Anda di halaman 1dari 32

“Pelayan Publik Pertanahan Dalam

Menghadapi Transformasi Digital”


Oleh: Dadan S Suharmawijaya
Ombudsman Republik Indonesia
Hikmah Dibalik Bencana Covid - 19
• Momentum Inovasi
• Momentum efektivitas & efisiensi segala hal
• Akselerasi Penggunaan IT
• Digitalisasi a n
• Online Pelayanan a t k
n fa
• Daring dan Telemeeting a a t a
• Otomatisasi M D
• Technologi Tepat Guna
Makin melek
informasi Makin
Proliferasi kompleks
Kelompok Instansi yang paling banyak dilaporkan
LM 2017-2021*
Pemerintah Daerah 12916
Kepolisian 4208
Badan Pertanahan Nasional 3319
Instansi Pemerintah / Kementerian 3246
BUMN/BUMD 2430
Lembaga Peradilan 1417
Lembaga Pendidikan Negeri 1234
Perbankan 896
Komisi Negara/Lembaga Negara Non Struktural 638
Kejaksaan 530
Lembaga Pemerintah Non Kementerian 369
Badan Swasta/Perseorangan 316
Rumah Sakit Pemerintah 308
Perguruan Tinggi Negeri 264
Tentara Nasional Indonesia 141
Lembaga Pendidikan Swasta 127
Perorangan 116
Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Pemusyawaratan Rakyat 68
Rumah Sakit Swasta 46
Perguruan Tinggi Swasta 15
Badan Pemeriksa Keuangan 6
N= 38.004 Lain-lain 5394
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000

*Sumber: SIMPeL v.3 Periode 1 Januari 2017 – 24 Oktober 2021, di akses pada 24 Oktober 2021, Pukul 19.00 WIB
PROSENTASE SUBTANSI LAPORAN DI OMBUDSMAN RI 3
Kepolisian
TAHUN TERAKHIR Kesejahteraan Sosial
Agraria/Pertanahan Telekomunikasi
Kepegawaian Pedesaan
Pendidikan Imigrasi
Perhubungan/Infrastruktur Lembaga Pemasyarakatan
Administrasi Kependudukan Agama
Kesehatan Pertanian
Peradilan Kehutanan
Ketenagakerjaan Perkebunan
Perbankan Transportasi
Informasi Publik Tentara Nasional Indonesia
Listrik Penanaman Modal
Perijinan (PTSP) Pengadaan Barang dan Jasa
Pemukiman/Perumahan Bea dan Cukai
Pajak Kelautan
Asuransi/Jaminan Sosial Perikanan
Komisi/Lembaga Negara Urusan Haji
Perdagangan dan Industri Lelang
Air Minum Pertahanan dan Keamanan
Kejaksaan Tenaga Kerja Indonesia
Lingkungan Hidup Transmigrasi
Sumber Daya Alam dan Energi Informatika
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 0% 1% 1%
Jumlah Laporan Ombusman RI berdasarkan Substansi
4 Substansi tertinggi
2,000
1,849
1,800 1,795 1,628
1,612
1,600
1,578
1,400 1,357 1,259

1,200
1,155
1,086 1,186 984
1,000
1,058 940
1,035
800 837 913

600

400

200

0
2018 2019 2020 2021

Agraria Kepegawaian Kepolisian Pendidikan


Jumlah Laporan dan Dugaan Maladministrasi LM
2017-2021*
Lainnya
10000 12%
Penyalahgunaan
9000 8654 8652 Wewenang
8229 5%
7926
8000
7003
7000
6062 Penundaan Berlarut
6000 5769 32%
Tidak Kompeten
5048 7%
5000

4000 3637

3000

2000
1488

1000 Tidak Memberikan


Pelayanan Penyimpangan Prosedur
19% 24%
0
2017 2018 2019 2020 2021

Terima Tutup* (dalam Tahap Pemeriksaan)


*Sumber: SIMPeL v.3 Periode 1 Januari 2017 – 24 Oktober 2021, di akses pada 24 Oktober 2021, Pukul 19.00 WIB

N= 38.004
Substansi Laporan Sektor Ekonomi dan Lingkungan Tahun 2020
Penyelesaian Laporan Masyarakat
Digitalisasi Administrasi dan Layanan Pertanahan

Digitalisasi Pelayanan BPN Saat ini yang berjalan setidaknya.


1. Hak Tanggungan Elektronik (HT-el);
2. Informasi Zona Nilai Tanah (ZNT),
3. Pengecekan Sertipikat Tanah
4. Pembuatan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah.
Keempat layanan berbasis elektronik ini sudah berlaku di seluruh kantor pertanahan di seluruh
Indonesia
Digitalisasi dokumen pertanahan (pelaksanaannya bertahap)
5. Warkah 2. Buku tanah 3. Sertipikat elektronik
Dokumen elektronik dalam administrasi pertanahan telah diperkuat dalam sejumlah regulasi
yaitu:
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah. 23
Tumpang tindih Sertipikat
(di atas satu bidang tanah terbit
2 atau lebih sertipikat)

Persepektif 1 Terjadinya
(focus pada
produk/sertipikat Cacat
yang diterbitkan) Administrasi

Perspektif 2
(focus pada Adanya
proses/penyebab Mafia Tanah
terjadinya)
Peluang terjadinya tumpang tindih sertipikat
dan mafia tanah?
BPN
Pemilik

1.Menyerahkan kuasa kepada 1. Petugas BPN bersifat administratif


pihak lain (spt surat kuasa tidak menguji keabsahan dokumen
mutlak) untuk melakukan (sehingga yang dilihat adalah dokumen
lengkap/tidak, penguasaan fisik objek
perbuatan hukum di atas tanah)
objek tanah. 2. Layanan pertanahan tidak didukung
2. Kurang hati-hati dalam oleh data yang lengkap dan akurat (spt.
menyimpan dokumen alas hak data sertipikat yang berasal dari girik,
spt girik, sertipikat. data PPJB yang belum balik nama).
3. Tanah tidak dikuasai secara 3. Petugas tidak cermat atau oknum
petugas yang melakukan
fisik. penyimpangan
Pencegahan Maladministrasi pada
pelayanan pertanahan
Hasil Sistemik Review Ombudsman tentang Warkah Tanah

Proses Digitalisasi
Digitalisasi Warkah 2,2%
2,2%
9%
proses

selesai

belum mulai

Digitalisasi warkah telah dilakukan oleh tidak menjawab


Kementerian ATR/BPN dengan bekerja sama
dengan pihak ketiga.
Digitalisasi lebih fokus pada dokumen buku 86,3%
tanah sedangkan pada dokumen warkah
sebagai besar belum dilakukan digitalisasi.
Keberadaan digitalisasi sebagai pembuktian
dan keberadaan dokumen fisik (masih menjadi
catatan di sebagian besar kantor pertanahan).
Dokumen yang dapat dilakukan perbaikan dan Objek Digitalisasi
digitalisasi adalah dokumen rusak yang masih
dapat terbaca, dokumen dioptimalisasi dengan
perbaikan menggunakan perekat, lem atau 11,36%
isolasi guna menjaga keutuhan dokumen
seluruh warkah
Kejadian Warkah tidak
kemudian dilakukan proses digitalisasi dengan
6,8% Pengakuan
Hak,Pemberian Hak, 11,3%
ditemukan
dipindai agar tidak rusak kembali. 4,5% Peralihan hak
arsip yang rusak parah, dan sudah tidak dapat 9%
buku tanah dan pernah
dipulihkan akan dibuatkan berita acara oleh dokumen pen- belum pernah
Kepala Kantor Pertanahan. 9% gukuran
tidak tahu/tidak
pendaftaran hak menjawab
68,1% pertama kali
79,5%
lain lain
27
Kesimpulan & Saran Ombudsman tentang Warkah

Kesimpulan Saran Perbaikan

1. Pengelolaan warkah dalam praktiknya masih belum berjalan dengan baik Kementerian ATR/BPN
- Belum terdapat regulasi atau mekanisme tata kelola warkah 1. Melakukan perbaikan terhadap
(penerbitan, peminjaman, penyimpanan)
- Tidak adanya standarisasi sarana dan prasarana penyimpanan warkah.
pengelolaan warkah dengan menyusun
- Tidak ada petugas khusus yang memiliki kompetensi arsiparis regulasi internal, penyediaan sarana dan
- peningkatan kompetensi petugas pengelola warkah tidak bersifat rutin prasarana yang memadai, SDM yang
kompeten dan melakukan digitalisasi
Digitalisasi dan validasi warkah sudah mulai dilakukan sebagai bentuk
peralihan dokumen fisik ke digital namun memerlukan upaya lanjutan agar secara bertahap.
dokumen digital sebagai alat bukti di persidangan. 2. Melakukan koordinasi dengan Instansi
terkait dokumen digital sebagai bukti yang
Potensi maladministrasi penundaan berlarut, penyalahgunaan wewenang,
penyimpangan prosedur
sah di persidangan.
3. Menyusun mekanisme penanganan
2. Warkah yang tidak ditemukan terhadap warkah yang tidak ditemukan
- Hampir sebagian besar Kantor Pertanahan mengalami kejadian warkah dengan pelibatkan Inspektorat Jenderal
yang tidak ditemukan
- Hingga saat ini belum ada peraturan/mekanisme khusus untuk Kementerian ATR/BPN.
menangani warkah yang tidak ditemukan 4. Melakukan pemeriksaan internal dalam
terjadinya warkah yang tidak ditemukan
dengan melibatkan Inspektorat
Saran Ombudsman dalam proses tindaklanjut
oleh ATR/BPN
Penyebab dan Dampak

Pemilik
Pihak ke 3
(spt pemegang
agunan, kuasa)

BPN 1.Terbit alas hak baru


2.Dokumen tidak valid
Data dibuka Data palsu 3. Muncul konflik,
sengketa, perkara
4. Beralih kepemilikan

Data Hak/Kepemilikan atas


tanah milik masyarakat
Harapan dan Tantangan Bagi Pelayanan Pertanahan

 Jaminan bahwa kemudahan akses dan transparansi pelayanan pertanahan


yang tidak membuka ruang penyalahgunaan data oleh oknum di kantor
pertanahan maupun pihak-pihak lain yang tidak bertanggungjawab.
 Perlindungan hak keperdataan pemilik dokumen pertanahan.
 Kecepatan layanan tetap berpegang pada asas akuntabilitas.
 Jaminan bahwa layanan yang diberikan tetap mengakomodir kebutuhan
layanan bagi pengguna layanan bagi yang berkebutuhan khusus atau
kelompok rentan yang terbatas terhadap akses digital.
Perlu system yang terus menerus dapat menguji kelayakan layanan yang
diberikan tidak hanya dari input hasil evaluasi internal institusi pertanahan
namun juga dari pengguna layanan dan strakeholder lainnya.

30
Catatan Penting
1
Perlu data pertanahan yang lengkap dan 6
Perlu upaya sistematis agar pemilik tanah
terintegrasi
menguasai secara fisik tanah miliknya

2 Perlu terobosan untuk mendorong 7 BPN tidak hanya berorientasi pada pembuktian
peningkatan hak masyarakat melalui mengenai adanya cacat administrasi dengan
sertipikat (girik – ke sertipikat ) membatalkan produk sertipikat tetapi lebih
dalam dengan mengungkap modus dan prilaku di
3 balik terjadinya cacat administrasi
Perlu standar prilaku yang ketat bagi
petugas BPN.

Perlu perlindungan data kepemilikan atas Transformasi digital dan PTSL tidak cukup
4 untuk mengatisipasi adanya tumpang
tanah yaitu dengan tidak hanya berbasis
data administratif tetapi juga berbasis tindih sertipikat dan mafia tanah
keterangan pemilik. (sistem perlu dibangun, tanggungjawab
antisipasi ada pada pemilik tanah, negara
5 (BPN dan institusi negara)
Perlu upaya antisipasi agar tidak ada ruang
pemalsuan sertipikat.
Terima kasih
감사 해요
gamsa haeyo

32

Anda mungkin juga menyukai