M5. Survey Pemetaan - Pengukuran Pematokan (Stake Out) Gedung
M5. Survey Pemetaan - Pengukuran Pematokan (Stake Out) Gedung
PEMETAAN
(TS 1203)
Revy Safitri
Reza Arlianda
Muhammad Fahri
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Bangka Belitung
PENGUKURAN PEMATOKAN (STAKE OUT)
GEDUNG
Prinsip Utama
Dalam konstruksi gedung, ketelitian menjadi lebih penting
dibandingkan dengan pengukuran jalan. Konsep posisi dan elevasi
menjadi point utama dalam menentukan struktur sebuah bangunan.
Beberapa dasar utama dalam survey pengukuran konstruksi
bangunan:
1. Pemetaan Situasi
2. Posisi Planimetris (Koordinat X dan Y)
3. Elevasi (koordinat Z)
Prinsip Utama
Pemetaan Situasi
Pemetaan situasi (detail) menjadi tahap awal dalam
pembangunan sebuah gedung atau bangunan. Pemetaan
situasi ini berfungsi sebagai gambaran rencana awal medan
yang akan dikerjakan dalam proyek. Pada pemetaan itu kita
harus terlebih dahulu mengikatkan ke bench mark terdekat dari
lokasi proyek, dan dilansir ke area di sekitar proyek untuk
memudahkan dalam mengikat koordinat-koordinat yang
diperlukan.
Prinsip Utama
Posisi Planimetris
Posisi merupakan gambaran horizontal dari titik-titik yang ada dalam
rencana. Titik-titik tersebut dideskripsikan dalam koordinat yang diukur
dari bench mark tertentu maupun koordinat lokal yang merujuk pada titik
tertentu di dekat lokasi proyek sebagai titik (0,0).
Koordinat ini pada akhirnya digunakan dalam stake out titik-titik tertentu
dari komponen bangunan seperti titik pancang, batas perubahan elevasi
galian dan timbunan tanah, dan untuk membuat patok-patok yang menjadi
as dari pile cap, tie beam, dan kolom.
+4
Prinsip Utama 0.0 = 40 dpa
-3
Elevasi
Pengukuran elevasi atau ketinggian juga sangat penting dalam konstruksi
bangunan, karena menjadi dasar dalam menentukan elevasi +0,00 lantai
yang menjadi patokan dalam menentukan elevasi-elevasi yang lain seperti
elevasi bottom dan top pile cap, bottom dan top tie beam, cut and fill, top
stack pancang, top cutter pancang, dll.
Elevasi + 0,00 lantai ditentukan terhadap elevasi kawasan (elevasi yang
diukur dari Mean Sea Level atau dari permukaan jalan).
Prinsip Utama
Menentukan titik as
bangunan sesuai
dengan denah
perencanaan . Sebagai
acuan pemasangan
bouwplank untuk
pembuatan pondasi
Titik as gedung
Dasar Teori
1. Penentuan jarak
menggunakan rumus
pytagoras.
BP²=AP²+AB²
2. Penentuan besar sudut
menggunakan rumus A B
trigonometri
<APB →
P
Langkah Kerja
1. Gambar denah gedung dengan skala,
2. Tentukan letak P(pesawat) segaris dengan salah satu sisi gedung,
3. Hitung besar sudut dan jarak tiap titik as terhadap P,
4. Laksanakan pengukuran sesuai dengan denah,
5. Buat laporan pelaksanaan pengukuran.
Langkah Kerja
1. Gambar denah gedung dengan skala,
2. Tentukan letak P(pesawat) segaris dengan salah satu sisi gedung,
3. Hitung besar sudut dan jarak tiap titik as terhadap P,
4. Laksanakan pengukuran sesuai dengan denah,
5. Buat laporan pelaksanaan pengukuran.
Metode Sudut dan Jarak
=
-1 kordinat U
Patok 3 3
Rencana Bangunan
U= jarak ke utara dari garis batas L
Batas tanah
selatan dari patok) 1
timur
= sudut antara garis batas dan B
2
Rencana Bangunan
dan panjang 40m. Garis sempadan
(setback) 6,5 m disyaratkan dari sisi
Batas tanah
timur batas tanah dan 6,5 m dari garis
40
m
batas selatan. Patok-patok dipasang
di setiap sudut gedung. Hitung jarak
dan sudut patok-patok tersebut dari
titik kontrol timur-selatan.
Batas tanah
Metode Sudut dan Jarak
Jarak titik kontrol ke patok 1?
20 m
U
U = 6.5m
Rencana Bangunan
B = 6.5m
Batas tanah
40
m
1
L
Batas tanah
= 45 L = 9.19m
Pertanyaan dan Diskusi
Relang
Peta pertemuan
Ivan Valesco
Pengukuran sudut dan jarang
Asadi
Misal titik P di laboratorium, tapi kalau dipindahkan apakah harus dihitung semua?