Anda di halaman 1dari 42

Blok 5

Bentuk sediaan
Serbuk
Serbuk

 Material yang dalam keadaan kering


terdiri dari partikel halus yang terpisah
 Suatu bentuk atau tipe sediaan farmasi
yang berupa serbuk obat yang ditujukan
untuk penggunaan dalam/internal, luar
dan serbuk untuk rekonstitusi (Parenteral)
SERBUK
 Serbuk (FI III) : campuran homogen dua atau lebih
obat yang diserbukkan.

 Serbuk (FI IV) : bahan atau campuran yang


homogen dari bahan-bahan yang diserbukkan dan
berada dalam keadaan relative kering.

 Syarat serbuk: halus, kering, homogen.

 Ada dua macam serbuk, yaitu :


 Pulveres : serbuk yang terbagi-bagi (dalam
bungkusan)
 Pulvis : serbuk yang tidak terbagi-bagi
Serbuk
 Serbuk dapat diubah jadi bentuk sediaan
lain (Syrup, suspensi, tablet, kapsul, salep,
dsb)
 Serbuk merupakan bentuk dasar suatu
sediaan farmasi.
Serbuk
 Keuntungan :
 Penyebaran obat lebih luas dan cepat(daripada
sediaan tablet atau kapsul)
 Lebih cepat diabsorpsi
 Dokter dapat bebas memilih obat-obat/kombinasi
obat dan dosis
 Cocok untuk anak-anak atau orang dewasa yang
tidak dapat menelan

 Kerugian :
 Tidak terlalu baik untuk obat yang mudah rusak
oleh udara/keadaan atmosfer/lembab
 Menimbulkan rasa tidak enak untuk obat yang
rasanya pahit
PULVIS
 Pulvis atau “serbuk-tidak terbagi” adalah
bahan atau campuran yang homogen dari
bahan-bahan yang diserbukkan dan berada
dalam keadaan relative kering.
 Pulvis dapat berupa suatu bentuk sediaan
obat, tetapi juga dapat merupakan bahan
dasar untuk dijadikan bentuk-bentuk sediaan
lain.
 Sediaan pulvis tidak umum diberikan untuk
obat-dalam, berhubung akan berpengaruh
terhadap takaran dosis jika ditentukan oleh
penderita sendiri.
PULVERES
 Pulveres umumnya digunakan untuk obat
dalam.
 Pulveres : serbuk bagi yang dibagi dalam bobot
yang lebih kurang sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum.
 Bahan pengemas misal kertas perkamen.
 Penulisan dalam resep :
 Jumlah obat tiap bungkus
 d.t.d. (da tales doses) = berikan menurut takaran
yang tertulis tiap satu bungkusannya
 Jumlah
obat seluruhnya dan banyaknya
bungkusan yang dibuat
PULVERES
Contoh :
 Antasida (NaBikarbonat, Omeprazole)
 Serbuk obat luar (Zink Basitrasin, Polimixin Sulfat,
tolnaftat)
 Suplemen (Efervescent)
 Obat minum (Oralit)
Resep Pulveres
Resep
PULVERES
Cara membagi serbuk :
 Dibagi dalam penglihatan
 Tiap kali membungkus paling banyak 10 bungkus
yang bersama-sama (berhubungan dengan
ketelitian dalam membungkus).
 Jika tiap bungkus mengandung obat keras >80% DM
(dosis maksimal) jumlah seluruhnya ditimbang, dibagi
menurut penglihatan, ditimbang satu per satu.

 Cara membungkus :
 Biasanya tiap bungkus berisi 0,5 gr (tidak
mengikat/mutlak), dan jika sulit dapat ditambahkan
bahan pengisi.
Derajat kehalusan PULVIS
 Derajat kehalusan serbuk ditentukan dengan
pengayak yang sesuai dengan Farmakope
Indonesia Edisi III.
 Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor
yang menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54
cm dihitung searah panjang kawat.
 Derajat halus serbuk dinyatakan dengan
nomor pengayak.
 Bertambah tinggi nomor pengayak, maka
bertambah halus serbuk yang dihasilkan.
Derajat kehalusan PULVIS
 Jika
derajat halus suatu serbuk dinyatakan
dengan satu nomor, dimaksudkan bahwa :
semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor tersebut, misal Zincum oxida (100).
 Jika
derajat halus suatu serbuk dinyatakan
dengan dua nomor dimaksudkan bahwa :
semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor terendah dan tidak lebih dari 40%
melalui pengayak dengan nomor tertinggi,
misal digitalis pulvis (22/60).
Contoh sediaan pulvis : bedak salisil.
Hal-hal yang harus diperhatikan
 Teknikpencampuran “doubling-up”. Yaitu
dimulai dengan bahan serbuk (A) yg
memiliki berat dan volume kecil (sedikit),
ditambahkan sejumlah yg sama dari
bahan B lalu digerus hingga tercampur
homogen. Selanjutnya tambahkan lagi B
dengan jumlah sama dg serbuk di dalam
lumpang, gerus homogen. Lakukan
sampai semua serbuk tercampur
homogen. Selanjutnya tambahkan bahan
lain (C, D atau E) sesuai metode diatas.
Hal-hal yang harus diperhatikan
 Untuk resep pulveres :
Cara menuliskan di resep ada 2:
1. Ditulis sejumlah bahan untuk dibuat dan
dibagi menjadi bbrp bungkus serbuk
Ditulis “misce fac pulverem, devide in
partes aequales No” atau bisa juga “m f
pulv No”
2. Ditulis jumlah bahan utk tiap bungkus dan
jumlah bungkus yg harus dibuat Ditulis:
“misce fac pulverem da tales doses No”
Hal-hal yang harus diperhatikan
R/
Pulvis Doveri 1,5
Natrii subcarbonas 3
Sacchari lactis aa
m f pulv div in p aeq No XV
sqddp

Berapakah yang ditimbang?


Hal-hal yang harus diperhatikan
R/
Pulvis Doveri 1,5
Natrii subcarbonas 3
Sacchari lactis aa
m f pulv div in p aeq No XV
sqddp
Berarti jumlah bahan dalam resep adalah
untuk 15 bungkus, diserahkan dalam
bentuk terbagi shg pulvis doveri
100mg/bks, Na sub 200mg/bks
Hal-hal yang harus diperhatikan
R/ Pulvis Doveri 0,1
Natrii subcarbonas 0,2
Sacchari lactis aa
m f pulv dtd No XV
sqddp

Berapakah yang harus ditimbang?


Hal-hal yang harus diperhatikan
R/ Pulvis Doveri 0,1
Natrii subcarbonas 0,2
Sacchari lactis aa
m f pulv dtd No XV
sqddp

Berarti komposisi tsb untuk tiap bungkus,


dibuat sebanyak 15 bks
Hal-hal yang harus diperhatikan
Packaging :
• Pulveres dibungkus dengan kertas
perkamen, lalu dimasukkan dalam kotak
karton
• Untuk pulveres yang mengandung minyak
atsiri, camphor atau zat yang higroskopis,
tetap dibungkus dg kertas perkamen, tapi
diserahkan dalam botol tertutup bermulut
lebar
• Berat tiap bungkus biasanya 500 mg
Hal-hal yang harus diperhatikan
Cara membagi serbuk :
• Bila jumlah pulveres < 10 bungkus maka
serbuk dibagi secara visual (tatap mata) •
Bila > 10 bungkus: dibagi dua dengan
timbangan (disetarakan) lalu baru dibagi
masing-masingnya
• Bila DM 1x dan 1 hari pakai > 80%: serbuk
dibagi dengan menimbang
perbungkusnya. Cr: timbang seluruh
serbuk, lalu bagi secara visual dan
ditimbang satu persatu
Hal-hal yang harus diperhatikan
Cara membagi serbuk :
- Obat keras dosis kecil : lumpang dialasi
dengan Saccarum Lactis sejumlah yang
sama dengan bahan obat. Lalu
tambahkan bhn obat dan digerus
homogen. Kadang untuk menjamin
homogenitas perlu ditambahkan pewarna
kontras.
- Obat dengan bahan yang mudah
menempel atau sulit dicuci (Quinini sulfas,
quinini HCl dan acidum
salicylicum)dicampur dengan cara diatas.
Ukuran ayakan
Ayakan serbuk
Ayakan serbuk
Ayakan serbuk
Derajad kehalusan serbuk
 USP : Very coarse, coarse, moderately
coarse, fine, very fine
 Very coarse/sangat kasar : Semua partikel
melewati ayakan no 6, tidak lebih dr 20%
melewati ayakan no 8.
 Coarse/kasar : Semua partikel melewati
ayakan no 20, tidak lebih dr 40% melewati
ayakan no 60.
 Moderately coarse/Agak kasar : Semua
partikel melewati ayakan no 40, tidak lebih
dr 40% melewati ayakan no 80.
Derajad kehalusan serbuk
 Moderately coarse/Agak kasar : Semua
partikel melewati ayakan no 40, tidak lebih
dr 40% melewati ayakan no 80.
 Halus/fine : Semua partikel melewati ayakan
no 60, tidak lebih dr 40% melewati ayakan
no 100.
 Very fine/Sangat halus : Semua partikel
melewati ayakan >no 80.

Ukuran granul umumnya rentang 4 – 12


Ukuran granul untuk tablet umumnya rentang
12 - 20
Ayakan serbuk
 USP : Very coarse, coarse, moderately
coarse, fine, very fine
 Very coarse/sangat kasar : Semua partikel
melewati ayakan no 8, tidak lebih dr 20%
melewati ayakan no 6.
 Coarse/kasar : Semua partikel melewati
ayakan no 20, tidak lebih dr 40% melewati
ayakan no 60.
Pengaruh Ukuran Partikel
 Kecepatan dissolusi (makin kecil makin
mudah terdisolusi, contoh nano partikel)
 Suspendibilitas (kemampuan terdispersi,
contoh dispersi halus dengan ukuran kurang
lebih 0,5-10 µm pada suspensi injeksi)
 Keseragaman campuran serbuk
 Penetrabilitas sediaan inhalasi untuk
dideposisi dalam saluran pernafasan (1 - 5
µm)
 Kehalusan sediaan (salep/krim)
Pengukuran partikel
 Sulit
dikarenakan sferisitas serbuk tidak
homogen.
 Penting dilakukan, terutama untuk bahan
baku atau granul krn akan berpengaruh
pada karakteristik obat jadi
Pengaruh Ukuran Partikel
 Kecepatan dissolusi (makin kecil makin
mudah terdisolusi, contoh nano partikel)
 Suspendibilitas (kemampuan terdispersi,
contoh dispersi halus dengan ukuran kurang
lebih 0,5-10 µm pada suspensi injeksi)
 Keseragaman campuran serbuk
 Penetrabilitas sediaan inhalasi untuk
dideposisi dalam saluran pernafasan (1 - 5
µm)
 Kehalusan sediaan (salep/krim)
Pengukuran partikel
 Pengukuran melalui pengayakan (Sieving)
 Pengukuran secara mikroskopi (0,2 – 100 µm)
 Pengukuran kecepatan sedimentasi
(Setling)memakai hukum stokes.
 Pengukuran dengan difraksi energi cahaya,
ukuran partikel diukur melalui reduksi cahaya
yang mengenai sensor.
 Pengukuran menggunakan laser halografi
Granul
 Dibuat untuk memperbaiki kompaktibilitas
dan sifat alir serbuk
 Dibuat dengan aglomerasi sehingga ukuran
partikelnya meningkat
Evaluasi karakteristik serbuk
- Luas permukaan spesifik
Ditentukan melalui adsorpsi dari suatu gas
pada permukaan padatan, yang dilakukan
pada suhu - 196º C.
- Ukuran Partikel
* Dengan mikroskop
> Jumlah partikel yang dihitung tidak kurang dari
200 partikel (sebaiknya 300 partikel)
> Menggunakan mikroskop terkalibrasi, yang
dilengkapi kamera dan alat untuk proyeksi/ukur
> Ukuran yang diambil adalah yang terbesar
Evaluasi karakteristik serbuk
Ukuran Nilai tengah Jmlh partikel ND
partikel (µm) dlm kelompok
diukur (µm) (N)
40 – 60 50 15 750
60,1 – 80 70 25 1750
80,1 – 100 90 95 8550
100,1 – 120 110 140 15400
120,1 - 140 130 80 10400
Jumlah : 355 36850

D rataan : jml ND/jml N = 36850/355 = 103,8 µm


Evaluasi karakteristik serbuk
* Dengan pengayakan
- Ayakan disusun 1 set vertikal, dgn posisi ayakan
terkasar ada di atas.
- Kemudian goyangkan secara mekanik (agitasi).
- Sejumlah tertentu serbuk diayak.
Evaluasi karakteristik serbuk
Ayakan Rataan Berat % tertahan % tertahan
bukaan tertahan (g) x rataan
(mm) bukaan
(mm)
20/40 0,630 15,5 14,3 9009
40/60 0,335 25,8 23,7 7939
60/80 0,214 48,3 44,4 9502
80/100 0,163 15,6 14,3 2330
100/120 0,137 3,5 3,3 0,452
Jumlah : 108,7 100 29232
D rataan : jml (%tertahan x rataan ayakan)/100
= 29232/100 = 292,32 mm
Evaluasi karakteristik serbuk
- Sudut istirahat/diam
- Digunakan untuk memperkirakan sifat aliran serbuk
- Membiarkan serbuk mengalir melalui corong dan jatuh
bebas. Tinggi dan diameter cone diukur dan sudut
istirahat dihitung menggunakan rumus :

- Tan θ = h/r
h = tinggi dari kone serbuk
r = jari-jari dari kone serbuk
Contoh : campuran serbuk membentuk cone dgn tinggi
3,3 cm; diameter = 9 cm. Sudut istirahat :
Tan θ = 3,3/4,5 = 0,73 = 36,25º
Makin tinggi sudut istirahat makin buruk sifat aliran
serbuk.(Baik : 25 – 40º) (Buruk : >45º).
Evaluasi karakteristik serbuk
- Sudut istirahat/diam
- Digunakan untuk memperkirakan sifat aliran serbuk
- Membiarkan serbuk mengalir melalui corong dan jatuh
bebas. Tinggi dan diameter cone diukur dan sudut
istirahat dihitung menggunakan rumus :

- Tan θ = h/r
h = tinggi dari kone serbuk
r = jari-jari dari kone serbuk
Contoh : campuran serbuk membentuk cone dgn tinggi
3,3 cm; diameter = 9 cm. Sudut istirahat :
Tan θ = 3,3/4,5 = 0,73 = 36,25º
Makin tinggi sudut istirahat makin buruk sifat aliran
serbuk.(Baik : 25 – 40º) (Buruk : >45º).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai