Anda di halaman 1dari 20

TRAUMA

ABDOME
N
-KELOMPOK 4-
Anggota Kelompok

Kanisia Vermina Woge Maria Natalia Soares


202002011 202002025

Solce Kobak Galtar Yudha


202002020 202002027
01
Konsep Medis
Trauma Abdomen
Pengertian

Trauma abdomen  cedera pada abdomen


berupa :
1. trauma tumpul
2. trauma tajam
*baik disengaja/tidak disengaja.

 menyebabkan perubahan fisiologis


sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imunologi dan gangguan faal berbagai
organ (Musiha, 2015).
Etiologi
• trauma tajam/tembus • trauma tumpul
1. tikaman (tusukan) 1. kecelakaan saat berkendara
2. tembakan (tubuh terbentur setir)
2. pukulan
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya

Trauma Penetrasi
2. Trauma tembus
1. Trauma benda tumpul Trauma tembus Merupakan trauma
Merupakan trauma abdomen penetrasi abdomen dengan penetrasi ke dalam
ke dalam rongga peritoneum. Luka rongga  peritoneum  peritoneum yang
tumpul pada abdomen bisa disebabkan disebabkan disebabkan oleh luka tembak
oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, yang menyebabkan menyebabkan
kecelakaan kendaraan bermotor, cedera kerusakan yang besar dan serius di dalam
akibat  berolahraga,  berolahraga, rongga abdomen. Selain itu dapat juga
benturan, benturan, ledakan ledakan diakibatkan oleh luka tusuk.
deselarasi, deselarasi, kompresi kompresi Dibandingkan dengan luka tembak, luka
atau sabuk  pengaman. Trauma ini 50 % tusuk menyebabkan trauma yang sedikit
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. pada organ internal di abdomen.
Klasifikasi berdasarkan penyebabnya

Trauma Nonpenetrasi
1. Terkena kompresi atau tekanan dari
luar tubuh  
2. Hancur (tertabrak mobil)
3. Terjepit sabut pengaman karena
terlalu menekan perut
4. Cidera akselerasi/deserasi karena
kecelakaan olahraga
Patofisiologi
Trauma abdomen terjadi karena trauma, iritasi, infeksi dan obstruksi.

Jika terjadi trauma penetrasi atau non penetrasi memungkinkan terjadinya perdarahan
intrabdomen yang serius sehingga pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi
yang disertai dengan penurunan sel darah merah yang dapat mengakibatkan syok hemoragic.

Bila suatu organ visceral mengalami  perforasi, maka muncul tanda-tanda perforasi
serta tanda iritasi peritoneum tampak cepat.

Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas,
dan distensi abdomen tanpa bising usus bila terjadi peritonitis umum. Bila syok telah
berlanjut maka pasien akan mengalami takikardi, dan peningkatan suhu tubuh, juga
terdapat leukositotik (Paula 2015).
Manifestasi Klinis

Trauma tembus abdomen Trauma tumpul abdomen

1. Hilangnya seluruh atau 1. Kehilangan darah


sebagian fungsi organ 2. Memar/jejas pada dinding
2. Perdarahan dan pembekuan perut
darah 3. Nyeri tekan, nyeri saat di
3. Kematian sel perkusi, nyeri di daerah
4. Kontaminasi bakteri abdomen
5. Sepsis 4. Iritasi cairan usus, kerusakan
6. Syok, sampai penurunan organ
kesadaran
Manifestasi Klinis

Gejala pada umumnya

1. Akral dingin dan berkeringat


2. Penurunan tingkat kesaran
3. Hipotensi
4. Penurunan tekanan nadi
5. CRT memanjang
6. Takikardi
7. Takipnea
Komplikasi
1. Perdarahan intra abdomen
2. Perforasi
3. Peritonitis
Dan komplikasi lainnya seperti :
• Trombosi vena  
• Emboli pulmonal
• Stress ulerasi dan perdarahan
• Sepsis
• Atelaktasis
Konsep Keperawatan
pada Kasus
Trauma Abdomen
PENGKAJIAN

Primary Survery :
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation  
4. Disability
5. Exposure/Enviroment
PENGKAJIAN

● Abdomen : memar padaabdomen dan


Secondary Survery : tampak semakin tegang, lakukan auskultasi
dan palpasi serta perkusi pada abdomen.
● Kepala Temuan yang dianggap kritis : ditemukannya
● Leher penurunan bising usus, nyeri tekan pada
● Dada abdomen bunyi dullnes
● Sirkulasi : ditemukannya ● Pelvis : daerah pubik, stabilitas pelvis,
keadaan bradipnue, takipnue, krepitasi dan nyeri tekan
hipoventilasi atau ● Extermitas
hiperventilasi ● Eliminasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium: Radiologi
● Pemeriksaan darah lengkap ● USG
(Hb , dan hematokrit serial) ● Foto polos abdomen
● Liver profil : SGOT, SGPT, ● Focused Assesment With Sonography
LDH, Alkali Phospath (FAST)
● Elektrolit ● CT Scan abdomen
● Urinalisa
Diagnosa Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan tubuh(perdarahan)

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen


pencedera fisik (trauma abdomen)

3. Risiko infeksi dibuktikan dengan efek


prosedur invasif/luka terbuka pada
abdomen

4. Nausea berhubungan dengan distensi


lambung

5. Gangguan intritas kulit/jaringan


berhubungan dengan luka trauma tajam
Intervensi Keperawatan
1. Manajemen Hipovolemia

2. Manajemen Nyeri

3. Pencegahan Infeksi (utama), Perawatan


Luka (pendukung)

4. Manajemen Mual

5. Perawatan Luka
Thank You
Any questions?
REFERENCES

Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah. Jakarta : EGC
Umboh, I. J., Sapan, H. B., & Lampus, H. (2016). Hubungan
penatalaksanaan operatif trauma abdomen dan kejadian
laparotomi negatif di RSUP Prof. Dr. RD Kandou
Manado. Jurnal Biomedik: JBM, 8(2).
Emaliyawati, E. KEGAWATDARURATAN PADA SISTEM
PENCERNAAN TRAUMA ABDOMEN.
Suparmanto, G. (2020). Modul Praktik Klinik Keperawatan
Gawat Darurat.

Anda mungkin juga menyukai