Anda di halaman 1dari 26

Mata Kuliah : Terapi Latihan

SISTEM KESEIMBANGAN
DAN KOORDINASI

Fidyatul Nazhira, S.Fis., Ftr., M.Fis.


KESEIMBANGAN
(BALANCE)
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi
tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.

Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang


tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara
efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas :

1) Keseimbangan statis
adalah Kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap
sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan dan duduk

2) Keseimbangan dinamis
adalah kemampuan mempertahankan pada tubuh melakukan gerakan atau saat
berdiri pada landasanyang bergerak (dynamic standing) yang akan menempatkan
ke dalam kondisi yang tidak stabil. Keseimbangan merupakan interaksi yang
kompleks dari integrasi sistem sensorik vestibular, visual, dan somatosensorik
termasuk proprioceptor dan musculoskeletal (otot,sendi, dan jaringan lunak lain)
yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik,sensorik,basal ganglia,
cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisiinternal dan
eksternal. 
Komponen-Komponen
PENGONTROL KESEIMBANGAN
CENTER OF GRAVITY & BASE OF
SUPPORT
1. Pusat gravitasi (COG):
Pusat gravitasi adalah titik tengah pada tubuh yang akan
mendistribusikan massa tubuh secara merata. Pusat gravitasi
manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang
diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
2. Base of Support (BOS):
Bidang tumpu atau titik tumpu ini adalah bagian yang berhubungan dengan
permukaan penyangga pada tubuh manusia. Nantinya, tubuh akan tetap seimbang
apabila garis gravitasi berada tepat di titik tumpu. Maka dari itu, kebanyakan
manusia dapat berdiri lebih stabil dengan dua kaki daripada satu kaki.
SISTEM SENSORIS

a) Visual
Sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada,
penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur
jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul
ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau
bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga
memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh.

b) Sistem Vestibular
Reseptor  sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada
sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus.
Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem
labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan
sudut.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-
kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis
medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju
serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus
medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian
bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat
indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan
ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain
, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam
ruang.
2)  Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas
kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur.
Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi
mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai
gerakan.
Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon
dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu,
gaya gravitasi, dan aligment tubuh. Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang
tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi
gerak tertentu.

3) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)


Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat
gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.
CORE MUSCLE
Faktor Lain yang Mempengaruhi Keseimbangan :
Usia
IMT
Motivasi
Kognisi
Lingkungan
Kelelahan
Pengaruh obat
Pengalaman terdahulu.
KOORDINASI
(COORDINATION)
Semua sistem organ dalam tubuh manusia bekerja secara teratur dan selaras,
kecuali jika ada gangguan atau kelainan. Hal ini terjadi karena ada sistem yang
mengatur kerja berbagai sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem
koordinasi.Sistem koordinasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan
sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon
berfungsi untuk mengatur dan memelihara fungsi tubuh, misalnya mengatur kontraksi
otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam, dan sekresi berbagai kelenjar dalam
tubuh.
Koordinasi sangat dibutuhkan dalam beraktivitas. Sebab tanpa koordinasi yang
baik kita tidak dapat melakukan aktivitas yang dihasilkan dari gerakan seperti yang
diinginkan. Sistem koordinasi berpusat pada otak.
OTAK
Otak merupakan pusat koordinasi
utama, terletak di rongga kepala
dan dilindungi oleh tempurung
kepala.
OTAK BESAR (SEREBRUM)
talamus Otak
Merupakan pusat Otak besar hipotalamus depan
pengendali kegiatan
yang disadari.
Terdiri dari dua bagian,
yaitu:
- Belahan kiri yang
mengendalikan tubuh Otak kecil
Kelenjar
bagian kanan hipofisis
- Belahan kanan yang
Pons Otak tengah
mengendalikan tubuh Medula
bagian kiri oblongata
OTAK BESAR (SEREBRUM)

Terdiri atas dua lapis, yaitu:


1.Korteks (lapisan luar)
2.Medula (lapisan dalam)

Korteks tipis dan berwarna kelabu. Pada lapisan ini banyak


mengandung sel saraf. Korteks merupakan pusat berbagai kegiatan
(penglihatan, kesadaran, kecerdasan, pendengaran dan penciuman).

Medula tebal dan berwarna putih. Lapisan ini banyak mengandung


serabut saraf.
OTAK BESAR (SEREBRUM)

Bagian belakang (lobus oksipitalis) berperan dalam penglihatan.


Bagian samping (lobus temporalis) berperan sebagai pusat pendengaran.
Bagian depan (lobus frontalis) berperan sebagai penendalian otot.
OTAK BESAR (SEREBRUM)

Terbagi menjadi 3 area, yaitu :


1.Area sensorik berkaitan dengan penerimaan
rangsangan.
2.Area motor berkaitan dengan menanggapi
rangsangan.
3.Area asosiasi penghubung antara sensorik dan
motor yang berperan dalam proses belajar, berfikir,
mengambil keputusan, mengingat dan penguasaan
bahasa.
OTAK TENGAH ( MESENSEFALON)

Otak tengah berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus)


otot, dan posisi tubuh.
OTAK DEPAN (DIENSEFALON)

Otak depan terdiri dari:


1.Talamus
2.Hipotalamus
Talamus berfungsi menerima semua rangsangan kecuali
bau dan meneruskannya ke area sensorik otak besar.
Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan suhu,
penjagaan kesadaran dan penumbuhan sikap agresif.
OTAK KECIL (SEREBELUM)

Otak kecil terbagi menjadi dua, yaitu belahan kiri dan kanan. Kedua belahan
dihubungkan dengan jembatan varol.
Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot
ketika bergerak.
SUMSUM LANJUTAN
(MEDULLA OBLONGATA)
Medulla oblongata berperan mengatur denyut jantung, penyempitan
pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah.
Bagian medulla oblongata yang menghubungkan otak adalah pons, berfungsi
sebagai pengatur pernapasan.
SUMSUM TULANG BELAKANG
(MEDULA SPINALIS)
Merupakan sambungan dari medulla oblongata sampai vertebra lumbalis.

Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar).

Adalah: gerak capat yang terjadi sebagai mekanisme respon untuk mengelak dari rangsangan
yang membahayakan.

Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu:


- Ventral (mengarah ke perut)
- Dorsal (mengarah ke punggung)

Ventral mengandung badan neoron motorik dan neuritnya kearah efektor

Dorsal mengandung badan neoron sensorik


SISTEM SARAF TEPI (PERIFER)
Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf
pusat dengan organ-organ tubuh
Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi:
- Sistem saraf aferen
- Sistem saraf eferen
Aferen membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat
Eferen membawa impuls dari saraf pusat ke efektor
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai