Masjumi Nur
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma
Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602.
Setiap proses belajar mengajar sudah pasti evaluasi, karena atas dasar tersebut kita
memerlukan proses evaluasi. Proses dapat membuat keputusan.
belajar tidak akan diketahui secara pasti
manakala tidak ada evaluasi. Bila guru PEMBAHASAN
mengajar keterampilan melempar, maka
guru itu harus mengevaluasi kemampuan
A. Pengertian Evaluasi
siswa dalam melakukan gerak melempar.
Dengan demikian, evaluasi merupakan
Keberhasilan seorang guru dalam
bagian yang tak dapat dipisahkan dari
tugas mengajar, dapat dilihat dari hasil
suatu proses belajar mengajar. Evaluasi
yang dicapai oleh para muridnya.
berfungsi sebagai salah satu cara untuk
Bagaimana seorang pendidik dapat
memperoleh perkembangan belajar dan
mengetahui apakah muridnya maju dalam
mengetahui seberapa jauh tujuan
belajarnya kalau tidak mengadakan
pengajaran dapat dicapai oleh siswa.
penilaian terhadap hasil belajar muridnya.
Konsep dasar yang sangat berkaitan erat
Demikian pula, bagaimana seorang guru
dengan evaluasi, yaitu pengertian, jenis,
dapat mengetahui bagian-bagian pelajaran
tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran.
yang manakah yang dianggap sukar oleh
Pengukuran dan evaluasi merupakan
para anak didik, kalau ia tidak mengadakan
bagian yang tak terpisahkan dari berbagai
penilaian secara teliti terhadap hasil-hasil
aspek kegiatan dalam kehidupan manusia.
yang dicapai oleh mereka. Keberhasilan
Oleh karena itu, dapat dibayangkan dalam
seorang guru dalam melaksanakan tugas
kehidupan modern seperti sekarang ini,
mengajarnya, dapat dilihat dari hasil yang
tanpa pengukuran maka kegiatan dalam
dicapai oleh para muridnya. Hasil kegiatan
berbagai bidang, sukar untuk diketahui
evaluasi tersebut akan memberikan
secara objektif mengenai kemajuan yang
gambaran kepada guru dalam menyusun
telah dicapainya. Dalam proses pendidikan
program berikutnya. Dengan demikian
kita sangat membutuhkan tes,
akan memberikan kesempatan kepada guru
pengukuran dan
untuk melakukan program perbaikan
21
22 Jurnal ILARA, Volume III, Nomor 2, Juli-Desember 2012,Dasar
Nur, Konsep hlm.Evaluasi
21 – Pembelajaran Penjasorkes 22
28
(remedial). Dalam proses pembelajaran, sekolah. Karena itu pembina, guru atau
istilah tes, pengukuran dan evaluasi apapun namanya harus mengetahui
merupakan satu bagian yang tidak dapat bagaimana melaksanakan pengetesan dan
terpisahkan. Ketiga istilah tersebut memang menafsirkan hasilnya secara tepat.
saling terkait tetapi masing-masing Selanjutnya Rusli Lutan dan Adang
memiliki pengertian yang berbeda. Suherman (1999/2000:50) mengemukakan
kriteria tes antara lain yakni validitas,
1. Tes reliabilitas dan objektivitas. Ketiga
persyaratan tes tersebut akan dibahas satu
Sebuah tes adalah sebuah persatu: Validitas didefinisikan seberapa
instrumen yang dipakai untuk memperoleh baik sebuah tes mengukur apa yang ingin
informsi tentang seseorang atau objek. Tes diukur. Suatu alat ukur dikatakan sahih
adalah alat ukur yang dapat digunakan (valid) bila ia benar-benar sesuai dengan
untuk memperoleh data yang objektif apa yang hendak diukur atau sesuai dengan
tentang hasil belajar siswa. Tes dapat tujuan-tujuan mata ajaran yang telah
berupa pertanyaan tertulis, wawancara, ditetapkan. Jadi alat ukur dikatakan valid
pengamatan, tes kemampuan fisik dan tes apabila alat ukur tersebut mengukur objek
keterampilan olahraga dan lain-lain. dengan tepat dan sesuai dengan gejala
Mulyono Biakto Atmojo dan Sarwono yang akan diukur. Sebagai contoh:
(2002:7) mengemukakan: Tes adalah suatu Meteran tepat mengukur panjang benda,
alat pengumpul data yang dirancang Kilogram tepatnya mengukur berat benda.
khusus. Sebagai alat pengumpul informasi Reliabilitas menyangkut ketepatan
atau data, tes harus dirancang secara hasil alat pengukuran. Suatu alat
khusus. Kekhususan tes terlihat dari pengukuran mempunyai reliabilitas tinggi
bentuk soal tes yang digunakan. Biasanya atau dapat dipercaya, dalam pengertian
yang dites yang meliputi tiga ranah bahwa alat pengukuran tersebut stabil,
kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut dapat diandalkan dan dapat diramalkan.
Bloom yang dikutip Rusli Lutan dan Suatu alat pengukur tersebut berkali-kali
Adang Suherman (1999/2000:77) akan memberikan hasil yang serupa.
mengemukakan bahwa domain kognitif ini Misalnya alat penimbang berat yang masih
mencakup tujuan yang berkenaan dengan baik bila gigunakan menimbang benda
kemampuan untuk mengingat atau yang sama beratnya, selalu memberikan
mengutarakan kembali pengetahuan dan hasil yang sama. Sehingga dalam hal ini
perkembangan kemampuan dan dapat dikatakan bahwa timbangan berat
intelektual. Pengukuran domain kognitif tersebut reliable. Objektivitas. Dalam
ini berhubungan dengan teknik, peraturan pengertian sehari-hari dapat diketahui
dan strategi-strategi olahraga, konsep bahwa objektif berarti tidak ada unsur
sehubungan dengan pengembangan dan pribadi pengetes dalam melaksanakan tes.
cara mempertahankan kesegaran jasmani Sebuah tes dikatakan objektif, bilamana
dan lain-lain. Bila tes diabaikan, proses dua orang atau lebih memberikan nilai atau
belajar mengajar akan berlangsung tanpa skort yang sama dan bebas dari faktor
kejelasan tentang seberapa jauh tujuan subyektif dalam sistem penilaiannya.
pengajaran yang telah dicapai, sehingga Sebagai gambaran yang lebih nyata adalah,
sukar ditentukan unsur pengajaran yang pertama kali pengetes menyelenggarakan
telah tercapai dan sukar ditentukan unsur tes dan mencatat hasilnya. Kalau hasil
pengajaran yang harus diperbaiki. yang dicapai oleh masing-masing siswa
Perhatikan contoh tes kemampuan fisik pada penyelenggaraan tes tersebut relatif
berikut ini. Tes Push-Up: Guru mencatat sama. Hasil tes itu adalah objektif.
jumlah gerakan yang berhasil dilakukan
dengan sempurna selama 60 detik.
2. Pengukuran
Peranan tes sangat vital dalam
berbagai kegiatan, termasuk dalam Dalam proses pengukuran
pembinaan olahraga dan penyelenggaraan diperlukan adanya alat pengukur. Dari
pendidikan, baik di sekolah maupun luar proses pengukuran ini guru mendapatkan
data atau informasi yang diperoleh dari berasal dari kata ”Evaluation” yang berarti
hasil pengukuran yang berbentuk angka ”menilai”. Menilai lebih dalam maknanya
atau skor, frekwensi, waktu, jarak dan dari mengukur. Dengan mengukur kita
jumlah. Menurut Eddy Sowardi akan mendapatkan gambaran sesuatu yang
Kartawidjaja (1987:1) mengukur sesuatu diukur secara kuantitatif. Evaluasi adalah
adalah usaha untuk mengetahui keadaan evaluasi suatu proses pemberian
sesuatu sebagaimana adanya. Dari data nilai/makna terhadap data/informasi yang
yang terkumpul diperoleh hasil diperoleh dari hasil tes dan pengukuran.
pengukuran berupa angka yang Evaluasi dapat dijadikan ukuran yang
menyatakan tingkat kualitas sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan untuk
diukur. Dengan demikian pengukuran menilai keberhasilan proses belajar
adalah proses pengumpulan data yang mengajar yang dilakukan oleh gurunya,
dilakukan secara bjektif. Melalui kegiatan apakah proses belajar mengajar berlangsung
pengukuran segala program yang secara efektif atau malah sebaliknya. Guru sering
menyangkut perkembangan dalam terkejut melihat hasil proses belajar mengajar
bidangapa saja dapat dikontrol dan yang menurut gurunya sudah dilaksanakan
dievaluasi. Pengukuran suatu proses yang dengan baik, namunternyata hasil tes
dilakukan secara sistematis untuk menunjukkan kurang baik. Dengan
memperoleh besaran kuantitatif dari suatu demikian evaluasi merupakan tindak lanjut
obyek tertentu dengan menggunakan alat dari adanya alat ukur (tes) dan pengukuran.
ukur yang baku Alat ukur misalnya ukuran Evaluasi merupakan kegiatan yang harus
meter, berat, stop watch. Dengan alat ukur dilakukan terus menerus pada setiap
ini kita menperoleh data, sehingga kita program, karena tanpa evaluasi sulit untuk
mendapatkan data yang objektif. Untuk diketahui kapan, dimana dan bagaimana
lebih jelasnya dapat dilihat ilustrasi berikut perubahan-perubahan akan dibuat.
ini: Hasil pengukuran berupa waktu, Evaluasi dapat dilaksanakan dalam rangka
misalnya lari jarak pendek diukur dalam menggambarkan kemajuan yang dicapai
waktu detik. Sedangkan hasil pengukuran oleh seseorang. Menurut Trisnawati Tamat
berupa jarak misalnya hasil lompat jauh dan Moekarto Mirman (2008:9.4) Evaluasi
diukur dengan satuan ukuran meter atau atau penilaian mempunyai arti : Usaha
centimeter. Dengan demikian pengukuran guru untuk mengetahui ukuran atau
adalah suatu proses dalam mengumpulkan perbandingan guna mendapatkan
informasi untuk menentukan tingkat gambaran tentang, tujuan atau target
penguasaan seseorang atau partisipan. terhadap penguasaan bahan ajar yang telah
Biasanya kita menganggap, pengukuran dicapai oleh anak didik.
merupakan pnentuan skor secara objektif
berdasarkan performa. Hasil pengukuran
dapat dijabarkan dalam istilah waktu, Evaluasi
jarak, jumlah atau banyaknya tugas yang
harus dilakukan dengan benar. Sebagai
contoh, hasil pengkuruan lari 100 m kita Pengukuran
nyatakan dalam detik (misalnya 12 detik)
atau bagaimana kemampuan seseorang Tes
melakukan gerakan sit-ups yang
dinyatakan dalam beberapa kali selama 30
detik.
Gambar. Hubungan antara Tes, Pengukuran dan
3. Evaluasi Evaluasi. Sumber : Ismaryati (2006:2)