Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

Pada umumnya laporan keuangan yang diperbandingkan adalah Laporan


Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba-Rugi (Income Statement).
Neraca yang diperbandingkan (comparative balance shheet) menunjukkan
aktiva, hutang dan modal suatu perusahaan pada dua tanggal atau lebih, atau
pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan.
Tujuan dilakukannya perbandingan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
perkembangann keadaan keuangan perusahaan.
Perubahan-perubahan dalam neraca pada suatu periode mungkin disebabkan
oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Laba/rugi yang bersifa operasional/insidental.
2. Diperoleh aktiva baru atau terjadinya perubahan bentuk aktiva.
3. Timbul/lunasnya hutang atau terjadinya perubahan bentuk hutang.
4. Pengeluaran/pembayaran aau penarikan kembali modal (withdrawals).
Laporan Laba-Rugi yang diperbandingkan (comparative Income Statement)
menunjukkan penghasilan, biaya, laba/rugi neto dari operasi perusahaan
dalam dua periode atau lebih.
Analisis Horizontal dan Vertikal
Analisis Horizontal/dinamis : jika laporan keuangan dianalisis dengan
membandingkan laporan keuangan suatu perusahaan selama beberapa
periode.
Dalam analisis ini yang dibandingkan adalah antara pos-pos yang sama dalam
beberapa laporan keuangan.
Analisis Vertikal/statis : bila suatu laporan keuangan suatu perusahaan
dianalisis hanya untk satu periode.
Jadi hanya membandingkan antara satu pos/rekening/akun dngan pos yang
lainnya dalam satu laporan keuangan.
Perbandingan-perbandingan itu ditunjukkan dalam:
1. Data absolut atau jumlah dalam satuan mata uang.
2. Perubahan (kenaikan/penurunan) dalam satuan mata uang.
3. Perubahan (kenaikan/penurunan) dalam satuan mata uang
4. Perbandingan dalam ratio
5. Dinyatakan dalam persentase dari total.
CONTOH ANALISIS DINAMIS

Kenaikan/
31 Desember Penurunan* % dari total
Pos Neraca Ratio
1977 1978 Rp % 1977 1978
Kas 8.000 16.000 8.000 100 2,00 3 6
Brg dagangan 40.000 30.000 10.000* 25* 0,75 17 11
Piutang 20.000 5.000 15.000* 75* 0,25 9 2
Tanah 75.000 90.000 15.000 20 1,20 32 34
Bangunan 50.000 75.000 25.000 50 1,50 22 28
Akt. tetap lain 40.000 50.000 10.000 25 1,25 17 19
Jlh. Aktivva 233.000 266.000 33.000 14 1,14 100 100
CONTOH untuk LAPORAN NERACA
PERUBAHAN
1977 1978
ABSOLUT %

K a s 10.111 7.438 2.673* 26,4*


Effek 21.482 7.580 13.902* 64,7*
Piutang 70.213 72.344 2.131 3,0
Persediaan 49.174 50.092 918 1,9
Persekot Biaya 3.095 3.177 82 2,6
Aktiva Lancar lain 11.036 1.471 9.565* 86,7*
Total Aktiva Lancar 165.111 142.102 23.009* 13,9*
Investasi 1.513 310 1.203* 80,0*
Mesin 16.841 30.251 3.410 20,0
Gedung 25.132 39.427 14.295 56,8
Tanah 21.000 28.560 7.560 36,0
Total Aktiva Tetap 62.973 88.238 25.265 40,1
Aktiva lain-lain 236 184 52* 22,0*
Total Aktiva 229.834 230.835 1.001 0,4
Hutang Lancar 56.157 46.417 9.740* 17,3*
Hutang Jangka Panjang 27.925 21.178 6.747* 24,2*
84.082 67.595 16.487* 19,6*
Modal Saham, prioritas 9.700 9.700 --- ---
CONTOH LAIN untuk LAPORAN LABA/RUGI
Periode Perubahan
Pos Laba-Rugi
1977 1978 Absolut %
Penjualan 370.152 385.281 15.129 4,10
Harga Pokok Penjualan 329.177 339.824 10.647 3,20
Penyusutan 5.823 6.019 196 3,40
Pemeliharaan/Reparasi 2.311 2.292 199* 0,80*
Biaya sewa 2.635 3.015 380 14,40
Pajak Kekayaan 6.677 6.814 137 2,10
346.623 357.964 11.341 3,30
Operating income 23.529 27.317 3.788 16,10
Biaya bunga 2.798 2.817 19 0,70
20.731 24.500 3.769 18,20
Pajak Perseroan 8.574 12.100 3.526 41,10
Net income 12.157 12.400 243 2,00
Keterangan/Penjelasan
Dari perbandingan kedua laporan neraca di atas tampak bahwa:
1. Aktiva tetap bertambah Rp 25.265 atau 40,1% yang menujukkan adanya
ekspansi.
2. Bertambahnya aktiva tetap (mesin, gedung & tanah) mengakibatkan
perubahan pada pos-pos lain seperti berkurangnya aktiva lancar sebesar
Rp 23.009 (13,9%), berkurangnya investasi jangka panjang sebesar Rp
1.203 (80%) serta bertambahnya modal saham biasa sejumah Rp 5.227
(stlh ditambah surplus).
3. Piutang dan persediaan barang dagangan bertambah masing-masing 3%
dan 1,9% yang menunjukkan tendensi yang menguntungkan (favorable)
di mana peningkatan vol. penjualan dicapai dengan inventory yang relatif
kecil dan piutang yang relatif rendah. Ini menunjukkan inventory turn
over yang menguntungkan dan receivables collection yang lebih efektif.
Yang menjadi pertanyaan: apakah pertambahan inventory yang tidak
secepat pertambahan sales volume disebabkan perubahan policy yang
berkaitan dengan jumlah inventory atau perubahan dalam metode
penilaian inventory. Adapun kenaikan piutang dengan rate yang lebih
rendah dari kenaikan rate sales mungkin disebabkan oleh:
Cont.
a. Bagian kredit dan penagihan bekerja lebih efisien dan efektif.
b. Lebih banyak penjualan tunai dibandingkan dengan penjualan kredit atau
berubahnya kebijakan pembelian kredit.
Di sektor penjualan (sales) perlu dianalisis apakah kenaikan volume penjualan
disebabkan oleh:
1. Adanya ekspansi (penambahan peralatan)?
2. Peningkatan aktivitas bag. Penjualan + peningkatan sales promotion?
3. Kenaikan tingkat harga?
4. Adanya peningkatan sales pada akhir tahun (end-year sales)?
5. Meluasnya daerah penjualan?
4. Analisis laporan Laba/Rugi menunjukkan kenaikan sales sebesar 4,1%
(Rp 15.129) yang mengakibatkan bertambahnya operating income
sebesar Rp 3.788 (16,1%). Kenaikan ini mungkin disebabkan penurunan
biaya operasi (biaya maintenance + repairs), atau mungkin karena
penggunaan perlengkapan pabrik yg lebih efisien, aktivitas bag. Sales
lebih efektif, ditemukannya daerah penjualan baru dan sebab-sebab
lainnya.
Perbandingan dengan total dan subtotal
Perubahan
31 Desember % dari Total
1978/1977 Ratio
1977 1978 Rp % 1977 1978
AKTIVA
Aktiva Lancar:
K a s 545,5 919,7 374,2 69 1,68 10 14
Piutang dagang 1.324,2 1.612,8 288,6 22 1,21 24 25
Piutang wesel 500,0 250,0 250,0 50* 0,50 9 4
Persediaan 951,2 1.056,5 105,3 11 1,11 17 16
Persekot biaya 46,0 37,0 9,0 20* 0,80 1 1
Jumlah Aktiva Lancar 3.366,9 3.876,0 509,1 15 1,15 61 60
Aktiva Tetap
Tanah 200,0 200,0 0,0 0 4 3
Gedung 1.600,0 2.000,0 400,0 25 1,25 29 31
Cad. Penyusutan Gdg (225,5) (261,0) 35,5* 16 1,15 4* 4*
Alat-alat kantor 700,0 850,0 150,0 21 1,21 13 13
Cad Penyusutan Al. Ktr (153,0) (201,0) 48,0* 31 1,31 3* 3*
Analisisnya.
Dari perbandingan neraca itu tampak bahwa:
1. Perubahan terjadi pada jumlah masing-masing aktiva, hutang dan modal,
demikian pula total masing-masing golongan aktiva, hutang dan modal.
2. Dari perubahan-perubahan itu dapat diketahui bahwa:
a. Aktiva lancar naik Rp 509.100 sedang hutang lancar hanya meningkat Rp
3.700 yang menunjukkan adanya kenaikan modal kerja (konsep kualitatif)
yang mungkin disebabkan oleh (1) diperolehnya laba, (2) perubahan aktiva
tetap menjadi aktiva lancar, (3) bertambahnya hutang jk. Panjang, atau (4)
penambahan modal saham.
b. Aktiva meningkat Rp 975.600, hutang berkurang Rp 146.300 dan ekuitas
naik Rp 1.121.900 yang mana Rp 600.000 adalah kenaikan modal saham.
Kenaikan ekuitas dan turunnya hutang menunjukkan makin berperannya
ekuitas dan makin kurang berperannya hutang kreditor, tetapi perusahaan
makin solvable.
c. Perusahaan juga tampak makin likuid karena current assets naik 15%
sedang current liabilities hanya naik 1%. Posisi keuangan jk. Panjang pada
tahun 1978 lebih baik dibandingkan dengan tahun 1977 karena total assets
naik 18%, sedang total hutang turun 9% dan ekuitas naik 30%. Perubahan-
perubahan persentase ini lebih mendukung hasil analisis di atas.
Cont.
3. Pada perbandingan dua neraca itu tampak pula persentase masing-masing
pos terhadap jumlah aktiva maupun jumlah hutang dan modal. Data ini
sangat membantu dalam pengambilan keputusan terhadap perusahaan itu
Perbandingan yang sama bisa dilakukan untuk Laporan Laba/Rugi. Contohnya
dapat dilihat pada analisis sebagian Laporan Laba/Rugi berikut.
Periode Perubahan % dari Total
Ratio
1977 1978 Rp % 1977 1978
Penjualan bruto 7.439,2 9.703,0 2.263,8 30 1,30 102 101
Retur Penjualan 136,1 94,0 42,1 31* 0,69 1 1
Penjualan neto 7.303,1 9.609,0 2.305,9 32 1,31 100 100
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal 904,6 951,2 46,6 5 1,05 12 10
Pembelian, neto 4.792,9 6.029,0 1.236,1 26 1,25 66 63
5.697,5 6.980,2 1.282,7 23 1,22 78 73
Persediaan akhir 951,2 1.056,5 105,3 11 1,11 13* 11*
Harga Pokok Penjualan 4.746,3 5.923,7 1.177,4 25 1,24 65 62
Laba Kotor 2.556,8 3.685,3 1.128,5 44 1,44 35 38
Cont.
Analisis Laporan Laba/Rugi:
1. Pada tahun 1977 dan 1978, masing-masing Rp 65 dan Rp 62 dari
tiap Rp 100 penjualan diserap/digunakan untuk membayar HPP,
yang menunjukkan adanya perbaikan. Ini didukung oleh terjadinya
kenaikan penjualan sebesar 32% shg gross profit naik 44% (Rp
1.128.500), yang selanjutnya harus dianalisis apakah kenaikan ini
disebabkan oleh perubahan volume sales, perubahan harga jual,
perubahan biaya/unit atau faktor lainnya.
2. Biaya penjualan naik 55% (Rp 472.700) dan biaya administrasi juga
naik 36% (Rp 311.900) sedang sales hanya naik 32% yang
disebabkan oleh kenaikan biaya advertensi dan disertai kenaikan
elemen biaya penjualan lainnya.
3. Kenaikan sales mengakibatkan kenaikan laba bersih walau jika
dikaitkan dengan tingkat penjualan, keduanya menghasilkan
persentase yang sama atau setiap Rp 100 sales menghasilkan Rp
12 laba.
Cont.
4. Kenaikan net sales 32% yang diikuti oleh kenaikan piutang
dagang sebesar 22% menujukkan situasi yang lebih baik, karena
modal yang tertanam dalam piutangnpada tahun 1978 lebih
cepat dapat ditagih dibandingan dengan tahun 1977. Demikian
pula dengan investasi dalam persediaan yang jumlahnya lebih
besar pada tahun 1977.
5. Gross profit pada tahun 1978 naik 44% (Rp 1.128.500) karena
adanya kenaikan sales sebesar Rp 2.305.900 (32%) yang diikuti
oleh kenaikan HPP sebesar 25% (Rp 1.177.400). Jika data vol.
sales, harga jual dan harga pokok per satuan bisa diperoleh, maka
dapat dianalisis lebih jauh tentang efektivitas bagian sales dan
efisiensi bagian pabrik.
6. Pada tahun 1978 modal kerja (konsep kualitatif = aktiva lancar –
hutang lancar) meningkat sebesar Rp 505.400 yang menunjukkan
keadaan ang lebh baik.
Kesimpulannya:
 Dari segi likuiditas: keadaan pada tahun 1978 lebih baik dari tahun
1977 karena current ratio (aktiva lancar dibandingkan dengan
hutang lancar) pada tahun 1977 sebesar 301% (artinya, setiap Rp
100 hutang lancar dijamin oleh Rp 301 aktiva lancar atau dijamin
oleh Rp 201 modal kerja), sedang pada tahun 1978 current ratio =
345%.
 Dari segi solvabilitas: pada tahun 1978 perusahaan lebih solvabel
dibandingkan dengan tahun 1977 karena solvabilitas pada tahun
1978 (ratio antara total aktiva dengan total hutang) adalah 411%
sedang pada tahun 1977 sebesar 319%.
 Dari segi rentabilitas (efisiensi perusahaan): pada tahun 1978
perusahaan bekerja lebih efisien (18%) dibandingkan dengan tahun
1977 (15%). Rentabilitas modal sendiri (RMS) tahun 1978 = 23%
sedangkan pada tahun 1977 sebesar 20%.
 Dari segi dividen: pada tahun 1978 dividen yang dibayar lebih besar
daripada tahun sebelumnya, yaitu 24% pada tahun 1978 dan 20%
pada tahun 1977.
ANALISIS TREND DALAM PERSENTASE
Tehnik untuk menganalisis laporan keuangan yang berjumlah
lebih dari 3 tahun adalah dengan menggunakan indeks.
Semua pos pada laporan keuangan tsb dinyatakan dalam
persentase, sehingga diketahui kecenderungan (trend) posisi
keuangan atau hasil yang dicapai oleh perusahaan ybs.
Karena analisisnya bertujuan untuk melihat trend posisi
keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan tahun dasar (base
year) dan pada umumnya tahun yang paling awal dianggap
sebagai base year.
Tahun paling awal ini tidak selalu dipilih sebagai base year, dasar
pemilihan base year ini adalah tahun yang dianggap paling
normal.
Tiap pos pada base year diberikan indeks 100 sedang pos-pos
yang sama pada periode berikut dihitung berdasarkan base year
ini.
Contoh
31 Desember (Rp 000) Trend (1974 = 100); (%)
1974 1975 1976 1977 1978 1975 1976 1977 1978
Aktiva Lancar:
K a s 100 120 130 90 140 120 130 90 140
Piutang 860 880 790 860 840 102 92 100 98
Persediaan 620 760 900 1000 1060 123 145 161 171
Aktiva Lancar lain 20 30 10 10 20 150 50 50 100
Jumlah Aktiva Lancar 1600 1790 1830 1960 2060 112 114 123 129
Aktiva Tetap 2780 2780 2830 2890 2910 100 102 104 105
Jumah Aktiva 4380 4570 4660 4850 4970 104 106 111 113
Hutang Jk. Pendek 460 480 500 520 510 104 109 113 111
Hutang Jk. Panjang 250 250 250 250 100 100 100 100 100
Jumlah hutang 710 730 750 770 760 103 106 108 107
Modal Saham 2800 3000 3000 3000 3000 107 107 107 107
Laba yang ditahan 870 840 910 1080 1210 99 105 124 139
Jumlah Modal 3670 3840 3910 4080 4210 105 107 111 115
Jlh Hutang + Modal 4380 4570 4660 4850 4970 104 106 111 113
Contoh Trend Laporan Laba/Rugi
Tahun (dlm puluhan ribu) Trend dlm % (1974 = 100%)
1974 1975 1976 1977 1978 1975 1976 1977 1978
Penjualan neto 280 286 331 374 426 102 118 134 152
Harga Pokok Penjalan 194 197 220 255 283 102 113 131 146
Laba Penjualan 86 89 111 119 143 103 129 138 166
Biaya Penjualan 43 43 46 50 55 100 107 116 128
Biaya Administrasi 19 20 23 25 26 105 121 132 137
Biaya Operasi 62 63 69 75 81 101 111 121 131
Laba Operasi 24 26 42 44 62 108 175 183 258
Pendapatan lain-lain 5 6 7 10 7 120 140 200 140
Pendapatan neto 29 32 49 54 69 110 169 186 138
Analisis lengkapnya: lihat Munawir S. halaman 57
ANALISIS PERSENTASE PER KOMPONEN
Analisis persentase per komponen disebut pula Common size percentage
analysis, yaitu laporan yang disajikan dari hasil perbandingan yang
dinyatakan dalam persentase.
Cara untuk menguah jumlah rupiah masing-masing pos suatu laporan
keuangan menjadi persentase dilakukan sebagai berikut:
1. Nyatakan total aktiva, total passiva serta total sales (net) masing-
masing dengan 100%
2. Hitung ratio tiap pos atau komponen dalam laporan itu dengan cara
membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total
aktivanya, jumlah masing-masing pos passiva dengan total passivanya
dan masing-masing pos laporan Laba/Rugi dengan net salesnya.
Analisis Persentase per komponen merupakan analisis vertikal atau
analisis statis.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh laporan neraca dan laporan
Laba/Rugi berikut.
Contoh Common size laporan neraca
Perkiraan 31 Maret 1998 (jutaan) Common size
Aktiva Lancar:
Kas/Bank 65 4,77
Piutang 210 15,41
Persediaan 200 14,67
Biaya dibayar di muka 25 1,83
Sub total 500 36,68
Aktiva Tetap (neto) 850 62,36
Aktiva lain
Good will 4 0,29
Paten 9 0,66
Sub total 13 0,95
Jumlah Aktiva 1.363 100,00
Hutang lancar 280 20,54
Hutang Jk. Panjang 300 22,01
Sub total 580 42,55
Modal:
Contoh Common size Laporan Laba/Rugi
Perkiraan 1998 Common size
(dlm jutaan)
Penjualan neto 1.375 100,00
Harga Pokok Penjualan 910 66,18
Laba Kotor 465 33,82
Biaya Penjualan 120 8,73
Biaya Administrasi & Umum 113 8,22
Total Biaya Operasi 233 16,95
Laba Operasi 232 16,87
Pendapatan Lain-lain 15 1,09
Biaya Lain-lain 5 0,36
Laba Sebelum Pajak 242 17,60
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai