Anda di halaman 1dari 31

PANCASILA

SEBAGAI
DASAROLEH
NEGARA
:
ANDRI MARTA, S.I.P, M.I.P
FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
SIDANG PERTAMA BPUPKI PANITIA KECIL/PANITIA SIDANG PPKI
(Ir. SOEKARNO MENAWARKAN SEMBILAN (PANCASILA DALAM
5 PRINSIP DASAR NEGARA (PANCASILA DALAM PIAGAM PEMBUKAAN
YANG DIBERI NAMA JAKARTA) UUD TAHUN 1945)
PANCASILA) 22 JUNI 1945 18 AGUSTUS 1945
1 JUNI 1945

PIAGAM JAKARTA PANCASILA


DASAR 1.Ketuhanan Dengan Kewajiban
NEGARA/PANCASI Menjalankan Syariat Islam Bagi 1.Ketuhanan Yang Maha Esa
Pemeluk-Pemeluknya
LA 2.Kemanusiaan Yang Adil Dan
2.Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab
Beradab
3.Persatuan Indonesia
1.Kebangsaan Indonesia 3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan Yang Dipimpin 4.Kerakyatan Yang Dipimpin
2.Internasionalisme Atau Oleh Hikmat Kebijaksanaan Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Peri-kemanusiaan Dalam Permusyawaratan / Dalam Permusyawaratan /
Perwakilan Perwakilan
3.Mufakat Atau Demokrasi 5.Keadilan Sosial Bagi
5.Keadilan Sosial Bagi Seluruh
4.Kesejahteraan Sosial Rakyat Indonesia Seluruh Rakyat Indonesia
5.Ketuhanan

Rangkaian dokumen sejarah perumusan Pancasila yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945,
hingga teks final 18 Agustus 1945, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran
Pancasila sebagai dasar negara.
SEJARAH PEMBENTUKAN
BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA (BPUPKI)

Dimasa Akhir Perang Asia Timur Raya Tahun 1945, Pada Tanggal 29 April 1945,
Dibentuk Suatu Badan Yang Diberi Nama BPUPKI Yang Bertugas Untuk
Menyelidiki Hal-hal Penting Yang Berhubungan Dengan Berbagai Hal Yang
Diperlukan untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

SUSUNAN PENGURUS
BPUPKI TERDIRI DARI
69 ORANG + 7
ANGGOTA ISTIMEWA.
KETUA BPUPKI ADALAH
MASA SIDANG I DR. K.R.T RADJIMAN MASA SIDANG II
29 Mei – 1 Juni 1945 WEDIODININGRAT 10 – 17 juli 1945

MEMBICARAKAN MEMBAHAS
PERUMUSAN DASAR RANCANGAN
NEGARA INDONESIA UNDANG-UNDANG
MERDEKA DASAR
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
• Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat
• Ketua Muda : Itjibangase Yosio
• Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
Anggota Anggota Anggota Tambahan
No No No
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) Masa Sidang II
1 A.R. Baswedan 31 Mr. K.R.M.T. Wongsonagoro 61 Abdul Kaffar
2 Abdoel Kadir 32 Mr. Mohammad Yamin 62 B.K.P.A Soerjo Hamidjoyo
3 A. Kahar Moezzakir 33 Mr. R. Ahmad Soebardjo 63 Pengeram Mohammad Noor
4 Abikoesno Tjokrosoejoso 34 Mr. R. Hindromartono 64 K.H. Abdul Fatah Hasan
5 Agus Muhsin Dasaad 35 Mr. R. Mas Sartono 65 Mr. Mas Besar Martokoesoemo
6 Bendoro Pangeran Hario Poeroebojo 36 Mr. R. Pandji Singgih 66 R. Asikin Natanegara
7 Bendoro Pangeran Hario Bintoro 37 Mr. R. Samsoedin
8 R. Boentaran Martoatmodjo 38 Mr. R. Sastromoeljono
9 Dr. Samsi Sastrawidagda 39 Mr. R. Soewandi No Anggota Istimewa
10 Dr. Soekiman Wirjosandjojo 40 Mr. Soesanto Tirtoprojo
11 Drs. K.R.M. Ario Sosrodiningrat 41 Mr. Tan Eng Hoa 1 Ide Teitiro
2 Itagaki Masamitu
12 Drs. Mohammad Hatta 42 Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso
13 K.H. Abdoel Wachid Hasyim 43 Ny. R.Soekaptinah S. Mangoenpoespito 3 Masuda Toyohiko
4 Matuura Mitikiyo
14 H. Agus Salim 44 Oei Tiang Tjoei
5 Miyano Syoozoo
15 Ir. Ashar Sutedjo Moenandar 45 Oei Tjong Hauw
16 Ir.R.M.Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo 46 P.F. Dahler 6 Tanaka Minoru
7 Tokonomi Tokuzi
17 Ir. Soekarno 47 Parada Harahap
18 K.H. Abdoel Halim 48 Prof. Dr. Mr. R. Soepomo
19 K.H. Ahmad Sanoesi 49 Prof. Dr. Pangeran Ario Housein Djajadiningrat
20 K.H. Mas Mansoer 50 Prof. Dr. R. Asikin Widjajakoesoema
21 K.H. Masjkoer 51 Prof. Ir. R. Rooseno
22 K.R.M.T. Hario Woerjaningrat 52 R.A.A Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
23 Ki Bagoes Hadikoesoemo 53 R.A.A. Wiranatakoesoemah
24 Ki Hadjar Dewantara 54 R. Abdoelrahim Pratalykrama
25 Lim Koen Hian 55 R.M. Margono Djojohadikoesoemo
26 Mas Aris 56 R.M.T. Ario Soerjo
27 Mas Soetardjo Kartohadiekoesoemo 57 R. Otto Iskandardinata
28 Mr. A.A. Maramis 58 R. Roeslan Wongsokoesoemo
29 Mpt. Dr. R. Koesomaatmadja 59 R. Soedirman
30 Mr. J. Latuharhary 60 R. Soekardjo Wirjopranoto

Sumber : Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Lintasan Sejarah, 2014, hal. 61-
62
PIDATO SOEKARNO 1 JUNI 1945

PANCASILA TRISILA EKASILA


PANITIA DELAPAN
PANITIA SEMBILAN
PIAGAM JAKARTA 22 JUNI 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya , Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
SUSUNAN PENGURUS
PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI )
• Ketua : Soekarno
• Wakil Ketua : Moh. Hatta

NO ANGGOTA
1 Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
2 Ki Bagoes Hadikoesoema
3 R. Otto Iskandardinata
4 Pangeran Soerjohamidjojo
5 B.P.H. Poeroebojo
6 M. Soetardjo Kartohadikoesoemo
7 Prof. Dr. Mr. Soepomo
8 Abdul Kadir
9 Dr. Yap Tjwan Bing
10 Dr. Mohammad Amir
11 Mr. Abdul Abas
12 Dr. Ratulangi.
13 Andi Pangeran
14 Mr. J. Latuharhary
15 Mr. Pudja
16 A.H. Hamidan
17 R.P. Soeroso
18 K.H. A. Wachid Hasjim
19 Mr. Mohammad Hassan
20 Wiranatakoesoemah (ditambahkan Soekarno)
21 Ki Hadjar Dewantara (ditambahkan Soekarno)
22 Mr. Kasman Singodimedjo (ditambahkan Soekarno)
23 Sajuti Melik (ditambahkan Soekarno)
24 Mr. Iwa Koesoema Soemantri (ditambahkan Soekarno)
25 Mr. Achmad Soebardjo (ditambahkan Soekarno)

Sumber : Mahkamah Konstitusi, Buku I Naskah Komprehensif Perubahan UUD


NRI Tahun 1945, hal. 31-35
2. Hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945
lanjutannya
• Menurut Kaelan (2000; 90-91) Hubungan
Pancasila dengan dengan Pembukaan UUD
1945 terdiri dari dua hubungan yaitu :
A.Hubungan Bersifat Formal
B.Hubungan Bersifat Material
A. Hubungan Bersifat Formal
• Pancasila memiliki 2 pokok kaidah negara
yang bersifat Fundamental Yaitu :
a. Sebagai Dasar, karena pembukaannya
merupakan sumber faktor-faktor mutlak bagi
adanya tertib di Indonesia.
b.Sebagai sumber hukum tertib tertinggi Di
Indonesia.
B. Hubungan Bersifat Material
• menunjuk pada materi pokok atau isi
Pembukaan yang tidak lain adalah Pancasila.
Oleh karena kandungan material Pembukaan
UUD NRI tahun 1945 yang demikian itulah
maka Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat
disebut sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental, sebagaimana dinyatakan oleh
Notonagoro (tt.: 40), esensi atau inti sari
Pokok Kaidah Negara yang Fundamental
secara material tidak lain adalah Pancasila.
17
PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945
(Disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI)

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebagsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

NASKAH PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945 TERSEBUT


MERUPAKAN KESEPAKATAN FINAL, SAH DAN MENGIKAT SELURUH RAKYAT DAN BANGSA
INDONESIA. SEJAK DISAHKAN TANGGAL 18 AGUSTUS 1945, PANCASILA RESMI MENJADI DASAR
NEGARA
PRINSIP-PRINSIP DALAM PEMBUKAAN (PREAMBULE)
18
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Pengakuan
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
Kemerdekaan dan
oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
HAM sebagai Hak
karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Universal Segala
Bangsa

Penegasan Tentang Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah


Perjuangan kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
Pergerakan mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Pengakuan Terhadap Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
Eksistensi Bangsa Indonesia
sebagai Negara yang ber oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
Tuhan maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

1. Hakikat Tujuan Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
Negara; melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
2. Cara Mencapai memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
Tujuan Negara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
Melalui Hukum maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Dasar dan Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
Kedaulatan berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
Rakyat; adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
3. Prinsip Dasar
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penyelenggaraan
Negara.
INTISARI NILAI-NILAI 19
YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA

SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA


20
SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
21

SILA PERSATUAN INDONESIA


22
SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
23

SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


C. Penjabaran Pancasila dalam Batang
Tubuh UUD 1945
Sesuai dengan Penjelasan UUD NRI tahun
1945,Pembukaan mengandung empat pokok
pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam
batang tubuh. Keempat pokok pikiran tersebut
adalah sebagai berikut :
1)Pokok Pikiran Pertama “Persatuan”
2)Pokok Pikiran Kedua “Keadilan Sosial”
3)Pokok Pikiran Ketiga “Kedaulatan Rakyat”
4)Pokok Pikiran Keempat “Ketuhanan Yang
Maha Esa”
Contoh Penjabaran Pancasila ke dalam Batang
Tubuh melalui Pasal-Pasal UUD NKRI Tahun
1945
• Sistem Pemerintahan Negara dan Kelembagaan
Negara
a. Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah Negara
Hukum.
b. Pasal 3
Ayat (1) : MPR Berwenang Mengubah dan
Menetapkan UUD
Ayat (2) : MPR Melantik Presiden/Wapres
Ayat (3) : MPR dapat memberentikan
Presiden/Wapres dalam masa jabatan menurut
UUD
Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi
warga negara, agama, pertahanan negara,pendidikan, dan
kesejahteraan sosial.
• Pasal 26 Ayat (2) : Hubungan antara negara dan
penduduknya yang meliputi warga negara,
agama, pertahanan negara,pendidikan, dan
kesejahteraan sosial.
• Pasal 27 Ayat (3) : Ayat (3): Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
• Pasal 29 Ayat (2) : Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Lanjutan
• Pasal 31 Ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya;
• Ayat (3) : Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
• Pasal 33 Ayat (1) : Perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
• Pasal 34 Ayat (2) : Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
D. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan
Negara Dalam Bidang Politik, Ekonomi,Sosial Budaya Dan
Hankam
ASPEK POLITIK

warga negara ialah


orang-orang bangsa Penduduk ialah warga
Indonesia asli dan negara Indonesia dan
orang-orang bangsa
lain yang disahkan
WARGA NEGARA orang asing yang
dengan undang- DAN PENDUDUK bertempat tinggal di
undang sebagai warga Indonesia
negara [Pasal 26 (2)**]
[Pasal 26 (1)]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan


dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
ASPEK EKONOMI
Bumi dan air dan kekayaan alam
Cabang-cabang produksi yang
yang terkandung di dalamnya
penting bagi negara dan
dikuasai oleh negara dan
menguasai hajat hidup orang
dipergunakan untuk sebesar-besar
banyak dikuasai oleh negara
kemakmuran rakyat
[Pasal 33 (2)]
[Pasal 33 (3)]

diselenggarakan berdasar atas


Tiap-tiap warga demokrasi ekonomi dengan prinsip
negara berhak kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
disusun sebagai usaha bersama
atas pekerjaan berkelanjutan, berwawasan
berdasar atas asas kekeluargaan
lingkungan, kemandirian, serta
[Pasal 33 (1)] dan penghidupan
dengan menjaga keseimbangan
yang layak bagi
kemajuan dan kesatuan ekonomi
kemanusiaan nasional [Pasal 33 (4)****]
[Pasal 27 (2)]

Negara bertanggung jawab atas


Fakir miskin dan anak-anak penyediaan fasilitas pelayanan
yang terlantar dipelihara oleh kesehatan dan fasilitas
negara Negara mengembangkan sistem jaminan sosial pelayanan umum
[Pasal 34 (1)****] bagi seluruh rakyat dan memberdayakan yang layak
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai [Pasal 34 (3)****]
dengan martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (2)****]
ASPEK
SOSIAL BUDAYA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
[Pasal 29 (1)]

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk


memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
[Pasal 29 (2)]
ASPEK SOSIAL BUDAYA

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem


pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang [Pasal 31 (3)****]

Setiap warga negara wajib Negara memprioritaskan anggaran


mengikuti pendidikan dasar pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
dan pemerintah wajib APBN dan APBD untuk memenuhi
membiayainya kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
[Pasal 31 (2)****] nasional [Pasal 31 (4)****]
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
Setiap warga dan teknologi dengan menjunjung tinggi
negara berhak nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
mendapatkan pendidikan untuk kemajuan peradaban serta
[Pasal 31 (1)****] kesejahteraan umat manusia
[Pasal 31 (5)****]

Negara memajukan kebudayaan nasional


Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam Negara menghormati dan memelihara bahasa
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai daerah sebagai kekayaan budaya nasional
budayanya
[Pasal 32 (1)****] [Pasal 32 (2)****]
ASPEK
PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Pertahanan dan
Keamanan Negara Usaha pertahanan dan
keamanan negara
Tiap-tiap warga negara dilaksanakan melalui sistem
berhak dan wajib ikut serta
TNI (AD, AL, AU) POLRI pertahanan dan keamanan
dalam usaha pertahanan rakyat semesta oleh TNI dan
dan keamanan negara sebagai alat negara sebagai alat negara POLRI, sebagai kekuatan
[Pasal 30 (1)**] bertugas yang menjaga utama, dan rakyat, sebagai
mempertahankan, keamanan dan kekuatan pendukung
ketertiban masyarakat
melindungi, dan bertugas melindungi,
[Pasal 30 (2)**]
memelihara keutuhan mengayomi, melayani
dan kedaulatan negara masyarakat, serta
[Pasal 30 (3)**] menegakkan hukum
[Pasal 30 (4)**]

Setiap warga negara


berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya Susunan dan kedudukan TNI, POLRI,
pembelaan negara hubungan kewenangan TNI dan POLRI,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara
[Pasal 27 (3)**]
dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang
[Pasal 30 (5)**]

Anda mungkin juga menyukai