Anda di halaman 1dari 33

INDUSTRI

Seri Geografi Ekonomi


Prodi Pend. Geografi FKIP UNIBBA
2017
Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang didalamnya
ada proses produksi dan distribusi barang.
Industri berasal dari kata industria (bhs. Latin) yang artinya buruh
atau penggunaan tenaga kerja yang terus menenrus. Industrious
(bhs. Inggris) yg artinya kerja keras atau rajin. Dalam Bhs. Prancis
dikenal dgn kata Industrie yg artinya segala kegiatan pengolahan
dan memproduksi barang kebutuhan.
Industri adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses
mengubah dan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau
barang setengah jadi.

 Jenis industri primer (industri pertanian, peternakan,


perikanan, pertambangan, kehutanan)
 Jenis industri sekunder (manufactur, industri
perakitan dan konstruksi)
 Jenis industri tersier (industri transportasi, jasa,
perdagangan, perbankan dan pariwiata)
Macam Industri
 Kelompok I, aneka industri dan
kerajinan
 Kelompok II, industri logam dan
elelktonika
 Kelompok III industri kimia
 Industri sandang dan tekstil
Jenis Undustri berdasarkan jumlah tenaga kerja:

 Industri rumah tangga, jumlah tenaga kerja


antara 1-4 orang

 Industri kecil, jumlah tenaga kerja antara 5-19


orang

 Industri menengah, jumlah tenaga kerja antara


20-99 orang

 Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 99


orang
Tingkat perkembangan perindustrian
berbeda-beda pada tiap golongan
masyarakat sesuai dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi dan Tahap V
perkembangan teknologinya. WW. The Age of high mass

Roatov dalam bukunya The Stages Of Cosumption

Economic Growth (1960, 5-14) Tahap IV


mengklasifikasikan tingkat The Drive to Maturity

pertumbuhan ekomomi suatu bangsa


bangsa pada lima tingkatan, (lihat Tahap III
skema berikut) : Take Off

Tahap II
The Perconditions take off

Tahap I
The Traditonal Society
Keterangan :
Tahap I The Traditonal Society (Masyarakat Tradisional ) :
Masyarakat yang mempunyai struktur yang terbatas, output kapita
rendah, iptek sederhana dan mengutamakan produksi pangan.

Tahap II The Perconditions take off ( Pra-kondisi take-off) :


Adalah masa dalam peralihan, nampak ada perubahan dari nilai-dan
cara tradisonal menjadi nilai dan cara baru yang efesien.

Tahap III Take Off (Tinggal landas) :


Pada tahap ini, Masyarakat sudah mulai dapat mengatasi masalah,
dengan adanya nilai dan cara-cara baru telah mendorong pada
kemajuan ekonomi dan mulai menguasi masyarakat. Banyak
tumbuh dan berkembang Industri baru sampai meluas ke daerah-
daerah. Tingkat investasi masyarakat 5 % - 10 % lebih dari
pendapatan nasional.
Tahap IV The Drive to Maturity (gerak menuju Kematangan)
Tahap dimana kegiatan perekonomian akan tumbuh secara terus
menerus dan teratur, penggunaan teknologi modern meluas
keseluruh front kegiatan perekonomian, 10 – 20 % pendapatan
nasional secara terus menerus terus diinventasikan

Tahap V The Age ofHigh Mass Comsumsition (Konsumsi masa


Tinggi)
Perkembangan industri lebih terpokus menhasilkan barang-barang
konsumsia awet, income perkapita naik, masyarakat mampu
membeli barang-barang konsumsi melebihi kebutuhan pokok yang
mewah dan serba modern, jasa dan pelayanan rekreasi.

Pertumbuhan ekonomi pada setiap negara tidaklah sama waktunya,


misalnya Inggris mulai take off pada th 1780-1800 dan mencapai
kematangan pada 1840-1860 dimana Amerika Serikat baru
mencapai take off.
Sehubungan dengan tingkat kegiatan dan perkembangan
industri, Clarence F. Jones mengelompokannya ke dalam tiga
tipe, yaitu :
 Primitive or Household type
Pada umumnya masih merupakan industri rumah yang
dikerjakan secara sederhana dengan mempergunakan
tangan, bahan baku tersedia ditempat itu dan hasilnya dijual di
pasar lokal.
 Worshop or Community Type
merupakan kelanjutan kegiatan pertumbuhan industri rumah,
yang timbul karena adanya pengorganisasian dan
pengelompokan orang orang yg mempunyai keterampilan,
pada umumnya bahan baku dan hasil dipasarkan tempat lain.
 Complex, Modern Factory
industri modern dengan syarat-syarat dan pengorganisasian
yang kompleks, umumnya bersifat padat modal denan
teknologi maju.
FAKTOR-FAKTOR YG PENTING BERKAITAN DAN
MEMPENGARUHI USAHA & KEGIATAN INDUSTRI
High Smith (1963,414-417)
1. Faktor Sumber Daya (The Resource Base)
a. Bahan mentah (raw materials)
b. Sumber energi (Energy resources)
c. Penyediaan air (water suplies)
d. Iklim dan bentuk lahan (climate and landform)
2. Faktor sosial (social factors)
a. Penyediaan tenaga kerja
b. skill dan kemampuan teknologi
c. Kemampuan mengorganisasi.
3. Faktor Ekonomi
( kondisi pasar, transportasi, modal dan nilai harga tanah)
4. Faktor Kebijakan Pemerintah
Penggolongan Sumber Daya dan Macamnya
 Sumber daya adalah segala sumber yang dapat dan
mampu mendukung dan menunjang kehidupan manusia
atau bumi ini.
 ada 5 faktor yang menunjang tingkat kemakmuran suatu
bangsa, yaitu Land (lahan), Population (penduduk),
Capital (modal), Technology and enterpreneurship
(kemampuan mengelola)
 3 katagori Sumber Daya :
SDA
SDM
Teknologi Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Alam Teknologi


Tugas
Lokasi Industri
 Penempatan lokasi industri dilihat dari sudut
kepentingan pengusaha, tentu akan
disesuaikan dengan biaya yang harus
dikeluarkan, terutama biaya pengangkutan
bahan baku dan pengangkutan hasil industri
itu sendiri, tetapi bagaimana kondisi
masyarakat dan wilayah apabila di tempat
tersebut berdiri industri atau pabrik, begitupula
industri kecil diusahakan masyarakat yang sulit
untuk berkembang karena modal dan
pemasaran yang sangat terbatas.
Teori Lokasi :
 Lokasi merupakan konsep utama yang menjadi ciri khusus dari
pengetahuan geografi. Lokasi dapat dibedakan antara lokasi
absolut dan lokasi relatif.
 Adalah suatu teori yang dikembangkan untuk melihat dan
memperhitungkan pola lokasional kegiatan ekonomi termasuk
industri dengan cara konsisten dan logis, serta untuk melihat
serta untuk memperhitungkan bagaimana antar daerah tersebut
saling berhubungan. Yang dikaji dalam teori ini diantaranya ;
A. Teori Susut dan Ongkos Transport : mengkaji
kecenderungan loksi industri, kemungkinan-kemungkinan
penempatan suatu industri yang paling menguntungkan secara
ekonomi. Teori ini memperhatikan dua variabel yaitu susut dan
ongkos transport sedangkan faktor lain dianggap sama,
misalnya sebuah pabrik akan cenderung mendekati lokasi
bahan mentah atau lokasi pasar untuk mengurangi rasio susut
dan menekan ongkos transport.
B. Teori Weber (Theory of the Location of Industries, 1909), teori ini
dimualai dengan beberapa premise sebagai berikut :
 Unit analisis tunggal, merupakan daerah yang terisoslasi

homogen, baik mengenai iklimnya, topografi, penduduk (homogen)


dan masih berfikir rasional.
 Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup

memadai, upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu,


seperti Upah Minimum Regional (UMR).
 Beberapa sumber alam seperti air, pasir mudah diperoleh dimana

saja, sedangkan sumber alam yg lainnya terdapat di daerah


tertentu, misalnya bijih besi, batu bara dll.
 Ongkos transport adalah fungsi dari berat dan jarak, artinya

ongkos akan semakin bertambah sesuai berat (kuantitas) dan


jaraknya. Jenis transportasi terbatas.
 Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri

dengan mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang


paling minimum.
Keterangan:
M = pasar
P  = lokasi biaya
terendah.
R1, R2 = bahan baku

 Ketentuan:
(a) : apabila biaya angkut hanya
3 Variavel penentu:
didasarkan pada jarak.
1.titik material,
(b) : apabila biaya angkut bahan baku 2.titik konsumsi,
lebih mahal dari pada hasil industri. 3.titik tenaga kerja
(c) : apabila biaya angkut bahan baku
lebih murah dari pada hasil industri.
C. teori lokasi Von Thunen.
 Teori ini mempertimbangkan antara biaya

produksi, biaya pengangkutan dan hasil


penjualan, dan dirumuskan:

K = N – (P+A)

Keterangan:
N = hasil produksi
P = biaya produksi
A = biaya pengangkutan
K = keuntungan
Teori Lokasi Losch
            Kontribusi utama Losch adalah
memperkenalkan potensi
permintaan (demand) sebagai faktor
penting dalam lokasi industri,
Kedua, kritik terhadap
pendahulunya yang selalu
berorientasi pada biaya terkecil;
 Losch menyarankan lokasi produksi
ditempatkan di dekat pasar (baca:
Centre Business District).
 Dalam penentuan lokasi industri adalah untuk
menekan biaya, maka ditentukan lokasi optimum,
arti lokasi optimum yaitu lokasi industri yang
biayanya paling minimal, untuk itu dirumuskan
Weber (1909) mengenai enam prakondisi, yaitu :
1. Keondisi yg beragam secara topografis,
klimitologis, dan demografis (yang berkaitan
dengan ketrampilan manusia dan tingkat
pemerintahannya).
2. Sumberdaya atau bahan mentah. Jika
menyangkut air dan pasir, itu ada di mana - mana
tetapi tambang besi dan batubara, tempatnya
terbatas.
3. Upah Buruh. Disamping ada upah baku, ada upah
sebagai produk dari persaingan antar penduduk.
4. Biaya transportasi yang tergantung dari bobot
barang yang dipindahkan serta jarak antara asal
sumberdaya dan pabrik.
5. Adanya kompetisi antar industri.
6. Manusia itu berfikir rasional.
Faktor yang menentukan lokasi
industri antara lain:
  Bahan mentah
  Tenaga kerja
 Modal
  Pasar
  Sumber-sumber teknis dan produktif (air,
listrik, dan lain-lain)
  Alat pengangkutan
  Inducement setempat ( birokrasi ).
  Sifat-sifat khusus perusahaan (hasil
produksi)
Berikut ini beberapa masalah yang timbul dari lokasi
industri
 Industri yang mendekati daerah pemasaran akan cenderung
ditempatkan di pinggiran kota, mengingat bahan baku
mudah untuk diperoleh dan dekat dengan pemusatan
penduduk sebagai daerah pemasaran, seperti halnya di
Pulogadung pinggiran kota atau sekitar kota Bandung di
Ujungberung, Majalaya, Banjaran, dan lain-lain. Hal tersebut
terjadi di awal tahun 1970-an, berdirinya pabrik-pabrik di
sana banyak menggeser kepentingan masyarakat, yaitu
lahan pertanian yang produktif diubah untuk kepentingan
industri, sehingga memaksa para petani beralih mata
pencaharian ke sektor jasa atau menjadi buruh industri.
 Industri yang mendekati bahan baku, seperti industri kayu
lapis atau penggergajian, industri semen, industri yang
berhubungan dengan pertambangan, dan sebagainya.
Industri yang mendekati bahan baku seperti ini sangat
rentan sekali terhadap kerusakan lingkugan
 Industri rakyat yang banyak terdapat di
berbagai wilayah sebagai industri yang
mendekati tenaga-tenaga terampil sulit
untuk berkembang.
 Pencemaran lingkungan yang diakibatkan
kerena limbah tidak diproses untuk
diseterilkan atau usaha meminimalisir
kadarnya
 Berdasarkan pemilihan lokasi, industri dapat
dikelompokkan atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
 1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
pasar (market oriented industry) adalah industri yang
didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen.
Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana
konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan
semakin menjadi lebih baik.
 2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
tenaga kerja atau labor (man power oriented industry)
adalah industri yang berada pada lokasi di pusat
pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri
tersebut membutuhkan banyak pekerja atau pegawai untuk
lebih efektif dan efisien.
 3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
bahan baku (supply oriented industry) adalah jenis
industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku
berada untuk memangkas atau memotong biaya
transportasi yang besar..

 Industri nonekstaktif adalah adalah industri yang


bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
 Industri fasilitatif adalah industri yang produk
utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada
para konsumennya, contoh: Asuransi, perbankan,
transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
Faktor yang menunjang dalam perindustrian
di Indonesia.
 Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak (sebagai tenaga kerja dan
pemasaran/konsumen)
 Suasana industri yang baik
 Jaringan komunikasi dan transportasi yang mantap.
 Terjaminnya persediaan bahan mentah (hasil pertanian, hasil hutan, hasil
laut,hasil tambang).
 Tersedianya tenaga energi
 Pasar dan sarana pasar yang baik
 Perangkat pengelola yang baik.
 Ketenteraman politik dan sosial.
 Posisi silang Indonesia yang strategis (memperlancar pemasaran ke
negara tetangga)
berbagai masalah muncul karena limbah
industri, diantaranya :
a. Limbah cair :
kurang berfungsinya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
atau tidak memilikinya, bahkan IPAL tidak difungsikan pada
saat hujan lebat sehingga limbah dibuang bersama-sama
dengan air hujan;
kurangnya pengawasan terhadap industri bersangkutan;

sanksi yang lemah bagi industri yang melakukan pencemaran.

b. Asap pabrik
- Hal ini disebabkan industri tersebut tidak memiliki filter atau
penyaringan asap untuk menetralkannya,
- bukti kurangnya pengawasan terhadap batas maksimal asap
pabrik yang diperbolehkan.
c. Kekurangan air, karena industri akan banyak memerlukan air
yang diambil dari air tanah permukaan tanpa adanya ijin dan
pengawasan dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan.
d. Sampah
Harapan bagi industri untuk kemajuan negara antara lain,
 Pembenahan lokasi industri yang sudah berada di tengah-
tengah pemukiman dengan mengurangi dan
menghilangkan dampak lingkungan yang ditimbulkannya;
 Mempersiapkan wilayah-wilayah yang dijadikan lokasi
industri jauh dari lokasi pemukiman, dengan tidak
mengorbankan lahan pertanian yang produktif;
 Produksi yang dihasilkan suatu industri apabila sangat
dibutuhkan masyarakat, maka harus dijadikan prioritas
utama, baru kemudian untuk memenuhi kebutuhan ekspor;
 Hutan yang habis ditebang untuk kebutuhan industri dan
kebutuhan lain, perlu dikembalikan dengan mewajibkannya
kepada pengusaha untuk menhutankan kembali dan
menindak tegas kepada mereka yang melakukan
pelanggaran terhadap batas-batas wilayah hutan;
 Industri yang didirikan di suatu wilayah harus melengkapi
Amdal yang dilakukan oleh lembaga independent, bukan
amdal yang dibuat ataupun pesanan pengusaha, sehingga
industri yang berdiri adalah industri yang ramah lingkungan;
 Globalisasi Perekonomian
 Perubahan dalam konsep ruang dan waktu akibat perkembangan
IT, banyak jasa perdagangan online yang kini memanfaatkannya
 Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO),
MEA, MEE.
 Perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan
transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya
dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
 Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional,inflasi regional dan lain-lain. 
10 Kawasan Industri Indonesia
 Otorita Batam
 Kawasan Berikat Nusantara, Jakarta
 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta
 Kawasan Industri Jababeka, Bekasi
 Kawasan Industri SuryaCipta
 Kawasan Industri Kota Bukit Indah,
Purwakarta
 Kawasan Industri Kujang, Cikampek
 Kawasan Industri Sentul, Bogor
 Kawasan Industri Cilegon, Banten
 Kawasan Industri Tugu Wijaya, Semarang
 Kawasan Industri ModernCikande, Banten
 Kawasan Bintang Industri Batam
 Meningkatkan sumberdaya dalam negeri sebagai bahan baku industri
untuk menggantikan bahan baku impor, sehingga ketergantungan
terhadap bahan baku impor dapat dihilangkan.;
 Pemerintah membuka sekolah-sekolah menengah kejuruan yang
mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja siap pakai untuk
memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia di bidang industri, di
samping untuk melengkapi sekolah-sekolah yang telah ada. Selain itu
dibuka pula sekolah-sekolah yang mempersiapkan pengadaan dan
pengelolaan bahan baku industri;
 Pemerintah mempersilahkan PMDN dan PMA untuk membuka industri
di berbagai daerah yang banyak menyerap tenaga kerja setempat,
bukannya yang banyak menggunakan robot industri untuk
menggantikan tenaga manusia;
 Pemerintah membuka pasar dalam negeri dan pasar international bagi
industri-industri rakyat;
 Melindungi karya sebagai budaya bangsa dari penjiplakan dan
pengambilalihan oleh negara lain sebagai hasil karya mereka, seperti
batik; kesenian tradisional; lagu daerah; dan lain-lain;
 Menggugat negara yang mengakui karya sebagai budaya bangsa
Indonesia sebagai hasil karya budaya mereka ke mahkamah
international;
 Menggalakkan industri pariwisata untuk menambah devisa negara dan
kehidupan masyarakat yang terlibat di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai