Tahap II
The Perconditions take off
Tahap I
The Traditonal Society
Keterangan :
Tahap I The Traditonal Society (Masyarakat Tradisional ) :
Masyarakat yang mempunyai struktur yang terbatas, output kapita
rendah, iptek sederhana dan mengutamakan produksi pangan.
Ketentuan:
(a) : apabila biaya angkut hanya
3 Variavel penentu:
didasarkan pada jarak.
1.titik material,
(b) : apabila biaya angkut bahan baku 2.titik konsumsi,
lebih mahal dari pada hasil industri. 3.titik tenaga kerja
(c) : apabila biaya angkut bahan baku
lebih murah dari pada hasil industri.
C. teori lokasi Von Thunen.
Teori ini mempertimbangkan antara biaya
K = N – (P+A)
Keterangan:
N = hasil produksi
P = biaya produksi
A = biaya pengangkutan
K = keuntungan
Teori Lokasi Losch
Kontribusi utama Losch adalah
memperkenalkan potensi
permintaan (demand) sebagai faktor
penting dalam lokasi industri,
Kedua, kritik terhadap
pendahulunya yang selalu
berorientasi pada biaya terkecil;
Losch menyarankan lokasi produksi
ditempatkan di dekat pasar (baca:
Centre Business District).
Dalam penentuan lokasi industri adalah untuk
menekan biaya, maka ditentukan lokasi optimum,
arti lokasi optimum yaitu lokasi industri yang
biayanya paling minimal, untuk itu dirumuskan
Weber (1909) mengenai enam prakondisi, yaitu :
1. Keondisi yg beragam secara topografis,
klimitologis, dan demografis (yang berkaitan
dengan ketrampilan manusia dan tingkat
pemerintahannya).
2. Sumberdaya atau bahan mentah. Jika
menyangkut air dan pasir, itu ada di mana - mana
tetapi tambang besi dan batubara, tempatnya
terbatas.
3. Upah Buruh. Disamping ada upah baku, ada upah
sebagai produk dari persaingan antar penduduk.
4. Biaya transportasi yang tergantung dari bobot
barang yang dipindahkan serta jarak antara asal
sumberdaya dan pabrik.
5. Adanya kompetisi antar industri.
6. Manusia itu berfikir rasional.
Faktor yang menentukan lokasi
industri antara lain:
Bahan mentah
Tenaga kerja
Modal
Pasar
Sumber-sumber teknis dan produktif (air,
listrik, dan lain-lain)
Alat pengangkutan
Inducement setempat ( birokrasi ).
Sifat-sifat khusus perusahaan (hasil
produksi)
Berikut ini beberapa masalah yang timbul dari lokasi
industri
Industri yang mendekati daerah pemasaran akan cenderung
ditempatkan di pinggiran kota, mengingat bahan baku
mudah untuk diperoleh dan dekat dengan pemusatan
penduduk sebagai daerah pemasaran, seperti halnya di
Pulogadung pinggiran kota atau sekitar kota Bandung di
Ujungberung, Majalaya, Banjaran, dan lain-lain. Hal tersebut
terjadi di awal tahun 1970-an, berdirinya pabrik-pabrik di
sana banyak menggeser kepentingan masyarakat, yaitu
lahan pertanian yang produktif diubah untuk kepentingan
industri, sehingga memaksa para petani beralih mata
pencaharian ke sektor jasa atau menjadi buruh industri.
Industri yang mendekati bahan baku, seperti industri kayu
lapis atau penggergajian, industri semen, industri yang
berhubungan dengan pertambangan, dan sebagainya.
Industri yang mendekati bahan baku seperti ini sangat
rentan sekali terhadap kerusakan lingkugan
Industri rakyat yang banyak terdapat di
berbagai wilayah sebagai industri yang
mendekati tenaga-tenaga terampil sulit
untuk berkembang.
Pencemaran lingkungan yang diakibatkan
kerena limbah tidak diproses untuk
diseterilkan atau usaha meminimalisir
kadarnya
Berdasarkan pemilihan lokasi, industri dapat
dikelompokkan atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
pasar (market oriented industry) adalah industri yang
didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen.
Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana
konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan
semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
tenaga kerja atau labor (man power oriented industry)
adalah industri yang berada pada lokasi di pusat
pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri
tersebut membutuhkan banyak pekerja atau pegawai untuk
lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada
bahan baku (supply oriented industry) adalah jenis
industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku
berada untuk memangkas atau memotong biaya
transportasi yang besar..
b. Asap pabrik
- Hal ini disebabkan industri tersebut tidak memiliki filter atau
penyaringan asap untuk menetralkannya,
- bukti kurangnya pengawasan terhadap batas maksimal asap
pabrik yang diperbolehkan.
c. Kekurangan air, karena industri akan banyak memerlukan air
yang diambil dari air tanah permukaan tanpa adanya ijin dan
pengawasan dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan.
d. Sampah
Harapan bagi industri untuk kemajuan negara antara lain,
Pembenahan lokasi industri yang sudah berada di tengah-
tengah pemukiman dengan mengurangi dan
menghilangkan dampak lingkungan yang ditimbulkannya;
Mempersiapkan wilayah-wilayah yang dijadikan lokasi
industri jauh dari lokasi pemukiman, dengan tidak
mengorbankan lahan pertanian yang produktif;
Produksi yang dihasilkan suatu industri apabila sangat
dibutuhkan masyarakat, maka harus dijadikan prioritas
utama, baru kemudian untuk memenuhi kebutuhan ekspor;
Hutan yang habis ditebang untuk kebutuhan industri dan
kebutuhan lain, perlu dikembalikan dengan mewajibkannya
kepada pengusaha untuk menhutankan kembali dan
menindak tegas kepada mereka yang melakukan
pelanggaran terhadap batas-batas wilayah hutan;
Industri yang didirikan di suatu wilayah harus melengkapi
Amdal yang dilakukan oleh lembaga independent, bukan
amdal yang dibuat ataupun pesanan pengusaha, sehingga
industri yang berdiri adalah industri yang ramah lingkungan;
Globalisasi Perekonomian
Perubahan dalam konsep ruang dan waktu akibat perkembangan
IT, banyak jasa perdagangan online yang kini memanfaatkannya
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO),
MEA, MEE.
Perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan
transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya
dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional,inflasi regional dan lain-lain.
10 Kawasan Industri Indonesia
Otorita Batam
Kawasan Berikat Nusantara, Jakarta
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta
Kawasan Industri Jababeka, Bekasi
Kawasan Industri SuryaCipta
Kawasan Industri Kota Bukit Indah,
Purwakarta
Kawasan Industri Kujang, Cikampek
Kawasan Industri Sentul, Bogor
Kawasan Industri Cilegon, Banten
Kawasan Industri Tugu Wijaya, Semarang
Kawasan Industri ModernCikande, Banten
Kawasan Bintang Industri Batam
Meningkatkan sumberdaya dalam negeri sebagai bahan baku industri
untuk menggantikan bahan baku impor, sehingga ketergantungan
terhadap bahan baku impor dapat dihilangkan.;
Pemerintah membuka sekolah-sekolah menengah kejuruan yang
mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja siap pakai untuk
memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia di bidang industri, di
samping untuk melengkapi sekolah-sekolah yang telah ada. Selain itu
dibuka pula sekolah-sekolah yang mempersiapkan pengadaan dan
pengelolaan bahan baku industri;
Pemerintah mempersilahkan PMDN dan PMA untuk membuka industri
di berbagai daerah yang banyak menyerap tenaga kerja setempat,
bukannya yang banyak menggunakan robot industri untuk
menggantikan tenaga manusia;
Pemerintah membuka pasar dalam negeri dan pasar international bagi
industri-industri rakyat;
Melindungi karya sebagai budaya bangsa dari penjiplakan dan
pengambilalihan oleh negara lain sebagai hasil karya mereka, seperti
batik; kesenian tradisional; lagu daerah; dan lain-lain;
Menggugat negara yang mengakui karya sebagai budaya bangsa
Indonesia sebagai hasil karya budaya mereka ke mahkamah
international;
Menggalakkan industri pariwisata untuk menambah devisa negara dan
kehidupan masyarakat yang terlibat di dalamnya.