Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI

DASAR CIVIL RELIGION


Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi
Guru Besar Sosiologi
IAIN Sunan Ampel
AGAMA SIPIL
• Agama sipil semula diungkapkan oleh ahli
Perancis bernama J.J. Rousseau melalui
konsep ‘kontrak sosial’. Di dalamnya
terdapat agenda pencerahan yang
meninggikan logika. Yang terpenting
adalah logika untuk melibatkan rakyat di
dalam sistem kenegaraan.
KEKUASAAN TERBATAS
• Locke dikenal sebagai tokoh pemikir politik Inggris yang
sangat berpengaruh. Beliau juga dikenal sebagai tokoh
yang sangat kritis terhadap kekuasaan negara yang
mutlak. Hal ini terutama disebabkan karena sistem
kenegaraan pada masa beliau masih menganut sistem
kerajaan. Konsep kedaulatan rakyat merupakan buah
pemikirannya yang ia tuangkan untuk menghindari
penyalahgunaan kekuasaan negara absolut dan
dominan tanpa ada kekuatan lain sebagai penyeimbang.
Locke juga dikenal sebagai peletak dasar sistem
demokrasi dengan menggagas kontrak sosial sebagai
sebuah pola untuk memberikan legitimasi pada negara
berdasarkan hukum alam (konsep alamiah).
NEGARA SEBAGAI
KESEPAKATAN
• Menurut Locke, sebuah negara dibangun atas
dasar kesepakatan antara pemerintah sebagai
pemegang kekuasaan dan rakyat sebagai
pemegang kedaulatan. Hal ini menjadi pijakan
dasar dari teori kontrak sosial. Hal ini juga
dicatat oleh Sabine (1992;181) “kekuasaan
demikian hanya dapat timbul dengan
persetujuan, dan meskipun hanya dapat timbul
dengan persetujuan, dan meskipun ini hanya
dapat diberikan secara diam-diam, ia harus
merupakan persetujuan dari tiap individu untuk
dirinya sendiri.”
PEMISAHAN KEKUASAAN
• Deskripsi Locke tentang perjanjian sosial
(kontrak sosial) menjadi landasan yang prinsipil
dan filosofis dalam melihat proses pembentukan
sebuah negara. Locke bahkan menegaskan
tentang pentingnya memisahkan aspek legislatif
(pembuat undang-undang dan hukum) dan
aspek eksekutif dan yudikatif (pelaksanaan
undang-undang dan hukum) dalam sebuah
sistem politik . Kedua aspek ini tidak boleh
dipegang oleh satu tangan agar
penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan
• Sebagai negara yang menggunakan pilar
agama sebagai landasan perjuangan dan
cita-cita bangsa sebagaimana tertuang di
dalam pembukaan UUD 45 (Atas Berkat
Rakhmat Allah Yang Maha Kuasa),
meletakkan kehidupan agama diatur oleh
negara
AGAMA SUBSTANSIAL
• keyakinan agama merupakan ruh bagi
setiap bangsa Indonesia dalam
membangun bangsa dan negara ini. Lalu
civil religion berkembang seiring dengan
keinginan sekelompok masyarakat yang
memposisikan agama di tengah
perubahan sosial, dengan mengadopsi
konsep civil religion bangsa Amerika, yaitu
agama dalam masyarakat modern adalah
sebagai sandaran transendental.
TUHAN DALAM CIVIL RELIGION
• Tuhan dalam civil religion mengajarkan
bahwa kesadaran diri dan rumusan cita-
cita manusia harus diperoleh dengan cara
yang beradab, inklusif, dan pluralis, bukan
komunal, sektarian dan eksklusif. Politik
dan kekuasaan dalam civil religion berada
posisi yang harus terberi nilai dan
semangat agama, bukan sebaliknya,
mengatur dan memaksa agama terbekam
mengikuti alurnya.
SEMUA DALAM KORIDOR
AGAMA
• pilar utama dalam kehidupan beragama
yang majemuk yang harus selalu dijaga
dan dijunjung tinggi adalah, ”setiap agama
telah memiliki batas-batas koridor masing-
masing, sehingga apabila dalam
perkembangannya setiap agama yang
keluar dari koridor itu, akan membawa
keresahan dalam masyarakat agamanya,
dan untuk itulah pemerintah bertugas
menata dan menyeimbangkan kembali”.
REVITALISASI PANCASILA
• Revitalisasi Pancasila Sebagai civil religion
memang menjadi keniscayaan. Agama formal
dalam berbagai namanya (Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu) tentu tidak
berkebaratan untuk menjadikan Pancasia
sebagai agama sipil, dalam pengertian menjadi
perekat dari semua elemen bangsa. Untuk itu
perlunya “agama umum” sebagai dasar integrasi
bangsa, yaitu suatu “agama rakyat” yang
sifatnya umum dan terbuka, yang kelak
dinamakan “agama sipil.”
• Robert N. Bellah, agama sipil disistematisasi secara
bertahap, sehingga dengan mempelajari elemen-
elemenya berdasarkan sumpah Presiden dan sejarah
bangsa Amerika dan hari-hari besar bangsa tersebut,
yang akhirnya menjadi dimensi agama dalam kehidupan
politik negara Amerika. Berdasarkan uraian Bellah, maka
agama sipil menjadi universal dan hadir dalam banyak
bentuk di seluruh dunia. Menurutnya, bahwa terdapat
lima rukun agama sipil, yaitu: adanya kepercayaan
terhadap Tuhan, adanya kepercayaan tentang hari akhir,
adanya takdir baik dan buruk, berbuat baik dan
persaudaraan.
• Robert N. Bellah, agama sipil disistematisasi secara
bertahap, sehingga dengan mempelajari elemen-
elemenya berdasarkan sumpah Presiden dan sejarah
bangsa Amerika dan hari-hari besar bangsa tersebut,
yang akhirnya menjadi dimensi agama dalam kehidupan
politik negara Amerika. Berdasarkan uraian Bellah, maka
agama sipil menjadi universal dan hadir dalam banyak
bentuk di seluruh dunia. Menurutnya, bahwa terdapat
lima rukun agama sipil, yaitu: adanya kepercayaan
terhadap Tuhan, adanya kepercayaan tentang hari akhir,
adanya takdir baik dan buruk, berbuat baik dan
persaudaraan.
PROBLEM UTAMA
• Hanya saja problemnya bahwa cita dan idealitas yang
demikian baik terkadang tereduksi oleh tindakan para
pelaku, baik rakyat maupun elitnya. Pengalaman Orde
Baru yang sesungguhnya memiliki ambisi yang sangat
baik untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman
dalam seluruh tindakan masyarakat Indonesia ternyata
dikalahkan oleh berbagai masalah seperti korupsi, kolusi
dan nepotisme. Pengalaman sejarah ini tentu harus
disikapi secara arif dan bijaksana agar usaha untuk
melakukan revitalisasi pancasila di dalam kehidupan
masyarakat tidak mengalami reduksi makna.
SOLUSI
• Jadikan agama sebagai roh kehidupan
• Pahami multikulturalitas dan pluralitas
sebagai keniscayaan
• Lakukan tidak hanya co-eksistensi tetapi
pro-eksistensi
• Jadikan Pancasila sebagai pemersatu
bangsa
• Jangan ulangi kesalahan masa lalu
• Tatap masa depan dengan optimisme
AKHIRNYA
• WASSALAMU ALAIKUM WR.WB.
• SELAMAT BEKERJA DAN BERJUANG

Anda mungkin juga menyukai