Anda di halaman 1dari 48

STRUKTUR DAN SIFAT

DENTAL MATERIAL
Dr. Haris Budi Widodo
DentalMaterial: harus memenuhi sifat
mekanis, fisik, dan biologis
Biomaterial:
1. Sebagai materi biologis yaitu: jaringan dan kayu
2. Bahan yang dicangkokkan untuk menggantikan
fungsi material biologis.
Definisi (Clemson Advisory Board for
Biomaterials):
Merupakan materi yang secara sistemis dan
farmakologis dirancang untuk ditanam dalam
atau bersama dengan sistem hidup.
Biomaterial
Adalah suatu material yang ditanam, meskipun
penggunaan secara konvensional istilah awalan
bio (dalam biokimia, biofisika, dan bioassay)
berbeda.
Agar tidak membingungkan penggunaan istilah
“biomaterial” berarti material yang ditanam
sebagai pengganti material biologis.
Dalam definisi ini, biomaterial yang dapat
ditanam termasuk beberapa yang seringkali atau
secara terus menerus terpapar cairan tubuh dan
dapat berada di luar atau dalam tubuh.
Tujuan penggunaan biomaterial: untuk
memperbaiki fungsi jaringan atau organ asli
tubuh, sehingga sangat penting diketahui
hubungan diantara sifat-sifat, fungsi dan struktur
dari biomaterial.
3 area yang dipelajari dalam biomaterial yaitu:
materi biologis, material implan, dan interaksi di
antara keduanya.
Area penting lainnya dari studi biomaterial adalah
mekanika dan dinamika dari jaringan dan
interaksi diantara bahan-bahan ini.
Umumnya studi ini dinamakan biomekanika,
dimana ini berhubungan dengan disain dan
pemasangan implan.
Kondisi dari implan setelah digunakan dikenal
dengan istilah reliabilitas.
Empat faktor utama yang dapat menyebabkan
kegagalan dari bahan implan adalah: fraktur,
daya tahan, kelonggaran implan dan infeksi.
Jika diasumsikan kemungkinan kegagalan dari
sistem adalah f, selanjutnya reliabilitas adalah
r maka dapat dinyatakan bahwa: r = 1-f
Reliabilitas total r dapat dinyatakan dalam
istilah reliabilitas dari tidak adanya masing-
masing faktor untuk kegagalan:
rt = r1.r2 ……… rx. (2)
Dimana r1 = 1-f1, r2 = 1-f2 dan seterusnya.
Persamaan (2) tersebut digunakan jika implan
dlm kondisi sempurna (r =1), jika suatu infeksi
terjadi setelah pemasangan maka reliabilitas
totalnya menjadi 0.
Studi mengenai hubungan struktur dan sifat
materi biologis merupakan hal yang penting
dalam biomaterial; meskipun berdasarkan tradisi
subjek ini tidak pernah diperlakukan
sepenuhnya dalam disiplin yang berorientasi
secara biologis karena kebanyakan dari materi
ini dipentingkan berfungsi biologi dari pada
materi yang hidup atau materi yang tidak hidup.
Pada beberapa kasus, materi ini dapat digunakan
karena materi ini dibuat dari sel hidup.
Pada kasus lainnya fungsi dari jaringan atau
organ sedemikian vital sehingga tidak bisa diganti
dengan biomaterial, sebagai contoh: corda
spinalis
Keberhasilan dari biomaterial atau implan
tergantung sepenuhnya pada tiga faktor: sifat-sifat
dan biokompatibilitas implan, kondisi penerima
(resipien), dan kompetensi dari ahli bedah yang
mengerjakan implan dan memonitoring
keberhasilan implan.
 Contoh penggunaan plate tulang untuk menstabilisasi
femur yang fraktur setelah mengalami kecelakaan,
harus memenuhi kriteria:
 Tersedianya plat untuk permukaan jaringan;
biokompatibilitas
 Non toksik dan nonkarsinogenik
 Secara kimiawi inert dan stabil (tidak terdegradasinya
oleh waktu)
 Strength mekanis yang cukup adekuat
 Life fatique cukup adekuat
 Desain yang kuat
 Berat dan densitas yang sesuai
 Relatif tidak mahal, dan mudah diproduksi dan
dihasilkan pabrik serta diproses dalam skala besar.
Tabel 1. menunjukkan beberapa keuntungan,
kerugian dan penggunaan dari empat
kelompok material sintetik yang digunakan
untuk implan.
Bahan-bahan alami antara lain: kolagen, telah
dicoba dalam penelitian namun hasilnya kurang
memuaskan antara lain sebagai dinding arteri,
katub jantung atau kulit.
Alternalif lain untuk implan buatan adalah
transplantasi alami antara lain: ginjal, dan hati,
namun upaya-upaya ini menghadapi kendala
sosial, etika dan masalah imunologik.
Namun pada kasus gagal ginjal, harapan pasien
hanya pada transplantasi karena ginjal tiruan
punya banyak kerugian antara lain mahal,
immobility, perlu perawatan yg terus menerus dan
perlu dialyzer.
Biomaterial yg digunakan pada
bedah
1. Implan permanen
a. Sistem otot kerangka
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem respirasi
d. Sistem digestif
e. Sistem genitourin
f. Sistem saraf
g. Special sences: protesa cornea dan lensa,
daun telinga, carotid pace maker.
h. jaringan lunak lainnya: tendon
i. Implan kosmetik maksilofasial: (telinga, hidung,
mandibula, gigi), payudara, mata, testis, penis.
2. Implan sementara
a. Extracorporeal assumption of organ functions:
heart, lung, kidney, liver
b. External dressing and partial implant:
temporary artificial skin, immersion fluid
c. Aid to diagnosis: chateter
d. Orthopedic fixation devices-general (screw, hips
pins, traction); bone plates
e. Sutures and surgical adhesives
Biokompatibilitas: interaksi yang baik antara
biomaterial dengan jaringan, atau kemampuan
dari biomaterial untuk menghilangkan respons
yang tidak diinginkan saat biomaterial
diaplikasikan.
Material yang ditempatkan pada tubuh tidak akan
stabil dan akan berinteraksi dengan jaringan
melalui beberapa cara merubah material dan
jaringan sekitarnya.
Respons biologik terhadap material tergantung
tiga faktor yaitu:
a. Struktur komposisi material
b. Karakteristik dari host
c. Kebutuhan fungsi terhadap material
Interaksi antara biomaterial dengan host
berpengaruh terhadap kejadian sakit beserta
perawatannya.
Umumnya difokuskan pada material mendukung
atau mengganti jaringan manusia contohnya di
Kedokteran gigi (filling material/implant/material
pendukung gigi), orthopedik (implan femur),
pembuluh darah.
Biomaterial juga digunakan untuk penggunaan
bidang estetik antara lain: protesa maksilofasial
untuk perbaikan kontur wajah setelah perawatan
kanker atau di KG untuk memperbaiki estetik gigi
setelah terkena trauma atau penyakit gigi.
Yang lebih baru lagi interaksi jaringan dengan
biomaterial yang disebut dengan tissue
engineering/ bioengineering.
Tissue engineering adalah: manipulasi
pengembangan proses penyembuhan luka
dengan memperbaiki atau mengganti jaringan
yang hilang.
Di KG antara lain adalah pengembangan
PDGF untuk mengganti jaringan pendukung
gigi yang rusak (Setiowati et al, 2006).
Sifat Material
A. Sifat mekanis
1. Strain (regangan)= 
Strain dapat dilihat pada benda dengan adanya
perubahan ukuran panjang

∆l x 100% = elongated length-original length =


m
lo original length m
 Ada 2 jenis strain:
a. Elastis : jika beban dilepas, benda kembali ke bentuk
semula.
b. Plastis : jika beban dilepas, benda tidak kembali ke
bentuk semula.
2. Stress (Tegangan) =
 Stress adalah gaya reaksi dari bahan yang
mempunyai arah vektor yang berlawanan
dengan arah beban, namun besarnya
sebanding dengan besar beban.
force = N
cross sectional area m2
OP : Garis lurus
(berlaku Hukum
Hooke). Pada saat ini,
stress dan strain
bersifat proporsional,
merupakan daerah
elastis
PX: Bentuk kurva,
merupakan daerah
plastis.
P: titik batas
proporsional
3. Modulus elastisitas
Adalah ukuran rigidity (ketegangan) suatu benda

I: Rigiditas besar
II: lebih fleksibel
5. Compresive strength (kekuatan tekan) dan
Tensile strength (Kekuatan tarik)
Benda, dikenai compresion Stress max.
tidak patah  Compresive strength
Benda dikenai Tension Stress max. tidak
patah  Tensile Strength.
Pengukurannya dengan:
a. Diametral Compresion Test
b. Tensile Test
6. Resiliente (kekenyalan) den Toughness
(keliatan)
Kenyal: absorpsi energi max. tanpa deformasi
permanen.
Liat: absorpsi energi max. tanpa putus/patah;
sudah terjadi deformasi permanen

7. Impact Strength (kekuatan benturan)


pengukuran dengan:
Charphy Tester (sering digunakan).
Rod instrument.
8. Fatigue Strength
Bahan yang dikenai beban kecil secara
berulang-ulang akan menyebabkan adanya
kelelahan pada bahan, sehingga kekuatan bahan
makin lama makin menurun.
9. Kekerasan
Kekerasan bahan diketahui dengan adanya
ketahanan terhadap adanya:
a. Indentasi luas/area
b. Abrasi  kedalaman
Tes Indentor Yang diukur Satuan
Brinel Hardnes Number (BHN)
Brinel Bola baja Area
Knoop Hardnes Number (K
Knoop Intan Area
HN)

Rockwell Bola baja/intan Rockwell (M 105 Rockwel)


Depth
Vickers Hardness Number
Area
Vickers Intan (VHN)
KHN = 14,2 P/L2
Where:
P = the load
L = the length of indentation
B. Sifat-sifat Fisik
1.Densitas = kerapatan massa (massa jenis)
2.Thermal Expansi: perubahan panjang
persatuan panjang akibat kenaikan atau
penurunan suhu per-oC.
3.Konduktivitas Thermal.
4.Index Refraksi (pembiasan)
5.Capacity Tranlucency (tembus cahaya)
6.Diffusion thermal (penyebaran panas)
C. Sifat-sifat lain:
1. Sifat rheologis
 Sifat daya alir
 Sifat deformasi
Arti penting :
 Bahan KG fluid paste  padat (regiditas lentur) Contoh :
bahan cetak untuk membuat model.
 Campuran pasta  diadaptasi dalam bentuk.
 Proses Setting  viskoelastisitas dengan waktu
 Working Time = waktu kerja = waktu memadatnya bahan
 Setting Time = waktu mencampur  keras Rigiditas
tertentu.
 Flow dan deformation (bahan padat), pada amalgam
terdapat sifat yang tergantung pada waktu.
 Semua hal di atas dipelajari dalam Rheologis.
1.1. Viskositas (perilaku Newtonia)
Merupakan ketahanan aliran terhadap daya alir
Satuan viskositas = dyne/cm2 (poise).
Biasanya viskositas dinyatakan dalam bentuk
centipoise (1 poise = 100 CP).
Viskositas cairan tergantung:
a. Sifat alami substansi
b. Temperatur  temperatur tinggi menyebabkan
viskositas menurun (makin cair)
c. Tekanan
d. Shear Rare
e. Shear History
Newtonian fluids
1.2. Aliran Non Newtonian (tidak mengikuti
Hukum Newton)
Tipe:
a. Bingham Flow
b. Plastic Flow
c. Pseodoplastic Flow
d. Dilatant Flow
Bingham Flow

 Liquid behaves like solid under static conditions. A certain


amount of force must be applied to the fluid before any
flow is induced. This force is called yield value. Tomato
catsup is an example of such fluid. Once the yield value is
exceeded and flow begins, plastic fluids may display
Newtonian, pseudoplastic or dilatant flow characteristics.
Bingham Flow:
a. Suspensi tanah liat dalam air
b. Bahan tumpatan komposit (polimer yg sudah
dicampur dengan mineral)
Pseudoplastic Flow:
a. Polimer, resin alami
b. Darah, saliva
c. Minyak (kental)
d. Bahan cetak
e. Fluorial gells
Dilatant Flow: pasir basah (kadar air rendah)
Dilatant flow

 Is characterized by an increasing viscosity with an


increase in shear rate, some examples include clay
slurries, candy compounds, corn starch in water, and
sand/water mixtures. Dilatancy is also reffered to as
shear-thickening liquids.
Pseudoplastic

Fluid displayes a decreasing viscosity with an


increasing shear rate, some examples include
paints and emulsions. This type of behavior is
called shear-thinning.
Peran biomaterial dalam rekayasa
jaringan
Keramik
Kegunaan utamanya adalah sebagai
biomaterial untuk mereparasi jaringan tulang.
Keramik yang terdapat dalam tubuh manusia
dikenal dengan nama hidroksi apatit.
Polimer sintetik
Banyak digunakan sebagai biomaterial adalah
Poly lactic acid (PLA), Poly glycolic acid
(PGA) atau kombinasi keduanya yaitu Poly
glycolic lactic acid (PGLA).
Bahan polimer PLA, PGA dan kopolimernya
sama baiknya dengan bahan poly caprolactone
dan dapat digunakan sebagai material scaffold
dalam rekayasa jaringan.
Material alami
Biomaterial dari alam yang telah digunakan
adalah collagen, chitosan dan alginate.
Bahan collagen dan gelatin dapat berfungsi
sebagai drug reservoir pada permukaan
scaffold.
Chitosan menarik perhatian akhir-akhir ini
karena berbagai kelebihan yang dimilikinya
seperti sifat biodegradibilitas,
biokompatibilitas dan bioresorbilitas.
Metal
Bahan metal terutama digunakan sebagai
dental implan, dan metal yang banyak
digunakan adalah titanium murni (CpTi =
Commercial pure titanium) dan paduannya
(Ti6Al-4V)

Anda mungkin juga menyukai