Anda di halaman 1dari 44

PULVIS & PULVERES

DEFINISI
SEDIAAN SERBUK
# Umum : Campuran homogen 2 atau lebih bahan obat
yang dihaluskan

# Farmakope Indonesia Edisi IV :


Sediaan Serbuk adalah “campuran kering bahan obat atau
zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian
dalam (oral) atau untuk pemakaian luar (topikal).

# Kimia Farmasi : Partikel zat padat yang telah halus


melalui proses pengecilan ukuran partikel
dari suatu bahan kering. Mempunyai
ukuran partikel antara 0,1 m - 10.000 nm
Kelebihan Bentuk
Sediaan Serbuk
1. Kombinasi bahan obat bervariasi sesuai
kebutuhan pasien.
2. Dosis lebih tepat sesuai keadaan pasien
3. Lebih stabil secara kimia dibanding bentuk
sediaan cair.
4. Ukuran partikel kecil  disolusi dalam cairan
tubuh lebih cepat dibanding kapsul, pil dan tablet.
5. Serbuk dengan dosis/volume besar lebih mudah
diminum oleh pasien.
Kekurangan Bentuk
Sediaan Serbuk
1. Kurang baik untuk bahan obat yang
mudah rusak/terurai dengan adanya
kelembaban/kontak dengan udara.
2. Obat yang pahit, menyebabkan muntah,
korosif  sulit diatasi
3. Perlu waktu peracikan relatif lama
Syarat/Karakteristik
Sediaan Serbuk
1. Homogen  setiap bagian campuran serbuk harus
mengandung bahan-bahan yang sama
dan dalam perbadingan yang sama pula.

Faktor Yang Mempengaruhi :


a. Ukuran partikel
- perbedaan ukuran besar  campuran berlapis 
sebelum dicampur harus dibuat sama dulu.
R/ Vitamin C ---> serbuk halus
Sacch. Album ---> kristal
b. Densitas/BJ
- perbedaan besar --> campuran berlapis
- atasi dengan mixing tumbler/poedermengdoos
Syarat/Karakteristik
Sediaan Serbuk
2. Kering ---> tidak boleh menggumpal atau
mengandung air, karena mengandung bahan yang
higroskopis, efloresen, deliquesen ataupun
campuran eutektik.

3. Derajat kehalusan tertentu


Bila ukuran partikel serbuk sangat halus, maka:
- serbuk lebih homogen
- disolusi makin cepat sehingga kadar obat dalam
darah yang tinggi cepat dicapai
- dengan permukaan yang luas  memberi daya
adsorpsi yang besar  penting untuk serbuk
antasida, antidiare dan antidotum.
Derajat halus serbuk
Farmakope Indonesia menyatakan derajat halus serbuk
dengan satu atau dua nomor dari pengayak yang
digunakan.
Nomor pengayak  menunjukkan jumlah lubang tiap
2,54 cm dihitung searah panjang kawat.
Satu nomor : semua serbuk dapat melewati pengayak
pada nomor tersebut (No. 85)
Dua nomor : semua serbuk dapat melewati pengayak
dengan nomor terendah dan tidak lebih
dari 40% melewati pengayak dengan nomor
tertinggi (No. 44/85)

7
Cek buku syamsuni
 Serbuk sangat kasar = 5/8
 Serbuk kasar = 10/40
 Serbuk agak kasar = 22/60
 Serbuk agak halus = 44/85
 Serbuk halus = 85
 Serbuk sangat halus = 120
 Serbuk sangat halus =200/300

8
JENIS-JENSI SEDIAN
SERBUK
1. Serbuk tidak terbagi / pulvis
- dosis ganda  jumlah besar  ditakar
sendiri oleh pasien
- obat dalam : - serbuk antasida
- serbuk effervescent
- obat luar : - serbuk tabur
- serbuk gigi
2. Serbuk terbagi /pulveres /chartulae
- dosis tunggal  dibungkus
- serbuk kering untuk injeksi
- sirup kering
Jenis-Jenis Serbuk
Tidak Terbagi
1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur)
- serbuk ringan
- penggunaan topikal
- wadah khusus (berlubang diatas)
- melewati ayakan 100 mesh (halus halus)
- bebas dari mikroorganisme spt Closteridium tetani,
C.welchii, Bachilus anthracis (terutama bahan talk,
kaolin dan bahan mineral) → steril kering
- tidak boleh untku luka terbuka

10
Jenis-Jenis Serbuk
Tidak Terbagi
2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi)
- mengandung karmin (dilarutkan dlm etanol 90%)
3.Pulvis sternutatorius (serbuk bersin)
- partikel halus sekali
- dihisap melalui hidung
4. Pulvis effervescent
- serbuk biasa yang pemakaiannya dengan dilarutkan
dalam air dingin/hangat dan mengeluarkan gas CO2
→ larutan jernih
 campuran asam-basa
 rasa segar
 untuk pengobatan, dll

11
FORMULA UMUM SEDIAAN
SERBUK
R/ Bahan obat utama(Remidium cardinale)
Bahan obat pendukung (Remidium Adjuvants/Corrigens)
m.f l.a. pulv. ………

Bahan Obat Utama :


1. Padat : asetosal, parasetamol, dll.
2. Setengah padat : ekstrak kental, adeps lanae
3. Cair : tingtur, ekstrak cair

Bahan Obat Pendukung  ditambahkan untuk :


- memeperkuat efek bahan obat utama
- menambah bobot/volume sediaan
- memperbaiki rasa
Misal : talk, saccharum lactis, glukosa, sakarin
Tahapan Pembuatan
Sediaan Serbuk Terbagi
A. Memperkecil ukuran partikel :
- penggerusan
- penggilingan
- pulverization by intervention

B. Pencampuran :
- cara spatulasi
- cara penggerusan
- pengayakan
- penggulingan
Tahapan Pembuatan
Sediaan Serbuk Terbagi
C. Membagi serbuk :
- penimbangan
- blocking and dividing
- visual
- pengukuran

D. Membungkus
Cara Memperkecil
Ukuran Partikel
Ada 3 cara:
1. Penggerusan /trituration
 menggerus bahan dalam mortir dengan stamper 
penekanan
 pengadukan  pencampuran agar homogen
2. Penggilingan / levigation
 dengan. pertolongan bahan kedua (cairan yang tidak
mudah menguap & tidak melarutkan bahan tersebut)
 digiling dalam mortir sampai konsistensi kental
 jarang digunakan dalam pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin sama banyak  gerus kuat
Cara Memperkecil
Ukuran Partikel
Ada 3 cara:
3. Pulverization by intervention
 proses memperkecil ukuran partikel dengan pertolong-
an bahan kedua/pelarut yang mudah dipisahkan
setelah proses berakhir.
pelarut : pelarut organik yang mudah menguap
- alkohol, eter, aseton.
 bahan obat : kamfer, mentol, as. salisilat,
naftol, as. benzoat.
 cara penghalusan :
bhn. obat + pelarut ad tepat larut  + bhn.
padat inert  aduk ad kering & homogen.
Cara Pencampuran
Bahan-Bahan
A. Spatulasi
 Untuk bahan jumlah kecil dan halus
Cara : dicampur di atas kertas/papan pil dengan
pertolongan sudip/spatel
 Kerugian :
- Homogenitas kurang terjamin  tidak cocok
untuk : - serbuk jumlah besar
- bahan obat yang poten
Cara Pencampuran
Bahan-Bahan
B. Penggerusan
 Bahan digerus dalam mortir  mendapatkan :
- ukuran partikel yg. Kecil
- campuran yg. homogen
Cara : mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi
sedikit  dimulai dari bahan obat yang jumlahnya
sedikit.
 Geometric dilution method :
- bahan obat (a) + bahnn pengisi (a)  gerus homogen (2a)
- (2a) + bahan pengisi (2a)  gerus homogen (4a) dst
 Untuk.melihat homogenitas  dapat ditambah zat warna
Cara Pencampuran
Bahan-Bahan
C. Pengayakan
 untuk bahan yang ringan & mudah mengalir
Cara : bahan ditaruh di ayakan  diayak

D. Penggulingan/tumbling
 untuk bahan yang ringan, tidak boleh ditekan
dan mempunyai perbedaan BJ besar
Cara : serbuk diguling-gulingkan dalam wadah
tertutup rapat  pencampuran serbuk dengan
tekanan minimum  tidak terjadi pengecilan
ukuran partikel.
Proses Pencampuran
Bahan Obat
1. Lumpang dilapisi dengan sedikit bahan
tambahan.
2. Dimulai dengan menambahkan obat yang
jumlahnya sedikit.
3. Bahan obat yang berwarna dicampur diantara
dua lapisan zat netral.
4. Bahan obat yang kasar dihaluskan terlebih
dahulu.
5. Bahan obat yang berbobot ringan dan mudah
menguap dimasukkan terakhir.
Proses Pencampuran
Bahan Obat
Bahan padat
1. Halus sekali
a. berkhasiat keras :
- jumlah banyak, dilapisi zat tambahan
- jumlah sedikit  pengenceran
b. tidak berkhasiat keras
- ZnO  diayak terlebih dahulu
Proses Pencampuran
Bahan Obat
Hablur/kristal
- kamfer, mentol; ditetesi etanol 95%; mudah mengkristal
- asam salisilat; ringan, mudah beterbangan
→ tetesi etanol tambahkan zat tambahan
- as.benzoat, naftol, salol, timol,; campuran mudah
mencair ;≈ as.salisilat
- garam-garam yg mengandung air kristal (NaCO3,
Fe(2)SO4, AlSO4, dll; diambil bentuk keringnya
(eksikatus)

22
Proses Pencampuran
Bahan Obat
Bahan setengah padat
- jumlah banyak → bahan dilebur terlebih dulu
- jumlah sedikit → tetesi aseton, eter
contoh : adepslanae, cera, paraffin padat, vaselin

Bahan Cair
- minyak atsiri; diteteskan terakhir
- kalii arsenitis solutio; diuapkan sampai kering, tambahkan zat
tambahan
- sol.formalida (formalin); diganti dengan bentuk padatnya
(paraformaldehid) jumlah ≈kadar formalin tersedia
- tingtur; menguap dan tidak menguap
- ekstrak; kering → seperti bahan padat lain
kental →etanol 70%/90% dalam lumpang panas
cair → dikerjakan seperti tingtur

23
Cara Membagi Serbuk
Ke Perkamen
Ada 4 cara : 1. Penimbangan
2. Blocking and dividing
3. Visual
4. Pengukuran

 umum digunakan : cara visual


Kecuali : Dosis TM > 80-100% dan resep mengandung
narkotika  harus ditimbang satu per satu

# Cara Visual :
- Sekali membagi maksimal 10-20 bagian
- Misal 10 bagian  dibagi 2 sama banyak di atas timbangan
 masing-masing untuk 5 bungkus dibagi secara visual
Proses Pembagian Serbuk
1. Pembagian secara visual (jumlah maksimal 10
bungkus)
2. Jumlah lebih dari 10 bungkus; dibagi melalui
penimbangan beberapa bagian sehingga bisa
dibuat maksimal untuk 10 bungkus, dan jika
jumlahnya ganjil ditentukan berat ratanya dan
timbang jumlah bungkus secukupnya lalu sisanya
dibagi.
3. Pemakaian dengan DM>80% harus ditimbang
satu per satu, hasil akhir ditimbang sebagai
berat rata-rata dan timbang satu persatu.
Membagi Serbuk Secara Visual
Cara Membungkus Serbuk
Umumnya dengan kertas perkamen, bisa juga
dengan kertas berlilin, kertas perak, dll.
 kertas pembungkus harus mudah dilipat &
tidak menghisap air.

Menggunakan sealing puyer


 Serbuk dibagi diatas suatu alat seperti jari
(biasanya terdiri dari 6 jari) untuk kemudian
dituangkan kedalam kertas puyer (handbon).
CONTOH SOAL:
Diminta membuat 10 bungkus puyer,
masing2 dengan dosis seperti tertulis
dr. Saraswati Paramita,SpA.
SID 99.001/ID/III/99 dalam resep (dtd). Jika setiap bungkus
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya puyer dibuat 300 mg beratnya, maka:
30/04/12
Surabaya, …………
10 x 0,150 = 1,500 g
R/ Parasetamol 0,250
10 x 0,010 = 0,100 g
Luminal 0,005
10 x 0,300 – 1,600 = 1,400 g
m.f. pulv. dtd No X
S 3 d d pulv I (prn)

Pro : ..………………………… Umur : ……..


Anggita 4 th
Alamat : ……………………………………....
dr. Saraswati Paramita,SpA.
SID 99.001/ID/III/99 Cara peracikan:
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya

Surabaya, ………… 30/04/12 1. Timbang 100 mg Luminal  gerus ad


halus + karmin qs  aduk ad
R/ Parasetamol 0,150 homogen
Luminal 0,010 2. Timbang glucose 1,4 g  gerus ad
Glucose q.s.
m.f.l.a. pulv. dtd No X
halus.
S 3 d d pulv I (prn) 3. (1) + (2) secara geometric dilution 
aduk ad homogen.
4. Timbang parasetamol 1,5 g  gerus ad
halus.
5. (3) + (4)  aduk ad homogen.
6. (5) dibagi 2 aa dengan timbangan 
masing2 dibagi 5 secara visual 
dibungkus  masuk wadah, beri
Anggita
Pro : ..………………………… 4 th
Umur : ……..
Alamat : …………………………………….... etiket putih dan label NI.
Jenis Bahan Obat
1. Bahan Obat Padat
a. Bahan obat berkhasiat keras/jumlah kecil
b. Serbuk menjadi basah
1. Bahan Higroskopis dan delikuesen
2. Bahan Eflorescen
3. Campuran eutektik
c. Tablet dalam sediaan serbuk
d. Kapsul dalam sediaa serbuk
2. Bahan obat semisolid
3. Bahan obat cair
a. Tingtura c. Sari kental
b. Sari cair d. Cairan non alkoholis
Bahan Obat Padat
1. A. Berkhasiat Keras/jumlah kecil
- Homogenitas  dengan menambahkan zat warna
- Berat < 50 mg  pengenceran
10 bungkus:
Mis. : R/ Atropin SO4 0,75 mg -> 7,5mg < 50mg
S.L. q.s.
m.f. pulv. d.t.d. No. X
Cara: 1. Timbang Atropin SO4 50mg
2. Timbang SL & zat warna q.s. ad 500 mg
3. (1) + (2) (geometric dilution)  gerus ad homogen
4. (3) timbang yang diperlukan (=75 mg)
Bahan Obat Padat
1. B. Serbuk menjadi basah
# Bahan obat Higroskopis dan Delikuesen
- serbuk menjadi lengket/pasta
- misal : NH4Br, NH4Cl, NH4I, NaBr, NaI,
ephedrin, dll.
- Mengatasi :
# digerus dalam mortir kering & hangat
# ditambah absorben : MgO, MgCO3
# bungkus yang baik & rapat
- Bahan delikuesen sebaiknya tidak dibuat
sediaan serbuk
Bahan Obat Padat
# Bahan obat bersifat efloresen
 bila diserbuk  melepaskan air kristal 
serbuk lembab
Misal : asam sitrat, FeSO4
Mengatasi :
1. Diganti bentuk anhidrus  dengan jumlah
sesuai
2. Panaskan pada temperatur tertentu ad berat
konstan
Bahan Obat Padat
# Campuran eutektik
 serbuk menjadi basah
Misal : kamfer dengan mentol (53-74% mentol)
Mengatasi :
1. Ditambah adsorben : amilum, MgCO3, MgO
 masing-masing bahan dicampur dulu dengan
absorben
2. Diberikan terpisah
3. Campuran eutektik yang mencair  khasiat
tidak berubah  biarkan mencair kemudian
ditambahkan adsorben
Bahan Obat Padat
1. C. Tablet dalam sediaan serbuk
1. Tablet digerus  campur dengan bahan lain
2. Jumlah tablet dalam pecahan (misal 4,5 tablet)
 ditimbang 5 tablet  digerus halus  di-
timbang lagi seberat 4,5/5 X berat 5 tablet.

Contoh : 10 bungkus :
R/ Pehachlor tab. 3/4 7,5 tablet
Panadol tab. 1/2 5 tablet
m.f. pulv. d.t.d. no. X
Bahan Obat Padat
1.D. Kapsul dalam sediaan serbuk
1. Jumlah kapsul bulat  keluarkan isinya  digerus
halus  dicampur dengan bahan obat lainnya
2. Jumlah kapsul pecahan (misal 5,8 kapsul)  ambil
6 kapsul  timbang seluruh isinya  gerus
homogen  timbang 5,8/6 X berat isi 6 kapsul

Contoh : 12 bungkus
R/ Amoxycillin mg 200 2400 mg
S.L. q.s.
m.f. pulv. d.t.d. No. XII
Bahan Obat Padat
2. Bahan obat setengah padat dalam sediaan serbuk
- Ekstrak kental :
 larutkan dalam pelarut organik yang sesuai di mortir
hangat + bahan pengering yang inert
- Ekstrak Belladonae & Ekstrak Hyosciami + alkohol 70 %
 Ekstr. Cannabis indicae + alkohol 90 %
- Adeps lanae & vaselin :
* Jumlah kecil  larutkan dalam pelarut organik yang
sesuai + bahan pengering yang inert
* Jumlah besar  dilebur di atas penangas air + bahan
pengering yang inert
Bahan Obat Padat
3. Bahan obat Cair dalam sediaan serbuk
a. Tingtura
1. Bahan berkhasiat tahan pemanasan, misal Tingtura Opii
- Jumlah kecil  langsung ditambahkan di mortir
hangat + bahan pengering
- Jumlah besar  diuapkan di atas tangas uap ad 1/3
bagian + bahan pengering
b. Ekstrak Cair
 sama dengan pengerjaan tingtura
 bila diketahui sisa keringnya  ganti dengan ekstrak
keringnya.
c. Ekstrak Kental
 Bahan obat dalam mortir hangat + pelarut yang
sesuai ad larut + bahnn pengering yang inert
Bahan Obat Padat
4. Minyak Atsiri dalam Elaeosacchara (gula-minyak)
- Campuran dari : 2 g Saccharum album +
1 tetes Minyak atsiri
- Mis. : Elaeosacchara Foeniculi
Elaeosacchara Citri
- Jika dalam serbuk ada bahan obat lain  minyak
atsirinya ditambahkan terakhir
- Jika jumlah Elaeosacchara tidak genap (misal 3 g)
 dibuat dulu sejumlah 4 g Elaeosacchara (4 g
gula + 2 tetes Minyak Atsiri)  ditimbang
sejumlah 3 g.
Jenis-Jenis Sediaan Pulvis
1. Serbuk Tabur/Pulvis adspersorius
- F.I. Edisi IV : Serbuk tabur adalah serbuk ringan
untuk penggunaan topikal
- Syarat khusus (Selain homogen, kering, derajat
kehalusan)
a. Bebas dari sifat fisis yang dapat menyebabkan
iritasi
b. Mudah mengalir, dapat tersebar merata, dapat
melekat pada kulit
c. Bila perlu mampu menyerap cairan
- Pemakaian : tidak boleh digunakan pada luka
terbuka
Serbuk Tabur/Pulvis
adspersorius
# Pengayakan :
- Serbuk tanpa lemak : ayakan No. 60
- Serbuk mgd. lemak : ayakan No. 44

# Cara Pembuatan :
- Sama spt. sediaan serbuk pada umumnya
- Penambahan miny. atsiri --> sbg. corrigen
--> ditambahkan setelah serbuk diayak
- Pengayakan : setelah bahan-bahan dicampur
semua --> serbuk tabur harus diayak

# Contoh serbuk tabur :


- Pulvis Acidi Salicylici cum Talco
- Bedak Purol
Jenis-Jenis Sediaan Pulvis
2. Serbuk Effervescent
- Sediaan padat untuk pemakaian dalam yang terdiri dari
campuran asam dan basa yang akan melepaskan gas
CO2 bila dilarutkan dalam air sebelum diminum.
- Tujuan :
1. Menutup rasa pahit/tidak enak (karena ada CO 2)
2. Gas CO2 mempercepat penyerapan, karena
merangsang cairan lambung+karminatif
3. Relatif lebih stabil daripada Potio effervescent
4. Efek psikologik

- Formula Umum :
R/ Asam
Basa
Jenis-Jenis Sediaan Pulvis
3. Serbuk Gigi
* Mengandung : - bahan penggosok
- deterjen/sabun
- flavor
* Macam bahan
- Penggosok/abrasive : CaCO3
- Penyabun : Sapo medicatus, Na-lauril SO4
- Pemanis : Saccharin Na
- Flavor : Ol. Menthae Piperitae
- Pewarna : Karmin
- Obat : NaF, ZnSO4, NaCl
Wadah Sediaan Serbuk
* Kuat
* Dapat melindungi serbuk dari :
- cahaya
- udara
- lembab
* Rapat --> dapat mencegah menguapnya bahan
* Sediaan mudah terambil
* Wadah bervariasi --> tergantung kebutuhan
* Contoh : doos serbuk, pot, botol mulut lebar

Anda mungkin juga menyukai