pangeran Hario Bintoro 37 Mr. R. Samsoedin
8 R. Boentaran Martoatmodjo 38 Mr. R. Sastromoeljono
9 Dr. Samsi Sastrawidagda 39 Mr. R. Soewandi
10 Dr. Soekiman Wirjosandjojo 40 Mr. Soesanto Tirtoprojo No Anggota Istimewa
11 Drs. K.R.M. Ario Sosrodiningrat 41 Mr. Tan Eng Hoa
12 Drs. Mohammad Hatta 42 Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso 1 Ide Teitiro
13 K.H. Abdoel Wachid Hasyim 43 Ny. R.Soekaptinah S. Mangoenpoespito 2 Itagaki Masamitu
14 H. Agus Salim 44 Oei Tiang Tjoei 3 Masuda Toyohiko
15 Ir. Ashar Sutedjo Moenandar 45 Oei Tjong Hauw 4 Matuura Mitikiyo
16 Ir.R.M.Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo 46 P.F. Dahler 5 Miyano Syoozoo
17 –
Ir. SoekarnoKetua : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat 47 Parada Harahap 6 Tanaka Minoru
18 K.H. Abdoel
– HalimMuda
Ketua : Itjibangase Yosio 48 Prof. Dr. Mr. R. Soepomo 7 Tokonomi Tokuzi
19 K.H. Ahmad Sanoesi 49 Prof. Dr. Pangeran Ario Housein Djajadiningrat
20 – Mansoer
K.H. Mas Ketua Muda : Raden Panji Soeroso50 Prof. Dr. R. Asikin Widjajakoesoema
21 K.H. Masjkoer 51 Prof. Ir. R. Rooseno
22 K.R.M.T. Hario Woerjaningrat 52 R.A.A Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
23 Ki Bagoes Hadikoesoemo 53 R.A.A. Wiranatakoesoemah
24 Ki Hadjar Dewantara 54 R. Abdoelrahim Pratalykrama
25 Lim Koen Hian 55 R.M. Margono Djojohadikoesoemo
26 Mas Aris 56 R.M.T. Ario Soerjo
27 Mas Soetardjo Kartohadiekoesoemo 57 R. Otto Iskandardinata
28 Mr. A.A. Maramis 58 R. Roeslan Wongsokoesoemo
29 Mpt. Dr. R. Koesomaatmadja 59 R. Soedirman
30 Mr. J. Latuharhary 60 R. Soekardjo Wirjopranoto
Detik Detik yang Menentukan

Di masa Akhir Perang Asia Timur Raya Tahun 1945, Pada Tanggal 29 April
1945, Dibentuk Suatu Badan Yang Diberi Nama BPUPKI Yang Bertugas
Untuk Menyelidiki Hal-hal Penting Yang Berhubungan Dengan Berbagai
Hal Yang Diperlukan untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

SUSUNAN PENGURUS
BPUPKI TERDIRI DARI
69 ORANG + 7
ANGGOTA ISTIMEWA.
KETUA BPUPKI ADALAH
MASA SIDANG I DR. K.R.T RADJIMAN
MASA SIDANG II
29 Mei – 1 Juni 1945 WEDIODININGRAT 10 – 17 juli 1945

MEMBICARAKAN MEMBAHAS
PERUMUSAN DASAR RANCANGAN
NEGARA INDONESIA UNDANG-UNDANG
MERDEKA DASAR
Mengapa perlu ideologi?

– Tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran jika bangsa itu tidak
percaya kepada sesuatu, dan jika tidak sesuatu yang dipercayainya itu
memiliki dimensi moral guna menopang peradaban
John Gardner (1992) dalam Yudi Latif, Negara Paripurna (2002)
Bangunan Negara
Indonesia

UUD 1945

PANCASILA
Puing-puing Nusantara; Kebudayaan; Kerohanian; Kepribadian; Wawasan;
Kebangsaan; Puing-puing sejarah; Kearifan Lokal; Pengalaman Sejarah; Adat
Istiadat; Simbolisasi-Simbolisasi; Penghayatan Ketuhanan dan Kemanusiaan.
Sidang Pertama
Senin, 28 Mei 1945- Jumat, 1 Juni 1945

Pemimpin (Sesepuh): Dr. Radjiman Wedyodiningrat


Merumuskan Dasar Negara (Staat Fundamental Norm)
Beberapa penggagas terpenting:
 Prof. Dr. Mr. Muhammad Yamin
 Prof. Dr. Mr. Soepomo
 Dr (HC). Ir. Soekarno
Senin, 29 Mei 1945
Pidato Prof. Dr. Muh Yamin tentang Dasar Negara
Beberapa pokok pikiran Yamin (versi Syafruddin Bahar):
Negara bangsa yang modern (etat-national) yang merdeka harus
didasarkan pada prinsip:
1. Prinsip Kebangsaan (Peri-Kebangsaan)
2. Prinsip Kemanusiaan (Peri-Kemanusiaan)
3. Prinsip Ketuhanan (Peri-Ketuhanan)
4. Prinsip Kerakyatan (Peri-Kerakyatan)
5. Prinsip Kesejahteraan Rakyat
Kamis, 31 Mei 1945
Pidato Prof. Dr. Mr. Soepomo tentang Dasar
Negara

Beberapa pokok pikiran Supomo:


1. Struktur kerohanian dari bangsa Indonesia adalah bersifat dan
bercita-cita persatuan hidup, persatuan kawulo dan gusti, yaitu
persatuan antara dunia luar dan dunia batin, keseimbangan lahir
dan batin.
2. Negara bukan didasarkan pada paham individualistik atau sesuatu
golongan (klassee)
3. Negara Indonesia yang merdeka harus didasarkan atas alam pikiran
(Staatidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan
seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-golongannya
dalam lapangan apapun, dalam semangat gotong royong dan
kekeluargaan.
Jumat, 1 Juni 1945
Pidato Soekarno tentang Dasar Negara

Beberapa pokok pikiran Soekarno dalam Lahirnya Pancasila


Sila atau dasar, atau philosophische grondslag, atau weltanschauung, bagi nationale
staat Indonesia Merdeka adalah Panca-sila:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, atau perikemanusiaan
3. Mufakat, atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan (ketuhanan yang berbudi pekerti yang luhur,
ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain, Negara Indonesia
Merdeka berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa)
“Di Ende Flores yang terpencil dan membosankan itu,
aku memiliki banyak waktu untuk berpikir. Di depan
rumahku tumbuh sebatang pohon kluwih. Berjam-jam
lamanya aku duduk bersandar di bawah pohon itu,
memanjatkan harapan dan keinginan. Di bawah
dahan-dahannya aku berdoa dan bepikir, mengenai
suatu hari...suatu hari...Itu adalah perasaan yang
sama yang menguasai MacArthur di kemudian hari.
Dengan setiap sel syaraf berdenyut dalam seluruh
tubuhku, aku merasakan bahwa bagaimanapun juga –
di mana saja-kapan saja- aku akan kembali. Hanya
semangat patriotisme yang menyala-nyala yang masih
berkobar di dalam dadaku, yang membuat aku terus
hidup. Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak
memiliki kawan, aku telah menghabiskan waktu
berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di
halaman rumahku, merenungkan ilham yang
diturunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai
Pancasila”
(Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat)
Masa Reses
2 Juni 1945-9 Juli 1945

 Melalui Panitia Kecil merumuskan Piagam Jakarta


 Melalui anggota-anggota BPUPK menghasilkan rekomendasi:
1. Indonesia Merdeka selekas-lekasnya
2. Dasar negara
3. Bentuk negara Uni dan Federasi
4. Daerah Negara Indonesia
5. Badan Perwakilan Rakyat
6. Badan Penasehat
7. Bentuk Negara dan Kepala Negara
8. Soal Pembelaan
9. Soal Keuangan
PANITIA SEMBILAN

Mr. A. Soebardjo
Ir. Soekarno (Ketua) (Kebangsaan)

K.H Wachid
Drs. Moh. Hatta Hasjim (Islam)
(Kebangsaan)
H. Agus Salim
(Islam)
Mr. A.A Maramis
(Kebangsaan) K.H. Kahar
Moezakkir
(Islam)
R.Otto R. Abikoesno
Iskandardinata
(Kebangsaan) Tjokrosoejoso (Sumber: Buku Empat Pilar
(Islam) Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara, 2012, hal 36)
Piagam Jakarta (Jakarta
Charter), Mukaddimah,
Gentlemen’s Agreement
Hasil Rumusan Panitia 9
pada 22 Juni 1945
Sebagai Rancangan
Pembukaan UUD 1945
Lima Dasar Negara
(dalam Piagam Jakarta hingga akhir
Sidang Kedua BPUPKI)
1. Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
Sidang Kedua
10 Juli-18 Juli 1945

 Melalui Panitia Hukum Dasar merumuskan Undang-Undang Dasar 1945. Beberapa hasil
yang lain:
1. Memilih bentuk Republik daripada Kerajaan
2. Memutuskan wilayah Indonesia meliputi: Wilayah Hindia Belanda dahulu, Malaya,
Borneo Utara, Portugis Timur dan Papua Seluruhnya dengan pulau-pulau di sekelilingnya.
3. Memutuskan soal Pembelaan dan Ekonomi-Keuangan Negara
4. Memutuskan rancangan soal Agama dan Negara
5. Memutuskan rancangan: Pernyataan Kemerdekaan (Declaration of Independence),
Pembukaan UUD 1945, Rancangan UUD 1945
6. Merundingkan tentang Pendidikan dan Pengajaran
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
17 Agustus 1945
PPKI
(18-22 Agustus 1945)
Pengesahan Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945

Piagam Jakarta tersebut telah menimbulkan


keberatan dari perwakilan Indonesia Timur,
dan Perwakilan Bali I Gusti Ketut Puja, karena
dianggap dapat merintangi terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa.
Setelah dilakukan perundingan, akhirnya
sepakat diputuskan penggantian kalimat
menjadi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa
PANCASILA
Dalam Rumusan Final PPKI

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
SIDANG PERTAMA BPUPKI PANITIA KECIL/PANITIA SEMBILAN SIDANG PPKI
(Ir. SOEKARNO MENAWARKAN 5 (PANCASILA DALAM PIAGAM (PANCASILA DALAM PEMBUKAAN
PRINSIP DASAR NEGARA YANG JAKARTA) UUD TAHUN 1945)
DIBERI NAMA PANCASILA) 22 JUNI 1945 18 AGUSTUS 1945
1 JUNI 1945

PIAGAM JAKARTA
PANCASILA
DASAR 1. Ketuhanan Dengan Kewajiban
NEGARA/PANCASILA Menjalankan Syariat Islam Bagi
Pemeluk-Pemeluknya 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan
1. Kebangsaan Indonesia Beradab
Beradab
2. Internasionalisme Atau 3. Persatuan Indonesia 3. Persatuan Indonesia
Peri-kemanusiaan 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Hikmat Kebijaksanaan Dalam
3. Mufakat Atau Demokrasi Permusyawaratan / Perwakilan Permusyawaratan / Perwakilan
4. Kesejahteraan Sosial 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Indonesia Rakyat Indonesia
5. Ketuhanan

Rangkaian dokumen sejarah perumusan Pancasila yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945,
hingga teks final 18 Agustus 1945, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran
Pancasila sebagai dasar negara. (Sumber: Buku Empat Pilar MPR, 2012, hal 41)
Transformasi Pancasila

“Aku bukan pencipta Pancasila. Pancasila diciptakan


oleh bangsa Indonesia sendiri. Aku hanya menggali
Muatan Pancasila daripada bumi bangsa Indonesia. Pancasila
Moral terbenam di dalam bumi bangsa Indonesia 350
tahun lamanya. Aku gali kembali dan aku
persembahkan Pancasila ini di atas persada bangsa
Ideologi Indonesia kembali”.

Pancasila - Bung Karno

Sistem
Budaya
Terima Kasih, Silahkan Bertanya..

Anda mungkin juga menyukai