Anda di halaman 1dari 12

SIFAT-

SIFAT
PERIODIK
UNSUR
X IPA 5
Kimia
NAMA ANGGOTA

1. Ahmad Zikri Nur Hidayah


2. Hanun Najmatul Firda
3. Muhammad Fawwaz Zhalifunnas
4. Naila Khoirunnisa Qurrotu’ain
LOGAM DAN NON-
LOGAM
Sifat kelogaman suatu unsur tergantung pada besarnya energi ionisasi, dan afinitas elektron. Berdasarkan sifatnya, dalam sifat
periodik unsur, unsur atau atom dapat dibagi menjadi 3, yaitu logam, non logam, dan metalloid. 

Logam Non-Logam Metaloid

• Konduktor panas dan listrik yang • Non-konduktor panas dan listrik. • Memiliki sifat logam dan non-
baik. logam.
• Tidak dapat ditempa, dan
• Dapat ditempa dan ductile. rapuh/getas. • Lebih rapuh dari pada logam, dan
kurang rapuh dari pada non logam. 
• Titik leleh relatif tinggi. • Kebanyakan berwujud gas pada
temperatur kamar. • Umumnya bersifat semi-konduktor
• Cenderung melepas elektron pada terhadap listrik.
unsur non-logam.  • Cenderung menerima elektron dari
unsur logam. • Beberapa mengkilap seperti logam. 
• Mengkilap.
LOGAM DAN NON-
LOGAM
Kecenderungan sifat logam pada atom sebagai berikut.

• Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang, sehingga semakin mudah melepas elektron
dan sifat logam bertambah. Sedangkan untuk afinitas elektron dari atas ke bawah juga semakin berkurang sehingga
semakin sulit untuk menangkap elektron maka sifat non-logam berkurang. 

• Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin bertambah, sehingga semakin sulit melepas elektron dan
sifat logam berkurang. Sedangkan untuk afinitas elektron dari atas ke bawah juga semakin bertambah sehingga semakin
mudah untuk menangkap elektron maka sifat non-logam bertambah. 
TITIK LELEH DAN
TITIK DIDIH
Titik leleh dan titik didih untuk unsur logam, ditentukan dari ikatan logam, sedangkan untuk unsur non-logam ditentukan oleh
gaya Van Der Waals, dan memiliki kecenderungan sebagai berikut.

• Dalam suatu golongan, dari atas ke bawah, memiliki 2 jenis kecenderungan, dimana unsur dari golongan IA – IVA
memiliki titik leleh dan didih yang semakin rendah, dan unsur dari golongan VA-VIIIA memiliki titik leleh dan didih
yang semakin tinggi. 

• Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan, juga memiliki 2 jenis kecenderungan, dimana titik leleh dan titik didih semakin
tinggi sampai dengan golongan IVA, dan kemudian turun drastis, menjadi titik leleh dan titik didih semakin rendah
sampai dengan golongan VIIIA. 
JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom ke bagian terluar atom, atau kulit terluarnya. Jari-jari atom memiliki
kecenderungan sebagai berikut

• Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar dikarenakan semakin ke bawah jumlah kulit atom
akan semakin banyak. 

• Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil, atau dapat dikatakan semakin ke kanan, akan semakin
kecil dikarenakan muatan inti atom semakin banyak namun jumlah kulit tetap. 

• Jari-jari ion positif (+) atau biasa kita sebut kation lebih kecil daripada atom netralnya.

• Berkebalikan dengan kation, jari-jari ion negatif (-) atau anion lebih besar daripada atom netralnya.  
ENERGI IONISASI

Energi ionisasi (IE) adalah energi yang diperlukan


untuk mengeluarkan elektron dari tiap mol spesies
dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu
elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai
energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu
elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan
begitu seterusnya untuk pengeluaran satu elektron
berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu
elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah
daripada mengeluarkan satu elektron kedua dan
seterusnya dari kation yang bersangkutan karena
pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif
terhadap elektron yang semakin berkurang jumlahnya.
AFINITAS
ELEKTRON
Afinitas Elektron (electron affinity) yaitu
negatif dari perubahan energi yang terjadi
ketika satu elektron diterima oleh atom suatu
unsur dalam keadaan gas. Afinitas elektron juga
dinyatakan dalam kJ mol–1. Unsur yang
memiliki afinitas elektron bertanda positif,
berarti mempunyai kecenderungan lebih besar
dalam menyerap elektron daripada unsur yang
afinitas elektronnya bertanda negatif. Makin
positif nilai afinitas elektron, maka makin besar
kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap
elektron (kecenderungan membentuk ion
negatif).
KEELEKTRONEGA
TIFAN
Pada tahun 1932, Linus Pauling ahli kimia dari Amerika membuat besaran lain yang dikenal dengan skala keelektronegatifan.

Keelektronegatifan didefinisikan sebagai kecenderungan suatu atom alam molekul untuk menarik pasangan elektron yang
digunakan pada ikatan ke arah atom bersangkutan.

Pauling memberikan skala keelektronegatifan 4 untuk unsur yang memiliki energi ionisasi dan energi afinitas elektron tinggi,
yaitu pada unsur florin,sedangkan unsur-unsur lainnya di bawah nilai 4.
KEELEKTRONEGA
TIFAN
Nilai keelektronegatifan beberapa unsur menurut golongan dan periode pada tabel periodik:

Li Be B C N O F
1,0 1,6 2,0 2,6 3,0 3,4 4,0
Na Mg Al Si P S Cl
0,9 1,3 1,6 1,9 2,2 2,6 3,2
K Ca Ga Ge As Se Br
0,8 1,0 1,8 2,0 2,2 2,6 3,0
Rb Sr In Sn Sb Te I
0,8 1,0 1,8 2,0 2,0 2,1 2,7
Cs Ba Ti Pb Bi Po At
0,8 0,9 2,0 2,3 2,0 2,0 2,2
Fr Re
0,7 0,9
KEREAKTIFAN
Kereaktifan suatu unsur dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut berikatan dengan unsur lain dan membentuk senyawa. Hal
ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melepas atau menerima elektron, tergantung dengan kecenderungan dalam
kemudahan dan kesulitan unsur tersebut menarik dan melepas elektron. 

Untuk unsur yang bersifat logam, dalam suatu periode dari kiri ke kanan akan semakin kurang reaktif namun dalam suatu
golongan dari atas ke bawah akan semakin reaktif. 

Sedangkan untuk unsur bersifat non-logam, dalam suatu periode dari kiri ke kanan akan semakin reaktif, namun dalam suatu
golongan dari atas ke bawah akan semakin kurang reaktif. 
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai