Anda di halaman 1dari 13

Sifat Periodisitas Unsur

1. Sifat Logam dan Nonlogam


Dalam tabel periodik unsur, sifat nonlogam bertambah dari kiri ke
kanan. Sebaliknya, dari kanan ke kiri sifat logamnya makin bertambah.
Hal ini dapat dimengerti karena dari kiri ke kanan elektron valensinya
bertambah, atau dari kanan ke kiri elektron valensinya berkurang. Unsur
logam terdapat pada golongan IA, IIA, IIIA, sedangkan unsur nonlogam
terletak pada golongan IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Semua unsur
transisi (golongan B) merupakan unsur nonlogam. Batas antara logam
dan nonlogam tidak jelas sebab ada unsur yang dapat bersifat logam dan
nonlogam seperti B, Si, Ge, As, Sb, dan Te. Unsur - unsur itu disebut
unsur semilogam atau metaloid.
Pembagian sifat logam, semilogam (metaloid), dan nonlogam unsur-unsur
dalam tabel periodik sebagai berikut :
Logam mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Dapat menghantarkan listrik dan panas.
b. Mudah dibentuk (ditempa).
c. Mengilap.
d. Pada suhu kamar berwujud padat.
e. Bersifat reduktor.
f. Oksidanya bersifat basa.
g. Titik lelehnya tinggi.

Sifat-sifat nonlogam seperti berikut :


a. Tidak dapat menghantarkan listrik dan panas, kecuali karbon.
b. Sukar dibentuk.
c. Tidak mengilap.
d. Berwujud padat, cair, dan gas pada suhu kamar.
e. Bersifat oksidator.
f. Oksidanya bersifat basa.
g. Ada yang bersifat reaktif (golongan VIIA) dan tidak reaktif (golongan
VIIIA).
h. Titik didih dan titik lelehnya sangat rendah, kecuali karbon.
2. Jari- jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari pusat inti sampai lintasan elektron paling luar.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom makin besar (lihat gambar
di bawah). Hal itu disebabkan di dalam satu golongan, dari atas ke bawah jumlah
kulit atomnya bertambah besar. Jari-jari atom unsur-
unsur golongan utama dan transisi (dalam picometer)
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom makin kecil. Hal itu disebabkan
dalam satu periode, dari kiri ke kanan jumlah kuli atomnya sama, tetapi jumlah
muatan inti atom dan muatan elektronnya makin besar sehingga daya tarik inti atom
terhadap elektron makin kuat.
Jika hubungan nomor atom dengan jari-jari atom digambar, akan diperoleh grafik
seperti diilustrasikan gambar di bawah.
Hubungan jari-jari atom dengan nomor atom
3. Rapat Jenis
• Secara umum rapat jenis unsur-unsur dari atas ke bawah makin besar. Hal ini dapat
dimengerti karena dari atas ke bawah ukuran atom bertambah besar sesuai dengan
bertambahnya inti atom. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan rapat jenis unsur bertambah
besar. Hal ini disebabkan dari kiri ke kanan elektron valensi bertambah besar (elektron valensi
golongan IA = 1 dan elektron valensi golongan IIA = 2)
• Diantara unsur-unsur logam, unsur golongan IA merupakan unsur yang paling ringan, bahkan
ada beberapa yang rapat jenisnya kurang dari satu. Hal ini berlawanan dengan sebagian besar
unsur-unsur transisi (golongan B) yang memiliki rapat jenis lebih besar dari 5 g cm-3.
Periode Unsur Gol. Rapat Jenis Unsur Gol. Rapat Jenis
IA (g cm-3) IIA (g cm-3)
2 Li 0, 54 Be 1, 85

3 Na 0, 97 Mg 1, 74

4 K 0, 65 Ca 1, 55
4. Tingkat Kekerasan Unsur
• Tingkat kekerasan unsur dapat dilihat dari energi kohesinya.

Periode Unsur Energi Kohesi (kJ


mol-1)
2 Li 161
3 Na 108
4 K 90
5 Rb 82
6 Cs 78

• Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi kohesi makin kecil yang berarti dari
atas ke bawah tingkat kekerasan logam makin kecil (makin lunak). Hal ini
disebabkan dari atas ke bawaah ukuran atomnya makin besar, sehingga ikatan
antar atom makin lemah. Energi kohesi bergantung pada banyaknya elektron yang
terlibat dalam ikatan dan kekuatan ikatan yang terbentuk.
5. TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH
• Beberapa contoh titik leleh dan titik didih logam golongan A

UNSUR TITIK LELEH TITIK DIDIH UNSUR GOL. TITIK LELEH TITIK DIDIH
PERIODE GOL. I A (C) (C) IIA (C) (C)

2 Li 181 1.347 Be 1.287 2.500

3 Na 98 881 Mg 649 1.105

4 K 63 766 Ca 839 1.494

5 Rb 39 688 Sr 768 1.381

6 Cs 28 705 Ba 727 1.850


6. Energi Ionisasi
• Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh suatu atom
dalam bentuk gas untuk melepaskan elektron terikat paling lemah.
• Energi ionisasi kedua selalu lebih besar daripada energi ionisasi pertama.
Disebabkan dengan berkurangnya elektron, daya tarik inti terhadap
elektron bertambah kuat sehingga jari-jarinya lebih pendek.
• Secara umum, dalam satu periode, dari kiri ke kanan
energi ionisasinya bertambah. Disebabkan makin ke
kanan, jari-jari atom makin pendek, sedanngkan
muatan intinya makin besar.
• Dalam satu golongan, energi ionisasi unsur dari atas
ke bawah makin kecil. Hal itu disebabkan dari atas ke
bawah, jari-jari atom makin besar sehingga daya tarik
inti terhadap elektron makin lemah. Akibatnya
elekron mudah lepas.
• Jadi dapat disimpulkan, dalam satu periode
bertambahnya nomor atom, harga energi ionisasi
semakin besar.
• Dalam satu golongan bertambahnya nomor atom,
harga energi ionisasi semakin kecil.
7. AFINITAS ELEKTRON
• Afinitas elektron adalah banyaknya energi yang dilepaskan jika suatu atom
dalam bentuk gas menerima satu elektron.
• A(g) + e = A(g) + energi
• Secara umum dalam satu periode, dari kiri ke kanan harga afinitas elektron
unsur-unsur makin besar. demikian pula, dari bawah ke atas harga afinitas
elektron unsur-unsur makin besar (dengan beberapa pengecualian).
8. Keelektronegatifan
• Keelektronegatifan adalah kecenderungan
atom dalam molekul yang stabil untuk menarik
elektron.
• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan nilai skala
keelektronegatifan unsur makin besar. Hal itu
disebabkan dari kiri ke kanan muata ini
bertambah, sedangkan jari-jari atom mengecil.
Akibatnaya, daya tarik inti terhadap elektron
makin besar.
• Dalam satu golongan, dari bawah ke atas nilai
skala keelektronegatifan makin besar sebab dari
bawah ke atas jari-jari atom makin kecil.
Akibatnya, dara tarik inti terhadap elektron
makin besar.
KEREAKTIFAN
• Kereaktifan merupakan kecenderungan zat untuk berubah/bereaksi
secara kimia. Pada umumnya, kereaktifan logam diukur dari
mudahnya melepas elektron. Makin mudah melepas elektron
(semakin kecil energi ionisasinya), makin reaktif unsur logam.
Kereaktifan nonlogam diukur dari kekuatannya menarik elektron.
Makin kuat menarik elektron (makin besar keelektronegatifan), makin
reaktif nonlogam. Maka, pada unsur logam, semakin ke bawah maka
semakin reaktif, sedangkan pada unsur nonlogam, semakin ke atas
maka semakin reaktif.

Anda mungkin juga menyukai