Anda di halaman 1dari 17

FILSAFAT KESEHATAN

◦ BY. SAPARUDDIN LATU


Oleh : aristoteles adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran
Oleh : Benjamin Samuel Bloom
Kita perlu lebih jelas tentang apa yang kita tahu dan apa yang kita tidak tahu, sehingga kita tidak selalu
dibingungkan oleh keduanya
Filsafat:
Sistematika dan Sejarah Filsafat, Logika dan Filsafat
Ilmu (Epistemologi), Metafisika dan Filsafat
Manusia, Aksiologi
◦ Menurut Langeveld Tahun 1959 , secara garis besarnya filsafat terdiri atas tiga hal utama,
yaitu :
◦ Masalah tahu, mengetahui, dan pengetahuan;
◦ Metafisika, baik metafisika umum maupun metafisika khusus, dan
◦ Nilai serta penilaian
Logik
Logika adalah bagian filsafat yang memperbincangkan hakikat ketepatan, cara menyusun
pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan. Tepat belum tentu benar,
sedangkan benar selalu mempunyai dasar yang tepat
Logika memprasyaratkan kebenaran, bukan wacana
kebenarannya

◦ Secara etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani, logos yang berarti
"kata"atau"pikiran". Namun, pengertian dasarnya sering disebut sebagai ilmu barekta-kata
atau ilmu berpikir benar, bukan tepat melainkan benar.

◦ Jenis logika ada tiga, yaitu :


Logika Induktif, merupakan hasil penelitian atau teori mengenai prinsip-prinsip kesimpulan dari
berbagai kenyataan.
Logika Deduktif, merupakan hasil penelitian atau sistem mengenai prinsip-prinsip kesimpulan
yang mengarah pada penggunaan suatu prinsip.
Logika Dialektis adalah hukum berpikir yang merupakan kumpulan prinsip dan metode dalam
menentukan penalaran yang valid (sah)
PANDANGAN EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT
ILMU
DEFINISI
Bahasa Yunani:

EPISTEME: PENGETAHUAN LOGOS: PENGETAHUAN

PENGETAHUAN TENTANG PENGETAHUAN

Pembicaraan dalam epistemologi pada pokoknya berhubungan dengan upaya untuk menjawab
bagaimana karakteristik pengetahuan ilmiah, bagaimana metodologi untuk memperolehnya dan apa
kriteria keabsahan dan kebenarannya serta bagaimana mengujinya.
◦ Epistemologi mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu, serta
bagaimana proses terjadinya.

◦ Dalam bahasa Arab, perkataan ‘epistemology’ diterjemahkan sebagai nazariyyah al- ma`rifah.
Imam `Abd al-Fattahdi dalam bukunya yang berjudul Madhkal ila al-Falsafah menerangkan
bahwa;
1.pengertian yang luas mencakupi seluruh pembahasan filsafat yang penting serta mempunyai
hubungan dengan ilmu pengetahuan seperti ilmu-ilmu psikologi, biologi, sosiologi, sejarah dan
sebagainya.
2.pengertian yang sempit bermaksud ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan,
definisinya,dasarnya, sumbernya, syaratnya, dan bidangnya.
ALIRAN DALAM EPISTEMOLOGI
1. EMPIRISME
Pengalaman inderawi adalah sumber pengetahuan
Dalam hal ini, menurut penganut empirisme, akal hanya menampung hasil penginderaan, kemudian mengolahnya menjadi pengetahuan. 
Misalnya, setiap logam yang apabila dipanaskan akan selalu memuai.
◦ Hobbes ini dapat dijelaskan fenomena tersebut sebagai berikut :
1. Pengetahuan mengenai teori pemuaian bersumber dari pengalaman masa lalu bahwa besi selalu memuai apabila panas.
2. Pengalaman masa lalu tersebut terjadi berdasarkan hasil pengamatan terhadap pemuaian logam.
3. Hasil pengamatan tersebut tersimpan sebagai ingatan.
4. Atas dasar hal itu, ketika sebuah logam dipanaskan (diharapkan di masa datang,) ia tetap akan memuai.
ALIRAN DALAM EPISTEMOLOGI
TOKOH PENGANUT EMPIRISME:
- Hobbes
- John Locke (Teori Tabularasa)
- Gorge Berkeley (Teori Immaterialisasi)
- David Hume
ALIRAN DALAM EPISTEMOLOGI
2. RASIONALISME
Akal Budi (Intelect) adalah sumber pengetahuan
Rasio: Alat utama untuk mencapai pengetahuan
Dalam pandangan penganut rasionalisme dengan proses rasional, yaitu melalui penalaran, pengetahuan ilmiah dapat dicapai secara
absah dan benar.

TOKOH PENGANUT RASIONALISME:


- Karl R. Popper: Rasionalisme Kritis
- Rene Descartes (1596-1650)
- Spinoza (1632-1677)
- Leibniz (1666-1716).
ALIRAN DALAM EPISTEMOLOGI
3. KRITISISME
Gabungan dari EMPIRIS dan RASIONALIS
Pengetahuan manusia pada dasarnya terjadi atas unsur-unsur aposteriori (sesudah pengalaman) dan apriori (mendahului pengalaman). 
Secara sederhana artinya, ada pengetahuan yang kita peroleh setelah memperoleh pengalaman (aposteriori) dan ada pengetahuan yang
dapat dicapai tapa harus terlebih dahulu (apriori).
Pengetahuan aposteriori itulah sesungguhnya yang dimaksud oleh kaum empirisis dan pengetahuan apriori oleh kaum rasionalis. 
Lebih jauh Kant menjelaskan bahwa sebenarya terdapat apa yang disebut verstand yaitu akal budi dan vernunft yaitu rasio.
LANDASAN EPISTEMOLOGI
QURANI

Al Hasyr 22 An Nahl 78

Ar Rahman 1-4 Al’ Alaq 3-5


EPISTEMOLOGI QURANI
Sumber
Otoritas ALAT-
pengetah
uan Utama ALAT
1. Indra
Allah SWT Lahiriah
(Maha Al-Quran 2. Indra Non-
Pemurah) Lahiriah (Qalb):
Fuad, Aql, Lubb

Al-Alaq 1-5
EPISTEMOLOGI ISLAM
INDRA LAHIRIAH QALB (INDRA NON-LAHIRIAH)

1. FUAD: potensi penginderaannya mengindera


dan mempersepsi realitas non-lahiriah
Indra lahiriah: Mempersepsi fenomena alam
sebagai fenomena fisik 2. AQL: potensi mengakal untuk melakukan
penalaran terhadap hasil persepsi indra-indra
lahir dan fuad
3. LUBB: potensi pemahaman untuk memahami
dan menghayati makna dalam totalitas
pandangan ontologis, epistemologis dan
aksiologis
EPISTEMOLOGI ISLAM
LUBB

◦ Senantiasa sadar tentang adanya Allah dengan kemahaan sifat-sifatNya, dan kemudian kesadaran itu membuatnya
berfikir
◦ Mensenyawakan tiga potensi sebelumnya kemudian menjadikannya pengetahuan ilmiah
◦ Potensialitas pemahaman sampai pada tingkat lubb, disebut oleh Al Quran sebagai ulu al albaab, yang
memandang fenomena realitas (secara ontologis) sebagai ayat-ayat Allah, yang kemudian memahaminya melalui
proses penalaran (epistemologis) yang berpijak di atas kesadaran ke Tuhan an (zikr), schingga menemukan
hikmah (pengetahuan ilmiah tentang) penciptaan Tuhan terhadap realitas itu, untuk digunakan dalam kehidupan
dengan memperhatikan nilai-nilai (aksiologis) yang membawa maslahat dunia-akhirat dan menghindarkan diri
dari azab neraka
Potensi Eksternal Pengetahuan

1. Objek Pengetahuan (sebagai ciptaan Allah sendiri)


2.Penyataan-Pernyataan Otoritatif dari mereka yang memiliki otoritas
PERBANDINGAN
EPISTEMOLOGI
SAINS MODERN ISLAM

◦ Indra: Hanya berdasarkan pada indra lahiriah ◦ Indra: Indra lahiriah, Indra non-lahiriah
◦ Akal: (n) Otak, fungsi keseluruhan system saraf ◦ Akal: (adv.) menunjuk pada qalb (hati), Ketika
pusat-> pengetahuan ilmiah qalb melaksanakan fungsinya memahami
(membangun pemahaman melalui penalaran)->
pengolahan lubb-> pengetahuan ilmiah

Apa yang dicapai oleh epistemologi science modern juga dapat dicapai oleh epistemologi Islami, namun tidak seluruhnya yang
dicapai oleh epistemologi Islami dicapai oleh epistemologi science moderen. 
PENGUJIAN KEBENARAN
ILMIAH
TEORI KORESPONDENSI (UJI PERSAMAAN DENGAN FAKTA)

TEORI KOHERENSI (UJI KONSISTENSI)

TEORI PRAGMATIK (UJI KEMANFAATAN)


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai