Disusun oleh:
Kelompok 7
Kimia Kelas 3
2020
Definisi Unsur Logam
Logam adalah salah satu unsur yang dapat ditemukan di alam. Karakteristik
umsur logam secara kimia adalah, memiliki energi ionisasi yang rendah, memiliki
energi keelektronegatifan yang rendah, dan mudah mengalami reaksi. Sedangkan,
karrakteristik secara fisika memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi, dapat
menghantarkan listrik dengan baik, dapat menghantarkan panas dengan baik,
mudah dibentuk (ditempa), mengkilap bila dikenai cahaya. (Petrucci, Herring,
Madura, & Bissonnette, 2011).
Dapat dilihat dari gambar diatas, bahwa unsur natrium memiliki electron
yang lebih sedikit dibandingkan dengan unsur argon walau sama-sama
memiliki 3 orbital, sehingga dapat disimpulkan bahwa energi ionisasi dari
natrium lebih rendah dibandingkan dengan energi ionisasi dari unsur argon.
2. Memiliki energi keelektronegatifan yang rendah
Energi keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom dalam
menerima satu atau lebih electron dari luar atom, semakin tinggi nilai dari
keeletronegatifan suatu atom maka, semakin mudah atom tersebut menerima
electron dari luar (Chang, 2010).
Nilai keelektronegatifan didapatkan dari dari kecenderungan electron
terluar dari atom, bila electron pada kulit terluar pada atom cenderung
melepas untuk mencapai keadaan stabil. Unsur logam pada golongan I
sampai golongan III cenderung melepas electron terluar karena pada orbital
terluarnya hanya memiliki 1-3 elekron. Sehingga, unsur logam akan
cenderung melepas electron untuk mencapai kestabilan.
Nilai dari keelektronegatifan suatu atom dapat dilihat dari banyaknya
electron pada orbital terluar untuk mencapai kestabilan. Pada golongan I di
orbital terluarnya hanya memiliki satu elektron, sehingga unsur pada
golongan I cenderung untuk melepaskan satu electron untuk mencapai
kestabilan hal ini mengakibatkan nilai dari keelektronegatifan golongan satu
akan lebih kecil dibandungkan nilai keelektronegatifan dari golongan VIIIA.
Apabila suatu atom pada orbital terluarnya sama-sama memiliki satu
electron, maka nilai keelektronegatifannya bergantung pada banyaknya
orbital atom tersebut, semakin banyak orbital pada suatu atom maka jarak
electron terluar terhadap inti atom akan semakin jauh hal tersebut
mengakibatkan gaya tarik menarik electron terhadap inti atom lemah
sehingga electron lebih mudah untuk melepas dan mencapai kestabilan
Sebagai contoh nilai keelektronegatifan dari atom Kalium lebih
kecil.jika dibandingkan dengan atom Kripton
Dilihat dari konfigurasi dari kalium dan Kripton diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai keelektronegatifan dari Kalium lebih kecil
dibandingkan dengan nilai keelektronegatifan dari Kripton karena electron
terluar dari Kalium cenderung melepas satu electron untuk mencapai
keadaan stabil.
3. Mudah bereaksi
Unsur logam memiliki konfigurasi electron yang berbeda dengan
unsur dari gas mulia, dimana unsur logam hanya memiliki hanya satu atau
dua electron yang terletak pada kulit terluarnya maka unsur logam dapat
dengan mudah bereaksi (Petrucci, Herring, Madura, & Bissonnette, 2011).
Unsur logam sangatlah mudah bereaksi karena energi ionisasi dan
keelektronegatifannya rendah. Energi ionisasi dari unsur logam kecil
dikarenakan tingkat kerapatan dari unsur logam atau gaya tarik menarik
electron dengan inti atom kecil sehingga mengakibatkan electron mudah
terlepas. Keelektronegatifan dari unsur logam kecil dikarenakan unsur logam
dalam keadaan normal akan cenderung melepaskan electron untuk mencapai
kestabilan. Unsur logam dari golongan IA akan melepaskan satu electron
untuk mencapai keadaan stabil, golongan IIA akan melepaskan sebanyak
dua electron untuk mencapai keadaan stabil dan unsur logam golongan IIIA
akan melepaskan tiga electron untuk mencapai keadaan stabil oleh karena itu
unsur logam dari golongan IA akan memiliki nilai keelektronegatifan yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan unsur logam golongan IIIA.
Bila unsur logam dikenai dengan senyawa H2O atau O2 maka unsur
logam akan mengalami reaksi seperti berikut:
Na+(l) + e- → Na(l)
Gambar 2
Apabila ada unsur logam yang diberi medan, maka hal tersebut akan
menimbulkan suatu arus lisrik yang mana ion terikat dan bervibrasi pada
kisi-kisi. Sebagai contoh Na, Na memiliki konfigurasi elektron 1s² 2s² 2p⁶
3s¹, dan karena kulit terluar 3s hanya ditempati oleh 1 elektron atau setengah
penuh, maka elektron bebas dapat mudah bergerak dalam kristal dan
menghasilkan arus listrik.
3. Dapat menghantarkan panas dengan baik
Ketika ada 2 atom logam yang saling berikatan, maka dapat
dipastikan dua atom ini saling menindih. Karena hal tersebut, suatu elektron
valensi menjadi terikat pada keseluruhan kristal, semenjak elektron tersebut
dapat bergerak segera dari satu ion ke ion lain, hal ini dapat berlanjut ke
atom-atom tetangga dan selanjutnya.Elektron yang bergerak ini, yang
disebut elektron valensi dalam atom bebas, mejadi sebuah Elektron
Konduksi dalam sebuah padatan. Ketika Elektron-elektron yang bergerak
bebas di dalam kristal logam pastinya memiliki energi kinetik. Maka jika
dipanaskan, tentunya elektron-elektron ini akan memiliki energi kinetik
dapat membuatnya bervibrasi dengan cepat. Dalam pergerakan tersebut,
elektron-elektron ini pasti akan bertumbukkan dengan elektron-elektron
lainnya. Karena hal ini, maka terjadilah transfer energi dari bagian bersuhu
tinggi ke bagian bersuhu rendah, oleh karena itu unsur logam dapat
menghantarkan panas dengan baik.
4. Mudah dibentuk (ditempa)
Logam memiliki sedikit elektron valensi dan cenderung melepas
elektron dan membentuk ion positif atau kation logam. Elektron valensi pada
logam memiliki gaya tarik menarik yang lemah dengan inti sehingga
elektron dapat bergerak bebas. Dalam ikatan logam elektron valensi
bergerak bebas di antara kation-kation logam yang tidak bergerak (diam di
tempat) sehingga ketika logam ditempa akan terjadi pergeseran kation
namun logam tidak patah karena kation selalu dikelilingi oleh elektron. Jika
dibandingkan, NaCl yang memiliki ikatan ion akan patah jika ditempa
karena elektron tidak bergerak bebas dan terjadi pergeseran ion yang saling
tolak menolak. Sifat ini sangat unik dalam logam, sebab proses ini
memungkinkan terjadinya deformasi tertentu pada logam yang sering
dipakai dalam industri. Contohnya sifat besi yang mudah ditempa banyak
dipakai oleh pabrik bangunan umtuk membuat tulangan beton yang memiliki
kekuatan menahan regangan dan tekanan. Selain itu, dalam industri
otomotif, sifat ini sangat berguna dalam membuat kerangka mobil/kendaraan
dalam skala besar dan cepat.
5. Mengkilap bila dikenai cahaya
Ketika unsur logam dikenai cahaya. Elektron valensi menyerap energi
cahaya dan mengalami eksitasi (perpindahan elektron ke orbit lain),
kemudian elektron kembali dalam keadaan semula karena energi dari cahaya
tidak cukup untuk mempertahankan posisi elektron dalam keadaan eksitasi,
sehingga elektron kembali ke posisi semula dengan melepaskan energi
dalam bentuk radiasi elektron magnetik yang frekuensinya sama dengan
cahaya, oleh karena itu unsur logam dapat seolah-olah memantulkan cahaya
dan terlihat mengkilap.
Sifat ini dipakai dalam produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga
surya. Dalam hal ini, logam yang dipilih adalah logam yang memiliki fungsi
kerja rendah sehingga elektron yang keluar lebih cepat (E= nf0-nf1, dimana f0
adalah frekuensi cahaya matahari, dan f1 adalah frekuensi kerja logam.).
Mn Fe Si Cu Al
1,1 % 0,45% 0,55% 0,15% 97,75%
(Rusz, Cizek, Tylsar, & Kedron, 2010)
Tabel 1
Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa electron terluar dari alumunium hanya
memiliki tiga electron saja, sehingga ketika alumunium bereaksi dengan
unsur lain maka electron terluar dari alumunium akan cenderung melepas
untuk mencapai keadaan stabil. Oleh karena itu alumunium sangat reaktif.
Braunstein, P., Oro, L. A., & Raithby, P. R. (1999). Metal Clusters in Chemistry. Weinheim : WILEY-VCH.
Fadlyansyah, Irfan, M., Maulana, R., & Sogandi. (2010, Mei). Academia. Retrieved from Academia.edu:
https://www.academia.edu/10692390/TUGAS_MATA_KULIAH_KIMIA_ANORGANIK_2_ACHE_24
3_UNSUR_LOGAM_ALKALI_TANAH
Fatimah, N. (2019). Unsur Kimia, Jenis, Sifat, Contoh dan Kegunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari.
Retrieved from Pelayanan Publik: https://pelayananpublik.id/2019/09/03/unsur-kimia-jenis-
sifat-contoh-dan-kegunaannya-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Petrucci, R. H., Herring, F. G., Madura, J. D., & Bissonnette, C. (2011). General Chemistry Principles and
Modern Applications TENTH EDITION. Toronto: Pearson Canada.
Stanislav Rusz, L. C. (2010). Trends in the Development of Machinery and Associated Technology.
INFLUENCE OF CHANGE OF THE ECAP TOOL CHANNEL GEOMETRY WITH INSERTED HELIX FOR
STRAIN HARDENING OF THE SEMIS MADE OF AL AND AL ALLOYS, 107.