LAPORAN PRAKTIKUM
Tekanan gigitan.
Frekuensi pengunyahan.
Sifat abrasif makanan.
Komposisi cairan.
Perubahan temperatur.
Kekerasan tiap permukaan.
Ketidakteraturan permukaan gigi.
Kekentalan / viskositas
Ketahanan untuk bergerak
Dipengaruhi oleh gaya friksi internal di dalam cairan
Bahan kedokteran gigi kebanyakan dalam bentuk padat tapi tahap tertentu
berupa cairan.
Contoh : malam dan resin adalah cairan yang didinginkan di bawah titik
normal.
Kekentalan cairan meningkat dengan meningkatnya temperatur
Kekentalan tergantung pada perubahan wujud sebelumnya dari cairan. Cairan
jenis ini menjadi kurang kental dan lebih cair di bawah tekanan disebut
tiksotropik.
Contohnya : pasta profilaksisi gigi, plaster, semen resin, bahan cetak.
Kekentalan bahan kedokteran gigi menentukan ketepatan aplikasi.
Struktur dan Relaksasi Tekanan
Perubahan bentuk senyawa secara permanen akan menyebabkan tekanan
internal sehingga atom-atom dalam ruang geometrik akan berubah tempat.
Akibatnya beberapa molekul menjadi terlalu berdekatan atau terlalu berjauhan.
Atom-atom berada pada posisi tidak seimbang
Energi thermal pada proses difusi wujud padat menyebabkan atom-atom
kembali ke posisi seimbang.
Perubahan kontur merupakan manifestasi pengaturan kembali posisi atom dan
molekul.
Pelepasan tekanan dikenal sebagai relaksasi.
Kecepatan relaksasi dipercepat dengan meningkatnya temperatur.
Creep dan Aliran
Creep adalah deseran plastik yang bergantung waktu dari suatu bahan dibawah
muatan statis atau tekanan konstan.
Massa yang lebih tinggi mengalami tekanan fleksural yang lebih besar,
fleksural creep lebih besar.
Aliran logam terjadi begitu temperatur mendekati beberapa ratus derajat
temperatur lebur.
2. Difusi termal
Difusi termal adalah pengendalian perubahan temperatur begitu panas
melewati suatu bahan (kemampuan isolator). Oksida Seng-Eugenol
mempunyai difusi termal dua kali dentin.
1. Gaya Tarik
Gaya tarik (tensile) adalah dua gaya yang bekerja saling menjauhi satu
sama lain pada satu garis lurus yang sama sehingga terjadi pemanjangan.
2. Gaya Tekan
Gaya tekan (compressive) adalah dua gaya bekerja mendekati satu sama
lain pada satu garis lurus yang sama sehingga terjadi pemendekan.
3. Gaya Menggunting
Gaya menggunting (shear) adalah dua gaya yang bekerja sejajar satu sama
lain tetapi berlawanan arah
4. Tekanan (Stress)
Tekanan (Stress) adalah daya dari dalam benda yang sama besarnya
tetapi berlawanan arah dengan gaya yang diberikan (gaya dari luar). Gaya per
luas permukaan suatu benda.
S = F /A
F : gaya yang diberiakan (N)
A : luas permukaan benda (m2)
Satuannya : 1 Pa = 1 N / m2 = 1 MN / mm2
5. Ketegangan (Strain)
2. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah ukuran keelatisan suatu bahan
Stress
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝐸𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
3. Resilience
4. Toughness
Ketahanan suatu bahan terhadap patah. Daerah dibawah kurva stress dan
strain. Satuannya adalah mMN/m3
5. Malleability
Kemampuan sebuah benda untuk berubah bentuk tanpa patah dibawah
gaya tekan.
6. Ductility
Kemampuan sebuah benda untuk berubah bentuk tanpa patah dibawah
gaya tarik.
BAB II
Tahapan Pekerjaan
Uji Fatigue
Uji tensile
Percobaan 1 32 putaran
Percobaan 2 36 putaran
Percobaan 3 35 putaran
Pada uji tensile dengan diameter klamer 0,3 mm rata-rata putarannya adalah 34.39 putaran.
Pada awal putaran tegangan yang dirasakan pada luas alat uji ringan kmudian semakin
bertambahnya putaran makin berat dan akhirnya klamer terputus. Jadi tegangan makasimun
yang dapat ditahan oleh klamer dengan diameter 0,3 mm rata-ratanya 34,33 putaran.
2. Percobaan 0,4 mm
Percobaan 1 34 putaran
Percobaan 2 38 putaran
Percobaan 3 36 putaran
Pada uji tensil dengan dengan diamter klamer 0,4mm rata-rata putarannya adalah 36 putaran.
Pada awwwal putaran tegangan yag dirasakan pada tuas alat uji ringan kemudian semakin
bertambahnya putaran makin berat san akhirnya klamer teroutus. Rata- rata tegangan
maksimun yang dapat ditahan oleh klamer diameter 0,4mm lebih besar dibanding diameter
0,3mm. Alasanya karena klamer 0,44 mm lebih tebal dibandingkan 0,3mm shingga tegangan
yang dibutuhkan untuk memutus klamer lebih besar.
Uji flexural
Pada uji flexural penggaris dibengkokkan mulai dari sudut 10° pada sudut 10°-30° tidak ada
perubahan. Pada sudut 40° penggaris mulai membengkok dan terus membengkok hingga sudut
70°. Dan akhirnya patah disudut 80°. Jadi pada sudut 80° penggaris tidak mampu menahan
gaya yang diberikan sehingga penggaris tersebut patah.
1 12
0,4 mm 2 14
3 10
1 4
0,6 mm 2 5
3 4
1 3
0,8 mm 2 3,5
3 3
Klamer denan diameter 0,4 mm membutuhkan rata rata 12 gerakan untuk membuat klamer
terputus. Pada klamer dengan diameter 0,6 mm membutuhkan rata rata 4,33 gerakan untuk
membuat klamer terputus. Pada klamer dengan diamter 0,8 mm membutuhkan rata rata 3,17
gerakan untuk membuat klamer terputus. Jadi semakin tebal diameter klamer maka ketika
dibengkokkan sejauh 30° akan semakin muduh terputus
BAB V
Kesimpulan
Kesimpulan
Pada uji tensile, semakin besar diameter klamer maka semakin besar tegangan
maksimum yang dapat ditahan klamer.
Pada uji fleksural, penggaris akan patah ketika dibengkokkan paa sudut 80°
Pada uji fatigue, semakin besar diameter mak semakin mudah klamer tersebut terputus
Pada uji kekerasan, semakin tinggi nilai hardness suatu spesimen maka spesimen
tersebut makin keras. Selain itu jika dibuat goresan dengan kekuatan yang sama
semakin dangkal bekas goresan maka semakin kuat spesimen tersebut.
Daftar Pustaka
1. Surdia, Tata dan Shinroku, Saitou. 2008. Pengetahuan Bahan.
Departemen Metalurgi dan Material FTUI: Jakarta
2. Van Noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Materials.
London: Elsevier
3. Anusavice, K.J. 2003. Phillips Science of Dental Materials. 11th
ed. W.B. Saunders Company. Philadelphia