Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA TN.B DENGAN TRAUMA ABDOMEN


DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT DR.MOEWARDI

Disusun oleh :
( KELOMPOK 3 )
1. SUKMA AYU ( 20.0.P.291 )
2. TAAT SUBEKTI ARUM ASTITI ( 20.0.P.293 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2023
A. DEFINISI
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dor
land,2002). Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat
gangguanemosional yang hebat (Brooker, 2001).
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul d
antembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau t
anpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifa
t kedaruratan dapat puladilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).

B. ETIOLOGI
1. Penyebab trauma penetrasi (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga
peritonium)
- Luka akibat terkena tembakan
- Luka akibat tikaman benda tajam
- Luka akibat tusukan
2. Penyebab trauma non-penetrasi
(trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium)
- Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
- Hancur (tertabrak mobil)
- Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
- Cidera akselerasi/deserasi karena kecelakaan olah raga (FKUI, 1995)

C. PATOFISIOLOGI
Jika terjadi trauma penetrasi atau non-pnetrasi kemungkinan terjadi pendarahan intr
a abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai  
penurunan hitung sel darah merah yang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bi
la suatu organ viseral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda ir
itasi peritonium cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi
nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila tel
ah terjadi peritonitis umum.Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi da
n peningkatan suhu tubuh,  juga terdapat leukositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis
mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas
yang muncul. Bila terdapat kecurigaan  bahwa masuk rongga abdomen, maka operasi
harus dilakukan (Mansjoer, 2001).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Pemeriksaan rektum : adanya darah menunjukkan kelainan pada usus besar ;
kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam lambung ; dan kateterisasi, adanya
darah menunjukkan adanya lesi pada saluran kencing.
2.Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan analisis urine.
3.Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi.
4.IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran
kencing.
5.Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang
diragukan adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut yang disertai
dengan trauma kepala yang berat, dilakukan dengan menggunakan jarum pungsi no
18 atau 20 yang ditusukkan melalui dinding perut didaerah kuadran bawah atau
digaris tengah dibawah pusat dengan menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.
6.Lavase peritoneal : pungsi dan aspirasi/bilasan rongga perut dengan memasukkan
cairan garam fisiologis melalui kanula yang dimasukkan kedalam rongga peritonium
(FKUI, 1995).
7.Ultrasonografi dan CT Scan Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang
belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.

E. MANIFESTASI KLINIS
1.Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium)
 Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
 Respon stres simpatis
 Perdarahan dan pembekuan darah
 Kontaminasi bakteri
 Kematian sel
2.Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium)
 Kehilangan darah.
 Memar/jejas pada dinding perut.
 Kerusakan organ-organ.
 Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding perut
 Iritasi cairan usus (FKUI, 1995).

F. TERAPI
1.Terapi farmakologis :
 Analgesic ( Pereda nyeri )
 Cairan infus : NaCl, RL ( Menurunkan syok )
2.Terapi non-farmakologis
 Terapi nafas dalam ( Pereda nyeri )
 Akupresur ( Mengurangi muntah )

G. PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai