Anda di halaman 1dari 26

PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN DAN ASUHAN

KEBIDANAN YANG HOLISIK

DESY WIDYASTUTIK, SST.,M.KEB


Prodi Pendidikan Profesi Bidan
PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN
 Memahami bahwa kelahiran anak merupakan proses alamiah
 Tidak melakukan intervensi tanpa adanya indikasi sebelum menggunakan alat teknologi,
menggunakan cara yang sederhana
 Aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
 Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kebidanannya
 Menjaga privasi dan kerahasiaan ibu
 Membantu ibu merasa nyaman, aman dan didukung secara emosional
 Memastikan bahwa ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup
 Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktuf dalam membuat keputusan.
 Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.
 Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau keluarga selama
kelahiran anak.
 Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Contoh Aplikasi dari Prinsip Asuhan Kebidanan

1. Meminta ibu atau pasangan untuk membahas masalah yang dialami ibu tersebut waktu
kunjungan.

2. Memberikan konseling tentang gizi bagi keluarga dan kebutuhan prenatal bagi ibu sendiri.
Prinsip Pokok

 Prinsip pokok asuhan kebidanan adalah ASUHAN SAYANG IBU.


 WHO menjelaskan cara memberikan asuhan yang bersifat sayang ibu terbukti
efektif sehingga ibu merasa nyaman dan prinsip asuhan sayang ibu perlu
digalakkan pada penatalaksanaan asuhan kebidanan.
5 Prinsip Pokok/Utama Asuhan
Kebidanan
1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.

Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang


membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang
paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang
tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2.   Pemberdayaan.

Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus
memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman
mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada
kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik.

3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan
mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang
resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum
mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam
membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem
nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan

Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan


sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan
dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia
harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.

5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa,
dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan
menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan
kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas,
berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini
(praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.
 Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of
care).
 Salah satu yang mendukung kesinambungan tersebut adalah pemahaman bidan
tentang prinsip utama/pokok dalam asuhan kehamilan untuk memberikan
kepuasan pada wanita tentang tenaga kesehatan yang terpercaya.
 Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab
dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau
dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena
merasa sudah mengenal si pemberi asuhan.
PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN
 Primary Care
 Continuity of Care
 Collaborative Care
 Kesejahteraan Ibu dan Anak
 Pemilihan Tempat Persalinan
 EBP
1. Primary Care
 Bidan sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab sendiri dalam memberikan
asuhan yang berkesinambungan sejak hamil, melahirkan dan post partum
sesuai kewenangan bidan
2. Continuity of Care
 Diselenggarakan oleh satu/sekelompok bidan dengan standart praktik yang
sama, filosofi dan proses pelayanannya serta menganggap klien sebagai
partner (partnership with women)
a. Mengembangkan hubungan baik dengan pasien sejak hamil
b. Mampu memberikan pelayanan yang aman secara individu
c. Memberikan dukungan pada pasien dalam persalinan
d. Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi
3. Collaborative Care
 Bidan perlu berkolaborasi dengan professional lain untuk menjamin kliennya
menerima pelayanan yang baik bila terjadi sesuatu dalam asuhan
 Kolaborasi dilaksanakan dengan informed choice demi keuntungan ibu dan
bayi
4. Informed Choice
 Bidan di Indonesia menghargai hak perempuan untuk memilih tentang semua
aspek dalam asuhan kebidanan
 Bidan secara aktif memberikan informasi dengan lengkap, relevan, dan
objektif tanpa pemaksaan kehendak
5. Kesejahteraan Ibu dan Anak
 Pelayanan kebidanan di Indonesia berdasarkan pada penghargaan bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis
 Bidan meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi dan keluarga dengan mendukung
aspek social, emosional, budaya dan aspek fisik.
Pemilihan Tempat Persalinan
 Bidan menghormati hak setiap perempuan untuk memilih tempat persalinan
 Bidan harus terampil penolong persalinan diberbagai tempat pelayanan baik
rumah sakit,puskemas atau rumah klien
Evidence Based Practice
 Bidan di Indonesia diharapkan untuk dapat selalu memperbaruhi ilmunya
berdasarkan hasil penelitian tentang kesejahteraan ibu dan anak
ASUHAN KEBIDANAN YANG HOLISTIK
 Asuhan holistic adalah model asuhan komprehensif yang diyakini menjadi jantung dari seni dan
ilmu kebidanan.
 Filosofi dibalik asuhan holistic didasarkan pada gagasan menyeluruh yang menekankan bahwa
bagi manusia keseluruhan lebig besar daripada jumlah bagian-bagiannya dan bahwa pikiran dan
jiwa mempengaruhi tubuh.
 Asuhan holistic digambarkan sebagai perilaku yang mengakui seseorang secara keseluruhan dan
mengakui saling ketergantungan antara aspek biologis, social, psikologis, dan spiritual seseorang.
 Seorang bidan menganut filosofis yang mempunyai keyakinan di dalam dirinya bahwa semua
manusia adalah makhluk bio-psiko-social-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu
kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
 Praktik Kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan
pemahaman holistic terhadap perempuan, sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional,
social, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksi
 Profesi bidan berperan dalam memberikan asuhan yang aman, bersifat holistic, dan berpusat
pada individu di segala batasan usia dan berbagai setting kehidupan.
 Pendekatan holistic merupakan pendekatan yang paling komprehensif dalam pelayanan
kesehatan, termasuk kebidanan.
 Fatma (2018) dalam penelitian berjudul “Keseimbangan Fisik, Psikis, dan Spiritual Islam dalam
asuhan kebidanan, disebutkan “ Indonesia merupakan Negara yang menganut budaya
ketimuran dalam tatanan kehidupan sehari-hari masyarakatnya dan keberagaman agama dan
budaya merupakan identitas yang mendasari pentingnya pemenuhan spiritual bagi ibu hamil
dengan mempertemukan kedua komponen tersebut.
Perawatan Holistik
 Perawatan holistic mencakup berbagai pendekatan, termasuk obat-obatan, pendidikan,
komunikasi, self-help, dan pengobatan komplementer
 Dalam kebidanan holistic semua aspek pasiendan pengaruhnya terhadap proses pengobatan
menjadi pertimbangan dan pikiran pasien, emosi, budaya, opini, dan sikap adalah factor yang
berkontribusi untuk pemulihan, kebahagian, kepuasan.
 Pemberi asuhan kebidanan holistic menganggap pasien secara keseluruhan termasuk
lingkungannya dan menyadari bahwa klien terdiri dari tubuh, pikiran dan jiwa.
 Menghormati peran pasien dalam proses pengobatan, klien mengambil bagian dalam proses dan
mendorong perawatan diri adalah aspek lain dari asuhan holistic yang mengarah ke konsultasi
terapi, harapan, martabat, disiplin diri, pertumbuhan social, rasa otonomi, kekuatan dan
vitalitas (Zamanzadeh V, dkk 2014)
Hubungan Bidan dengan Pasien
 Hubungan antara penyedia perawatan kesehatan dan pasien didasarkan pada rasa
hormat, relative keterbukaan, kesetaraan dan mutu serta partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan
SEJARAH PERJUANGAN PEREMPUAN
 Kongres Perempuan Indonesia Pertama di Indonesia (22-26 Desember 1928)
 Kongres ini merupakan lembaran baru bagi pergerakan Indonesia, berbagai organisasi perempuan
bersatu bekerjasama untuk kemajuan kaum perempuan
 Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan kepada pemerintah colonial yaitu penambahan sekolah
untuk anak-anak perempuan, syarat menjelaskan arti taklik saat akad nikah kepada mempelai
wanita, pemberian tunjangan kepada janda-janda dan anak yatim piatu.
 Menghasilkan organisasi Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) lalu berubah nama Perikatan
Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII).
 Tokoh organisasi perempuan yang ikut serta dalam kongres perempuan antara lain Wanita
Oetomo, Aisyah, Poetri Indonesia, Wanita Katolik, Wanita Moeljo, Perempuan di dalam sarekat
Islam, Jong Islamieten Bond dan Wanita Taman Siswa.
 Tiga tokoh perempuan penggagas pertemuan itu adalah Nyi Hadjar Dewantara dari Wanita Taman
Siswa, Ny. Soekonto dari wanita oetomo dan Sujatin Kartowijono dari Poetri Indonesia.
Pahlawan Perempuan dalam Sejarah Indonesia
 HR. Rasuna Said (1910 – 1965)
 RA. Kartini (1879 – 1904)
 Cut Nyak Dien (1848 – 1908)
 Dewi Sartika (1884-1974)
 Marta Christina Tiahahu (1800-1818)
 Nyai Ahmad Dahlan (1872 – 1946)
 Nyi Ageng Serang (1752-1828)
 Fatmawati Soekarno (1923 – 1980)
 Laksamana Malahayati (1550 – 1615)
Awal Gerakan Perempuan di Dunia
 Awal gerakan perempuan di dunia tercatat di tahun 1800-an
 Ketika para perempuan menganggap ketertinggalan mereka disebabkan oleh kebanyakan
perempuan masih buta huruf, miskin dan tidak memiliki keahlian.
 Gerakan perempuan ini lebih mengedepankan perubahan system social dimana perempuan
diperbolehkan ikut memilih dalam pemilu
 Tokoh-tokoh perempuan antara lain Susan B.Anthony, Elizabeth Cady Stanton dan Marry
Wollstonecraft
 Simone de Beauvoir, seorang filsuf Perancis Menghasilkan karya berjudui Second Sex
 Pergerakan perempuan baik di tahun 1800-1n maupun 1970-an telah membawa dampak luar
biasa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya persoalan ketidakadilan seperti upah yang tidak
adil, cuti haid, aborsi hingga kekerasan mulai didiskusikan secara terbuka.
Gerakan Perempuan Masa Reformasi
 Di era reformasi Pemberdayaan perempuan di Indonesia semakin meningkat
 Angka-angka peranan perempuan di sector strategis tidak secara otomatis menggambarkan
kondisi perempuan diseluruh tanah air, bukti nyata adalah angka kekerasan terhadap
perempuan masih tinggi.
TUGAS KELOMPOK
BUATLAH MAKALAH LENGKAP
 Kelompok I : Pengenalan perempuan dalam kajian multiperspektif
 Kelompok II : Hak-hak perempuan dan anak
 Kelompok III : Peran dan Status perempuan dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara dan membangun peradaban manusia
 Kelompok IV : Isu Gender Dalam Kehidupan Perempuan
 Kelompok V : Kajian gender dalam pelayanan kebidanan dan kesehatan
 Daftar Pustaka tambahkan jurnal dan jurnal dilampirkan dibelakang makalah
serta dijilid rapi kertas bufallo hijau botol
 Dikumpulkan sebelum ujian martikulasi

Anda mungkin juga menyukai