Anda di halaman 1dari 62

NAMA ANGGOTA KELOMPOK II

1. MARIANUS O.DUNGGUNG
2.MARIO S. LEIN
3. ROSALIA ANISA
4.YOHANES A. D. MULIONO
5. VALENTINUS GENGGOT
6.YULIANA A. NONA
7. ARSENSIUS JEKSEN
8.INOVENTIUS KARMAN
9.DIONISIUS O.AGUNG
PELAPORAN SEGMEN
DAN INTERIM
PELAPORAN UNTUK SEGMEN

Diversifikasi ke produk baru dan pasar multinasional selama tahun 1990 an mencipkan
kebutuhan untuk informasi yang terpisah dari masing masing segmen atau komponen
perusahaan.
Perusahaan besar yang terdiversifikasi dapat di lihat sebagai sebuah portofolio asset yang
beroperasi sebagai divisi atau entitas anak yang sering kali memiliki cakupan multinasional.
Berbagai komponen perusahaan dapat mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda,tingkatan
dan jenis resiko yang berbeda dan kesempatan untuk tumbuh yang berbeda.permasalahan
utama untuk akuntan adalah bagaimana mengembangkan dan mengungkapkan informasi yang
diperlukan untuk mencerminkan perbedaan perbedaan yang mendasar tersebut.
ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN
Pada tahun 1994,DSAK menerbitkan PSAK No 5 tentang pelaporan informasi keuangan
segmen.PSAK ini sudah direvisi dua kali, pertama pada tahun 2000 dengan mengadopsi IAS 14
(revisi 1997) dan mengubah judul menjadi pelapporan segmen. Kedua, sesuai dengan program
konvergensi IFRS, DSAK merevisi PSAK 5 pada tahun 2009 berdasarkan pada IFRS 8 mengenai
segmen operasi. Kemudian, DSAK telah menyesuaikan atas PSAK 5 tentang segmen operasi pada
tahun 2014. Pernyataan ini diaplikasikan untuk laporan keuangan dari entitas dan laporan
keuangan konsolidasian kelompok usaha dengan entitas induk.
a. Yang instrument utang atau ekuitasnya diperdagangkan di pasar public(pasar modal domestic
atau luar negeri atau over the counter termasuk pasar modal local dan regional.
b. Yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada regulator pasar modal atau regulator lainnya utnuk tujuan penerbitan
seluruh kelas instrument di pasar public.
PSAK 5 mendefinisikan segmen operasi sebagai suatu komponen dari entitas:
a. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban( termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi
dengan komponen lain dari entitas yang sama)
b. Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber dayayang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya dan
c. Tersedia informasi keuangan yang dapat di pisahkan
INFORMASI TENTANG SEGMEN OPERASI

Banyak entitas terdiversifikasi melalui beberapa lini bisnis,setiap lini dapat


mempunyai factor kompetitif yang dan dapat beraksi secara berbeda
terhadap perubahan lingkungan ekonomik sebagai contoh sebuah perusahaan
besar seperti Johnson dan Johnson beroperasi dalam beberapa lini utama
konsumsi, farmasi dan professional. Produk produknya termasuk lensa kontak
sekali pakai, produk bayi, peralatan bedah, terapi antibody, serta obat demam
dan flu.
Mendefinisikan Segmen Dilaporkan
 
Proses penentuan segmen operasi dapat dilaporkan yang terpisah yaitu
segmen dimana pengungkapan tambahan yang terpisah harus dibuat
berdasarkan spesifikasi manajemen atas segmen operasi yang digunakan
secara internal untuk mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja operasi
perusahaan.
Ambang Batas Kuantitatif 10%

DSAK menetapkan tiga aturan signifikansi 10 % untuk menetukan segmen operasi mana yang
harus melaporkan informasi secara terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut diperlukan untuk
segmen yang memenuhi setidaknya salah satu dari pengujian berikut:
a. Pendapatan yang dilaporkannya dari segmen, termasuk penjualan ke planggan eksternal dan
penjualan atau pengalihan antar segmen adalah 10% atau lebih dari gabungan pendapatan
internal dan eksternal dari seluruh segmen operasi.
b. Jumlah absolut dari laba rugi yang di laporkan dari segmen adalah 10% atau lebih dari jumlah
yang lebih besar dari dalam jumlah absolut.
c. Memiliki asset 10% atau lebih dari gabungan asset seluruh segmen operasi.
Ilustrasi uji signifikansi 10%
Menyajikan laporan keuangan konsolidasian PT Induk dan PT Anak. Informasi untuk
contoh ini adalah sebagai berikut.
a. PT Induk memiliki 80% dari modal saham PT Anak. PT Anak melaporkan laba
sebesar Rp 50.000.000 untuk tahun 2011 dan membayar dividen sebesar Rp
30.000.000 pada tanggal 31 desember 2011, saldo akun ekuitas pemegang saham
PT Anak sebesar Rp 300.000.000, dimana terdapat kepentingan nonpengendali
sebesar 20%
b. PT Induk mengakuisisi 40% saham PT Baruna Jaya pada tanggal 1 januari 2011,
dengan biaya perolehan sebesar Rp 160.000.000 yang sama dengan nilai buku
saham pada tanggal tersebut.metode ekuitas untuk menghitungkan investasi
tersebut.PT Baruna jaya memperoleh laba tahun 2011 sebesar Rp 80.000.000 dan
membayar dividen sebesar Rp 20.000.000.investasi tersebut dikelola oleh kantor
pusat dan tidak ditetapkan untuk setiap segmen operasi. 
Pengungkapan segmen memberikan perincian dari jumlah konsolidasi kedalam bagian
bagian pembentuknya. Pos yang muncul pada laporan keuangan konsolidasian dan harus
diagregasi adalah penjualan sebesar Rp 572.000.000 dan total asset Rp 450.000.000. dalam
analisis segmen laba segmen digunakan, tetapi jumlah ini biasanya tidak dapat disajikan
langsung dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dihitung secara terpisah.
a. Informasi tambahan untuk ilustrasi ini adalah:
b. Entitas konsolidasi dari PT Induk dan PT Anak terdiri dari lima segmen operasi yang
berbeda dan juga administrasi perusahaan pusat. Segmen operasi yang didefinisikan
oleh manajemen sebagai produk makanan, plastic dan pengepakan, konsumsi dan
komersial, kesehatan dan ilmiah serta kimia.
c. Pada tanggal 1 januari 2011 segmen produk makanan dari PT Anak menerbitkan wesel
bayar dengan tingkat bunga 12% sebesar Rp 100.000.000 kesegmen plastic dan
pengepakan PT Induk bunga antar perusahaan untuk tahun berjalan adalah Rp
12.000.000 dan telah dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasian.
Laporan keuanngan konsolidasi untuk PT induk dan entitas anak
d. Setiap segmen operasi melakukan penjualan ke pelanggan dan nonafiliasi. Selain itu, Rp
28.000.000 dari penjualan antar segmen dilakukan selama setahun berjalan oleh segmen
produk makanan, plastic, pengepakan dan konsumsi dan komersial. Biaya penjualan antar
segmen ini adalah Rp 18.000.000 barang tersebut masih berada dalam persediaan akhir
dari segmen operasi pembelian dan laba persediaan yang belum realisasi sebesar Rp
10.900.000 harus dieliminasi dari beban pokok penjualan dan persediaan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Informasi pendapatan spesifik.
e. Figure 13.2 juga menyajikan informasi laba dan rugi untuk setiap segmen sebagaimana
didefinisikan oleh entitas. Entitas menggunakan sebuah konsep laba di kendalikan untuk
mengukur kinerja segmen. Sebagaimana yang didefinisikan perusahaan, laba
dikendalikan termasuk pendapatan bunga dan beban bunga dalam definisi laba rugi
segmen suatu entitas. Oleh karena itu, bunga di laporakan atas dasar segmen. Penyusutan
dilaporkan secara terpisah karena jika beban penyusutan, deplesi, dan amortisasi
dimasukan dalam pengukuran laba rugi segmen. PSAK 5 mengharuskan elemen biaya
tersebut diungkapkan untuk memberikan informasi secara terpisah kepada pengguna
laporan keuangan guna memperkirakan arus kas untuk setiap segmen.
f. Sebuah computer dengan harga Rp 30.000.000 diperoleh selama tahun berjalan. Computer
tersebut di gunakan untuk penjadwalan dan pengendalian produksi dan disusutkan dengan
metode garis lurus selama tiga tahun (Rp 30.000.000/3tahun = Rp 10.000.000/tahun). Beban
tahunan dari computer ini dialokasikan atas dasar penggunaan, yang dipantau oleh computer
itu sendiri.
g. Beban bunga antarsegmen dari wesel antar segmen diatribusikan ke segmen produk
makanan dan pendapatan bunga antar perusahaan diperoleh dengan segmen plastic dan
pengepakan.
h. Kebijakan perusahaan dalam menentukan kinerja segmen tidak termasuk laba rugi dari
investasi dalam setiap laba rugi segmen operasi sebaliknya, pos tersebut ditetapkan untuk
administrasi perusahaan. Informasi ini di kumpulkan pada kertas kerja merekonsiliasi jumlah
konsolidasi.
i. Bagian asset pada figure 13.2 menyajikan asset untuk segmen operasi dan juga untuk pusat
administrasi perusahaan,Termasuk dalam asset segmen adalah alokasi nilai buku sebesar Rp
20.000.000(Rp 30.000.000 – Rp 10.000.000 akumulasi penyusutan) dari computer produksi.
 
Uji signifikansi spesifik PT Induk dan entitas anaknya harus digunakan untuk
menentukan segmen operasi dilaporkan secara terpisah sebagai berikut.
Uji pendapatan 10% pertama diterapkan untuk setiap total pendapatan
segmen operasi sebagai perentasi dari pendapatan gabungan seluruh segmen
sebelum eliminasi transfer dan penjuakan antar segmen. Jika total penjualan
adalah 10% atau lebih dan pendapatan gabungan seluruh segmen. Maka,
segmen tersebut dilaporkan secara terpisah dan pengungkapan tambahan
harus di sediakan untuk laporan keuangan tahunan.
Uji pendapatan menunjukan bahwa segmen operasi berikut dilaporkan secara terpisah.
Produk makanan, plastic, dan pengepakan serta kesehatan dan ilmiah. Cara pantas yang
sering digunakan adalah menghitung 10% dari penyebut dalam uji ini(untuk PT Induk
dan entitas anaknya Rp 600.000.000 x 0,10) dan kemudian membandingkan setiap total
pendapatan segmen dengan pecahan tersebut. Dengan cara ini, segmen dilaporkan
adalah segmen dengan total pendapatan Rp 600.000.000 atau lebih.
Uji laba ( rugi ) 10 persen. Uji laba atau rugi adalah uji kedua ntuk menentukan
segmen operasi mana yang dilaporkan terpisah. Pengujian ini untuk menentukan
apakah laba atau rugi segmen sama dengan atau lebih besar dari 10 persen nilai
absolut dari laba operasi gabungan atau rugi operasi gabungan, mana yang lebih
besar.
Oleh karena kedua segmen mempunyai rugi operasi selama tahun berjalan,
maka dibuat tabulasi terpisah sebagai berikut
Segmen Laba segmen Rugi segmen

Produk makanan Rp. 198.000.000


Plastik dan pengepakan 59.000.000
Konsumsi dan komersial (25.000.000)
Kesehatan dan ilmiah 22.000.000
Kimia (9.000.000)

Total Rp. 279.000.000 Rp.( 34.000.000)


 
Total absolut tersebut adalah Rp.279.000.000 dari laba.Jumlah ini akan menjadi
penyebut untuk pengujian laba atau rugi operasi 10 persen .Oleh karena
pengujiaan ini berdasarkan pada jumlah absolut,maka semua bilangan
diperlakukan sebagai jumlah posisitif.Tata pengujian adalah sebagai berikut:
Segmen produk makanan dan plastik dan pengepakan dilaporkan secara
terpisah menggunakan uji laba atau rugi.
Uji aset.Uji terakhir untuk menentukan apakah segmen dilaporkan terpisah
adalah uji aset 10 persen ingat bahwa pos pos yang membentuk setiap aset
segmen ini ditentukan oleh manajemen.Seperti yang digunakan untuk tujuan
pengambilan keputsan internal.Manajemen dapat memasukan pos tak
terwujud,piutang, dan bahkan pos antar perusahaan.Sebagaimana di
definisikan manajemen asumsikan bahwa manajemen PT induk
mendefinisikan aset segmen dengan memasukan pos antar perusahaan
seperti wesel antar perusahaaan.Perlu diketahui bahwa manajemen berhak
untuk mendefinisikan mana yang dimasukan dan tidak dimasukan kedalam
definisi laba atau rugi segmen dan aset segmen.
Aset gabungan dari semua segmen operasi Rp.1.270.000.000 digunakan untuk
pengujian ini.Perbedaan sebesar Rp.110.000.000 antara aset gabungan dari
segmen operasi (Rp.1.276.000.000 ) dan jumlah yang dimasukan
( Rp.1.166.000.000 ) dalam aset konsolidasi disebabkan oleh wesel antar segmen
senilai Rp.100.000.000 .Jumlah antar perusahaan tersebut harus dieliminasi dalam
peroses konsolidasi.
Segmen operasi produk makanan,plastik dan pengepakan da kesehatan dan
ilmiah dilaporkan terpisah berdasarkan uji aset 10 persen;Aset segmen
tersebut sama dengan atau lebih besar dari 10 persen aset gabunggan
segmen operasi (Rp.127.600.000.000 = 1.276.000.000 x 0,10 ).
Figur 13-3 mengiktisarkan hasil dari ketiga pengujian tersebut.Ingat
kembali bahwa suatu segmen dilaporkan secara terpisah jika segmen tersebut
memenuhi salah satu dari ketiga pengujian 10 persen.Segmen berikut
dilaporkan terpisah berdasarkan tiga uji: Peroduk makanan,plastik,dan
pengepakan serta kesehatan dan ilmiah.Segmen yang lain,konsumsi dan
komersial serta kimia, tidak dilaporkan terpisah berdasarkan ketiga uji
tersebut.Oleh karena itu, informasi dari segmen tertentu harus dilaporkan
dalam laporan keuangan tahunan untuk tiga segmen dilaporkan secara
terpisah,dan informasi iktisar untuk dua segmen lainnya yang tidak
dilaporkan harus digabungkan dengan nama” seluruh segmen lain”.
Uji pengungkapan komperehensif
Setelah menentukan segmen mana yang dilaporkan berdasarkan salah satu
dari tiga uji 10 peren, kemudian perusahaan harus menerapkan uji
komperehensif. Uji komperehensif adalah uji pendapatan konsolidasi 75
persen ( 75 percent consolidated revenue test)
Uji pendapatan konsolidasi tujuh pulu lima persen
Total pendapatan dari sumber eksternal oleh semua segmen operasi
dilaporkan secara terpisah setidaknya harus sama dengan 75 persen dari total
pendapatan konsolidasian. Perubahan pelapor harus mengidentifikasi segmen
operasi tambahan sebagai segmen yang dilaporkan sampai uji ini terpenuhi.
PT.Induk dan PT.Anak dengan tiga segmen dilaporkan, menghitung pengujian 75
persen sebagai berikut:

Oleh karena presentase tersebut sama dengan atau lebih besar dari 75 persen, maka tidak
ada lagi segmen operasi yang harus dilaporkan terpisah. Jika presentase tersebut kurang
dari 75 persen, maka diperlukan segmen operasi tambahan untuk diperlakukan sebagai
segmen dilaporkan sampai tersebut terpenuhi.
Figur 13-3
Ikhtisar segmen industri dilaporkan : Uji 10 persen
produk pelastik dan konsumsi dan kesehatan
makanan pengepakan komersial dan ilmiah kimia
Ya Ya Tidak Ya Tidak

Uji pendapatan Ya Ya Tidak Tidak Tidak

Uji laba (rugi) operasi Ya Ya Tidak Ya Tidak


Uji aset diidentifikasi
 
Pertimbangan lainnya
 
Batasan praktis sebanyak 10 segmen digunakan sebagai batas atas jumlah segmen
dilaporkan karena jika lebih dari tersebut, maka informasi tambahan dapat menjadi
terlalu terperinci. Sebuah perusahaan yang mempunyai lebih dari 10 segmen dilaporkan
harus mempertimbangkan untuk mengagregasi segmen yang paling berkaitan PT.Induk
dan PT.Anak hanya mempunyai tiga segmen dilaporkan.
Selain itu, perusahaan harus menerapkan pertimbangan untuk menentukan apakah
masing-masing segmen harus dilaporkan. Sebagai contoh, segmen dapat memenuhi
atau tidak memenuhi, suatu uji tersebut karena situasi yang tidak biasa, seperti laba atau
rugi tinggiyang abnormalatas kontrak satu waktu.konsep perbandingan antar periode
harus ditindaklanjuti dalam menentukan apakah suatu segmen harus diungkapkanatau
tidak dalam periode berjalan. Perusahaan harus melaporkan terpisah suatu segmen yang
memenuhi uji 10 persen dalam satu waktu hanya karena keadaan yang abnormal.
Namun, perusahaan diharuskan mengindikasikan mengapa suatu segmen dilaporkan
tidak diungkapkan.
Terkahir, jika sutu segmen menjadi dilaporkan dalam periode berjalan tetapi tidak
dilaporkan terpisah pada periode sebelumnya, maka pengungkapan segmen komparatif
tahun-tahun sebelumnya yang dimasukan dalam laporan keuangan tahun berjalan harus
dsajikan kembali untuk mendapatkan data keuangan yang dapat diperbandingkan.
Pelaporan Informasi Segmen
Pengungkapan khusus yang diharuskan untuk setiap segmen dilaporkan dijelaskan dalam PSAK 5 Entitas mengungkapkan
informasi untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuagan atas aktivitas bisnis
dimana entitas terlibat dalam lingkungan ekonomik dimana entitas beroperasi. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut
untuk setiap periode laporan laba rugi dan penghasilan komperehensif lain disajikan.
1. Informasi umum tentang faktor- faktor yang digunakan unruk mengidentifikasi segmen dilaporkan dari entitas,
termasuk dasar organisasi ( sebagai contoh,apakah manajemen telah memilih untuk mengelolah entitas berdasarkan
erbedaan dalam produk mdan jasa, wilayah geografis, lingkungan peraturan ataiu gabungan dari faktor-faktor tersebut
dan apakah segmen operasi telah digabungkan), dan jenis produk dan jasa yang menghasilkan pendapatan daari setiap
segmen dilaporkan.
2. Informasi tentang laba rugi segmen dilaporkan, termasuk pendapatan dan beban tertentuyang termasuk dalam laba
rugi segmen dilaporkan, aset segmen , liabilitas segmen, dan dasar pengungkapan. Hal-hal berikut harus diungkspkan
jika digunakan untuk mengukur laba auatu rugi Segmen yang ditinjau dari pimpinan membuat keputusan perusahaan
yaitu : a).pendaptan dari pelanggan eksternal; b) pendaptan dari transaksi dari segmen operasi lain dalam entitas yang
sama; c) pendapatan bunga; d) beban bunga; e) penyusutan dan amortisasi; f) unsur-unsur material dari penghasilan
dan beban; g) bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan metode ekuitas; h)
beban atau penghasilan atas pajak penghasilan dan; i) unsur-unsur material nonkas selain penyusutan dan amortisasi.
3. Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi segmen dilaporkan, liabilitas segmen dan unsur material segmen
lainnya terhada jumlah yang terkait dalam entitas.
Entitas melaporkan pendapatan bunga secara terpisah dari beban bunga untuk setiap segmen
dilaporkan,kecuali mayoritas pendapatan segmen berasal dari bunga dan pengambil keputusanperasional
menggunakanpendapatan bunga netto sebagai dasar utama dalam menilai kinerja dan membuat keputusan
tentang sumber daya untuk dialokasikan kepada segmen tersebut. Dalam situasi tersebut, entitas dapat
melaporkan pendapatan bunga segmen secara neto setelah beban bunga dan pengungkapan hal tersebut.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap segmen jika jumlah tertentu yang dimasukan
dalam mengukur aset segmen yang dikaji ulang oleh pengambil keputusan operasional, bahkan jika tidak
termasuk dalam mengukur aset segmen.
1. Jumlah investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan metode ekuitas dan
2. Jumlah tambahan pada aset tidak lancar selain instrumen keuangan,aset pajak tangguhan,aset imbalan
pasti neto, dan hak yang timbul dalam kontrak asuransi.
Perusahaan memperbolehkan untuk menyajikan pengungkapan tersebut dalam skedulterpisah atau dalam
catatan kaki. Sebagian besar perusahaan menyajkan pengungkapan catatan kaki dengan skedul
penyerta.contoh dari format pengungkapan yang paling banyak digunakan disajikan pada figur 13-4 untuk
PT. Induk dan PT.Anak.figur tesebut menyajikan informasi segmen informasi yang digunakan sebagai
contoh dan hanya data tahun berjalan.akan tetapi dalam praktiknya, perusahaan memberikan data
komparatif setidaknya untuk dua periode fiksal sebelumnyabersama dengan informasi periode berjalan.
PSAK 5 menyatakan bahwa entitas melakukan rekonsiliasi atas seluruh hal sebagai berikut:
1. Total pendapatan segmen dilaporkan terhadap pendapatan entitas
2. Total ukuran laba rug segmen dilaporkan atas laba rugi entitas sebelum beban pajak
(penghasilan pajak)dan operasi dihentikan akan tetapi, jika entitas mengalokasikan
unsur seperti beban pajak (pengasilan pajak) kepada segmen dilaporkan, maka entitas
merekonsiliasi total ukuran laba rugi entitas setelah seluruh unsur tersebut.
3. Total aet segmen dilaporkan terhadap aset entitas
4. Total liabilitas segmen dilaporkan terhadap liabilitas entitas jika liabilitas segmen yang
dilaporkan sesuai dengan paragraf 23
5. Total jumlah dalam segmen dilaporkan untuk setiap informasi unsur material yang
diungkapkan terhadap jumlah terkait dalam entitas.
Seluruh unsur-unsur material yang direkonsiliasi harus diidentifiksi dan dideskripsikan secara
terpisah. Sebagai contoh, jumlah untuk setiap penyessuaian material yang diperlukan untuk
merekonsiliasi laba rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entitas yang timbul dari
perbedaan kebijakan akuntansi harus diidentifikasi dan dideskripsikan secara terpisah
MENGIDENTIFIKASI SEGMEN DILAPORKAN
Fokus dalam PSAK 5 adalah menyediakan pengguna laporan keuangan dengan informasi dimana
mereka dapat menentukan resiko dan potensi imbal hasil entitas. Dengan menggunaan basis informasi
yang sama sebagaimana yang digunakan oleh manajemen perusahaan. Tentunya resiko dalam
menjalankan bisnis disuatu negara cukup berbeda dengan resiko menjalankan bisnis dinegara lain.
Entitas multinasional besar saat ini memiliki operasi dibanyak negara dan pasar luar negeri.PSAK 5
menyatakan bahwa entitas harus melaporkan informasi secara terpisah berkaitan ddengan setiap
segmen operasi diidentifikasi yang melebihi ambang batas kuantitatif.
Selain itu, PSAK 5 juga mengharuskan pengungkapan seluruh entitas mengenai produk dan
jasa.wialyah geografis dan pelanggan utama perusahaan harus melapokan pendapatan dari pelanggan
eksternal (1)untuk setiap produk dan jasa, atau tiap kelompk produk dan jasa sejenis, (2) yang
dialokasikepada negara domisili entitas, dan seluruh negara asing secara total dimana entitas
memperoleh pendapatan.perusahaan juga harus menyediakan informasi mengenai tingkat
ketergantungannya kepada pelanggan utamanya,yaitu apabila pendapatan dari transaksi dengan
pelanggan eksternal tunggal sebesar 10 persen atau lebih dari total pendapatan perusahaan.
Ini menyimpulakan pembahasan mengenai pelaporan segmen. Bagian selanjutnya dari bab ini
menyajikan bidang utana lainya mengenai pengungkapan keuangan ,pelaporan keuangan interim.
PELAPORAN KEKUANGAN INTERIM
  yang mencakup periode waktu kurang
• Laporan keuangan interim (interim financial reports),
dari satu tahun, menyediakan informasi tepat waktu megenai kemajuan entitas sepanjang
tahun tersebut.laporan keuangan interim bisa untuk satu minggu, satu bulan, triwulan,atau
beberapa triwulan. Banyak perusahaan menyusun laporan keuangan bulanan untuk tujuan
manajemen internal.perusahaan publik diwajibkan untuk mempublikasikan laporan
teriwulanan dan reaksi pasar sahamyang cepat terhadap rilis publik mengenai informasi
triwulanan tersebut menunjukan bahwa para investor dan pengguna laporan keuangan lainya
mengganti dengan cermat laporan ini.laporan triwulanan , dalam berbagai cara, merupakan
versi yang lebih kecil dari laporan keuangan tahunan. PSAK 3 yang terkait dengan laporan
keuangan interim memungkinkan laporan keuangan interim disiapkan dalam bentuk ringkas.
Laporan tersebut meliputi sebuah laporan posisi keuangan aba rugi
komperenhensif,perubahan ekuitas, arus kas, dan catatan tertentu serta pengungkapan
lainnya secara ringkas untuk triwulan yang akan dilaporkan, dan juga data komparatif untuk
periode sebelumnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharuskan kepada perusahaan publik untuk menyerahkan laporan
keuangan reguler, baik tahunan maupun tengah tahunan. Selain itu bursa efek indonesia (BEI) mewajibkan
seluruh perusahaan yang terdaftar dibursa efek untuk menyerahkan laporan keuangan setiap kuartil.
Lebih lanjut, pada saat peroses penawaran saham, perusahaan publik juga diwajibkan untuk menyerahkan
laporan kekuangan interimjika efekktifitas pernyataan pendaftaran lebih dari 180( seratus delapan puluh) hari
setelah laporan keuangan tahunan terkini, sehingga pada periode antara efektifitas pernyataan pendaftaran dan
laporan kekuangan interim tidak akan lebih dari 180 ( seratus delap[an puluh) hari.
OJK meminta agar laporan keuangan interim yang diserahkan pada saaat peroses penawaran kepada publik
telah diaudit. Lapran keuangan interim tidak diperlukan dalambentuk komparatif . dalam kakitannya dengan
laoran tengah tahunan reguler. OJK mengharuskan srebgaiamana disebutkan dalam peraturan Nomor X.K.2
tentang kewajiban menyampaikan laporsn keuangan Berkala Emiten atau perusahaan publik, laporan keuangan
tengah tahunan tersebut harus disampaikan dan diumumkan kepada masyarakat dalam jangka waktu :
1. Paling lambat pada akhir bulan pertama sdetelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan jika tidak
disertai dengan laporan akuntann
2. Palingg ambat pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporsn keuangan tengah tahunan, jika disertai
dengan laporan akuntan dalam rangka penelahaan terbatas ;dan
3. Paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai dengan
laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan.
Peraturan untuk menyerahkan laporan keuangan interim triwulan dan BEI juga sama dengan OJK. Hal ini berarti
ada tiga alternatif pada perusahaan
Untuk mengji perbedaan antara dua teori tersebut, asumsikan bahwa PT induk
mengeluarkan biaya sebesar Rp.20.000.000 pada awal kuartal kedua dari taun fiscal untuk
kampanye iklan yang bertujuan untuk menaikan pendapatan penjualan selama sisa tahun
ini. Berdasarkan pandangan dikrit, keseluruhan Rp.20.000.000 harus dibebankan terhadap
laba rugi kuartal kedua. Akan tetapi, berdasarkan pandangan integral, biaya iklan awalnya
akan dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan dibebankan selama periode interim kedua,
ketiga dan keempat. Alokasi terhadap masing-masing periode dapat d ilakukan atas dasar
volume penjualan yang dihasilkan atau dasar lain yang sesuai. Menuruut pandangan
integral, satu periode interim tidak akan menanggung keseluruhan beban yang
menguntungkan lebih dari satu periode interim.
pandangan integral yang dipilih sebagai teori utama untuk pelapor interim seperti
yang dipersyaratkan oleh PSAK3. namun, terdapat beberapa modifikasi dari teori ini
sehingga laporan akan semakin sesuai dengan hasil operasi dari tahun yang bersangkutan.
Pengaturan akuntansi tentang pelaporan
interim
PSAK3 mensandarisasi penyusunan dan pelapor pada laporan interim laba rugi komprehensif interim.
Pengaturan tersebut mendefenisikan elemen laba rugi dan pengukuran biaya atas dasar interim. Pengaturan
tersebut juga memberikan panduan utntuk perlakuan akutansi atas investasi, pos luar biasa, transaksi yang
tidak biasa terjadi ataupun tidak sering terjadi. Sering liabbilitas kontijensi pada lapporan keuangan interim.
Lebih lanjut, pengaturan tersebut menjelaskan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan interim.
perubahan dalam kebijakan akkuntansi juga akan dibahas dalam pengaturan ini. Secara khusus,
perubahan prinsip akuntansi dalam periode interim dilaporkan pada periode interim yang bersangkutan
menggunakan metode yang sama sebagai perubahan akuntansi yang terjadi dan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan tahunan sebagaimana dinyatakan PSAK25 tentang “kebijakan akuntansi”. “Perubahan
estimasi akuntansi, dan kesalahan “.
Berdasakan PSAK25, perubahan kebijakan akuntansi harus diteripkan secara retrospetik dengan
menyesuaikan saldo awal setiam komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal dan
jumblah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru
tersebut sudah diterapkan sebelumnya.
Perusahaan harus mengunkapkan perubahan tersebut dalam catatan laporan
keuangan jika akan ada perubahan kebijakan akuntansi pada periode interim
berikutnya.
PSAK3 juga manangani permasalahan sulit mengenai pengukuran ketentuan
pajak untuk laporan keuangan interim jika beban pajak actual didasarkan atas
laba rugi tahunan. Pada akhir periode interim, perusahaan harus membuat
ketentuan pajak penghasilan terkait berdasarkan estimasi terbaik dari rata-rata
tertimbang tariff pajak yang diperkirakan untuk tahun buku penuh. Jumlah yang
diakru untuk beban pajak penghasilan dalam satu periode interim mungkin haru
disesuaikan dalam periode interim berikutnya dari tahun buku jika estimasi tariff
pajak penghasilan tahunan berubah. Contuh akuntanji untuk pajak pada laporan
keuangan interim akan disajikan kemudian ini.
Standar pelaporan untuk laporan interim laba
rugi komprehensif
Bentuk lapporan interim labarugi komprehensif sama dengan bentuk laporan laba rugi
komprehensif tahunan. Ada beberapa perbedaan dalam pengukuran komponen
spesifik memngenai laba rugi karena periode waktu yang lebih pendek. Secaara
umum, standar akunntansi yang digunakanuntuk laporan keuangan interim sama
dengan yang digunakan untuk laporan keuangan tahunan walau pun PSAK3
memberikan bantuan teknis untuk mengukur dan melaporkan secaara interim figure
13-5 menyajikan ikhtisar perinsip-perinsip akuntansi utama yang digunakan untuk
laporan interim laba rugi komprehensif. Persyaratan teknis yang relevan untuk
pelaporan interim akan dibahas dibagian berikutnya
Pendapatan
Salah satu elemen paling signifikan dari laporan interim laba rugi komprehensif dalam
pendapatan dari penjualan. Infestor ingin menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan pendapatan, sehingga mereka membandingkan pendapatan ari
periode interim terkini dengan pendapatan dari periode interim yang sama tahun
sebelumnya. Dasar pengukuran yang digunakan untuk menghitung pendapatan yang
diperoleh dalam periiode interim harus sama yang digunakan untuk tahun fiscal
penuh.
dengan demikian, pendapatan harus diakui dan dilaporkan pada periode
diperolehnya dan tidak dapat ditangguhkan keperiode lain untuk menyajikan arus
pendapatan yang lebih stabil. PSAK3 menyatakan bahwa pendapatan yang diterima
secara musiman, siklusan, atau tidak teratur dalam suatu tahun buku tidak diantisipasi
atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika antisipasi atau penangguhan tidak akan
sesuai pada akhir tahun buku. Pendapatan dari usaha musiman, seperti dalam
pertanian, produk makanan, grosir atau toko eceran, dan hiburan tidak dapat
dimanipulasi untuk menghasilkan tren musiman.
Beban pokok penjualan dan persediaan
Beban pokok penjualan umumnya merupakan biaya tunggal yang paling besar dalam laporan interim laba rugi
komprehensif. Aturan umumnya adalah beban pokok penjualan interim harus dihitung dengan elemen biaya
langsung dan biaya yang dialokasikan atas dasar yang sama sebagai mana yang diggunakan untuk
menghitung beban pokkok penjualan tahuanan namun, PSAK3 memperbolehkan modifikasi praktis atau
aturan umum sebagai berikut.
1. Menggunakan estimasi tingkat laba bruto. Estimasi tingkat laba bruto dapat digunakan untuk menghitiung
beban pokok penjualan interim. Dengan demikian, persediaan fisik tidak perluh dibuat dalam setiap
laporan keuangan interim.
2. Penilaian yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto ( net realizable value NRV ).
Kerugian persediaan dari penurunan NRV dibawah biaya perolehan diakui pada periode penurunan
tersebut. Pemulihan dari NRV pada periode interim berikutnya harus diakui pada periode pemulihan
sebagai pemulihan kerugian yang diakui pada periode interim sebelumnya dari tahun fiscal. Pengembalian
harga pasar diperiode interim berikutnya pada tahun fiscal yang sama harus diakui sebagai keuntungan
dari periode interim berikutnya. Penurunan harga pasar yang bersifat sementara yang diharapkan akan
dipulihkan pada akhir tahun fiscal tidak harus diakui dalam periode interim karena tidak ada kerugian yang
diperkirakan untuk tahun fiakal penuh.
3. Sistem biaya standar, produsen yang menggunakan system biiaya standar untuk menghitung beban pokok
penjualan dan persediaan akhir harus menggunakan prosedur yang sama untuk menentukan farina selama
satu periode interim denngan yang digunakan untuk tahun fiscal. Akan tetapi farina yang di antisipasi akan
diserah pada akhir tahun fiscal biasanya tidak dimasukan dalam penghitungan laba rugi interim
Iluastrasi penurunan nilai Pasar Dan Pemulihan

Contoh berikut ini mengilustrasikan penggunaan metode yang terrendah antara biaya perolehan dan
NRV untuk laporan interim.
1. Pada awal tahun fiksal, PT.Induk memiliki persediaan sebnyak 10.000 unit dengan biaya FIFO
sebesar Rp. 10.000 per unit
2. Tidak ada pembelian tambahan selama tahun berjalan
3. Penjualan dan nilai terealisasi netto pada akhir kuartal selama tahun fiksal adalah sebagai berikut.
• PT.Induk tidak yakin mengenai penyebab turunnya NRV dan menganggapnya akan menjadi
permanen, karena itu, perusahaan mengakui penurunan tersebut dalam kuartal terjadinya.tidak ada
pengukuran yang diperlukan jika penurunan tersebut diantisipasi berlangsung sementara (temporer),
dengan pemulihan pada akhir tahun.
• Figur 13-6 menjajikan perhitungan yang diperlukan untuk menyesuaikan akun persediaan
PT.Induk menjadi biaya terrendah atau NRVpada akhir kuartal pertama, persediaan akhir kuartal ini
turun menjadi Rp. 24.000.000 dan kerugian diakui pada laporan interim laba rugi
komperehensif.banyak perusahaan melaporkan penurunan tersebut sebagai bagian dari beban
pokok penjualan karena kejadian tersebut terkait dengan persediaan. Pada akhir kaurtal kedua,
diperlukan penurunan perssediaan akhir sebesar Rp. 5.000.000. laporan interim kuartil ketiga
menunjukan pemulihan kerugian sebesar Rp. 4.000.000 karena peningkatan biaya penggantian
persediaan. Ingat, bahwa ini merupakan pemulihan kerugian penilaian (valuasi) yang diakui pada
kuartil sebelumnya.pada kuartil empat NRV sebesar Rp. 11.000 lebih tinggi Rp. 1.000 dibandingkan
biaya perolehan awal persediaan.
• Pemulihan kerugian sebesar Rp. 6.000.000 atas persediaan akhir kuartil keempat dari Rp. 2.000 unit
diakui untuk membuat penilaian persediaan dari Rp. 7.000 per unit menjadi biaya perolehan awal
Rp.10.000 per unit.ingat bahwa persediaan mungkin tidak akan dinilai melebihi biaya perolehannya.
• Sebuah representasi grafir dari NRV selama tahun tersebut diajikan pada figur 13-7. Perhatikan
bahwa setelah penurunan selama dua kuartil pertama, NRV meningkat selama kuartil ketiga dan
keempat. Pada akhir tahun, harga sebesar Rp. 11.000 per unit yang lebih tinggidari biaya perolehan
awal persediaan.
Cara lain untuk melihat pengaruh penurunan nilai adalah dengan meghitung jumlah
yang akan dilaporkan dalam beban pokok penjualan setiap kuartal.jumlah ini termasuk
biaya yang ditetapkan kebarang yang akan dijual selama selama kuartal ditambah
pengaruh setiap penurunan nilai persediaan dan dikurangi pengaruh pemulihan
kerugian yang diakui pada periode interim sebelumnya.penyesuaian pasar ini biasanya
diperlakukan sebagai penyesuaian beban pokok penjualan untuk mempresentasekan
semua biaya produk dalam suatu lokasi pada laporan laba rugi komperehensif. Tabel
berikut menyajikan perhitungan beban pokok penjualan untuk setiap kuartal.
• Jika pengurangan NRV pada kaurtal pertama dan kedua dianggap temporer,tidak
diperlukan penurunan nilai untuk diakui dan karena itu, tidak ada pemulihan kerugian yang
akan diakui pada kaurtal ketiga dan keempat. Total beban pokok yang akan dilaporkan
untuk interim harus merekonsiliasikan ke jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
tahunan. Ingat bahwa NRV akhit tahun ( Rp. 11.000) lebih tinggi dari NRV awal tahun ( Rp.
10.000) pada laporan tahunan.

• Untuk dapat berfokus pada poin utama dalam contoh tersenut, diasumsikan bahwa tidak ada
persdiaan tambahan yang diakuisisi selama tahun berjalan.tentunya dalam praktek yang
sebenarnya sebagian besar perusahaan melakukan akuisisi persdiaan secara terus-menerus.
Pembelian ini akan ditambahkan kepersediaan dengan metode arus biaya apapun yang
digunakan perusahaan.metode terrendah antara biaya perolehan dengan NRV akan diterapkan
pada akhir tiap-tiap kuartil dengan cara yang sama seperti dalam contoh, dan kerugian atau
pmulihan kerugian akan diakui.
Biaya Dan Beban Lain-Lain

• Pandangan integral yang dilaporkan oleh PSAK 3 tersebut ketika


berhadapan dengan biaya periode interim. Perinsip umumnya adalah bahwa
biaya dan beban itu harus dibebankan kelaba rugi interim dalam periode
interim dimana keduanya terjadi. Biaya dan beban lain , selain biaya produk
Analisis interim terendah antara biaya prolehan dengan NRV dari akun persediaan
PT induk
Dibebankan dengan dasar yang sama seperti periode tahunan. Namun, beberapa biaya dan beban,
dialokasikan diantara periode interim berdasarkan pada estimasi waktu yang dipergunakan, manfaat yang
diterima, atau tingkat aktifitaas dari periode interim tersebut, sebagai bagian dari estimasi jumlah untuk
tahun fiskal penuh.
Pilih antara pengakuan langsung dari pengeluaran dalam laporan laba rugi periode interim dan
penangguhan serta alokasi ke beberapa laporan laba rugi priode interim tesebut berdasaarkan evaluasi
subjektif dan periode yang mendapatkan manfaat dari pengeluaran tersebut. Walaupun sebagian besar
pengeluaran dibebankan keperiode interim pada saat terjadinya. Deskripsi berikut mengilustrasikan saat
pengeluaran bisa di tangguhkan dan di alokasikan ke beberapa periode interim.
1. Beberapa perusahaan mengfokuskan pada perbaikan peralatan yang besar dalam satu waktu pada suatu
periode interim. Biaya perbaikan itu dapat ditangguhkan (aset dibayar di muka) atau di akru (estimasi
liabilitas) dan dialokasikan ke beban perbaikankesetiap periode interim yang mendapatkan manfaat dari
biaya perbaikan tersebut.
2. Pajak properti harus ditangguhkan atau di akru pada setiap periode interim dari pada diakui secara
penuh sebagai sebuah beban periode interim saat pajak dibayar
3. Biaya kampanye iklan besar harus dialokasikan pada periode interim yang mendapatkan manfaat dari
biaya tersebut dari pada diakui semata-mata dalam periode interim saat biaya itu terjadi. Sebuah
prosedur alokasi kusus adalah untuk memperkirakan volumepenjuala diantisipasi pada setiap periode
interim yang akan mendapatkan manfaat kampanye iklan tersebut. Secara umum, biaya total iklan
dibebankan untuk menentukan laba rugi tahun dan tidak ada pengagguhan yang dilakukan diluar akhir
Contoh Pt induk mempunyai kebijakan manajemen untuk menutup pabrik
produksi utamanya setiap bulan agustus selama periode dua minggu untuk
pengecetan dan perbaikan. Pada tanggal 1 januari perusahaan mengestimasi
bahwa total biaya sebesar Rp.60.000.000 akan dilakukan untuk rehabilitasi.
Pabrik tersebut dan perbaikan tersebut akan memberikan manfaat selama empat kuartal
dalam tahun itu. Perusahaan akan mengalokasikan biaya ini ke setiap kuartal. Bahkan dua
kuartal sebelum pabrik tersebut betul-betul ditutup. Dalam kasus ini akrual untuk beban
perbaikan akan dilakukan dalam kuartal perama dan kedua. Jika biaya akrual dikeluarkan
pada kuartal ketiga, liabilitas akrual akan dieliminasi tetapi beban perbaikan akan tetap
muncul pada setiap kuartal. sisa beban perbaikan untuk tahun tersebut kemudian akan
dialokasikan utnuk kuartal ke tiga dan ke empat. Poin kuncinya adalah bahwa beban
perbaikan dapat di alokasikan ke setiap kuartal yang menguntungkan, walaupun arus kas
untuk pos tersebut belum terjadi sampai kuartal akhir dalam tahun fiskal. Akrual (estimasi
liabilitas)dan penagguhan (aset dibayar dimuka) digunakan untuk aplikasi ini
Ilustarasi penangguhan dan alokasi biaya iklan
Pada tanggal 1 april, awal kuartal kedua dari tahun fiskal konsolidasi Pt induk dan entitas anak
timbul biaya sebesar Rp.20.000.000 untuk kampanye iklan yang akan memberikan manfaat untuk
tiga kuartal terakhir dari tahun berjalan. Penjualan konsolidasian unutuk tahun kedua, ketiga, dan
keempat diperkirakan berjumblah Rp.400.000.000 dalam kasus ini, Pt induk menentukan bahwa
kampanye iklan tidak memberikan manfaat untuk kuartalpertama karena itu, tidak ada beban
iklan yang diakru pada kuartal pertama yang berakhir tanggal 31 maret, dan satu-satunya
pengeluaran iklan selama tahun berjalan adalah Rp.20.000.000 yang terjadi pada tanggal 1.
Biaya sebesar Rp.20.000.00 tersebut dicatat sebagai aset dibayar dimuka pada saat terjadinya
dan dibebankan ke beban iklan pada setiap periode interim yang menerima manfaatnya.
Sebagaimana ditunjukan dalan figur 13.8. dasar alokasi yang dipilih adalah penjualan kuartal pada
periode yang menerima manfaat sebagai presentase dari total penjualan yang diperkirakan untuk
periode yang mendapatkan manfaat.
Pada awal kuartal ke3 (1juli), sisa biaya iklan sebesar Rp.15.000.000 dalam iklan dibayar dimuka.
Jika penjualan kuartalan yang sebenarnya berbeda dengan perkiraan jumlah, maka prsedur
alokasi direfisi utnuk perubahan dalam estimasi tersebut. Sebagai conntoh, jika pada taggal 30
september, manajemen memutuskan penjualan konsolidasiaan untuk kuartal ketiga. Yang
terakhir pada tanggal 30 september, menjadi Rp.120.000.000 dan mengestimasikan penjualan
kuartal keempat akan menjadi Rp.180.000.000
Maka sisa saldo sebesar Rp151.000.000 dalam iklan dibayar dimuka akan dialokasikan ke kuartal ketiga sebagai berikut
Rp.6.000.000 = Rp.120.000.000 : Rp.300.000.000 X Rp.15.000.0000
Kuartal keempat akan dibebankan untuk setiap saldo yang tersisa dalam akun iklan dibayar dimuka.

Akuntansi untuk pajak penghasilan dalam periode interim


Perhitungan pajak penghasilan interim (interim income tax ) menimbulkan suatu permasalahan khusus bagi akuntan
karena beban pajak yang sebenarnya dihitung berdasarkan penghaasilan untuk keselutruhan taun buku. Selain tiu,
perbedaan temporer antara akuntaansi pajak dan akuntansi PABU mengharuskan pengakuan pajak tangguhan.
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba kena pajak. Perbedaan antara jumblah laba operasi yang dihitung untuk tujuan
lapporan keuangan (laba akuntansi) dan utnuk tujuan pajak merupakan hal yang normal. Kedua hal tersebut telah
dijelaskan pada PSAK 46 tentang “pajak penghasiln” dan sering dibahas lebih dalam pada kelas akuntansi keuangan
menengah.
Kategori pertama seriang disebut sebagai perbedaan “permanen” atau perbedaan nontemporer. Perbedaan permanen
tidak dimasukan dalam menentukan jumblah laba kena pajak (laba fiskal) untuk 1 periode. Contoh dari perbedaan
permanen adalah sebagai berikut.
1. Premi asuransi jiwa yang dibayar oleh perusahaan berdasarkan kebijakan eksekutif untuk perusahaan yang
merupakan penerima dana (tidak dikurangkan dari pajak).
2. Dana hasil asuransi jiwa yang dikumpulkan.
3. Jenis tertentu denda atau pinalti yang ditunjuk bukan sebagai beban yang dapat mengurangi pajak
Ite-item tersebut dimasukan dalam laba rugi laporan keuangan (laba akuntansi), tetapi tidak
dimasukan dalam perhitungan laba kenapajak. Dengan demikian, laba akuntansi disesuaikan
untuk item ini agar dapat menentukan laba kena pajak pada periode iterim.
Kategori kedua biasa disebut dengan perbedaan “temporer”. Perbedaan temporer antara
pengakuan transaksi untuk laba akuntansi dengan laba pajak sebelum atau sesuda periode
dimana pendapatan itu diakui untuk tujuan laba akuntansi. Atau, beban dapat diakui untuk tujuan
pajak dalam periode yang berbeda dari yang digunakan untuk tujuan laba akuntansi. Berikut ini
adalah contoh dari perbedaan temporer.
1. Sewa diterima dimuka (dilaporkan pada pengembahan pajak dalam periode pengnummpulan,
tetapi sebagai pendapatan pada laba akuntansi dalam periode yang diperoleh)
2. Estimasi beban dan rugi (dilaporkan menurut laba akuntansi saat akrual, tetapi pada
pengembalian pajak dalam periode dibayarkan)
3. Penyusutan dipercepat pada pengembahan pajak dan penyusutan garis lurus pada laporan
laba rugi (selisih antara beban penyusutan pada laba akuntansi dengan laba kena pajak)
4. Meravaluasi persediaan mana yang lebih renda antara biaya perolehan atau nilai realisasi Neto
(NRV) pada laporan keuangan (kerugian yang ditunjukan pada laba akuntansi dalam periode
penurunan nilai tetapi pada pengembalian pajak dalam periode terjual).
FIGUR 13.8
Akuntansi untuk biaya iklan yang memberikan manfaat lebih dari suatu
periode interim

a. Rp.5.000.000=(Rp.100.000.000/400.000.000) x Rp.20.000.000
b. Rp.15.000.000=Rp.20.000.000-Rp.5.000.000
Aset pajak tangguhan atau liabilitas tangguhan disebabkan oleh perbedaan temporer yang dilaporkan
pada laporan posisi keuangan. Beban pajak penghasilan yang ditunjukanpada laporan laba rugi
merupahkan penjumlahan atas pajak penghasilan pada periode berjalan ditambah (atau dikurangi untuk
asset pajak tangguhan) jumlah dari penangguhan pajak untuk periode berjalan.
Ilustrasi perhitungan pajak untuk periode interim
Figur 13-9 mengilustrasikan perhitungan pajak penghasilan. Dalam contoh berikut, ingat
bahwa penyesuaian, seperti perbedaan antara akuntansi pajak dan akuntansi PABU diperlukan
untuk menentukan pajak penghasilan untuk kuartal pertama tahun fiscal 20x1. Berikut adalah
data untuk ilustrasi.
1. PT Induk dan entitas anaknya memperoleh laba konsolidasian dari operasi yang dilanjukan
sebesar Rp.225.00.0.000 untuk kuartal pertama tahun fiscal 20x1.
2. Perbedaan permanen antara laba akumtansi dan laba pajak diharapkan akan menjadi
Rp.2.000.000 untuk premi yang dibayrkan untuk asuransi para pegawai utama perusahaan
( perushaan adalah penerima manfaat atau benefitctory) dan menyingkirkan dividen yang
diterima sebesar Rp.27.000.000 dan investasi pada perusahaan lain yang telah pajak final.
3. Tarif pajak penghasilan adalah 10% untuk penghasilan kurang dari Rp 50.000.000, 15%
untuk penghasilan antara Rp 50.000.000 sampai Rp 100.000.000 dan 30% untuk
penghasilan yang lebih dari Rp 100.000.000.
Ayat jurnal berikut digunahkan untuk mencatat beban pajak.
1) Beban pajak penghasilan Rp 42.500.000
utang pajak penghasilan Rp 42.500.000
Mencatat beban pajak penghasilan untuk kuartal pertama

Perhitungan pajak penghasilan untuk kuartal kedua terpisah dari kuartal pertama.
Berdasarkan pada laba rugi pada kuartal kedua, perusahaan menghitung pajak
penghasilan menggunahkan pajak yang berlaku. Asumsikan bahwa PT Induk dan
entitas anknya mendapatkan laba kena pajak sebesar Rp.250.000.000 dan beban pajak
sebesar Rp.57.500.000 pada laporan laba rugi konsolidasian kuartal ke dua
Ayat jurnal berikut digunakan untuk mencatat beban pajak
2) Beban pajak penghasilan Rp.57.500.000
Utang pajak penhasilan Rp.57.500.000
Kerugian dan Rugi Operasi Carrybacks and Carrywards.
Akuntan menghadapi permasalahan menarik pada saat perusahaan mengalami kerugian pada akhir suatu
periode interim. Biasanya,rugi operasi menghasilkan manfaat pajak (yaitu mengurangi utang pajak) karena
kerugian pajak dapat dilakukan kembali (carriydback) terhdap laba operasi dari tahun tahun sebelumnya dan
perusahaan dapat mengajukan klaim untuk pengembalian uang pajak yang dibayarnya pada periode
sebelumnya. Setelah bagian yang dilakukan kembali dari rugi operasi sudah habis digunahkan, sisa sudah
rugi operasi dilakukan kedepan/dikompensasikan (cariyd forward) terhadap laba operasi masa depan.
namun, penyisihan carriyback aand carriy forward tersebu diterapkan hanya untuk hasil tahunan, bukan
untuk hasil interim.
PERUBAHAN AKUNTANSI DALAM PERIODE
INTERIM

PSAK 25 tentnang ”kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan


kesalah” menyebutkan perubahan akuntansi dalam 3 kategori. yaitu:
1. perubahan kebijakan akuntansi
2. perubahan estimasi akuntansi
3. kesalahan periode sebelumnya
• Perubahan Kebijakan Akuntansi (penerapan retrospektif)
• Perubahan dalam kebijakan akuntansi dapat dilkukan oleh sebuah entitas hanya jiaka
perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang
memberikan informasi yang ada dan lebih relevan tentang dampak tramsaksi peristiwa atau
kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas. Perubahan
dari suatu kebijakan akuntansi yang diterima secara umum ke prinsip akuntansiyang diterima
secara umum lainnya untuk tujuan pengukuran atau penilaian masyarakat proses penerapan
retrospektif diterapkan untuk semua laporan keuangan periode sebelumya. termasuk laporan
keuangan untuk periode interim setiap dampak langsung dari perubahan kebijakan akuntansi
termasuk efek yang berkaitan dengan pajak. Dimasukan dalam penerapan retospektif
padapeiode sebelumnya akan tetapi perubahanyang terkait dengan metode penyusutan.
Amortisasi atau deplesi untuk asset berumur panjang asset non finansial. seperti dari garis
lurus ke metode penyusutan yang dipercepat untuk peralatan dicatat sebagai perrubahan
estimasi akuntansi yang dipengaruhi oleh perubahan kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi akan dibahas dalam bagian selanjuutnya dalam bab ini.
Penerapan Retrospektif
Perubahan kebijakan akuntansi akan langsung berpengaruh pada asset atau liabilitas. pengaruh tidak langsung
adalah pada kas atau asset lancar pada masa yang akan datangakibat dari perubahan kebijakan
akuntansi.pengaruh tidak langsung ini dilaporkan pada priode perubahaan itu terjadi.
laporan posisi keuangan yang telah disesuaikan untuk mencerminkan penerapan retrospektif dan kebijakkan
akuntansi baru harus disajikaan pada prode yang paling cepat setelah penerapan prinsip baru. penerapan
restrospektif (retrospective application ) adalah penerapan kebijakaan akuntansi baru untuk
teransksi,peristiwa,dan kondisis lain seolah-olah kebijakan tersebut telah ditetapkan. Semua laporan keuangan
tahunaan berikutnya maupun priode interim akan disesuaikan selama dampak perubahan kebijakaan
akuntansi. Sebagai contoh, perushaan membuat rata-rata tertimbang menjadi metode persediaan FIFO pada
tahun berjalan, maka perushaan harus menerapkaan metode FIFO secara retrospektif ke semua priode
laporaan keuangan sebelumnya yang disediakaan.jumblah persedian awal untuk priode sajiaan paling awal
akan disesuaikan untuk mencerminkan kebijakaan akuntansi baru. dengan penyusaian yang berhubungan
dengan saldo laba,dan metode baru akan direflikasikan dalam laporan keuangan yang disajikaan berikutnya.
Jika pengaruh kumulatif perubahan tersebut dapat ditentukan,tetapi tidak dapat diterapkaan penilaian
pengaruhnya dari tahun ke tahun,maka perusahan harus melaporkan pengaruh efek kumulatif perubahan
tersebut pada priode paling awal kemudiaan merevisi penyajian laporan keuangan setelah priode
tersebut.Namun, jika perusahaan berkeinginaan untuk membuat perubahaan kebijakaan akuntansi tersebut
pada priode interim dan entitas tidak dapat mnentukan dampak perubahaan itu pada priode interim
sebelumnya dari tahun fiscal berjalan,Maka entitas harus menunggu hingga awal priode fiscal berikutnya
untuk membuat perubahan kebijakan akuntansi tersebut.
Perubahan Estimasi Akuntansi (Penerapan Saat Ini Dan Prospektif)
Perubahaan estimansi akuntasi merupakaan hasil infomasi baru yang telah tersedia
untuk entitas. perubahaan ini akan dilaporkan hanya berdasarkan saat ini dan prospektif.
Penerapaan prospektif adalah suatu penerapaan kebijakaan akuntasi baru untuk
transaksi,pristiwa, dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal perubahaan kebijakaan
tersebut dan pngakuan dampak perubahaan estimansi akuntasi pada priode berjalan dan
priode mendatang yang dipengaruhi oelh perubahan tersebut. sebagai contoh,
perubahaan estimansi akuntasi dalam metode perhitungan jumlah penyisihan piutang
tidak tertagih dari piutang karena informasi terbaru mengindikasihkan penyisihan
sebelumnya tidak mencakupi
Perubahaan pada Penyusutan,Amortisasi dan Deplesi
PSAK25 mensyaratkan perubahan dalam metode penyusutan,amortisasi dan deplesi
atas asset berumur panjang dan asset nonkeuangan yang disebabkan infomsi baru,seperti
pola penggunaan saat ini yang berbeda dengan espetasi akan di perhitungkan sebagai
perubahan estimansi akuntasi yang dipengaruhi oleh perubahaan kebijakan akuntasi.
Penerapan saat ini dan prospektif digunakan untuk melaporkan perubahan tersebut dan
laporan keuangan sebelumnya yang tidak perlu disajikan kembali
Kesalahan
standar yang berlaku menyatakaan bawah sebuah koreksi atas kesalahan dalam laporan keuangan yang diterbitkan
sebelumnya bukanlah perubahan stimansi akuntasi dan etintas harus menyajikan kembali laporan keuangan yang telah
disajikan sebelumnya untuk mengoreksi kesalahan pada laporan tersebut.
karna kesalahan tersebut mungkin berhubungan dengan jumblah priode massa lalu yang dilaporkaan.PSAK25
menyatakan bawah kesalahan yang telah dikoreksi secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang
diterbikan setelah ditemukanya kesalahan dengan: Terjadi atau jika kesalahan terjadi sebelum priode sajian paling awal,
maka menyajikan kembali saldo awal asset,liabilitas,dan ekuitas untuk priode sebelumnya sajian paling awal. jika tidak
peraktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada awal priode berjalan, dari kesalahan pada seluruh priode
sebelumnya, maka entitas menyajikaan kembali informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif
dari tagal praktif paling awal.
Entitas membuat perubahan akuntansi juga diharuskan untuk membuat jumlah pengungkapan pada periode dimana
perubahan itu terjadi. Termasuk dalam pengungkapan ini adalah dampak dari perubahan laba rugi dari operasi yang
dilanjutkan dan laba neto. Dalam kasus perubahan kebijakan akuntansi, entitas juga harus mengungkapkan sifat dan
jumlah kesalahan untuk perubahan tersebut serta dampak kumulatif terhdap perubahan saldo laba maupun komponen
ekuitas lainnya pada permulaan periode sajian paling awal.
Penguungkapan segmen mengenai suatu operasi komponen entitas dan wilayah luar negeri tempat entitas beroperasi
memberikan informasi mengenai resiko berbeda dan profitabilitas dari setiap komponen individual yang membentuk
entitas. Pengungkapan tambahan ini berguna dalam menilai kinerja masa lalu dan prospek kinerja masa depan.
Permasalhn penting adalah defenisi dari segmen operasi. DSAK-IAI memungkinkan fleksibiitas yang diperlukan
manajemen untuk media sagregasi operasinya, tetapi mengharuskan beberapa uji signifikansi untuk menentukan
segmen mana yang harus dilaporkan secara terpisah.
Terimakasih…
Ringkas maksimal 1 halaman dobelfolio tenteng materi ini dikover ke pDF

Anda mungkin juga menyukai