Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN HADITS ARBA’IN

(HADITS NO. 41-42)


RSUP SURAKARTA
ABDURRAHMAN AZZAM
HADITS NO. 41

ُ ‫ض َي هللا‬ ِ ‫اص َر‬ ِ ‫الع‬


َ ‫ن‬ِ ْ
‫ب‬ ‫و‬‫ر‬ِ ‫م‬
ْ ‫ع‬
َ ‫ن‬
ِ ‫ب‬ْ ِ ‫هللا‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ب‬ ‫ع‬
َ ‫د‬
ٍ ‫م‬
َّ ‫ح‬
َ ‫م‬ُ ‫ي‬ ِ ‫ب‬ ‫َأ‬ ‫َع ْن‬
َ‫ «الَيُْؤ ِم ُن َأ َح ُد ُك ْم َحتَّ ى يَ ُكون‬: ‫ول هللا ِ ﷺ‬ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫َع ْن ه َُم ا‬
ِ ‫ص ِح ْي ٌح ر ُِّويْنَ اهُ فِ ي ِكتَ اب‬ َ ‫ْث َح َس ٌن‬ٌ ‫ َح ِد ي‬.»‫ْئت بِ ِه‬ ُ ‫َه َواهُ تَبَعا ً لِ َما ِج‬
.ٍ ‫ص ِح ْي ح‬ َ ‫اد‬ ٍ َ‫ال ُح َّج ِة بِِإ ْس ن‬

Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu


‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya
mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan sahih, kami
meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).
Al-Ahzab : 36

ٗ‫ْص هّٰللا َ َو َرس ُْولَه‬


ِ ‫ع‬َّ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ۗ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ِ ‫ر‬
ِ ‫م‬
ْ َ ‫ا‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ ‫ة‬‫ر‬َ َ ‫ي‬‫خ‬ِ ْ
‫ال‬ ‫م‬
ُ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ن‬
َ ‫و‬
ْ ُ
‫ك‬ َّ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ا‬ ‫ًا‬
‫ر‬ ‫م‬
ْ َ ‫ا‬ ٓ ٗ‫ه‬ُ ‫ل‬ ‫ُو‬
ْ ‫س‬‫ر‬َ ‫و‬
َ ُ ‫ان لمْؤ من َّواَل مْؤ منَ ٍة ا َذا قَضى هّٰللا‬
َ ِ ِ ُ ٍ ِ ُ ِ َ ‫• َو َما َك‬
٣٦ ‫ض ٰلاًل ُّمبِ ْينً ۗا‬ َ ‫فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬

• Terjemah Kemenag 2019

• 36. Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka
tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh
dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
،‫ون هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َأ َحبَّ ِإلَي ِْه ِم َّما ِس َواهُ َما‬ َ ‫ان َأ ْن يَ ُك‬ ِ ‫يه َو َج َد َحالَ َوةَ اِإل ي َم‬ ِ ِ‫ث َم ْن ُك َّن ف‬ ٌ َ‫ثَال‬
‫ف‬َ ‫ َوَأ ْن يَ ْك َرهَ َأ ْن يَعُو َد فِ ى ْال ُك ْف ِر َك َم ا يَ ْك َرهُ َأ ْن يُ ْق َذ‬، ِ ‫َوَأ ْن يُ ِحبَّ ْال َمرْ َء الَ يُ ِحبُّهُ ِإالَّ هَّلِل‬
ِ َّ‫ِفى الن‬
.‫ار‬
“Tiga perkara yang seseorang akan merasakan manisnya iman:
1) Ia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya,
2) Ia mencintai seseorang hanya karena Allah,
3) Ia benci untuk kembali pada kekufuran sebagaimana ia benci bila dilemparkan
dalam neraka.”  (HR. Bukhari, no. 6941 dan Muslim, no. 43)
Pelajaran yang bisa diambil:

• Peringatan untuk tidak mendahulukan hawa nafsu atas


syari’at.
• Orang yang imannya paling tinggi adalah orang yang
menuntun hawa nafsunya hingga menuruti syari’at. Hawa
nafsu ada dua: terpuji dan tercela.
• Hawa nafsu yang terpuji: yang sesuai dengan syari’at.
• Hawa nafsu yang tercela: hawa nafsu yang selalu
mengikuti syahwat.
• Wajib berhukum kepada syari’at.
• Kaedah dalam mengikuti hawa nafsu: siapa saja
yang hawa nafsunya mengalahkan akalnya maka
ia celaka. Dan siapa yang akalnya mengalahkan
hawa nafsunya maka ia selamat.
• Kaedah dalam syari’at: Cari dalil kemudian
yakini, jangan yakini kemudian cari dalilnya.
Al-Jatsiyah: 23

‫ص ِر ٖه ِغ ٰش َو ۗةً فَ َم ْن يَّ ْه ِدي ِْه ِم ۢ ْن‬ ‫هّٰللا‬


َ َ‫ضلَّهُ ُ َعلٰى ِع ْل ٍم َّو َختَ َم َع ٰلى َس ْم ِع ٖه َوقَ ْل ِب ٖه َو َج َع َل َعلٰى ب‬َ َ‫ْت َم ِن اتَّ َخ َذ اِ ٰلهَ ٗه هَ ٰوىهُ َوا‬
َ ‫•اَفَ َر َءي‬
٢٣ ‫بَ ْع ِد هّٰللا ِ ۗ اَفَاَل تَ َذ َّكر ُْو َن‬
• Terjemah Kemenag 2019

• 23. Tahukah kamu (Nabi Muhammad), orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai Tuhannya dan dibiarkan sesat oleh Allah dengan pengetahuan-
Nya, Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas
penglihatannya, siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah
(membiarkannya sesat)? Apakah kamu (wahai manusia) tidak mengambil pelajaran?
HADITS NO. 42

‫ يَا ا ْب َن آ َد َم! ِإنَّ َك َما‬:‫ال هللاُ تَ َعالَى‬ َ ‫ق‬ « : ُ‫ول‬ ُ


‫ق‬ َ ‫ي‬ ‫ﷺ‬ ِ ‫هللا‬ َ‫ول‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ت‬ ُ ‫ع‬ْ ِ‫م‬ ‫س‬ : َ‫ال‬ َ
‫ق‬ ، ُ
‫ه‬ ْ
‫ن‬ َ‫ع‬ ‫هللا‬
ُ ‫ي‬ ‫ض‬ ِ ‫ر‬ ‫س‬ٍ َ ‫ن‬‫• ْن َأ‬
َ ُ َ َ َ َ
‫الس َما ِء ثُ َّم‬َّ ‫ان‬ َ َ‫ يَ ا ا ْب َن آ َد َم! لَ و بَلَ َغ ْت ُذنُوبُ َك َعن‬.‫ان ِم ْن َك َواَل ُأبَالِي‬ َ ‫ت لَ َك َعلَ ى َم ا َك‬ ُ ‫َد َعوتَنِ ي َو َر َج ْوتَنِ ي َغفَ ْر‬
‫ش ْيئا ً َأَلتَ ْيتُ َك‬
َ ‫ش ِر ُك بِي‬ْ ُ‫ض َخطَايَا ثُ َّم لَقِ ْيتَنِي الَ ت‬ ِ ‫اب اَأل ْر‬ِ ‫ يَا ا ْب َن آ َد َم! ِإنَّ َك لَو َأتَ ْيتَنِي بِقُ َر‬.‫استَ ْغفَ ْرتَنِي َغفَ ْرتُ لَ َك‬ ْ
ٌ ‫س‬
.‫ن‬ َ ‫ح‬َ ‫ث‬ ٌ ‫ح ِد ْي‬ َ : َ‫ِي َو َقال‬ ُّ ‫بِقُ َرابِ َها َم ْغفِ َرةً» َر َوا ُه ال ِّت ْرمِ ذ‬
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi
engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan
aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak),
kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya
engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa
menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh
bumi pula.” (HR. Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Pelajaran yang bisa diambil:

1. Luasnya karunia Allah swt. dan ampunan-Nya kepada hamba-


hamba-Nya.
2. Maghfirah (ampunan Allah swt.) bisa datang dengan tiga sebab:
doa dan berharap, istighfar dan tauhid.
3. Manusia itu tidak ma’shum dari dosa-dosa, akan tetapi ia harus
segera memintakan ampunan untuknya.
4. Agungnya tauhid, karena orang yang meninggal dunia dalam
keadaan tidak menyekutukan Allah swt. masuk surga.
5. Tetap beristighfar meskipun dosa begitu banyak.
Syarat bertaubat:

• Ada lima syarat taubat menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah:


(a) Ikhlas,
(b) Menyesal atas apa yang telah terjadi,
(c) Meninggalkan maksiat yang ingin bertaubat darinya,
(d) Bertekad tidak akan mengulanginya lagi, artinya tidak diniatkan untuk diulangi
kembali,
(e) Bertaubat selama belum terlambat, yaitu sebelum datang ajal dan sebelum matahari
terbit dari arah tenggelamnya.
Sebagian ulama menyebutkan syarat taubat hanyalah tiga saja yaitu menyesal,
meniggalkan, dan bertekad tidak mau mengulangi lagi.

Anda mungkin juga menyukai