Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI HASIL BELAJAR

DOSEN PENGAMPU : RENDY ABRASI M.PD

DISUSUN OLEH :
SAL SABELLA KARTIKA (2285201051)
RISKI SYANAQRI ( 2285201053)

MATA KULIAH : PSIKOLOGI


KONSEP-KONSEP EVALUASI HASIL BELAJAR

Evaluasi adalah sistem penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan
suatu objek. Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data
yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Selain itu, evaluasi dipandang
sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi, yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif – alternatif keputusan. Hasil belajar
menurut Agus (2014) merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja. Secara garis besar
dapat dikatakan bahwa evaluasi hasil belajar adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Dengan demikian, evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan – tujuan pengajaan telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
.
FUNGSI EVALUASI HASIL BELAJAR

2. Fungsi administratif, dengan adanya 3. Fungsi didaktis, bagi anak didik,


penilaian dalam bentuk rapor akan dapat keberhasilan maupun kegagalan belajar akan
dipenuhi berbagai fungsi administratif berpengaruh besar terhadap usaha–usaha
yaitu: berikutnya. Sedangkan bagi pendidik,
1. Fungsi psikologis, siswa 
penilaian hasil belajar dapat menunjukkan
Merupakan inti laporan kepada berhasil atau tidaknya metode pembelajaran
memperoleh kepastian tentang orang tua siswa, guru, dan siswa itu yang digunakan.
statusnya di dalam kelas. Selain sendiri.
itu, guru bertanggungjawab  Merupakan data bagi siswa apabila
kepada siswa tentang sejauh ia akan naik kelas, pindah sekolah,
mana siswa tersebut dapat maupun untuk melamar pekerjaan.
menguasai materi yang  Dari data tersebut kemudian dapat
diajarkan. berfungsi untuk menentukan status
anak dalam kelasnya.
 Memberikan informasi mengenai
segala hasil usaha yang telah
dilakukan oleh lembaga pendidikan.
MENURUT WURADJI (1974)

Fungsi evaluasi hasil belajar untuk Fungsi evaluasi belajar untuk


kepentingan pendidik : kepentingan lembaga pendidikan :
Fungsi evaluasi hasil belajar  Untuk mengetahui sebab-sebab
 Untuk mempertahankan standar
untuk kepentingan murid : kesulitan belajar yang selanjutnya
berguna untuk memberikan bimbingan pendidikan.
 Untuk mengetahui belajar kepada siswa.
 Untuk menilai ketepatan
kemampuan belajar.  Untuk menyeleksi siswa yang
selanjutnya berguna untuk meramalkan
kurikulum yang digunakan.
 Digunakan untuk motivasi
keberhasilan belajar berikutnya.  Menilai sekolah yang
belajar.
 Untuk pedoman mengajar. bersangkutan.
 Memberikan pengalaman
 Untuk mengetahui sejauh mana
belajar. ketepakan metode mengajar.
 Untuk menempatkan siswa dalam kelas
(rangking, peminatan, kelompok
belajar).
SIFAT-SIFAT EVALUASI HASIL BELAJAR

Tidak langsung (indirect) Kuantitatif Menggunakan unit–unit yang tetap


 Untuk mengetahui kemampuan dalam  Meskipun dalam kehidupan sehari–  Artinya dalam mengungkap atau
bidang biologi seorang siswa, kita tidak hari kita selalu berkaitan dengan mengukur suatu objek akan selalu
dapat secara langsung mengamati penilaian yang bersifat abstrak,
menggunakan satuan ukuran
keadaan siswa secara fisik, misalnya misalnya kemampuan berbahasa,
dilihat dari cara berpakaian yang rapi bakat, minat, sikap, intelegensi,dll.
tertentu sesuai dengan objek yang
atau memakai kacamata yang tebal. Namun dalam prakteknya hal–hal diukur atau dinilai misalnya IQ
Tetapi untuk mengetahui yang bersifat abstrak tersebut dalam antara 100 – 110 termasuk normal,
kemampuannya siswa kita harus melalui penilaiannya selalu di kuantitatifkan, IQ antara 80 – 99 termasuk
proses yang benar dan menggunakan misalnya IQ = 100, kemampuan lamban,dll.
instrumen yang tepat sesuai dengan matematika diskor 8, kemampuan
tujuan yang dikehendaki. Karena, dalam berbahasa diskor 7 dan lain Dan Relative (tidak mutlak)
evaluasi harus melalui prosedur atau sebagainya karena hal–hal yang  Penilaian tidak selalu sama atau
proses dan menggunakan alat yang abstrak tersebut selalu
tetap dari waktu ke waktu.
relevan, maka evaluasi bersifat tidak dikuantitatifkan , maka evaluasi hasil
langsung (indirect). belajar bersifat kuantitatif.
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI HASIL BELAJAR

1. Harus dilaksanakan secara kontinyu


2. Harus dilaksanakan secara 3. Harus dilaksanakan secara objektif
Evaluasi hasil belajar harus dilaksanakan secara komprehensif
kontinyu artinya, evaluasi harus dilaksanakan  Pelaksanaan evaluasi harus objektif
secara terus menerus pada masa–masa tertentu.  Evaluasi yang mampu
Hal ini dimaksudkan agar penilai memperoleh artinya dalam proses penilaian
kepastian atau pemantapan dalam mengevaluasi.
memahami keseluruhan aspek hanya menunjuk pada aspek–aspek
pola tingkah laku yang yang dinilai sesuai dengan keadaan
 Evalusi formatif yaitu penilaian yang
dilakukan selama dalam perkembangan dan
diharapkan sesuai dengan tujuan yang sebenarnya. Jadi, dalam
proses pelaksanaan pendidikan. Karena itu pendidikan adalah makna menilai hasil pendidikan, penilai
evaluasi formatif dikenal juga dengan evaluasi evaluasi secara komprehensif. tidak boleh memasukkan faktor–
proses. Tujuan evaluasi formatif ialah supaya Untuk dapat melaksanakan
tepat dan cepat membetulkan setiap proses faktor subjektif dalam memberikan
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan evaluasi secara komprehensif nilai kepada siswa. Dengan kata
rencana. maka setiap tujuan pendidikan lain, evaluasi dikatakan objektif
 Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang harus dijabarkan sejelas mungkin apabila penilai dalam memberikan
dilakukan pada akhir pelaksanaan proses sehingga dapat dijadikan penilaian terhadap suatu objek
pendidikan. Evaluasi ini disebut evaluasi pedoman untuk melakukan
terhadap hasil pendidikan yang telah hanya ada satu interpretasi.
dilakukan oleh siswa atau evaluasi produk. pengukuran.
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI HASIL BELAJAR
4. Harus menggunakan alat evaluasi yang baik.
 Alat ukur harus valid
 Problem kejituan atau ketepatan
Suatu alat ukur dikatakan jitu atau tepat bila ia mengenai pada sasarannya. Atau dengan kata lain seberapa jauh suatu alat pengukur dapat
mengungkap dengan jitu gejala atau bagian–bagian gelaja yang hendak diukur. Dengan demikian alat pengukur dianggap memiliki kejituan apabila
alat pengukur tersebut dapat mengerjakan dengan tepat fungsi yang diserahkan kepadanya, fungsi apa alat itu dipersiapkan.
 Problem ketelitian
Suatu alat pengukur dikatakan teliti jika ia mampu dengan cermat menunjukkan ukuran besar–kecilnya gejala atau bagian–bagain kecil yang
diukur. Dengan kata lain seberapa jauh alat pengukur dapat memberikan “reading” yang teliti. Dapat menunjukkan dengan sebenarnya status atau
keadaan gejala atau bagian – bagian gejala yang diukur.
 Alat ukur harus reliabel
Alat ukur harus reliabel yaitu seberapa jauh suatu alat pengukur dapat menunjukkan kestabilan, kekonstanan, atau keajegan hasil pengukuran.
Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat pengukur tersebut dikenakan terhadap subjek yang sama tetapi pada saat yang berlainan atau kalau
orang yang memberikan alat pengukur itu berbeda hasilnya akan tetap sama.
 Alat pengukur harus memiliki daya beda (diskriminatif)
Daya pembeda atau ”discriminating power” soal adalah seberapa jauh suatu butir soal mempu membedakan tentang keadaan aspek yang diukur
apabila keadaanya memang berbeda. Dengan kata lain tes yang baik harus membedakan kemampuan anak sesuai dengan tingkat kepandaian
mereka.
MACAM-MACAM EVALUASI HASIL BELAJAR
Menurut peranan fungsionalnya dalam pembelajaran, evaluasi hasil belajar dibagi menjadi empat macam, yaitu:
 Tes formatif
Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Tes formatif diujikan
setelah peserta didik menyelesaikan materi–materi tertentu. Tes formatif dalam praktik pembelajaran dikenal sebagai ulangan harian.
 Tes sumatif
Tes sumatif merupakan tes yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam
waktu tertentu seperti semester. Dalam praktik pengajaran tes sumatif dikenal sebagai ujian akhir semester yang digunakan untuk menyelesaikan
materi.
 Tes diagnotif
Evaluasi hasil belajar mempunyai fungsi diagnotis. Tes hasil belajar yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi diagnostis adalah tes
diagnostis. Dalam evaluasi diagnostis, tes hasil belajar digunakan untuk mengidentifikasi siswa–siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis
masalah yang dihadapi.
 Tes penempatan
Tes penempatan (placement test) adalah tes hasil belajar yang dilakukan untuk menempatkan peserta didik dalam kelompok yang sesuai dengan
kemampuan ataupun bakat minatnya. Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan pembelajaran dapat dilakukan sesuai kemampuan maupun
bakat minat peserta didik. Dalam praktik pembelajaran penempatan merupakan hal yang banyak dilakukan, misalnya tes penempatan peserta didik
kedalam kelompok IPA, IPS atau BAHASA.
KESIMPULAN

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaian-penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh mana kriteria-
kriteria penilaian telah tercapai. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan tes.
Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja,
proses, orang, objek, dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara
membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula melakukan pengukuran
terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui
proses mengukur (pengukuran) baru melakukan proses menilai (penilaian) tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian saja.
 Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.
Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
 Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui program kegiatan
belajar.
 Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
 Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi: Sama-sama menentukan nilai dari sesuatu, alat yang digunakan untuk
mengumpulkan datanya juga sama, sama-sama proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek,

Anda mungkin juga menyukai