1. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Menurut Ditjen PMPTK (2008:14) prinsip-prinsip penilaian
meliputi:
a. Valid.
Penilaian harus mengukur obyek yang seharusnya diukur
dengan menggunakan jenis alat ukur yang tepat atau sahih
(valid).
........sambungan
b. Reliabel
Penilaian harus menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat
dipercaya (reliabel), (alat pengukuran yg reliabel, pengukuran yang
dilakukan berulang-ulang dengan memakai alat yang sama hasilnya
akan tetap atau relatif sama).
c. Mendidik.
Penilaian harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil
belajar siswa. Penilaian harus dapat dirasakan sebagai penghargaan
untuk memotivasi siswa yang berhasil (positive reinforcement) dan
sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang
kurang berhasil (negative reinforcement), sehingga keberhasilan dan
kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian.
.........lanjutan
d. Berorientasi pada kompetensi
Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan/nilai yang terefleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak.
f. Terbuka
Penilaian dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan (stakeholders)
baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan tentang
keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa
ada rekayasa
......lanjutan
g. Berkesinambungan
Penilaian harus dilakukan secara kontiniu atau berkesinambungan dari waktu
ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan siswa,
sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui penilaian.
h. Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
i. Bermakna
Penilaian diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak.
Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang
prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan,
minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan.
.............lanjutan
2. Prinsip Keterpaduan
Evaluasi adalah satu komponen dalam program yang saling berinteraksi dengan
komponen-komponen lainnya (tujuan, materi, strategi instruksional, kegiatan
siswa, guru, sarana). Perencanaan evaluasi harus dilakukan bersamaan dengan
perencanaan satuan program pengajaran. Penilaian merupakan panduan dalam
melaksanakan program kegiatan belajar- mengajar.
3. Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Hakikat dari CBSA ialah keterlibatan siswa secara mental, antusias dan asyik
dalam kegiatan belajar-mengajar. Ex. Seseorang yang telah melatih dirinya dalam
cabang olahraga tertentu akan merasa sangat tertekan jika ia tidak diikutsertakan
dalam pertandingan. Kalah atau menang bukan soal utama baginya. Sebagai
puncak kegiatan, evaluasi mempunyai nilai kepuasan tertentu bagi siswa dan
evaluasi harus mampu memberi kepuasan tersebut kepada siswa.
...............lanjutan
4. Prinsip Kontinuitas
Pada dasarnya evaluasi berlangsung selama proses kegiatan belajar-
mengajar berjalan. Evaluasi tidak hanya terdapat pada awal dan / atau pada
akhir pengajaran saja, tetapi juga selama proses belajar-mengajar berlangsung.
Di sinilah letak fungsi formatif dari evaluasi yang tidak hanya ada pada akhir
tetapi selama program berjalan.
5. Prinsip Koherensi
Evaluasi harus pula mempunyai koherensi dengan program pengajaran,
artinya evaluasi harus benar-benar hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar-
mengajar, baik kegiatan tatap muka maupun kegiatan terstruktur.
6. Prinsip Diskriminalitas
Dari psikologi diketahui bahwa setiap individual mempunyai perbedaan dengan
individu lain. Sesuai dengan hakikat individu ini, evaluasi harus pula mampu
menunjukkan perbedaan di kalangan siswa secara individual.
...............lanjutan
7. Prinsip Keseluruhan
Perubahan tingkah laku yang sudah ditetapkan sebagai tujuan
yang hendak dicapai maka evaluasi yang dilakukan hendaknya
bersifat utuh yang meliputi tujuan pendidikan.
8. Prinsip Pedagogis, Evaluasi akan ikut membentuk perilaku
dan sikap yang positif.
9. Prinsip Akuntabilitas (accountability), adalah salah satu ciri
dari pendidikan berdasarkan kompetensi. Pada akhirnya
pendidikan harus dapat dipertangguangjawabkan kepada
lembaga pendidikan itu sendiri, kepada masyarakat pemakai, dan
kepada kelompok profesional.
...........lanjutan
Pertanyaan :
Kapan KKM ditetapkan ?
Siapa yang menetapkan KKM ?
Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan apa ?
Maksimal nilai ketuntasan berapa ?
Apakah sekolah dpt menetapkan nilai KKM kurang dari nilai
maksimal KKM ?
Apakah nilai KKM perlu dicantumkan di dalam LHBS ?