Anda di halaman 1dari 46

KESIAGAAN DAN

TANGGAP DARURAT
SYNOPSIS PELATIHAN
KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT :

1. Pengantar

2. Jenis dan katagori

3. Dasar Hukum

4. Skema, Rencana dan Organisasi

5. Jalur evakuasi
Natural hazard (Bencana Alamiah)
- Banjir
- Kekeringan
- Angin topan
- Gempa
- Petir

Technological Hazard (Kegagalan Teknis)


- Pemadaman listrik
- Bendungan bobol
- Kebocoran nuklir
- Peristiwa Kebakaran/ledakan
- Kecelakaan kerja
- Kecelakaan lalulintas
Huru hara
- Perang / Kerusuhan / Terorisme
DEFINISI
• Emergency : suatu keadaan tidak normal/tidak ingin terjadi pada
tempat/kegiatan, membahayakan manusia, merusak peralatan
/benda, atau lingkungan. Suatu kejadian dalam daerah unit itu
sendiri yang disebabkan oleh sesuatu dari dalam/luar.

• Disaster: Suatu kejadian besar/bencana secara tiba-tiba baik


dari dalam maupun luar unit operasi/daerah tersebut yang dapat
mengancam manusia dan kerusakan harta/benda, dan manusia
dan sarana yang tersedia tidak mampu untuk mengatasi kondisi
tersebut.

• Prosedur Keadaan Darurat : Tata cara/pedoman kerja penang-


gulangan suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber
tenaga dan sarana yang tersedia dengan tujuan untuk mencegah
atau mengurangi kerugian yang lebih besar.

• Organisasi/Tim Keadaan Darurat : sekelompok orang yang ditun-


juk/dipilih sebagai pelaksana penanggulangan Keadaan Darurat.
Kategori Darurat I
Tingkat I
Keadaan darurat berpotensi mengancam nyawa dan harta, dapat
ditanggulangi oleh personil jaga suatu instalasi/pabrik dengan
menggunakan prosedur tetap tanpa perlu adanya regu bantuan.

Mempunyai satu atau lebih karakter sebagai


berikut:
Kecelakaan skala kecil atas suatu daerah tunggal
atau satu sumber saja
Kerusakan asset atau luka korbannya terbatas
Karyawan yang bertugas dengan alat yang
tersedia dibantu regu tanggap darurat sudah cukup
untuk menanggulanginya
Kategori Darurat II
Tingkat II
Kecelakaan besar, semua karyawan yang bertugas
dibantu dengan peralatan dan material yang
tersedia di instalasi/pabrik tersebut, tidak lagi
mampu mengendalikan,

Terjadi beberapa korban manusia.


 Meliputi beberapa unit atau beberapa peralatan besar yang
dapat melumpuhkan kegiatan instalasi/pabrik.
 Dapat merusak harta benda pihak lain didaerah setempat
(diluar daerah instalasi).
 Tidak dapat dikendalikan oleh tim tanggap darurat dan
dalam pabrik itu sendiri, bahkan harus minta bantuan pihak
luar.
Kategori Darurat III

Tingkat III

Keadaan darurat berupa malapetaka/bencana


dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan
dengan Tingkat II, dan memerlukan bantuan,
koordinasi pada tingkat nasional.
PEMAHAMAN SEDERHANA

DARURA PANIK MELUAS


T

ANDA KORBAN
MENGERTI DILOKALISIR DISELESAIKAN MINIM
DARURAT
•Kebakaran
•Ledakan
•Banjir
TIDAK PENYELESAIAN
•Gempa MENGERTI MELUAS SULIT
KORBAN
BANYAK

PELATIHAN
•Evakuasi
TINDAKAN RESIKO
PROSEDUR •APAR
TERENCANA MINIMAL ..
•P3K
•Bencana
GOAL / TARGET DARI ERP
E= emergency
R= respond
P= plan

• Kepastian adanya organisasi keadaan darurat yang lengkap


dan siap dengan semua sasarannya.

• Identifikasi tindakan-tindakan yang diperlukan untuk


memperkecil kemungkinan terjadinya suatu kejadian.

• Bahan masukan evaluasi dalam pengambilan keputusan Top


Manajemen dalam rangka continual improvement
Mengapa prosedur darurat harus dibuat ?
Tuntutan atau Persyaratan
1. Peraturan perundangan (syarat K3)
2. Keamanan publik (masyarakat sekitar)
3. Pihak Penjamin - Asuransi
4. LSM

Menekan resiko
Task I Task II Task III Task IV
Coordinator Objective
& Team & Scope Scenario Akibat
Task V
Indentifikasi
Task XIII Tugas
Pengkajian Ulang Task VI

Penyiapan
Task
XII Task VII
Trn/Drill/ Simulasi
O rganisasi

Task XI Task X Task IX Task VIII

Diperkenalkan Pengkajian Penulisan Prosedure


EMERGENCY RESPONSE PROSEDUR NOMOR TELEPON
PENTING
(Prosedur Respon Terhadap Kondisi dan Keadaan Darurat )

Kantor Divisi Konstruksi II Rumah Sakit Terdekat


Jl. Ir. H. Juanda No. 39, Jakarta 10120
Telp. 021-3455731, 021-3455680
Fax. 021-3455730 Rumah Sakit AL. Mintoharjo
Petugas yang dihubungi Sdr. Novy JI. Bendungan Hilir No. 17
Jakarta Pusat
Kantor Proyek The Capital Residence
Lot 24, SCBD Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Telp. ( 021 ) 570 3081
Telp. 021-5150354, 5150355 Contact Person : Ibu Elia
Fax. 021-5150320
Petugas yang dihubungi Sdr. Dedi Rahmat
Rumah Sakit Jakarta
Departemen Tenaga Kerja Terdekat (Kantor Dinas) Jl. Jend. Sudirman Kav. 49
Kantor Walikota Jakarta Selatan
Jakarta Pusat Telp. ( 021 )
Alamat : Jl. Trunojoyo No.
No. Telp : (021) 7260855 Ext : 17320 5732241, 5721231, ext : 105/1100
Contact Person : Ibu Ade/Rara
Kantor Polisi Terdekat
POLDA METRO JAYA
Alamat : Jl. Jendral Sudirman Pemadam Kebakaran Terdekat
No. Telp : (021) 5234000 Alamat : Jl. TB. Simatupang No.
85, Cilandak
POLSEK Kebayoran Baru/Taman Puring
Alamat : Jl. Kiai Maja No. 62 Jakarta Selatan Jakarta Selatan
No. Telp : (021) 7393234 No. Telp : (021) 7515054
Contact Person : Madani
CONTOH :
JALUR EVAKUASI
A. Jalur Evakuasi
• Jalur yang tersedia tanpa terhalang
sesuatu alat-alat kantor dari setiap area
kerja karyawan menuju ke titik kumpul
yang aman
• Terdiri dari 3 (tiga) bagian :
– Exit access (lorong evakuasi)
– Exit (pintu keluar awal)
– Exit discharge (pintu keluar akhir)
• Memenuhi persyaratan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku
A. Jalur Evakuasi : Persyaratan Dasar

• Jalur evakuasi harus


Eat at
permanent Tidak
Joe’s
disiapkan
Place
tambang
atau
tangga

X
Pelapis Jalur
A. Jalur Evakuasi : Evakuasi :
Persyaratan Dasar Rata-rata tahan
selama 2 jam
_untuk gedung 4
lantai atau lebih
Jalur evakuasi
harus dilindungi
dengan material
yang tahan apai
Rata-rata tahan selama 2
jam : untuk gedung 3
lantai atau lebih pendek

1910.36(a)(2)
A. Jalur Evakuasi :
Tangga
Persyaratan Dasar
darurat
yang
• Pintu keluar / emergency harus terlindungi
dibatasi secukupnya saja untuk
jalan masuk tangga darurat atau
jalan keluar kelokasi aman diluar
gedung

• Pintu keluar / emergency harus


dilengkapi dengan door closer yang
secara otomatis menutup sendiri
pasa saat emergency atau tetap
tertutup pada saat aman
Jumlah jalur evakuasi
harus memadai

Pada umumnya dua Lokasi yang


atau lebih tergan- terkendali dengan
tung dari : tersedianya jalur
•Besar kecilnya evakuasi
gedung,
•Jumlah penghuni,
•Pengaturan tempat
kerja
B. Pintu emergency keluar gedung
. . . Harus langsung keluar gedung atau ke jalan besar,
titik kumpul atau lokasi terbuka menuju keluar
gedung. . .(Lokasi tersebut) harus cukup luas . . .

Exit Discharge
Offices Storage

Discharge Exit access

Fabricating shop
Exit

1910.36 (c)(1) and (2)


B. Pintu keluar tidak boleh terkunci
• Harus memungkinkan dibuka
dari dalam setiap saat tanpa
menggunakan
• Kunci,
• Peralatan lain, atau
• Ketrampilan khusus
Panic bars are permitted
Must be free of any device or
alarm that could restrict
emergency use if the device
or alarm fails
C. Ukuran dan Kapasitas Jalur Evakuasi

Harus didukung oleh


struktur yang kuat
menahan muatan
Ikuti standard yang
maksimum yang
diijinkan untuk dapat ditetapkan
melayani penghuni pemerintah setempat
gedung di setiap
lantainya
C. Ukuran dan kapasitas Jalur evakuasi :

Kapasitas tidak
boleh
berkurang pada
arah menuju
pintu keluar
(exit Discharge)
C. Ukuran dan Kapasitas Jalur Evakuasi
7-½ ft.
• Plapon paling tidak
setinggai 71/2 feet
sekitar 2,50 m dan
tidak ada tambahan 6 ft.- 8 in.
sarana yang tingginya
6 fett 8 inch sekitar
2,00 m dari dasar
lantai

• Pintu keluar paling


kecil selebar 80 cm.
D. Eliminasi bahaya
Jalur Evakuasi harus bebas dari bahan-bahan
yang mudah terbakar atau mudah meledak
Jalur evakuasi harus bebas tidak terhalang apapun.
Atur jalur evakuasi sehingga karyawan tidak perlu
melewati daerah berbahaya, kecuali potensi bahaya
tersebut sudah dilindungi dengan baik
Pengaman darurat (seperti sistem sprinkler, sistem
alarm, pintu kebakaran, signal penunjuk arah ) harus
dalam kondisi berfungsi sebagaimana mestinya setiap
saat.
TUGAS DAN WEWENANG

A. TEAM LEADER
1. Menentukan apakah pekerjaan diteruskan atau
dihentikan.
2. Memberikan shock therapy untuk menenangkan para
pekerja di tempat kejadian.
3. Menginformasikan dan menentukan first aider untuk
memberikan pertolongan pertama.
4. Berkoordinasi dengan Safety Dept. untuk membuat
laporan kepada site.
5. Berkoordinasi dengan security untuk pengamanan
lingkungan.
TUGAS DAN WEWENANG

B. SAFETY DEPARTEMENT
1. Segera merekam dan mendokumentasikan kejadian
selengkap mungkin.
2. Melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab
terjadinya kecelakaan.
3. Berkoordinasi dengan Tim Leader tentang First Aider
yang memberikan pertolongan.
4. Berkoordinasi dengan security untuk mengisolasi lokasi
kejadian.
5. Memberikan pengarahan tentang kejadian kecelakaan
agar tidak terjadi lagi.
6. Membuat laporan kepada site management.
7. Membuat laporan kepada kepolisian (untuk kecelakaan
serius/fatal).
TUGAS DAN WEWENANG

C. FIRST AIDER
1. Memberikan pertolongan pertama, meliputi:
- menenangkan korban,
- pencegahan pendarahan sementara,
- evakuasi korban ke tempat yang aman dengan teknik
evakuasi yang tepat, agar kondisi korban tidak bertambah
parah,
- pemberian nafas buatan, jika diperlukan
- memberikan pengobatan luar (jika memungkinkan).
2. Menentukan apakah korban perlu ke Rumah Sakit atau tidak.
3. Mengantar korban ke Rumah Sakit.
4. Memberikan keterangan tentang terjadinya kecelakaan dan
kondisi korban kepada petugas medical center untuk
memudahkan pemberian penanganan yang tepat.
5. Memastikan bahwa korban mendapat penangan yang baik di
Rumah Sakit.
TUGAS DAN WEWENANG
D. GENERAL AFFAIR
1. Menentukan Rumah Sakit yang dituju.
2. Memberitahukan Emergency Car atau berkoordinasi untuk
peminjaman ambulans SGA,
3. Mengurus administrasi & biaya Rumah Sakit.
4. Membuat laporan ke pihak terkait (Polisi, Asuransi dan Depnaker)
5. Sebagai pusat informasi.
6. Ikut mengantar korban ke Rumah Sakit bersama First Aider.
7. Mengurus Jamsostek.
8. Menghubungi subkontraktor/mandor untuk berhubungan dengan
keluarga korban.

D. EMERGENCY CAR
1. Stand by sepanjang pelaksanaan pekerjaan lapangan pada saat
giliran piket.
2. Mengantar korban ke medical center sesuai perintah team leader
dengan cepat aman dan selamat.
E. Lampu signal dan penunjuk arah serta
informasi harus memadai dan sesuai
• Setiap pintu keluar harus jelas terlihat dan diberi tanda tulisan “KELUAR “
• Setiap pintu keluar harus bebas dari segala dekorasi maupun stiker lainnya yang
akan mengganggu ketampakan pintu keluar tersebut
• Jika arah menuju pintu keluar cukup jauh, maka penunjuk arah keluar ditempel
kedinding dan tempat-tempat lain sepanjang jalan menuju pintu keluar.
• Penunjuk arah tersebut harus mudah dilihat dan dikenali sepanjang waktu
• Setiap pintu atau lorong yang bukan bagian dari Jalur Evakuasi harus diberi
tanda atau tulisan “ BUKAN JALUR EVAKUASI “ atau tulisan lain yang sesuai,
misalnya TOILET dan lain-lain
E. Lampu signal dan penunjuk arah serta informasi
harus memadai dan sesuai

??
F. Rencana kesiagaan dan tanggap darurat
secara tertulis atau lisan
Rencana kesiagaan dan tanggap
darurat harus secara tertulis,
tersimpan di tempat kerja dan mudah
di baca/dipahami oleh para karyawan.

Tetapi, untuk jumlah karyawan hanya


10 atau bahkan lebih kecil dapat
disosialisasikan secara lesan saja.
G. Minimum elemen yang harus ada dalam
rencana kesiagaan dan tanggap darurat.

Rencana tanggap
darurat minimum :

1. Prosedur pelaporan
jika terjadi kebakaran
atau keadaan darurat
lainnya.
G. Minimum elemen yang harus ada dalam
rencana kesiagaan dan tanggap darurat.

(2) Prosedur evakuasi keadaan


darurat, tipe evakuasi dan
penanggungjawab evakuasi
(lebih baik pada setiap lantai)
G. Minimum elemen yang harus ada dalam rencana
kesiagaan dan tanggap darurat.

(3) Prosedur yang harus diikuti oleh petugas yang


menjaga peralatan yang harus tetap berjalan,
walaupun ditinggal operator-nya ikut evakuasi,
sebelum mereka sendiri ikut evaku-asi.
G. Minimum elemen yang harus ada dalam rencana
kesiagaan dan tanggap darurat.

(4) Prosedur setelah


evakuasi, menghitung
Teliti apakah
jumlah karyawan yang semua
sudah berkumpul di titik karyawan
kumpul, apakah mereka selamat.
ada dan selamat.
G. Minimum elemen yang harus ada dalam
rencana kesiagaan dan tanggap darurat.

(5) Prosedur mem-


berikan pertolongan
pertama pada
Fire
kecelakaan yang
harus diikuti petu-gas
kesehatan .
G. Minimum elemen yang harus ada dalam rencana
kesiagaan dan tanggap darurat.

(6) Prosedur bagi Karyawan atau Jabatan yang bertugas


menje-laskan tugas mereka dalam proses evakuasi
atau :
yang mungkin dihubungi oleh karyawan lain yang
menanyakan /minta penjelasan apa yang harus dilakukan
dalam proses evakuasi ini.
(H) Perusahaan wajib menyediakan
Sistem alarm
Untuk
pemberitahuan
bahaya kepada
para karyawan
perusahaan wajib
menyediakan
sistem alarm dan
wajib memelihara
(H) Perusahaan wajib menyediakan
Sistem alarm

... Sistem alarm yang


disediakan perusahaan
harus mempu-nyai
bunyi yang spesifik
untuk keja-dian yang
berbeda-beda...............
Dan seharusnya
mengikuti peraturan
yang ada
(I) Pelatihan

Perusahaan harus merencanakan dan


memberikan pelatihan kepada karyawan agar
mereka dapat melaksanakan evakuasi dengan
aman dan sesuai prosedur evakuasi
( J ) Tinjauan Rencana Tanggap Darurat

Perusahaan harus melakukan tinjauan Rencana Tanggap


Darurat ( Emergency Respond Plan) dengan melibatkan setiap
karyawan pada saat :

(1) Adanya perubahan rencana atau pada saat karyawan


ditugaskan ke lokasi lain.

(2) Ada perubahan penanggung jawab proses evakuasi dari yang


telah direncanakan

(3) Rencana itu sendiri beru-bah


DASAR PENANGANAN
KEADAAN DARURAT

DASAR KOMITMEN PERUSAHAAN


a. penanganan sendiri P3K
b. mengatasi keadaan yang lebih besar

PERUNDANGAN
1. UU No. 1 / 1970 bab VII psl 11
a. Wajib Lapor kejadian kecelakaan
b. Cara pelaporan & pemeriksaan ( lisan secepatnya, tulisan 2 x 24 jam )

2. PERMENAKER 05 / Men/1996 smk3


a. elemen 3.3.8
a.1. Punya prosedur
a.2. Pengujian prosedur diuji berkala
b. elemen 3.3.9 Prosedur menghadapi insiden
b.1. Ada fasilitas P3K
b.2. Perawatan lanjutan
c. elemen 3.3.10 Prosedur pemulihan
RENCANA TINDAKAN
AWAL
PELAPORAN
DAN
TANGGAP DARURAT PENYELIDIK
AN
TINDAKAN AWAL

1. ASSEMBLY POINT 6. Kejadian LUAR BIASA laporkan 10. LANGKAH PENANGANAN :


2. Pengertian a. Api
a. Informasikan ke seluruh pekerja
a. Simulasi b. Gas bocor
tidak panik
b. Penyuluhan c. Cairan berbahaya
b. Hentikan kegiatan
3. TANDA BAHAYA 7. LAPORAN
c. Pemadaman darurat
a. Sirine a. Pernyataan : “KONDISI DARURAT”
b. Lokasi kejadian d. Bersikap kolektif
b. Peluit
c. Ringkasan peristiwa e. Evakuasi
c. tanda lainnya
d. Identitas pelapor f. Ke assembly point
4. RAMBU-RAMBU e. Ulangi laporan ..
11. PENGENDALIAN KENDARAAN
a. Jalur evakuasi
8. LOKALISIR API a. Seleksi kendaraan
b. Assembly point
a. Bahan mudah terbakar pindahkan b. Jalan leluasa untuk mobil khusus
c. APAR
b. Keran saluran gas tutup c. Tinggalkan kunci kontak
d. dll
5. PROSEDUR c. Sistem sprinkler aktifkan 12. Hubungi pihak terkait
pengendalian keadaan a. Kepala Proyek
9. PENGAWAS / supervisor b. Klinik, RS
darurat a. Kendalikan situasi
c. Polisi
b. Situasi tidak terkendali d. Dinas PMK
dinas PMK, Polisi, RS e. DISNAKER
f. ASTEK
g. Warga sekitar
ORGANISASI PENANGANAN KEADAAN DARURAT
TEAM LEADER
CONST. MANAGER
(KUSMAYADI)

SITE MANAGER 1
(WINDANA AJI)

SITE MANAGER 2
(SISMANTO SARGI)

SAFETY DEPT. GENERAL AFFAIR


DEDI RAHMAT IWAN GUNAWAN

FITRAH REZEKI BUDIMAN

FIRMANSYAH

ANDRIYANTO TEAM LEADER EMERGENCY CAR


ANGGA JULIANTO
FIRST AIDER / P3K B 9169 UL
WIJATMOKO
dan Zebra Pick up
RINTO T.P. MEDIVAC DRIVER : ENDANG DARMAWAN

IKA HIMAWAN DRIVER : ADI


SABILAH ERIANTO

UDIYONO B 8424 UK
BAMBANG KUSUMO
Suzuki APV
DRIVER : FADILAH
SAEFUL ANWAR

MASHURI

ABI TJAHJONO

AKHMAD JANI

YANNAVIS ARIEF

ASEP CAHYANA

YASIR

ENGKOS Keterangan :
WAHYUDI Garis Instruksi
MARJANI
Garis Koordinasi
DIDI WAHYUDI
RENCANA
TANGGAP DARURAT (lanjutan)
13. GEMPA BUMI
a. Hindari reruntuhan
b. Hindari sengatan listrik
c. Hindari bagian-bagian yang bisa menimpa
d. Hindari genangan & kebocoran
e. Berlindung dibawah meja
f. Tinggalkan gedung dengan tenang,
JANGAN PANIK- JANGAN LARI

PEMERIKSAAN DAN PELAPORAN


a. sesuai PERMENAKER
No. Per.03/MEN/1998

ASSEMBLY POINT
Tempat berkumpul sementara jika kea
daan darurat
PELAPORAN
DAN
PENYELIDIK
AN
Thank You

Health, Safety, Protection Academy 46

Anda mungkin juga menyukai