1. MARIANUS O.DUNGGUNG
2.MARIO S. LEIN
3. ROSALIA ANISA
4.YOHANES A. D. MULIONO
5. VALENTINUS GENGGOT
6.YULIANA A. NONA
7. ARSENSIUS JEKSEN
8.INOVENTIUS KARMAN
9.DIONISIUS O.AGUNG
PELAPORAN SEGMEN
DAN INTERIM
PELAPORAN UNTUK SEGMEN
Diversifikasi ke produk baru dan pasar multinasional selama tahun 1990 an mencipkan
kebutuhan untuk informasi yang terpisah dari masing masing segmen atau komponen
perusahaan.
Perusahaan besar yang terdiversifikasi dapat di lihat sebagai sebuah portofolio asset yang
beroperasi sebagai divisi atau entitas anak yang sering kali memiliki cakupan multinasional.
Berbagai komponen perusahaan dapat mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda,tingkatan
dan jenis resiko yang berbeda dan kesempatan untuk tumbuh yang berbeda.permasalahan
utama untuk akuntan adalah bagaimana mengembangkan dan mengungkapkan informasi yang
diperlukan untuk mencerminkan perbedaan perbedaan yang mendasar tersebut.
ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN
Pada tahun 1994,DSAK menerbitkan PSAK No 5 tentang pelaporan informasi keuangan
segmen.PSAK ini sudah direvisi dua kali, pertama pada tahun 2000 dengan mengadopsi IAS 14
(revisi 1997) dan mengubah judul menjadi pelapporan segmen. Kedua, sesuai dengan program
konvergensi IFRS, DSAK merevisi PSAK 5 pada tahun 2009 berdasarkan pada IFRS 8 mengenai
segmen operasi. Kemudian, DSAK telah menyesuaikan atas PSAK 5 tentang segmen operasi pada
tahun 2014. Pernyataan ini diaplikasikan untuk laporan keuangan dari entitas dan laporan
keuangan konsolidasian kelompok usaha dengan entitas induk.
a. Yang instrument utang atau ekuitasnya diperdagangkan di pasar public(pasar modal domestic
atau luar negeri atau over the counter termasuk pasar modal local dan regional.
b. Yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada regulator pasar modal atau regulator lainnya utnuk tujuan penerbitan
seluruh kelas instrument di pasar public.
PSAK 5 mendefinisikan segmen operasi sebagai suatu komponen dari entitas:
a. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban( termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi
dengan komponen lain dari entitas yang sama)
b. Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber dayayang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya dan
c. Tersedia informasi keuangan yang dapat di pisahkan
INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI
DSAK menetapkan tiga aturan signifikansi 10 % untuk menetukan segmen operasi mana yang
harus melaporkan informasi secara terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut diperlukan untuk
segmen yang memenuhi setidaknya salah satu dari pengujian berikut:
a. Pendapatan yang dilaporkannya dari segmen, termasuk penjualan ke planggan eksternal dan
penjualan atau pengalihan antar segmen adalah 10% atau lebih dari gabungan pendapatan
internal dan eksternal dari seluruh segmen operasi.
b. Jumlah absolut dari laba rugi yang di laporkan dari segmen adalah 10% atau lebih dari jumlah
yang lebih besar dari dalam jumlah absolut.
c. Memiliki asset 10% atau lebih dari gabungan asset seluruh segmen operasi.
Ilustrasi uji signifikansi 10%
Menyajikan laporan keuangan konsolidasian PT Induk dan PT Anak. Informasi untuk
contoh ini adalah sebagai berikut.
a. PT Induk memiliki 80% dari modal saham PT Anak. PT Anak melaporkan laba
sebesar Rp 50.000.000 untuk tahun 2011 dan membayar dividen sebesar Rp
30.000.000 pada tanggal 31 desember 2011, saldo akun ekuitas pemegang saham
PT Anak sebesar Rp 300.000.000, dimana terdapat kepentingan nonpengendali
sebesar 20%
b. PT Induk mengakuisisi 40% saham PT Baruna Jaya pada tanggal 1 januari 2011,
dengan biaya perolehan sebesar Rp 160.000.000 yang sama dengan nilai buku
saham pada tanggal tersebut.metode ekuitas untuk menghitungkan investasi
tersebut.PT Baruna jaya memperoleh laba tahun 2011 sebesar Rp 80.000.000 dan
membayar dividen sebesar Rp 20.000.000.investasi tersebut dikelola oleh kantor
pusat dan tidak ditetapkan untuk setiap segmen operasi.
Pengungkapan segmen memberikan perincian dari jumlah konsolidasi kedalam bagian
bagian pembentuknya. Pos yang muncul pada laporan keuangan konsolidasian dan harus
diagregasi adalah penjualan sebesar Rp 572.000.000 dan total asset Rp 450.000.000. dalam
analisis segmen laba segmen digunakan, tetapi jumlah ini biasanya tidak dapat disajikan
langsung dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dihitung secara terpisah.
a. Informasi tambahan untuk ilustrasi ini adalah:
b. Entitas konsolidasi dari PT Induk dan PT Anak terdiri dari lima segmen operasi yang
berbeda dan juga administrasi perusahaan pusat. Segmen operasi yang didefinisikan
oleh manajemen sebagai produk makanan, plastic dan pengepakan, konsumsi dan
komersial, kesehatan dan ilmiah serta kimia.
c. Pada tanggal 1 januari 2011 segmen produk makanan dari PT Anak menerbitkan wesel
bayar dengan tingkat bunga 12% sebesar Rp 100.000.000 kesegmen plastic dan
pengepakan PT Induk bunga antar perusahaan untuk tahun berjalan adalah Rp
12.000.000 dan telah dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasian.
Laporan keuanngan konsolidasi untuk PT induk dan entitas anak
d. Setiap segmen operasi melakukan penjualan ke pelanggan dan nonafiliasi. Selain itu, Rp
28.000.000 dari penjualan antar segmen dilakukan selama setahun berjalan oleh segmen
produk makanan, plastic, pengepakan dan konsumsi dan komersial. Biaya penjualan antar
segmen ini adalah Rp 18.000.000 barang tersebut masih berada dalam persediaan akhir
dari segmen operasi pembelian dan laba persediaan yang belum realisasi sebesar Rp
10.900.000 harus dieliminasi dari beban pokok penjualan dan persediaan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Informasi pendapatan spesifik.
e. Figure 13.2 juga menyajikan informasi laba dan rugi untuk setiap segmen sebagaimana
didefinisikan oleh entitas. Entitas menggunakan sebuah konsep laba di kendalikan untuk
mengukur kinerja segmen. Sebagaimana yang didefinisikan perusahaan, laba
dikendalikan termasuk pendapatan bunga dan beban bunga dalam definisi laba rugi
segmen suatu entitas. Oleh karena itu, bunga di laporakan atas dasar segmen. Penyusutan
dilaporkan secara terpisah karena jika beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi
dimasukan dalam pengukuran laba rugi segmen. PSAK 5 mengharuskan elemen biaya
tersebut diungkapkan untuk memberikan informasi secara terpisah kepada pengguna
laporan keuangan guna memperkirakan arus kas untuk setiap segmen.
f. Sebuah computer dengan harga Rp 30.000.000 diperoleh selama tahun berjalan. Computer
tersebut di gunakan untuk penjadwalan dan pengendalian produksi dan disusutkan dengan
metode garis lurus selama tiga tahun (Rp 30.000.000/3tahun = Rp 10.000.000/tahun). Beban
tahunan dari computer ini dialokasikan atas dasar penggunaan, yang dipantau oleh computer
itu sendiri.
g. Beban bunga antarsegmen dari wesel antar segmen diatribusikan ke segmen produk
makanan dan pendapatan bunga antar perusahaan diperoleh dengan segmen plastic dan
pengepakan.
h. Kebijakan perusahaan dalam menentukan kinerja segmen tidak termasuk laba rugi dari
investasi dalam setiap laba rugi segmen operasi sebaliknya, pos tersebut ditetapkan untuk
administrasi perusahaan. Informasi ini di kumpulkan pada kertas kerja merekonsiliasi jumlah
konsolidasi.
i. Bagian asset pada figure 13.2 menyajikan asset untuk segmen operasi dan juga untuk pusat
administrasi perusahaan,Termasuk dalam asset segmen adalah alokasi nilai buku sebesar Rp
20.000.000(Rp 30.000.000 – Rp 10.000.000 akumulasi penyusutan) dari computer produksi.
Uji signifikansi spesifik PT Induk dan entitas anaknya harus digunakan untuk
menentukan segmen operasi dilaporkan secara terpisah sebagai berikut.
Uji pendapatan 10% pertama diterapkan untuk setiap total pendapatan
segmen operasi sebagai perentasi dari pendapatan gabungan seluruh segmen
sebelum eliminasi transfer dan penjuakan antar segmen. Jika total penjualan
adalah 10% atau lebih dan pendapatan gabungan seluruh segmen. Maka,
segmen tersebut dilaporkan secara terpisah dan pengungkapan tambahan
harus di sediakan untuk laporan keuangan tahunan.
Uji pendapatan menunjukan bahwa segmen operasi berikut dilaporkan secara terpisah.
Produk makanan, plastic, dan pengepakan serta kesehatan dan ilmiah. Cara pantas yang
sering digunakan adalah menghitung 10% dari penyebut dalam uji ini(untuk PT Induk
dan entitas anaknya Rp 600.000.000 x 0,10) dan kemudian membandingkan setiap total
pendapatan segmen dengan pecahan tersebut. Dengan cara ini, segmen dilaporkan
adalah segmen dengan total pendapatan Rp 600.000.000 atau lebih.
Uji laba ( rugi ) 10 persen. Uji laba atau rugi adalah uji kedua ntuk menentukan
segmen operasi mana yang dilaporkan terpisah. Pengujian ini untuk menentukan
apakah laba atau rugi segmen sama dengan atau lebih besar dari 10 persen nilai
absolut dari laba operasi gabungan atau rugi operasi gabungan, mana yang lebih
besar.
Oleh karena kedua segmen mempunyai rugi operasi selama tahun berjalan,
maka dibuat tabulasi terpisah sebagai berikut
Segmen Laba segmen Rugi segmen
Oleh karena presentase tersebut sama dengan atau lebih besar dari 75 persen, maka tidak
ada lagi segmen operasi yang harus dilaporkan terpisah. Jika presentase tersebut kurang
dari 75 persen, maka diperlukan segmen operasi tambahan untuk diperlakukan sebagai
segmen dilaporkan sampai tersebut terpenuhi.
Figur 13-3
Ikhtisar segmen industri dilaporkan : Uji 10 persen
produk pelastik dan konsumsi dan kesehatan
makanan pengepakan komersial dan ilmiah kimia
Ya Ya Tidak Ya Tidak
Contoh berikut ini mengilustrasikan penggunaan metode yang terrendah antara biaya perolehan dan
NRV untuk laporan interim.
1. Pada awal tahun fiksal, PT.Induk memiliki persediaan sebnyak 10.000 unit dengan biaya FIFO
sebesar Rp. 10.000 per unit
2. Tidak ada pembelian tambahan selama tahun berjalan
3. Penjualan dan nilai terealisasi netto pada akhir kuartal selama tahun fiksal adalah sebagai berikut.
• PT.Induk tidak yakin mengenai penyebab turunnya NRV dan menganggapnya akan menjadi
permanen, karena itu, perusahaan mengakui penurunan tersebut dalam kuartal terjadinya.tidak ada
pengukuran yang diperlukan jika penurunan tersebut diantisipasi berlangsung sementara (temporer),
dengan pemulihan pada akhir tahun.
• Figur 13-6 menjajikan perhitungan yang diperlukan untuk menyesuaikan akun persediaan
PT.Induk menjadi biaya terrendah atau NRVpada akhir kuartal pertama, persediaan akhir kuartal ini
turun menjadi Rp. 24.000.000 dan kerugian diakui pada laporan interim laba rugi
komperehensif.banyak perusahaan melaporkan penurunan tersebut sebagai bagian dari beban
pokok penjualan karena kejadian tersebut terkait dengan persediaan. Pada akhir kaurtal kedua,
diperlukan penurunan perssediaan akhir sebesar Rp. 5.000.000. laporan interim kuartil ketiga
menunjukan pemulihan kerugian sebesar Rp. 4.000.000 karena peningkatan biaya penggantian
persediaan. Ingat, bahwa ini merupakan pemulihan kerugian penilaian (valuasi) yang diakui pada
kuartil sebelumnya.pada kuartil empat NRV sebesar Rp. 11.000 lebih tinggi Rp. 1.000 dibandingkan
biaya perolehan awal persediaan.
• Pemulihan kerugian sebesar Rp. 6.000.000 atas persediaan akhir kuartil keempat dari Rp. 2.000 unit
diakui untuk membuat penilaian persediaan dari Rp. 7.000 per unit menjadi biaya perolehan awal
Rp.10.000 per unit.ingat bahwa persediaan mungkin tidak akan dinilai melebihi biaya perolehannya.
• Sebuah representasi grafir dari NRV selama tahun tersebut diajikan pada figur 13-7. Perhatikan
bahwa setelah penurunan selama dua kuartil pertama, NRV meningkat selama kuartil ketiga dan
keempat. Pada akhir tahun, harga sebesar Rp. 11.000 per unit yang lebih tinggidari biaya perolehan
awal persediaan.
Cara lain untuk melihat pengaruh penurunan nilai adalah dengan meghitung jumlah
yang akan dilaporkan dalam beban pokok penjualan setiap kuartal.jumlah ini termasuk
biaya yang ditetapkan kebarang yang akan dijual selama selama kuartal ditambah
pengaruh setiap penurunan nilai persediaan dan dikurangi pengaruh pemulihan
kerugian yang diakui pada periode interim sebelumnya.penyesuaian pasar ini biasanya
diperlakukan sebagai penyesuaian beban pokok penjualan untuk mempresentasekan
semua biaya produk dalam suatu lokasi pada laporan laba rugi komperehensif. Tabel
berikut menyajikan perhitungan beban pokok penjualan untuk setiap kuartal.
• Jika pengurangan NRV pada kaurtal pertama dan kedua dianggap temporer,tidak
diperlukan penurunan nilai untuk diakui dan karena itu, tidak ada pemulihan kerugian yang
akan diakui pada kaurtal ketiga dan keempat. Total beban pokok yang akan dilaporkan
untuk interim harus merekonsiliasikan ke jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
tahunan. Ingat bahwa NRV akhit tahun ( Rp. 11.000) lebih tinggi dari NRV awal tahun ( Rp.
10.000) pada laporan tahunan.
• Untuk dapat berfokus pada poin utama dalam contoh tersenut, diasumsikan bahwa tidak ada
persdiaan tambahan yang diakuisisi selama tahun berjalan.tentunya dalam praktek yang
sebenarnya sebagian besar perusahaan melakukan akuisisi persdiaan secara terus-menerus.
Pembelian ini akan ditambahkan kepersediaan dengan metode arus biaya apapun yang
digunakan perusahaan.metode terrendah antara biaya perolehan dengan NRV akan diterapkan
pada akhir tiap-tiap kuartil dengan cara yang sama seperti dalam contoh, dan kerugian atau
pmulihan kerugian akan diakui.
Biaya Dan Beban Lain-Lain
a. Rp.5.000.000=(Rp.100.000.000/400.000.000) x Rp.20.000.000
b. Rp.15.000.000=Rp.20.000.000-Rp.5.000.000
Aset pajak tangguhan atau liabilitas tangguhan disebabkan oleh perbedaan temporer yang dilaporkan
pada laporan posisi keuangan. Beban pajak penghasilan yang ditunjukanpada laporan laba rugi
merupahkan penjumlahan atas pajak penghasilan pada periode berjalan ditambah (atau dikurangi untuk
asset pajak tangguhan) jumlah dari penangguhan pajak untuk periode berjalan.
Ilustrasi perhitungan pajak untuk periode interim
Figur 13-9 mengilustrasikan perhitungan pajak penghasilan. Dalam contoh berikut, ingat
bahwa penyesuaian, seperti perbedaan antara akuntansi pajak dan akuntansi PABU diperlukan
untuk menentukan pajak penghasilan untuk kuartal pertama tahun fiscal 20x1. Berikut adalah
data untuk ilustrasi.
1. PT Induk dan entitas anaknya memperoleh laba konsolidasian dari operasi yang dilanjukan
sebesar Rp.225.00.0.000 untuk kuartal pertama tahun fiscal 20x1.
2. Perbedaan permanen antara laba akumtansi dan laba pajak diharapkan akan menjadi
Rp.2.000.000 untuk premi yang dibayrkan untuk asuransi para pegawai utama perusahaan
( perushaan adalah penerima manfaat atau benefitctory) dan menyingkirkan dividen yang
diterima sebesar Rp.27.000.000 dan investasi pada perusahaan lain yang telah pajak final.
3. Tarif pajak penghasilan adalah 10% untuk penghasilan kurang dari Rp 50.000.000, 15%
untuk penghasilan antara Rp 50.000.000 sampai Rp 100.000.000 dan 30% untuk
penghasilan yang lebih dari Rp 100.000.000.
Ayat jurnal berikut digunahkan untuk mencatat beban pajak.
1) Beban pajak penghasilan Rp 42.500.000
utang pajak penghasilan Rp 42.500.000
Mencatat beban pajak penghasilan untuk kuartal pertama
Perhitungan pajak penghasilan untuk kuartal kedua terpisah dari kuartal pertama.
Berdasarkan pada laba rugi pada kuartal kedua, perusahaan menghitung pajak
penghasilan menggunahkan pajak yang berlaku. Asumsikan bahwa PT Induk dan
entitas anknya mendapatkan laba kena pajak sebesar Rp.250.000.000 dan beban pajak
sebesar Rp.57.500.000 pada laporan laba rugi konsolidasian kuartal ke dua
Ayat jurnal berikut digunakan untuk mencatat beban pajak
2) Beban pajak penghasilan Rp.57.500.000
Utang pajak penhasilan Rp.57.500.000
Kerugian dan Rugi Operasi Carrybacks and Carrywards.
Akuntan menghadapi permasalahan menarik pada saat perusahaan mengalami kerugian pada akhir suatu
periode interim. Biasanya,rugi operasi menghasilkan manfaat pajak (yaitu mengurangi utang pajak) karena
kerugian pajak dapat dilakukan kembali (carriydback) terhdap laba operasi dari tahun tahun sebelumnya dan
perusahaan dapat mengajukan klaim untuk pengembalian uang pajak yang dibayarnya pada periode
sebelumnya. Setelah bagian yang dilakukan kembali dari rugi operasi sudah habis digunahkan, sisa sudah
rugi operasi dilakukan kedepan/dikompensasikan (cariyd forward) terhadap laba operasi masa depan.
namun, penyisihan carriyback aand carriy forward tersebu diterapkan hanya untuk hasil tahunan, bukan
untuk hasil interim.
PERUBAHAN AKUNTANSI DALAM PERIODE
INTERIM